Info Penerimaan Santri Baru @penerimaansantribaru Channel on Telegram

Info Penerimaan Santri Baru

@penerimaansantribaru


Informasi Penerimaan Santri Baru Ma'had Ahlussunnah di Seluruh Indonesia.

๐Ÿ“ง Admin: [email protected]

Barokallahu fiikum

Info Penerimaan Santri Baru (Indonesian)

Selamat datang di Info Penerimaan Santri Baru! Channel ini merupakan sumber informasi terpercaya untuk Penerimaan Santri Baru di Ma'had Ahlussunnah di Seluruh Indonesia. Jika Anda atau orang yang Anda kenal tertarik untuk bergabung sebagai santri baru, channel ini adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan.

Siapa sebenarnya yang bisa bergabung sebagai santri baru? Penerimaan Santri Baru umumnya terbuka untuk semua calon santri yang ingin belajar agama dan budaya Islam secara mendalam. Informasi terkait proses pendaftaran, persyaratan, dan tahapan seleksi dapat Anda temukan di sini.

Channel ini diadmin oleh tim yang siap membantu menjawab pertanyaan dan memberikan panduan bagi calon santri baru. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi Admin melalui email di [email protected].

Jadi, jika Anda atau seseorang yang Anda kenal tertarik untuk menjadi bagian dari Ma'had Ahlussunnah dan memperdalam pengetahuan tentang Islam, bergabunglah dengan Info Penerimaan Santri Baru sekarang! Barokallahu fiikum.

Info Penerimaan Santri Baru

20 Nov, 22:01


MUSABAQAH AL IMAM IBNUL JAZARI KE-3
Lebih dari 7800 Pendengar

Live streaming babak final Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 untuk Marhalah Aliyah dan Jami'ah di Ahad (17/11) disimak 3598 pendengar. Jumlah tersebut gabungan dari pendengar 5 radio digital di aplikasi RII (Radio Islam Indonesia) dan chanel resmi Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari di Telegram.

Hajatan di Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas itu berlangsung selama 3 hari (15-17/11). Musabaqah tersebut untuk Marhalah Aliyah dan Jami'ah. Dua marhalah lainnya --Ibtidaiyyah dan Mutawassithah-- sudah dilaksanakan di 2 ma'had berbeda sebelumnya.

Mungkin ada yang bertanya, berapa jumlah pendengar live streaming Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 selama 3 hari hajatan?

Jawabannya: lebih dari 7800. Itu berdasarkan jumlah terbanyak dari akun (HP) yang tersambung dengan RII di 3 hari acara tersebut.

Pada hari Jumat (15/11) di sesi penyisihan Marhalah Aliyah didengarkan 1883 akun. Hari Sabtu (16/11) melanjutkan sesi penyisihan Marhalah Aliyah disimak 2353 akun. Hari Ahad (17/11) --babak penyisihan dan final Marhalah Aliyah dan Jami'ah-- diikuti 3598 akun.

Jadi, total jumlah akun (HP) yang menyimak live streaming selama 3 hari adalah 7834. Jumlah tersebut memang bukan jumlah pendengar yang berbeda, karena bisa jadi sebuah akun (HP) menyimak terus di 3 hari. Kemungkinan besar beberapa di antara mereka itu orangnya sama.

Namun beda untuk jumlah 3598 akun yang tersambung dengan RII dan channel Telegram di babak final. Bisa dipastikan jumlah pendengarnya lebih dari 3598 orang. Di Masjid An Nur --tempat berlangsungnya MTQ-- paling tidak ada 500-an orang yang hadir mendengarkannya secara langsung.

Apalagi di babak final, lumrah 1 akun (HP) didengar lebih dari 1 orang. Anggota keluarga besar finalis tentunya menyimak barengan. Seperti keluarga sang juara 1 Marhalah Jami'ah --atas nama Zakariya Qeis--, 1 HP didengarkan oleh 6 orang (ayah, ibu dan 4 adiknya).

Ma'had asal finalis biasanya malah bikin acara dengar bareng (debar). "Rata-rata maโ€™had yang mengirim perwakilannya dan masuk final, biasanya ada acara dengar bareng. Seperti tahun lalu di Maโ€™had as Sunnah Batu, 2 perwakilannya masuk final," tutur Helmi Effendi, pegiat dakwah di Semarang.

Seperti debar yang dilakukan Pondok Pesantren Daarul Atsar Temanggung. Para santri menyimak live streaming Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 di masjid ponpes. Santri ponpes tersebut ada yang lolos babak final dan tampil sebagai juara 1 Marhalah Aliyah atas nama Muhammad Farel.

Pun begitu yang dilakukan Ma'had Ta'dhimus Sunnah Wonosobo. Mereka gelar debar live streaming di masjid ma'had hingga pukul 24.00. Salah satu finalis Marhalah Aliyah --atas nama Al Mutsanna-- merupakan santri Ta'dhimus Sunnah Wonosobo. Al Mutsanna berhasil meraih predikat juara 2.

Mendengarkan live streaming babak final Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 memang mendebarkan. Para finalis benar-benar pilihan sehingga kompetisi sangat ketat. Hafalan dan bacaan mereka bagus-bagus.

Hadiah umroh bagi juara 1 dan 2 --Marhalah Aliyah dan Jami'ah-- memicu para finalis menampilkan performa terbaiknya. Khusus untuk juara 1 dan 2 Marhalah Jami'ah, diupayakan bisa tinggal selama setahun di Madinah sehingga bisa bermajelis ilmu di hadapan masyaikh.

Untuk itu jika ada yang pengin berta'awun hendak ikut mensukseskan proses pemberangkatan umroh para juara tersebut, silakan hubungi Abu Fahmi Kohir di nomor 0852-9367-0339. Beliau adalah Ketua Panitia Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 18 Jumadilawal 1446H/20 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Info Penerimaan Santri Baru

18 Nov, 09:41


Bisa dibilang Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 untuk Marhalah Aliyah dan Jami'ah di Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor itu perlombaan para juara. Bahkan MTQ itu sendiri pantas juga disebut juara. Juara dari sebuah acara yang menarik untuk disimak.

Pada malam babak final Marhalah Jami'ah tercatat 3287 jumlah akun yang mengikuti siaran live di beberapa radio digital di aplikasi RII. Itu artinya lebih dari 3287 pendengar. Diasumsikan 1 akun yang menyimak RII bisa didengarkan lebih dari 1 orang. Seperti yang dilakukan oleh keluarga sang juara Zakariya Qeis, 1 HP didengarkan oleh 6 orang (ayah, ibu dan 4 adiknya).

Itu belum termasuk jumlah yang ikut mendengarkan live streaming di channel resmi Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari di Telegram. Tercatat ada 311 listener di babak final malam itu.

Boleh dibilang, mereka semua yang ada di Kalibagor di akhir pekan lalu itu adalah para juara.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 16 Jumadilawal 1446H/18 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Info Penerimaan Santri Baru

18 Nov, 09:41


MUSABAQAH AL IMAM IBNUL JAZARI KE-3
Tiada Mata Tak Hilang Cahaya

Tangis haru pecah seketika malam itu ketika mendengar nama Zakariya Qeis diputuskan sebagai juara 1 di Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 (15-17/11) untuk Marhalah Jami'ah. Tangisan haru bercampur bahagia yang tak terkira dari keluarga Zakariya Qeis.

"Senang dan haru. Benar-benar nggak nyangka," ujar Dedi Qois, ayahanda Zakariya Qeis.

Dedi Qois sendiri sebenarnya tidak berani berharap anaknya bisa juara. Kondisi anak sulungnya yang berusia 22 tahun itu kurang fit. Sedikit flu ketika mengikuti MTQ yang berlangsung di Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas itu.

"Alhamdulillah support dan doa teman-teman menguatkan dia bisa ikutan," katanya.

Dedi Qois menuturkan, sebenarnya Zakariya Qeis yang hafidz di usia 10 tahun itu enggan ikut berpartisipasi di Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3. Kata dia, masih ada kakak kelasnya yang lebih bagus darinya.

Biidznillah, Abu Fahmi Kohir --pengurus Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor-- berhasil memotivasi santrinya itu untuk ikutan. Menghasung Zakariya Qeis turut berpartisipasi untuk meramaikan acara.

Makanya Dedi Qois tidak menyangka anaknya jadi juara 1. Tampilnya Zakariya Qeis sebagai peserta MTQ Marhalah Jami'ah sudah sangat membanggakannya sebagai orang tua. Pun seandainya Zakariya Qeis tidak menjadi juara sekali pun.

"Dia selamanya juara bagiku. Karena aku belum bisa memberikan yang terbaik padanya kecuali menjadikan dia penghafal al Quran," tutur Dedi Qois.

Benar. Enam puluh santri peserta MTQ Marhalah Aliyah dan 13 santri peserta Marhalah Jami'ah adalah juara di mata orang tua mereka.

Anak-anak itu sudah jadi juara sebelum berlomba. Tidak semua anak-anak seusia mereka sanggup menghafal 30 juz al Quran. Mereka para peserta itu juara di antara teman-teman seusianya. Membanggakan.

Bangga juga dirasakan oleh Johar Arifin. Beliau adalah ayahanda Ramadhan Najib peserta Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 untuk Marhalah Aliyah. Peserta nomor 48 yang berasal dari Ma'had Ar Risalah Jombang itu berhasil lolos ke babak final.

"MasyaAllah, bangga pol dan terharu. Kami tidak pernah menyangka akan bisa masuk babak final," kata Johar Arifin.

Siapa yang tidak bangga? Qodarullah wa maa syafa'a fa'al. Ananda Ramadhan Najib lahir dalam kondisi tidak bisa melihat. Tuna netra. Meski demikian sejak usia 15 tahun dia sudah hafidz. Hafal 30 juz dari al Quran.

Semua atas kehendak Allah 'azza wa jalla, kemudian kegigihan dan kesabaran Johar Arifin untuk mengajari anaknya bisa membaca al Quran braille (khusus untuk tuna netra). Sejak Ramadhan Najib berusia 10 tahun, Johar Arifin mulai mengajarinya membaca al Quran braille.

Dalam sehari waktu untuk belajar membaca al Quran braille bisa hingga 8 jam. Waktunya tidak tertentu. "Suka-suka dia. Setiap bangun dia belajar al Quran braille," kenang Johar Arifin.

Johar Arifin sendirilah yang memotivasi anaknya yang berusia 18 tahun itu untuk ikutan berlomba di Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3. Johar Arifin punya beberapa alasan mengapa mendorong anaknya berangkat ke Kalibagor.

"Agar bisa dijadikan ibrah bagi santri agar senantiasa semangat dalam belajar dan menghafal al Quran. Memotivasi para orang tua yang memiliki anak ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) agar jangan berkecil hati. Terus berupaya menggali kemampuan anak dengan segala keterbatasannya. Memperkenalkan adanya pondok ahlussunnah yang mengajari santri berkebutuhan khusus meski masih khusus anak buta," papar Johar Arifin yang mempunyai semboyan untuk Ramadhan Najib: "Tiada Mata Tak Hilang Cahaya".

"Campur aduk. Bahagia, deg-degan, grogi, dan seperti mimpi," lanjut Johar Arifin ketika melihat Ramadhan Najib tampil di MTQ di Kalibagor.

Setiap orang tua pastinya punya impian anaknya bisa hafidz seperti Ramadhan Najib. Biidznillah, Johar Arifin sudah bisa mewujudkan impian itu. Johar Arifin adalah sang juara di antara para orang tua lain yang sedang mewujudkan impian itu.

Info Penerimaan Santri Baru

17 Nov, 22:15


Jumlah pendengar siaran langsung babak final Musabaqah Al Imam Ibnul Jazary Ke 3 tadi malam, Allohumabarik

Info Penerimaan Santri Baru

17 Nov, 22:15


Ananda Muhammad Farel hafidzahullah

Info Penerimaan Santri Baru

17 Nov, 22:15


Pemenang Musabaqoh Ibnul Jazari ke 3 Marhalah Aliyah

Info Penerimaan Santri Baru

17 Nov, 22:15


Ananda Zakariya Qeis hafidzahullah

Info Penerimaan Santri Baru

17 Nov, 22:15


Pemenang Musabaqoh Ibnul Jazari ke 3 Marhalah Jamiโ€™ah

Info Penerimaan Santri Baru

10 Nov, 08:42


BOLEHKAH ANAK-ANAK DI BAWAH TUJUH TAHUN DIAJAR OLEH GURU LAWAN JENIS?

โœ’๏ธ Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Bolehkah guru laki-laki mengajar anak-anak perempuan yang masih kecil di bawah umur tujuh tahun?

Jawaban:
Tidak masalah pada yang demikian itu, karena mereka bukan termasuk orang-orang yang teranggap memiliki aurat.

Hanya saja menjadikan mereka diajar oleh para guru perempuan lebih utama dan lebih hati-hati, karena terkadang ada sifat meremehkan, dan terkadang pada anak-anak perempuan itu ada yang umurnya lebih dari tujuh tahun atau sampai sembilan tahun.

Jadi sepantasnya menutup pintu ini dan tidak memegang pengajaran anak-anak perempuan kecuali para guru perempuan walaupun mereka masih kecil, agar hal itu tidak merembet hingga mengajar anak-anak perempuan yang sudah besar dan agar tidak menyeret kepada fitnah.

Demikian juga anak-anak laki-laki yang masih kecil yang memegang pengajaran mereka juga para guru laki-laki.

Jangan dibuka medannya dalam hal itu untuk laki-laki bersama perempuan, karena jika pintunya terbuka maka manusia akan meremehkan perkara ini.

Jadi anak-anak laki-laki yang masih kecil diajar oleh para guru laki-laki seperti orang-orang dewasa, dan anak-anak perempuan yang masih kecil diajar oleh para guru perempuan dewasa, demi menutup pintu dan menghilangkan sebab-sebab munculnya fitnah.

๐Ÿ“š Fatawa Nurun Alad Darbi, XXV/201

https://t.me/salafytabalong/8592

Info Penerimaan Santri Baru

06 Nov, 00:26


KETIKA SAYA BERPALING DARI FATWA ULAMA DENGAN MEMILIH PENDAPAT ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMILIKI KAPASITAS


๐ŸŽ™๏ธ Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah


Pertanyaan:
Orang yang telah mengetahui kebenaran dari para ulama yang diakui, lalu dia menyelisihinya dengan memilih fatwa-fatwa orang-orang yang tidak memiliki kapasitas, apakah dia dianggap telah menjadikan mereka sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah)?

Jawaban:
Tidak diragukan lagi, jika dia mengetahui bahwa mereka (orang-orang yang tidak memiliki kapasitas) berada dalam kesalahan, lalu dia menyebarkan pendapat mereka karena sebuah kepentingan, apakah untuk menghancurkan kebenaran atau untuk mengaburkan kebenaran, atau untuk menentang orang-orang yang mengikuti kebenaran, maka tidak diragukan lagi bahwa dia telah menjadikan mereka sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah).


https://youtu.be/hlPb9O9BPlY?si=UIg-wOdKEIXukDwU

https://t.me/salafytabalong

Info Penerimaan Santri Baru

05 Nov, 00:14


DEMI IJAZAH BOLEHKAH BELAJAR DI LEMBAGA PENDIDIKAN SUFI DAN AHLI BID'AH?


๐ŸŽ™๏ธ Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah


Pertanyaan:
Saya seorang imam masjid di sebuah negeri, apakah saya boleh masuk ke sekolah-sekolah umum untuk mendapatkan ijazah, perlu diketahui tahu bahwa sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah sufi, dan jika saya tidak mendapatkan ijazah tersebut, mereka mungkin akan mencopot saya sebagai imam masjid jika saya tidak memiliki ijazah, maka apakah saya boleh masuk ke sekolah-sekolah tersebut?

Jawaban:
Tidak boleh, walaupun mereka menurunkan dirimu, perkaranya ringan!

Jangan masuk ke dalam sekolah-sekolah sufi dan ahli bid'ah, walaupun mereka menurunkan dirimu (dari jabatanmu)!

Mencari rezeki dan dakwah itu dimudahkan di setiap bidang, tidak terbatas menjadi imam.


https://youtu.be/cwZt6Zim7mc?si=3l_7Fxjmld2fOQ6o

https://t.me/salafytabalong

Info Penerimaan Santri Baru

04 Nov, 00:26


Maka yang menjadi rujukan dalam masalah tersebut adalah apa yang merupakan tuntutan dari Sunnah yang suci, yaitu Sunnah Nabi แนฃallallฤhu 'alaihi wa sallam yang dibangun di atas Kitab Allah Azza wa Jalla dan Sunnah Rasulullah แนฃallallฤhu 'alaihi wa sallam.

Jika apa yang mereka lakukan sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka itu bukan sesuatu yang memberatkan, tetapi keringanan dan kemudahan, walaupun sebagian orang yang meremehkan menganggapnya sebagai sesuatu yang memberatkan, maka tidak teranggap apa yang mereka nilai itu, karena jika itu sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka itu sesuatu yang mudah, sebagaimana sabda Nabi แนฃallallฤhu 'alaihi wa sallam,

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู†ูŽ ูŠูุณู’ุฑูŒ.

"Sesungguhnya agama ini mudah."

(Lihat: Al-Bukhari no. 39 --pent)

Tetapi sebagian orang yang meremehkan terkadang menganggap mungkar sebagian syariat Islam dan dia menganggap bahwa melaksanakannya sebagai suatu yang memberatkan, sehingga dia mencap orang-orang yang berpegang teguh dengannya sebagai orang yang ekstrim dalam agama mereka.

Kami tidak mengingkari adanya sekelompok orang yang berlebih-lebihan dalam beragama, menambah-nambahi agama dan bersikap keras terhadap orang yang tidak sependapat dengan mereka dalam sebagian perkara yang dibolehkan ijtihad padanya dan umat boleh berbeda pendapat padanya, maka sikap mereka ini tidak teranggap karena mereka berlebih-lebihan.

Demikian juga dengan orang-orang yang meremehkan dan menganggap bahwa berpegang teguh dengan syariat sebagai sikap yang memberatkan, mereka juga tidak teranggap karena mereka meremehkan.

Agama yang benar itu di antara yang berlebih-lebihan dan yang meremehkan.


https://youtu.be/dRXKO57A4GI?si=fxVq60OUIAEUtY51

https://t.me/salafytabalong

Info Penerimaan Santri Baru

04 Nov, 00:26


APAKAH MEMPELAJARI ILMU-ILMU DUNIA ADALAH PERKARA YANG TERCELA DAN BOLEH DIRENDAHKAN?


๐ŸŽ™๏ธ Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:

Saya melihat alhamdulillah para pemuda saat ini secara khusus mereka berkomitmen untuk menaati Allah, tetapi kami melihat mereka cenderung hanya mempelajari hadits, tafsir, tauhid dan fiqih saja, dan mereka mengabaikan mata pelajaran lain seperti matematika dan sains, dan mereka mengatakan bahwa mereka hanya menginginkan akhirat.

Kami tidak menghalangi mereka untuk mengingat Allah, tetapi Allah Azza wa Jalla telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu dan mendorong kita untuk melakukannya.

Maka kami ingin Anda memberikan gambaran sederhana tentang keutamaan ilmu dan juga terus terang kami melihat upaya mereka padanya benar-benar sebagai hal yang memberat-beratkan.
Kami mohon faedah dari Anda.

Jawaban:

Tidak diragukan lagi bahwa apa yang disebutkan oleh penanya bahwa ilmu itu tidak terbatas pada ilmu-ilmu syariat, seperti tafsir, hadits, tauhid, fikih dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya.

Tetapi ilmu yang terpuji secara mutlak adalah ilmu-ilmu ini, inilah yang diperintahkan oleh Allah, inilah ilmu-ilmu yang memiliki keutamaan, dan inilah ilmu-ilmu yang Allah sebutkan dalam firman-Nya,

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูุจูŽุงุฏูู‡ู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู.

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama."

(QS. Fathir: 28)

Allah juga berfirman tentangnya,

ูŠูŽุฑู’ููŽุนู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุกุงู…ูŽู†ููˆุง ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃููˆุชููˆุง ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุงุชู.

"Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat."

(QS. Al-Mujadalah: 11)

Dan Nabi แนฃallallฤhu 'alaihi wa sallam bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู„ูŽูƒูŽ ุทูŽุฑููŠู‚ู‹ุง ูŠูŽู„ู’ุชูŽู…ูุณู ูููŠู‡ู ุนูู„ู’ู…ู‹ุง ุณูŽู‡ู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู‡ู ุจูู‡ู ุทูŽุฑููŠู‚ู‹ุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู.

"Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka untuk mencari ilmu (agama), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."

(Lihat: Shahih Muslim no. 2699 --pent)

Nabi แนฃallallฤhu 'alaihi wa sallam juga bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจูู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ูŠูููŽู‚ู‘ูู‡ู’ู‡ู ููŠ ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู.

"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, niscaya Allah akan membuatnya paham tentang ilmu agama."

(Lihat: Shahih Al-Bukhari, no. 71 --pent)

Adapun ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan dunia, maka ia termasuk ilmu mubah, yang jika seseorang menggunakannya sebagai sarana kepada kebaikan maka itu merupakan hal yang baik, dan jika menggunakannya sebagai sarana kepada keburukan maka itu merupakan hal yang buruk.

Jadi ilmu jenis ini tidak dipuji karena ilmu itu sendiri dan tidak pula dicela karena ilmu itu sendiri, tetapi berdasarkan apa yang menjadi tujuan dari ilmu-ilmu tersebut.

Ada juga ilmu-ilmu yang lainnya yang membahayakan, bisa dalam masalah akidah, akhlak, dan perilaku. Ini diharamkan dan tercela secara mutlak.

Jadi ilmu itu ada tiga macam, yaitu ilmu yang terpuji secara mutlak, ilmu yang tercela secara mutlak, dan ilmu yang mubah yang tercela atau terpuji tergantung dengan apa yang menjadi tujuannya.

Nash-nash yang ada tentang keutamaan ilmu dan anjuran untuk menuntutnya hanya berkaitan dengan jenis yang pertama, yaitu ilmu yang terpuji secara mutlak (ilmu syar'i).

Jika ilmu-ilmu yang berkaitan dengan dunia bermanfaat bagi hamba-hamba Allah dan tidak menyibukkan diri dari hal yang lebih penting darinya, maka mempelajarinya sifatnya terpuji karena adanya kemaslahatan umum dan pribadi yang dicapainya.

Dan tidak sepantasnya bagi kita untuk merendahkannya hingga kita menganggapnya tidak memiliki nilai, dalam keadaan ilmu-ilmu itu bermanfaat bagi hamba-hamba Allah.

Adapun pernyataannya bahwa dia menilai orang-orang tersebut sangat ekstrim dalam agama, maka penilaian memberatkan dan mengentengkan itu relatif.

Bisa jadi seseorang menilai sesuatu itu berat, sedangkan menurut orang lain ringan, dan bisa jadi seseorang menilai sesuatu itu ringan, sedangkan menurut orang lain berat.

Info Penerimaan Santri Baru

03 Nov, 05:44


MEMANG YANG MEMILIKI KEUTAMAAN BESAR ADALAH ILMU SYAR'I, TETAPI TEPATKAH MENGINGKARI ORANG YANG KULIAH ILMU-ILMU DUNIA?


๐ŸŽ™๏ธSyaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah

Pertanyaan:
Orang yang mempelajari ilmu-ilmu dunia seperti kedokteran, teknik dan selainnya dengan tujuan untuk mendapatkan harta dan menjaga kehormatan dirinya dari meminta-minta kepada orang lain, apakah hal itu teranggap sebagai ibadah yang akan mendapatkan pahala?

Jawaban:
Ya, jika dia mempelajari sebuah profesi dan pekerjaan dengan tujuan untuk mencukupi dirinya dari orang lain, maka dia mendapatkan pahala.

Seperti orang yang mencari rezeki dengan tujuan agar dia tidak butuh (meminta-minta) kepada orang lain, misalnya dia melakukan jual beli atau menjadikan dirinya sebagai orang yang mendapatkan upah atas suatu pekerjaan dengan tujuan agar tidak meminta-minta kepada orang lain, maka dia mendapatkan pahala dalam hal ini.


https://youtu.be/ReYO1LFoGwU?si=eCyAM_w85rqMKQnV

** (Judul dari penerjemah)

https://t.me/salafytabalong

Info Penerimaan Santri Baru

02 Nov, 00:38


Jadi niat memiliki pengaruh besar dalam mengubah yang baik menjadi buruk dan yang buruk menjadi baik.


https://t.me/salafytabalong/8553

Info Penerimaan Santri Baru

02 Nov, 00:38


KAPAN MENUNTUT ILMU UNTUK MERAIH IJAZAH TIDAK BERTENTANGAN DENGAN KEIKHLASAN?


๐ŸŽ™๏ธSyaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

Apa lawan dari ikhalasnya niat?
Lawan dari ikhlasnya niat adalah syirik dalam niat.
Yaitu dengan seseorang menuntut ilmu untuk tujuan agar manusia mendatanginya, membanggakan diri kepada para ulama, dan mendebat orang-orang bodoh.
Dia tidak bertujuan selain ini.

Dia hanya ingin agar pandangan manusia tertuju padanya.
Atau dia ingin membawa sertifikat di sakunya agar dia bisa mencapai tingkat keenam dalam jabatan misalnya.
Yang pertama tujuannya riya'.
Sedangkan yang kedua menginginkan dunia.

Apakah yang seperti ini ikhlas?
Tidak ikhlas.
Orang yang menginginkan dunia atau agar dilihat oleh manusia dengan cara menjadi pemimpin dalam urusan agama bukan orang yang ikhlas.

Kita katakan kepada al-akh (saudara) yang memiliki tujuan yang buruk seperti ini:
Saudaraku, ikhlaskan niat dan kepemimpinan akan datang kepadamu, ikhlaskan niat dan kepemimpinan akan datang kepadamu, ikhlaskan niat dan rezeki akan datang kepadamu.

Jangan jadikan dunia atau kepemimpinan di dunia sebagai tujuan!

Kita mendengar doa dalam qunut:

ู„ูŽุง ุชูŽุฌู’ุนูŽู„ู ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูŽ ู‡ูŽู…ูู‘ู†ูŽุง ูˆูŽู„ุงูŽ ู…ูŽุจู’ู„ูŽุบูŽ ุนูู„ู’ู…ูู†ูŽุง.

"Jangan jadikan dunia tujuan terbesar kami dan puncak ilmu kami."

Mungkin diantara hadirin ada yang mengatakan, "Jazakallahu khairan, Anda membuat belajar kami di universitas-universitas dan sekolah-sekolah tidak memiliki harapan lagi."

Ya, mungkin ada yang mengatakan seperti ini.

"Jika demikian sejak berakhirnya liburan maka kami akan mengajukan pengunduran diri, karena jika kami terus melanjutkan kuliah maka hal itu artinya kami terancam hukuman, karena sesungguhnya siapa saja yang menuntut ilmu-ilmu yang seharusnya tujuannya adalah mengharapkan wajah Allah namun dia tidak menginginkan selain mendapatkan kepentingan dunia maka dia tidak akan mencium bau surga. Masalahnya tidak remeh. Jadi Anda membuat kami merasa tidak memiliki harapan lagi."

Saya katakan:
Semoga Allah memaafkan dirimu ketika engkau mengarahkan anggapan yang buruk ini kepada saya.

Saya tidak menjadikan orang-orang yang belajar di universitas-universitas hilang harapan, bahkan saya memotivasi mereka.
Tetapi saya katakan: Ikhlaskan niat!


Bagaimana cara mengikhlaskan niat?

Mungkin engkau akan mengatakan, "Sekarang zaman sudah berubah dan seseorang tidak bisa naik ke kepemimpinan dan pendidikan kecuali dengan ijazah. Jadi saya ingin mendapatkan ijazah ini agar bisa mencapai posisi di mana saya bisa memberi manfaat bagi orang banyak."

Menurut kalian jika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengajukan lamaran untuk mengajar di universitas sekarang, lalu kita melihat lamaran tersebut dan ternyata beliau tidak memiliki ijazah sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas dan universitas. Beliau akan diterima atau tidak?

(Ada yang menjawab): Diterima.

Tidak akan diterima berdasarkan peraturan, berdasarkan peraturan tidak akan diterima, berdasarkan peraturan tidak akan diterima.

Saya akan menerima beliau seandainya beliau ingin menjadi rektor universitas, tetapi selain saya tidak akan menerima beliau.

Bagaimanapun menurut peraturan beliau tidak akan diterima.

Jadi misalnya saya dengan ijazah ini ingin bisa mengajar di universitas agar saya bisa memberi manfaat bagi manusia, apakah sekarang niat berubah menjadi niat yang ikhlas?

Ya, insyaallah niat yang ikhlas selama ini tujuannya.

Niat-niat memiliki pengaruh terhadap amal-amal.

Perhatikan orang yang berhijrah dibagi oleh Nabi alaihis shalatu wassalam menjadi dua macam:

ููŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู‡ูุฌู’ุฑูŽุชูู‡ู ุฅูู„ููŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ููŽู‡ูุฌู’ุฑูŽุชูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู‡ูุฌู’ุฑูŽุชูู‡ู ู„ูุฏูู†ู’ูŠูŽุง ูŠูุตููŠู’ุจูู‡ูŽุงุŒ ุฃูŽูˆู’ ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู ูŠูŽู†ู’ูƒูุญูู‡ูŽุงุŒ ููŽู‡ูุฌู’ุฑูŽุชูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ู‡ูŽุงุฌูŽุฑูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู.

"Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan tersebut."

Amalnya satu, tetapi niatnya berbeda.

Info Penerimaan Santri Baru

31 Oct, 03:38


TEPATKAH MENINGGALKAN KULIAH SYAR'IAH KARENA KHAWATIR TIDAK IKHLAS?


๐ŸŽ™๏ธSyaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:

Fadhilatusy Syaikh, Rasulullah ๏ทบ bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ุทู„ุจ ุนูู„ู’ู…ู‹ุง ู…ูู…ู‘ูŽุง ูŠูุจู’ุชูŽุบูŽู‰ ุจูู‡ู ูˆูŽุฌู’ู‡ู ุงู„ู„ู‡ ู„ุงูŽ ูŠุฑูŠุฏ ุจู‡ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุนูŽุฑูŽุถู‹ุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฌูุฏู’ ุนูŽุฑู’ููŽ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู.

"Siapa yang mencari ilmu yang seharusnya tujuannya adalah mengharapkan wajah Allah, namun dia tidak menginginkan selain mendapatkan kepentingan dunia ini, maka dia tidak akan mencium bau surga."

Atau yang semakna.

Saya seorang mahasiswa di universitas dan kami mempelajari ilmu-ilmu syariat. Saya sering berkata: Saya akan berhenti kuliah karena hadist ini, karena saya merasa tidak ikhlas dalam menuntut ilmu, bahkan saya belajar demi gelar dan harta, dan saya ragu-ragu. Maka saya mengharapkan Anda untuk membimbing saya, dan semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.

Jawaban:
Ya. Saya katakan: Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan atas pertanyaan ini yang mungkin menjadi permasalahan bagi banyak para penuntut ilmu.

Termasuk perkara yang diketahui bahwa mereka yang belajar di universitas ingin menduduki posisi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, sementara tidak ada jalan untuk melakukannya kecuali dengan ijazah.

Jadi jika dia belajar di universitas untuk mendapatkan gelar, sehingga dia bisa jadi guru, hakim, pengajar, pembimbing atau pemberi nasehat, maka ini sesuatu yang bagus. Ini adalah niat yang baik dan tidak ada salahnya.

Karena sekarang termasuk perkara yang diketahui bahwa jika seorang ulama, ulama dan ulama dia datang tanpa ijazah dan ingin menjadi guru besar di universitas, apakah dia ia akan diterima?!
Dia tidak akan diterima karena tidak memiliki ijazah.


Maka kami katakan kepada saudara-saudara kami:
Niat kalian baik jika dengan ijazah ini kalian ingin menempati kedudukan yang dengannya kalian bisa bermanfaat bagi hamba-hamba Allah.

Itu adalah niat yang baik dan tidak ada masalah padanya.


https://t.me/salafytabalong/8542

Info Penerimaan Santri Baru

30 Oct, 05:38


DI MASA INI TANPA IJAZAH WALAUPUN SEKELAS IBNU TAIMIYYAH TIDAK AKAN DIIZINKAN MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR


๐ŸŽ™๏ธSyaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

Adapun niat mendapatkan ijazah dalam menuntut ilmu dengan tujuan untuk mengajar maka ini merupakan niat untuk kebaikan, bukan niat untuk mendapatkan dunia, karena sekarang ini ijazah memiliki pengaruh terhadap pemberian izin bagi seseorang untuk mengajar.

Seandainya seseorang seperti Ibnu Taimiyyah namun tidak memiliki ijazah, dia tidak akan diberi izin untuk mengajar.

Saya tidak tahu seandainya Ahmad bin Taimiyyah datang dan mengatakan, "Saya datang ke kalian agar kalian mengizinkan saya mengajar di sekolah dasar," mungkin mereka akan mengatakan kepada beliau, "Anda tidak memiliki ijazah, kami tidak bisa menerima."

Ya benar beliau rahimahullah (ilmunya) lebih tinggi dari universitas, tetapi maksud saya sekarang ini masalahnya telah dibangun berdasarkan ijazah.

Jadi jika seseorang mengatakan, "Saya ingin meraih ijazah dengan tujuan agar bisa mengajar dan memberi manfaat bagi orang lain atau agar saya bisa berada pada posisi yang bisa memberi manfaat kepada orang lain," maka ini adalah niat yang baik.

https://t.me/salafytabalong/8535

Info Penerimaan Santri Baru

29 Oct, 13:13


๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.

Pasal 6
(1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.

Hak dan Kewajiban Orang Tua
Pasal 7
(1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.
(2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya

https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/UU_tahun2003_nomor020.pdf

Info Penerimaan Santri Baru

29 Oct, 13:12


๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2023 TENTANG UJI KESETARAAN

https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_20230525_084958_2023pmkemdikbudristek31.pdf