Catatan Ringkas @catatanringkas Channel on Telegram

Catatan Ringkas

@catatanringkas


Berbagi ilmu dan faedah
Ringkas dan ringan

t.me/dr_bahiyya
Silahkan share jika bermanfaat

http://www.linkedin.com/in/fidamunadzir

Catatan Ringkas (Indonesian)

Catatan Ringkas adalah sebuah kanal Telegram yang didedikasikan untuk berbagi ilmu dan faedah secara ringkas dan ringan. Dikelola oleh dr. Bahiyya, kanal ini menyajikan informasi-informasi penting dalam format yang mudah dipahami dan diserap oleh pembaca. Dari tips kesehatan hingga motivasi hidup, Catatan Ringkas hadir untuk memberikan inspirasi dan pengetahuan baru bagi para pengikutnya.

Siapa dr. Bahiyya? Beliau adalah seorang praktisi medis yang berpengalaman dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan. Dengan pengalaman serta pengetahuannya, dr. Bahiyya ingin berbagi informasi yang berguna melalui kanal ini.

Jika Anda mencari sumber inspirasi dan pengetahuan ringkas, Catatan Ringkas adalah jawabannya. Dengan konten-konten yang relevan dan bermanfaat, kanal ini akan membuat pengalaman belajar Anda menjadi lebih menyenangkan. Jangan ragu untuk bergabung dan ikuti update terbaru dari Catatan Ringkas di t.me/dr_bahiyya. Bagikan juga informasi yang Anda dapatkan jika dirasa bermanfaat!

Kunjungi juga akun LinkedIn dr. Bahiyya di http://www.linkedin.com/in/fidamunadzir untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Mari bergabung dalam komunitas pembelajaran yang positif dan bermanfaat bersama Catatan Ringkas!

Catatan Ringkas

23 Dec, 01:10


Seolah-olah Tidak Berbuat Apa-apa

Salah satu karunia, nikmat, dan rezeki yang sangat berharga dari Allah untuk hamba-Nya adalah ada keinginan yang tulus untuk menjadi pribadi lebih baik, keinginan berbuat amal shaleh dan menjauhi perbuatan buruk.

Dalam Hadits Qudsiy riwayat Bukhari dan Muslim dari jalur Ibnu Abbas, Allah berfirman bahwa orang yang berkeinginan untuk berbuat kebaikan maka dicatat untuknya pahala kebaikan yang sempurna. Tentunya apalagi jika benar-benar melakukannya maka pahala lebih besar.

Jangan anggap remeh dorongan hati untuk berbuat suatu kebaikan, misalnya keinginan qiyamullail, puasa sunnah, membuka usaha halal, menikah dan mendidik anak, umrah dan haji, membangun masjid, mendirikan sekolahan, dan seterusnya. Keinginan yang jujur bukanlah dianggap basa basi, tetapi sebuah pencapaian yang menunjukkan hamba ber-taqarrub kepada Allah Maha Kuasa.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

22 Dec, 06:33


Hidup Dalam Gelembung Kelalaian

Ada suatu ketakutan besar untuk terjebak menjadi sosok yang standar, seragam, dan menyerupai mayoritas. Hidup dalam "gelembung kelalaian" dan "belenggu kemalasan" hanya membuat hari-hari berjalan tanpa arti. Rutinitas yang terus berulang tanpa adanya refleksi atau peningkatan bisa mengikis semangat dan membelokkan manusia dari kehidupan yang bermakna.

Perjuangan mesti dikerahkan untuk memastikan kehidupan tetap terasa nyata dan penuh makna. Doa dan dzikir menjadi pengingat untuk menikmati setiap detik yang berjalan. Merawat kecintaan pada ketaatan dan terus memperbaruinya, mengumpulkan kebijaksanaan dan amalan di setiap ilmu baru, dan menikmati "kesan pertama" setiap mencapai prestasi dalam ibadah adalah bagian penting dari perjalanan hidup ini.

Target harian patut difokuskan untuk membangun aktifitas dengan kesadaran penuh dan fokus yang tajam, apa manfaatnya, ditujukan untuk siapa dan bagaimana cara melakukannya. Hidup dengan kelalaian, statis tidak pernah meningkat lebih baik, atau bahkan hanya menjiplak pola orang lain tanpa alasan yang benar, merupakan ancaman nyata yang harus dihindari.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

21 Dec, 11:58


Anehnya Mereka Tidak Pernah Menuntut Mukjizat Dari Berhala

Sungguh aneh! Dahulu kaum musyrikin begitu gigih meminta para nabi untuk menunjukkan mukjizat atau bukti nyata kenabian sebagai tanda kebenaran risalah mereka, sementara di sisi lain mereka menuhankan patung-patung yang bisu dan tuli, yang tidak mampu berbicara, mendengar, apalagi memberikan manfaat atau menolak bahaya. Anehnya, mereka tidak pernah meminta bukti sedikit pun dari berhala-berhala itu untuk menunjukkan bahwa mereka sesembahan. Bukankah ini sebuah kontradiksi yang mencolok dan keanehan yang nyata?

Ternyata pola ini terus berulang hingga zaman modern. Banyak orang saat ini yang sangat kritis mempertanyakan kebenaran agama dan wahyu, menuntut bukti ilmiah dan logis yang kuat, tetapi di saat yang sama, mereka menerima begitu saja segala macam gagasan sampah, ideologi absurd, atau teori yang tidak memiliki dasar kuat.

Terkadang mereka bahkan dari kalangan ilmuwan atau para peneliti yang berada di level intelektual tertentu. Jadi sebenarnya masalahnya bukan pada sisi kritis atau tidak kritis, tapi pada jujur atau tidak jujur dalam mencari kebenaran. Karena jika dipelajari dengan metode yang tepat, kebenaran dapat dibuktikan secara ilmiah dan logis.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

21 Dec, 03:47


Sharia First, True Success For Financial

Finansial yang sehat adalah pondasi hidup yang harus selalu on track, karena tanpanya, kita sangat mudah jatuh ke jurang utang dan gaya hidup yang tidak sustainable. Dalam hustle dunia ekonomi, sering kali kita tergoda untuk mengejar tren atau investasi instan, tetapi jangan lupa bahwa prinsip syariah itu non-negotiable. Hidup yang berkah adalah hidup yang stand firm di atas nilai kejujuran, keberkahan, dan tanggung jawab, meskipun vibes materi duniawi terus melambai-lambai.

Value seseorang tidak diukur dari seberapa shiny aset yang dia punya atau portofolionya yang booming, tetapi dari cara dia mengatur keuangan dengan metode yang benar. Pelanggaran syariat, seperti riba, manipulasi harga, atau investasi haram, bukan sekadar menghilangkan keberkahan, tetapi juga membawa kerugian nyata. Contohnya, sistem utang berbasis riba terbukti membuat banyak orang terjebak dalam jeratan utang tanpa ujung, sementara bisnis yang melibatkan transaksi haram seperti judi atau produk non-halal tidak hanya merugikan individu, tetapi juga menghancurkan ekonomi masyarakat secara luas.

True success bukan soal angka saldo di digital wallet, tetapi tentang kemampuan survive finansial secara halal, ta'awun dalam kebaikan, dan membawa manfaat untuk semua. Dengan mematuhi syariat, kita tidak hanya menjaga keberkahan, tetapi juga ikut mencegah kerusakan sosial dan ekonomi. Let’s hustle smart, stay syariah-compliant, dan bangun ekonomi yang sehat untuk semua!

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

20 Dec, 23:03


Tips Mencari Calon Suami Atau Istri Versi Ushul Fiqh

Dalam mencari pasangan, kita dapat meminjam dan memanfaatkan sejumlah prinsip serta metode dalam Ilmu Ushul Fiqh untuk mempertimbangkan pilihan calon suami atau istri secara bijak. Semoga Allah memberikan kita pasangan yang mendatangkan keberkahan serta mendekatkan kita kepada-Nya.

Gunakan (istihsan) karena terkadang yang terlihat berpenampilan sederhana justru memiliki akhlak dan ilmu yang istimewa. Pertimbangkan (istishlah) yaitu memilih calon yang memahami hak dan kewajiban dalam hubungan pernikahan. Terapkan (istishab) apabila zahirnya memiliki profil yang baik maka tidak perlu menggali aib-aibnya. Pilihlah sesuai standar (‘urf dan adat) dalam menentukan pasangan yang se-kufu’ misalnya kecantikan dan ketampanan atau kekayaan. Catatlah sebagai nilai lebih jika pasangan memiliki kriteria (amal ahli madinah) yaitu memiliki posisi dan kontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat.

Perhitungkan (qaul shahabi) yakni terima saran dan usulan positif dari teman-teman yang baik. Gunakan prinsip (sadd al-dzari’ah) untuk menghindari hal-hal negatif yang bersifat prinsip misalnya dalam perkara akidah. Ambil hikmah dari (syar’u man qablana) yaitu melihat bagaimana kriteria pasangan para pendahulu yang menyebabkan hubungan mereka langgeng dalam kebahagiaan. Lakukan (istiqra') yakni mempertimbangkan secara menyeluruh ketika ada beberapa pilihan calon. Akhirnya, bertindaklah dengan (ihtiyath) yaitu berhati-hati dan bertakwalah dalam mengambil keputusan.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

20 Dec, 07:21


Share Profit Menggiurkan Ini Sulit Dilewatkan

Setiap kali kamu membantu seseorang yang sedang berjuang menuntut ilmu syar'i, misalnya dengan membelikan buku, mentransfer dana untuk membayar tempat tinggal, atau sekadar memberikan support moral, kamu sebenarnya sedang ikut “share profit" dari amal yang mereka lakukan.

Ini adalah investasi jangka panjang yang sangat menggiurkan, karena pahalanya sama persis seperti yang didapat orang itu, tanpa sedikit pun mengurangi pahala mereka. Dengan kata lain, kamu sedang membangun semacam "portofolio pahala" dalam "ekosistem kebaikan" yang terus bertumbuh.

Bahkan, jika kamu memperluas "support system" ini, misalnya dengan wakaf bangunan atau fasilitas yang permanen untuk belajar dan berdakwah, maka kamu juga akan mendapat bagian dari setiap kebaikan yang dilakukan semua orang yang memanfaatkannya. Ini benar-benar win-win situation di dunia dan akhirat! Jadi, yuk, maksimalkan peluang ini dan jadilah “partner pahala” untuk orang lain.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

19 Dec, 21:42


Ilmu Juga Bisa Berbahaya

Ilmu, meskipun pada dasarnya merupakan cahaya yang menuntun seseorang kepada kebenaran dan kebahagiaan, terkadang bisa menjadi jalan menuju perpecahan dan kesesatan jika disalahgunakan.

Dalam beberapa tempat di kitab Allah, terdapat peringatan tentang bahaya ilmu yang berubah arah, dari sarana hidayah menjadi alat untuk memperturutkan hawa nafsu dan mencari keunggulan atas orang lain. Di antara ayat tersebut adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ

Mereka tidak berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian antara sesama mereka... (Asy-Syūrā [42]:14)

Di antara ayat lain yang semakna adalah Al-Baqarah 213, Ali Imran 19, Yunus 93, Al-Jatsiyah 17. Ini mengingatkan bahwa ilmu yang seharusnya menyatukan hati justru menjadi sebab perpecahan ketika dipenuhi dengan ambisi dan kesombongan. Maka, ilmu sejati adalah yang menjadikan pemiliknya tunduk kepada kebenaran.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

18 Dec, 09:31


Manfaat Shalat Buat Yang Tau Tau Aja

Shalat adalah ibadah yang penuh keberkahan dan manfaat luar biasa, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Zaadul Ma'ad.

Shalat menjadi kunci pembuka rezeki, pelindung kesehatan, dan pengusir segala bentuk bahaya. Ia mampu menghilangkan penyakit, memperkuat hati, dan menyinari wajah dengan cahaya ketenangan. Lebih dari itu, shalat menghadirkan kebahagiaan jiwa, mengusir rasa malas, serta memberikan semangat pada tubuh. Ibadah ini juga memperkuat energi, melapangkan dada, dan menjadi makanan ruhani yang menyinari hati. Shalat menjaga nikmat yang tersimpan dan menghindarkan diri seseorang dari bala.

Hal ini lantaran dalam setiap dzikir dan doa yang dipanjatkan, tersembunyi rahasia keajaiban yang dapat merubah hidup menjadi lebih bermakna. Jangan pernah lelah untuk mendirikan shalat, pelajari hukum-hukumnya, hafalkan bacaan-bacaannya.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

18 Dec, 01:58


Begitulah Kondisi Orang Bergantung Kepada Manusia

Salah satu kehormatan terbesar dalam hidup seorang hamba adalah menaruh seluruh pengharapannya hanya kepada Allah, Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jangan bergantung kepada manusia, sebab mereka tak lebih dari makhluk yang lemah. Bukankah manusia sangat kecil jika dibandingkan dengan banyak makhluk lebih besar dan kuat? Padahal mereka semua tak bisa bergerak kecuali dengan izin-Nya.

Bergantung kepada manusia ibarat menyandarkan tangga pada dinding yang rapuh. Dinding yang bukan hanya tidak bisa dijadikan sandaran, tetapi juga bisa saja roboh dan menimpa apapun didekatnga. Karena sejatinya, hanya Allah yang tak pernah mengecewakan, yang selalu mendengar di saat semua telinga berpaling, dan yang memberi pertolongan di waktu yang tak disangka-sangka.

Bayangkan anak burung kecil di sarangnya, di atas dahan pohon yang tinggi, jauh dari tempat makanannya, tetapi Allah telah menjamin rezekinya di udara, di tanah, bahkan di lautan. Begitu pula kita, seharusnya hanya mencari rezeki dan pertolongan dari-Nya, bukan dari yang sama lemahnya seperti diri kita.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

13 Dec, 10:44


Kesalahan-Kesalahan Dalam Menukil Teks

1. Menukil teks tanpa menyebutkan sumber asal atau referensi. Tindakan ini menunjukkan ketidakjujuran dan melanggar amanah ilmiah.

2. Mencampur kutipan dengan penjelasan tambahan tanpa tanda yang jelas. Hal ini dapat membingungkan pembaca dan menimbulkan kesan seolah-olah seluruhnya adalah kutipan.

3. Mengklaim bahwa kutipan berasal dari beberapa referensi, padahal sebenarnya hanya dari satu sumber. Ini adalah tindakan manipulasi yang menurunkan kredibilitas penulis.

4. Menggunakan sumber yang tidak layak dijadikan rujukan. Misalnya, sumber yang tidak ilmiah, penuh kesalahan, atau menukil mazhab tertentu dari kitab mazhab lain tanpa alasan kuat.

5. Mengutip dari perantara yang terdistorsi, padahal sumber asli tersedia. Sebisa mungkin, penulis harus merujuk langsung ke sumber utama untuk menjaga keakuratan.

6. Mengutip dari penelitian lain tanpa menyebutkan bahwa melalui perantara. Kutipan perantara harus dijelaskan agar tidak menyesatkan pembaca.

7. Kurang teliti dalam mencantumkan detail bibliografi. Termasuk nomor jilid, halaman, judul kitab, nama penulis, dan membedakan antara ucapan Imam Syafi’i dengan Mazhab Syafi’iyah atau mazhab lain.

8. Mengandalkan data dari aplikasi digital atau website tanpa verifikasi. Data dari platform seperti Shamela atau Wikipedia harus diverifikasi untuk memastikan kebenarannya.

9. Menukil hadis atau ayat tanpa koreksi teks dan tanpa memastikan keabsahannya. Dalam konteks hadis, penting untuk memeriksa sanad dan matannya.

10. Memelintir, mengubah, menambah, atau mengurangi kutipan. Tindakan ini dapat menyebabkan salah interpretasi dan mengubah maksud sumber asli.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

07 Dec, 21:14


Bersyukurlah Atas Nikmat Besar Ini

Jika kamu memiliki seorang ibu atau ayah yang selalu mengingatkanmu untuk shalat, bertanya kepadamu apakah kamu sudah shalat, atau membangunkanmu untuk shalat. Meskipun ia bukan seorang guru agama, meskipun ia hanyalah sosok sederhana, itu adalah anugerah yang tak ternilai.

Walaupun sebenarnya tanpa diingatkan pun kamu sudah tahu shalat hukumnya wajib. Karena sejatinya, pengingat untuk menjaga hubunganmu dengan Rabb-mu jauh lebih berharga daripada dorongan untuk sekadar mengejar prestasi duniawi, jabatan bergengsi, atau kekayaan yang melimpah.

Bersyukurlah, karena tidak semua orang memiliki orang tua yang peduli pada bekal akhirat anak-anaknya.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

07 Dec, 09:19


Rahasia Kenapa Ijtihad Disebut Dengan Istinbath?

Istinbath adalah bentuk wazan istif'al, yang berasal dari kata Nabath, artinya adalah: air pertama yang dikeluarkan pada saat penggalian sumur.

Sisi hubungan istinbath dengan ijtihad adalah, karena ilmu berkedudukan seperti air. Ilmu menjadi kehidupan dalam agama, sebagaimana air menjadi kehidupan di bumi.

Kemudian disebut dengan Istinbath, karena menemukan makna muattsir (memiliki dampak pada hukum) adalah sulit. Jadi karena ilmu diumpamakan dengan air, maka mengeluarkan makna dari Nash Syariat juga diumpamakan dengan mencari dan mengeluarkan air dari sumur yang juga membutuhkan usaha dan perjuangan. Ini disebut dengan Isti'arah dalam Ilmu Balaghah.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

07 Dec, 08:25


Versi Terbaik Ibu dan Ayah

Lebih baik menjadi ibu rumah tangga yang sehari-hari menyapu rumah, mencuci pakaian dan piring, memasak di dapur, serta menjaga anak, namun tetap menjaga shalat tepat waktu selama tidak ada halangan dan mengingatkan anaknya untuk shalat. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan perempuan dengan jabatan tinggi, seperti direktur perusahaan, dosen perguruan tinggi, atau pejabat eksekutif, tetapi sering tidak mengerjakan shalat atau menundanya hingga melewati waktunya.

Lebih baik menjadi seorang ayah yang sehari-hari bekerja keras mencari nafkah, atau dengan pekerjaan sederhana untuk mencukupi kebutuhan anak dan istri, namun tetap menjaga shalat tepat waktu apalagi berjamaah di masjid. Hal ini jauh lebih utama dibandingkan seorang pria dengan jabatan tinggi, seperti direktur perusahaan, dosen perguruan tinggi, atau pejabat eksekutif, tetapi sering lalai menunaikan shalat atau menundanya hingga keluar waktunya.

Namun, jelas yang terbaik adalah jika seseorang mampu memaksimalkan kehidupan untuk dunia dan akhiratnya. Di dunia mendapatkan kehidupan nyaman dan di akhirat mendapatkan kenikmatan abadi.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

06 Dec, 13:12


Angkat Kepalamu, Jangan Berputus Asa

Wahai manusia, pahamilah bahwa agama ini milik Allah, Dia akan selalu menjaga serta memenangkan agama-Nya, meski seluruh dunia bersatu padu untuk berbuat makar menghancurkannya menggunakan segala media dan cara.

Ketahuilah, segala peristiwa merupakan rangkaian sebab dan musabab yang diciptakan-Nya, Allah maha mampu atas segala sesuatu. Dengan kehendak-Nya, segalanya bisa terjadi hanya dengan perintah "Jadilah!"

Sebab itu, bersabarlah menjalankan agama ini, yakinlah bahwa Allah tidak pernah terkantuk atau tertidur, agama yang diridhai-Nya pasti menang. Bahkan, seperti dalam sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,

وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ

"Allah azza wa jalla bisa saja menolong agama ini melalui perantara seorang pendosa". (HR. Bukhari 6606 dan Muslim 111)

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

06 Dec, 06:38


Hai Kamu, Emang Kamu Siapa?

Aku adalah seorang hamba yang diciptakan dari sesuatu yang hina, keluar dari tempat yang kotor dan najis. Setelah terlahir di dunia setiap hari tubuhku membawa sekantung kotoran yang menjijikkan dan berbau busuk. Tubuhku lemah, mudah terluka oleh benda-benda tajam, dan rentan terhadap penyakit, banyak makhluk yang lebih kuat dan indah dariku.

Setiap hari bahkan setiap saat aku butuh bernafas, butuh makanan dan minuman, kemudian sebagiannya akan menjadi kotoran yang harus aku buang. Nyawaku hanyalah titipan sementara, bisa diambil kapan saja tanpa pemberitahuan. Akal dan kecerdasanku terbatas, aku sering salah menilai, dan aku juga banyak lupa. Kebanyakan pencapaianku di dunia ini, tidak pernah aku tahu, apakah benar-benar bermanfaat bagiku sebelum orang lain.

Pada akhirnya, aku akan mati, membusuk, dan hancur menjadi tanah. Yang tersisa hanyalah kenangan sejarah, entah itu indah atau kelam. Jadi, apakah aku pantas untuk menyombongkan diri? Apa alasanku merasa lebih baik dari orang lain, sementara semua yang aku miliki hanyalah pinjaman dan tak ada yang benar-benar milikku?

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

06 Dec, 06:11


Ngapain Kita Capek-Capek?

Di era media sosial, kita mudah sekali terjebak dalam tren berlomba membuat konten, dengan persiapan yang tidak main-main, mulai dari brainstorming ide, desain, hingga editing, sering kali ternyata lebih berorientasi pada pencapaian jumlah likes dan engagement. Padahal ada yang lebih urgen untuk dipikirkan, yaitu manfaatnya apa?

Pikirkan lagi, sebelum memposting apa pun di berbagai platform medsos, mari bertanya pada diri sendiri: Apakah ini benar-benar karena Allah?. Ibnul Qayyim pernah berkata:

“إذا لم تُخلص؛ فلا تتعب”

“Kalau memang kamu tidak ikhlas, maka tidak usah kamu berlelah-lelah.” (Bada'i Fawaid, 3/235).

Dalam ibadah, dakwah, atau program kebaikan lainnya yang pada dasarnya tidak menjanjikan keuntungan duniawi, tanpa ikhlas, kita hanya membuang waktu dan energi. Selain itu, kalau tujuan kita hanya apresiasi makhluk, cepat atau lambat, suka atau tidak, konten yang viral akan tergantikan oleh konten baru yang lebih menarik.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

06 Dec, 04:10


Jangan Diam, Lakukan Sesuatu.

Ketika kemungkaran terjadi di depan matamu, membiarkannya berlalu begitu saja ibarat membiarkan api kecil menjalar di tengah hutan. Awalnya tampak sepele, hanya secercah percikan, tetapi perlahan dapat tumbuh menjadi kobaran yang melahap segalanya. Diam tanpa respon bukanlah sikap netralitas, melainkan bisa menjadi izin tak terucap bagi kejahatan untuk terus tumbuh dan berkembang.

Jika kamu memilih untuk berpaling, itu seperti menutup pintu rumahmu sambil membiarkan badai api merusak seluruh kampung. Ya, kamu mungkin aman sesaat, tetapi kehancuran di sekitarmu lambat laun akan merembet ke tempatmu berdiam.

Sebaliknya, satu tindakan kecil, seperti menyalakan lentera di tengah kegelapan, bisa menjadi awal dari perubahan besar. Jangan meremehkan kekuatan sebuah langkah pertama. Berbuat baik bukan hanya pilihan, tetapi tanggung jawab yang menjaga bendera kebaikan tetap berkibar. Karena tanpa keberanian untuk bertindak, tentunya sesuai dengan panduan syariat, kejahatan akan terus merajalela. Bertakwalah semampumu.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

06 Dec, 03:30


Biarkan Saja, Tidak Apa-Apa.

Saat orang melontarkan berbagai kata-kata buruk kepadamu secara zalim dan tidak benar, bayangkan seolah-olah dia melempar batu kecil ke arah danau luas. Jika kamu biarkan, batu itu hanya menciptakan riak kecil yang segera hilang di permukaan air. Tidak perlu ditanggapi, karena dampaknya akan segera hilang.

Namun, jika kamu memilih untuk tidak terima, itu sama saja seperti memutuskan untuk menyelam ke dasar danau, mencari-cari batu tersebut dengan susah payah, lalu berusaha membuktikan bahwa batu itu salah tempat. Padahal, tindakan itu hanya akan menghabiskan energi dan membuat dirimu lelah sendiri.

Sebenarnya, solusinya sederhana: biarkan batu itu tenggelam ke dasar danau, dan tetaplah fokus menikmati keindahan di sekelilingmu. Hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan memikirkan satu atau dua batu kecil yang tidak berdampak apa-apa.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

05 Dec, 15:06


Kita Juga Butuh "Tidak" Selain "Iya"

Seringkali kita kekurangan keberanian untuk mengatakan "tidak," padahal tidak semua hal layak untuk di-"iya"-kan. Mengiyakan segalanya justru bisa membuat kita kehilangan arah dan prinsip hidup.

"Tidak" bukan sekadar penolakan, melainkan pernyataan tegas yang melindungi nilai-nilai dan tujuan hidup. Kita perlu berani menolak tawaran yang menjerumuskan, meninggalkan tindakan yang tidak waras, atau pekerjaan yang bukan prioritas. Semua itu adalah langkah untuk tetap fokus pada tujuan utama kita sebagai hamba yang diciptakan dengan misi mulia.

Namun, keberanian saja tidak cukup; kebijaksanaan diperlukan agar "tidak" tidak salah sasaran. Jangan sampai kita justru menolak dan menutup diri dari hal-hal yang penting, seperti keyakinan yang benar, amal shalih, atau menjaga nilai-nilai moral tinggi. Sebab, "tidak" yang digunakan dengan tepat adalah kekuatan, sementara "iya" yang keliru justru bisa menjadi kelemahan.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

04 Dec, 15:57


Hati Jika Terbuat Dari Plastik

Jika ada jenis hati keras semacam batu atau lebih keras lagi, yaitu hati yang tidak mau menerima kebenaran dan sulit mengikuti petunjuk. Ternyata ada juga hati yang seakan-akan terbuat dari plastik.

Hati yang seolah-olah terbuat dari plastik tersebut ringan tidak memiliki pendirian dan prinsip yang jelas, mengambang sehingga mudah terombang-ambing ke arah manapun walaupun ke jalur yang salah, murah karena mudah dipengaruhi oleh tawaran apa saja, lemah karena mudah meleleh saat dihadapkan pada ujian dan cobaan, gampang berubah bentuk tatkala menghadapi panasnya tantangan.

Jika demikian maka hati tersebut perlu banyak bimbingan, perlindungan, penjagaan, dan perawatan. Dengan memperbanyak belajar, berteman dan mencari lingkungan yang baik, serta dijaga dengan nasehat dan doa.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

04 Dec, 15:27


Seharusnya Banyak Membaca Sebelum Berbicara

Pentingnya membaca tidak hanya terbatas pada persiapan bahan materi yang akan disampaikan. Lebih dari itu, sebelum angkat suara, seseorang perlu membaca berbagai aspek yang krusial.

Membaca situasi dan konteks (apakah momen ini layak untuk berbicara atau justru lebih baik diam, juga sebagai pertimbangan pilihan kata dan susunannya). Membaca waktu (apakah saat ini adalah waktu yang tepat atau malah kurang sesuai). Membaca karakter pendengar (posisi, usia, tingkat pemahaman, hingga budaya yang melingkupinya).

Tak kalah penting, pembicara juga harus membaca dampak dan efek dari ucapannya. Apakah akan memberikan manfaat, nilai positif, dan inspirasi, atau justru menyakiti dan menimbulkan konsekuensi buruk. Terakhir, pembicara perlu membaca kapasitas dirinya sendiri, apakah ia memiliki keilmuan yang cukup dan kelayakan untuk menyampaikan sesuatu, ataukah lebih bijak menahan diri.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

04 Dec, 08:42


Jangan Gampang Menghina dan Menyakiti Perasaan Manusia

Hati manusia ibarat kaca: indah, jernih, namun sekali retak atau pecah, meskipun bisa dirangkai kembali, bekasnya tetap ada, tak pernah benar-benar kembali seperti semula.

Jagalah lisanmu, karena tikaman kata jauh lebih menyakitkan dibandingkan tikaman belati. Luka pada tubuh mungkin bisa diobati, tetapi hati yang robek karena ucapan sulit untuk pulih. Kebiasaan suka menghina, menyakiti, atau meremehkan perasaan seseorang dengan prinsip "yang penting saya sudah minta maaf" adalah tindakan yang tidak bijak.

Dalam syair dikatakan:

إِنَّ القُلوبَ إِذا تَنافَرَ وُدُّها
       شِبه الزُجاجَةِ كَسرُها لا يُشعَبُ
وَكَذاكَ سِرُّ المَرءِ إِن لَم يَطوِهِ
       نَشَرَتهُ أَلسِنَةٌ تَزيدُ وَتَكذِبُ

"Sesungguhnya hati, apabila cinta kasihnya telah retak, maka seperti kaca pecah yang keretakannya sulit diperbaiki. Begitu pula rahasia seseorang; jika ia tidak menjaganya, lidah-lidah akan menyebarkannya, menambah-nambah, bahkan mengubahnya menjadi kebohongan."

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

03 Dec, 06:26


Didiklah Uangmu Seperti Ini

Latihlah uangmu agar bisa "ghaddhul bashar" dari godaan syahwat "israf wa tabdzir", jagalah uangmu agar tidak mudah "ikhtilat" dengan harta haram, arahkan agar tidak "berkhalwat" dengan riba, peringatkan uangmu agar tidak "mushafahah" dengan barang-barang haram, ajaklah uangmu mendatangi masjid dan tempat-tempat amal shaleh, ajari kepedulian terhadap orang-orang yang kesulitan dan berkebutuhan, dan lindungilah kesucian jiwanya dengan zakat jika telah "baligh" nishab dan haul.

Kosa kata ringan:
Ghaddhul bashar = menundukkan pandangan. Ikhtilat = campur baur. Khalwat = menyepi berduaan. Mushafahah = jabat tangan. Israf wa tabdzir = boros.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

02 Dec, 11:40


Godaan Meresahkan Ini Seringkali Datang Saat Kita Lengah

Dalam kehidupan, kita seringkali tergoda untuk meremehkan orang lain hanya berdasarkan penampilan atau asumsi. Apalagi jika kita merasa ada nilai lebih yang kita miliki, kecerdasan, kekayaan, kedudukan sosial, dan sebagainya.

Padahal, sebagaimana yang diingatkan oleh al-Munawi rahimahullah:

"ينبغي للإنسان أن لا يحتقر أحدًا، فربما كان المحتقَر أطهر قلبًا، وأزكى عملًا، وأخلص نية"

"Seharusnya seseorang tidak meremehkan siapa pun, karena bisa jadi orang yang diremehkan itu memiliki hati yang lebih suci, amal yang lebih mulia, dan niat yang lebih tulus." (Faidh al-Qadir, 5/380)

Pesan mendalam ini mengajak kita untuk lebih rendah hati dan tidak memandang remeh orang lain. Sebab, kekuatan sejati sering kali tersembunyi di balik kesederhanaan yang tidak kasat mata.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

02 Dec, 11:26


Secangkir Air Hangat

Kalau kita terlalu sibuk pada hal-hal remeh, penampilan luar, dan formalitas, maka dampaknya adalah melemahnya "ketahanan psikologis" kita. Akibatnya, kita menjadi makhluk yang rapuh luarnya dan keropos isinya. Sangat rentan mengidap rasa cemas, sedih, atau tertekan setiap kali ada "komentar" yang kapanpun menyambar.

Sebaliknya, semakin kita fokuskan perhatian pada esensi, akar setiap masalah, dan makna sejati hal-hal yang terjadi di sekitar kita, maka semakin kuat dan kokoh "ketahanan intelegensi dan emosional" kita. Sehingga tidak ada problem signifikan dalam menghadapi perubahan dan tantangan hidup.

Kebanyakan kita jauh lebih tertarik "rasa dan warna" dibandingkan "nutrisi dan gizi". Bukan hanya tentang makanan dan minuman, tapi juga berkaitan dengan informasi, gaya hidup, atau lainnya.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

01 Dec, 08:46


Belajar Jarak Jauh, Emang Bisa Berhasil?

Siapapun yang ingin berhasil dalam belajar, maka harus faham, apa syarat-syarat keberhasilan tersebut?

Keberhasilan menuntut ilmu bukan diukur berdasarkan kualitas Cappuccino atau Espresso yang sering diseruput, besarnya cup Thai Tea yang biasanya diteguk, macam-macamnya topping Ramen Noodles yang dipilih, atau renyahnya French Fries yang selalu dijadikan cemilan. Walaupun seseorang belajar di hadapan seseorang yang paling alim di buka bumi ini, bermulazamah padanya ratusan tahun tidak pernah meninggalkan satu majelis pun. Kalau syarat utamanya diabaikan, maka tidak akan berhasil.

Mau belajar di manapun, jarak dekat maupun jauh, online ataupun offline, di atas tanah maupun di bawah tanah, di puncak langit ataupun di dasar laut, yang menentukan keberhasilan adalah: kesungguhan, kesabaran, konsisten, dan sebelum itu adalah pertolongan Allah. Sisanya walaupun penting, misalnya guru atau buku, tapi itu adalah pendukung.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

01 Dec, 06:56


Mahasiswa Juga Perlu Ngerti Bottleneck

Seperti halnya hard drive yang lambat menjadi penghambat kinerja komputer dengan prosesor cepat, seorang penuntut ilmu yang memiliki otak cerdas pun dapat terhambat potensinya jika ada penghalang dalam proses belajarnya.

Penghalang ini bisa berupa kebiasaan buruk, lingkungan sekitar yang tidak mendukung, pengajar yang tidak kompeten, atau kurangnya akses terhadap sumber belajar yang tepat.

Sebagaimana komputer membutuhkan media penyimpanan yang cepat untuk mendukung prosesor, seorang penuntut ilmu membutuhkan sarana, fasilitas, dan lingkungan yang kondusif agar kecerdasannya dapat berkembang secara maksimal tanpa hambatan.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

01 Dec, 06:41


Apakah Kalau Tidak Candu Jadi Halal?

Judi dan khamr diharamkan bukan semata-mata karena efek candu yang ditimbulkan. Judi diharamkan sebagai bentuk penjagaan syariat terhadap harta, sedangkan khamr diharamkan untuk melindungi akal. Dalam judi, keharaman muncul dari praktik taruhan yang melibatkan risiko untung atau rugi, sementara khamr dilarang karena sifatnya yang memabukkan dan menghilangkan kesadaran.

Oleh karena itu, meskipun belum mencapai tingkat kecanduan, kedua hal tersebut tetap haram dalam syariat Islam.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

30 Nov, 02:57


Siapa Bilang Perlu Penerangan Pada Siang Hari?

Siang hari semestinya tidak membutuhkan penerangan tambahan. Matahari yang bersinar terang benderang sudah cukup menerangi langkah hamba.

Namun, dalam kondisi tertentu, misalnya di ruangan tanpa jendela, di lorong gelap, atau di perut gua yang sunyi, walaupun di siang hari dan tidak mendung, nyatanya manusia masih membutuhkan cahaya tambahan. Baik berupa senter, lilin, obor, atau apapun.

Begitu pula hidayah. Sejatinya petunjuk kebenaran sangat jelas dan terang, dengan bukti-bukti yang berlimpah ruah di sekeliling manusia. Tetapi terkadang, masalahnya adalah pada hati manusia, yang berada di tempat yang salah, tertutup oleh syubhat, terhalang oleh dosa, atau terperangkap dalam kebodohan.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

30 Nov, 02:45


Sudah Jelas-Jelas, Tapi Mengapa ...

Allah menyelamatkan mereka yang hampir tenggelam, memberi makan mereka yang kelaparan, memberi tempat tinggal mereka yang terusir, memberi keluarga mereka yang kesepian, membimbing mereka yang kebingungan, menolong mereka yang lemah, memberi kesempatan mereka yang sering gagal, membukakan pintu solusi mereka yang kesusahan, dan menguatkan hati mereka yang sedang berkeping-keping. Allah yang menciptakan kita, Allah tahu setiap keterbatasan dan ketidakmampuan kita, Allah melihat dan mendengar apapun yang kita perbuat dan kita rasakan.

Pintu-pintu pertolongan-Nya selalu terbuka, tangan-Nya selalu terbentang untuk memberi, dan perbendaharaan rahmat-Nya tak pernah berkurang secuil pun.

Jika demikian, mengapa harus cemas pada saat terbesit keinginan menjadi hamba yang taat pada-Nya? Takut dimusuhi, takut dihina, takut gagal, atau takut kehilangan dunia?

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Jika mereka berpaling (dari keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Rabb pemilik ‘Arsy yang agung.” (At-Taubah [9]:129)

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

30 Nov, 02:28


Tak Terkenal Di Bumi, Tapi Mulia di Langit

Bagi sebagian orang, berkhidmat untuk agamanya dalam diam tanpa sorotan adalah pilihan yang mulia. Mereka para sosok yang jauh dari hiruk-pikuk pujian dan perhatian dunia. Tidak peduli orang-orang mengatakan ini dan itu, tidak terpengaruh siapa yang ikut, atau siapa yang mundur. Mereka hanya berfokus pada tujuan besar: menyebarkan kebenaran dan mengajak manusia kepada tauhid dan sunnah.

Dengan cara tersebut hati mereka terhindar dari riya, tidak tergoda oleh pujian, dan tak dikuasai oleh ambisi pribadi. Ketulusan mereka adalah kekuatan utama, bahkan saat dunia mungkin tidak mengenal nama mereka dan lampu tidak menyorot wajah mereka. Namun, di langit, mereka adalah bintang terang yang dikenal malaikat dan dicintai Rabb Maha Kuasa.

Betapa indah hidup seperti itu, cita-citanya adalah meraih ridha-Nya. Semoga kita pun bisa seperti mereka: hidup tanpa beban komentar manusia, tapi penuh makna di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

29 Nov, 10:14


Awal Pencapaian Untuk Setiap Pejuang Mobilitas

Sekalipun bayangan lelah kegiatan harian tergambar jelas dan beban hidup terbayang mencemaskan, jangan lupa, mulailah harimu dengan meresapi cahaya dari Kalam Ilahi.

Sejukkan mata dan hatimu dengan membaca ayat-ayat suci walau hanya satu atau dua ayat, atau jika tidak sempat membaca maka simaklah bacaan murattal yang menyegarkan pendengaranmu.

Ingat, hari tanpa Al-Qur'an ibarat ruang yang kehilangan oksigen, mengakibatkan hampa makna dan membelenggu jiwa dari langkah keberhasilan. Membaca Al-Qur'an adalah suatu pencapaian keberhasilan yang patut disyukuri. Sepatutnya dijadikan target utama harian siapapun, termasuk bagi yang beraktivitas padat.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

29 Nov, 09:21


Yang Satu Ini Juga Nikmat Besar

Salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hamba-Nya adalah kemudahan untuk melaksanakan setiap kewajiban tepat pada waktunya.

Ketika Allah memudahkanmu untuk mengerjakan shalat pada waktunya, tanpa ditunda oleh tidur, kesibukan, atau alasan lainnya, itu adalah tanda rahmat-Nya pada hamba yang beriman.

Jangan dipikir shalat yang ditunaikan pada waktunya adalah suatu aktivitas ringan, itu adalah "achievement" yang tidak mudah dicapai banyak orang. Pencapaian terbesar hamba adalah peribadatan dan ketaatan.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

29 Nov, 08:54


Sekali Lagi, Jangan Pernah Menyalahkan Takdir

Ada kalanya sesuatu yang engkau sangka telah hilang, ternyata mendatangkan karunia yang lebih indah.

Lihatlah kisah Nabi Musa kecil, yang "diharamkan" menyusu kepada perempuan-perempuan yang siap menyusuinya.

وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ ...

Kami mencegahnya (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(-nya) sebelumnya... (Al-Qaṣaṣ [28]:12)

Ternyata apa yang terluput dan tertunda tersebut menyimpan rahasia:

فَرَدَدْنٰهُ اِلٰٓى اُمِّهٖ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ اَنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

Lalu, Kami mengembalikan dia (Musa) kepada ibunya agar senang hatinya serta tidak bersedih, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (Al-Qaṣaṣ [28]:13)

Begitulah, terkadang Allah mencegah suatu kenikmatan yang menurutmu berharga, ternyata di balik itu ada paket kebaikan yang jauh lebih istimewa sedang dikirim untukmu.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

28 Nov, 13:29


Ketika Langit Kehidupan Terasa Mendung

Ada masanya perjalanan hidup serupa melangkah di padang pasir yang terik, setiap tapak terasa berat, dan harapan mengabur di batas cakrawala. Namun ingatlah, badai yang mengamuk di lautan, akan ada saatnya tenang, maka Allah juga lah yang menjadikan kesulitan bersanding dengan kemudahan.

Di tengah keletihan yang menyelimuti jiwamu, rebahkanlah penat di bawah teduhnya doa. Fokuskan hati dan pikiranmu pada hamparan sajadah, dan lafalkan segala doa kepada Rabb yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Dengan berdzikir menyebut nama-Nya, hatimu akan menemukan ketenangan yang mendalam.

Sekali lagi, kala dunia terasa pekat dalam gulita, biarkan sinar dzikir menyusup lembut menerangi relung jiwamu. Jadikan shalat sebagai tempatmu berlabuh. Maka lelahmu akan berganti menjadi kekuatan, sebagaimana malam yang kelam melahirkan fajar yang terang.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

28 Nov, 10:30


Pohon Subur, Buah Segar

Dalam perjalanan membangun rumah tangga, memilih pasangan hidup ibarat menanam pohon yang kelak akan berbuah, membuahkan generasi penyejuk hati.

قال الخطاب بن المعلى: "فإذا هممت بنكاح امرأة فسل عن أهلها؛ فإن العروق الطيبة تنبت الثمار الحلوة" (روضة العقلاء، لابن حبان البستي، ص٢٠٢)

Ibnu Al-Mu’allā mengingatkan, “Jika engkau berniat menikahi seorang wanita, maka tanyakanlah tentang keluarganya, karena akar yang baik akan menumbuhkan buah yang manis.”

Sebuah pohon yang tumbuh di tanah subur, dirawat dengan kasih sayang, dan diterangi cahaya yang cukup, akan menghasilkan buah segar yang penuh berkah. Begitu pula manusia, akarnya adalah keluarganya yang pada dasarnya akan membentuk keshalihannya sejak kecil. Keluarga baik biasanya akan berpengaruh membentuk sosok berkeyakinan benar, akhlak mulia, kedewasaan dan kesiapannya membangun kehidupan bersama.

Maka, memahami calon pasangan bukan sekadar menggali skill dan penampilan fisik, tetapi juga perlu mempertimbangkan akar yang kuat yang dapat bertahan menghadapi badai maupun cuaca buruk, sehingga selalu dapat meneduhkan kehidupan yang dijalani bersama.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

28 Nov, 08:57


Pendidik Jangan Salah Ambil Peran

Seseorang yang sadar mengambil peran sebagai pendidik, jika terlalu mudah tersinggung disebabkan ucapan murid yang kurang sopan, atau terpancing emosi karena perbuatan salah yang dilakukan oleh murid-murid, maka itu menunjukkan bahwa ia sebenarnya belum siap memikul tanggung jawab sebagai guru.

Mengajar bukanlah ajang mencari pengakuan atas perasaan pribadi, melainkan tugas mulia untuk memahami, membimbing, dan memperbaiki. Hal ini berlaku juga dalam aktivitas berdakwah.

Jika seorang guru lebih sibuk meminta dimengerti daripada memahami muridnya, mungkin sudah saatnya ia istirahat sejenak dan merenung. Murid bukanlah makhluk sempurna, tetapi mereka adalah individu yang sedang berproses, dan tugas seorang guru adalah membantu mereka tumbuh.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

28 Nov, 08:35


Kehidupan Bukan Sekedar Untuk Dinilai

Sungguh menakjubkan, kita mencintai diri sendiri lebih dari siapa pun. Namun anehnya, kita sering lebih peduli pada pendapat orang lain dan takut pada penilaian buruk mereka terhadap diri kita.

Seakan-akan nilai diri kita bergantung pada pandangan mereka. Kita memperlihatkan dan memperdengarkan kepada setiap orang segala aktivitas yang kita lakukan sehari-hari, kita mengerjakan sesuatu karena berharap pujian dan apresiasi mereka, kita meninggalkan sesuatu karena takut celaan dan hinaan mereka.

Mengapa kita membiarkan pikiran orang lain mengendalikan arah hidup kita, sementara kita sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana petunjuk dan mana kesesatan?

Jangan biarkan suara luar membungkam suara hatimu yang sudah sesuai dengan syariat Islam yang telah sempurna.


Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

27 Nov, 15:06


Ketika Anak-Anak Mengeluhkan Orang Tua Mereka

Di suatu hari nanti, anak-anak tidak akan mengeluhkan bahwa orang tua mereka tidak pernah membawa mereka berwisata ke tempat-tempat indah, tidak membelikan mereka perangkat elektronik terbaru, atau tidak mendaftarkan mereka ke klub olahraga bergengsi. Mereka juga tidak akan mempermasalahkan bahwa ayah dan ibunya tidak memberikan mereka pakaian bermerek dan mainan-mainan mahal.

Tetapi yang mungkin mereka pertanyakan adalah:

"Mengapa Ayah dan Ibu tidak mengajarkan padaku mencintai Allah dan beribadah kepada-Nya? Mengapa mereka tidak membimbing aku untuk memahami Al-Qur'an dan sunnah, serta mengamalkannya? Mengapa mereka tidak mengajarkanku dan mengingatkanku untuk bangun dan melaksanakan Shalat Subuh? Mengapa mereka membiarkan aku terjebak dalam kelalaian dan teman-teman yang buruk, tanpa membimbingku menuju jalan yang lurus?"

Mari setiap orang tua, ayah dan ibu, mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan ini, karena anak-anak adalah amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

27 Nov, 14:29


Bukan Sekedar Investasi

Jangan pernah meremehkan apa yang kamu sebarkan di media sosial. Mungkin saja tulisan/poster/cuplikan audio/potongan video/lainnya menjadi pengingat yang mengubah hidup seseorang, menghentikan langkah seorang yang hendak menerjang kemaksiatan, atau membantu seseorang bertaubat dan kembali kepada Allah.

Perbaiki niatmu, kuatkan tekadmu, dan gunakan waktumu untuk hal-hal yang bermanfaat di jalan Allah. Jangan anggap remeh sekecil apa pun kebaikan yang kamu lakukan, karena bisa jadi kamu menjadi perantara pembuka pintu hidayah bagi orang lain.

Bukankah menjadi sebab orang lain menemukan petunjuk adalah amal yang nilainya tak terkira? Tetaplah berbuat baik, karena jejak kebaikan itu akan terus terukir, bahkan setelah kamu tiada.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

27 Nov, 14:23


Walaupun Kamu Sudah Tidak Ingat Lagi

Jika suatu saat kamu lupa di mana saja tempat benih-benih kebaikan yang pernah kamu tabur, hujan akan memberi tahu di mana saja tempatnya.

Tanamlah kebaikan dengan ikhlas, karena apa yang kamu tabur pasti akan kamu tuai, cepat atau lambat. Mungkin kamu akan melihat hasilnya di dunia dalam bentuk kesuksesan dan keberkahan, atau mungkin kebaikan itu akan disimpan untukmu sebagai pahala berlipat di akhirat.

Jangan pernah merasa lelah berbuat baik, karena setiap perbuatan baik akan membawa balasan yang indah, meskipun tak selalu terlihat langsung. Kebaikan adalah investasi abadi yang tak pernah menjadikanmu rugi.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

27 Nov, 14:19


Ketika Itu, Kamu Bukan Siapa-Siapa Lagi

Ketika napas terakhirmu terhembus, dunia ini tidak akan berhenti berputar. Nama besar yang kamu banggakan akan pudar, jabatan yang kamu sandang akan diisi orang lain, dan hartamu akan diwariskan kepada mereka yang tak perlu memeras keringat untuk mendapatkannya.

Orang-orang yang menyalatimu hanya akan menyebutmu sebagai "jenazah" atau "mayit," bahkan namamu perlahan terhapus dari ingatan. Teman-temanmu akan bersedih sesaat, namun hidup mereka terus berlanjut. Keluargamu akan menangis, tapi waktu akan memudarkan rasa kehilangan mereka. Pada akhirnya, cerita hidupmu di dunia selesai, dan kisah barumu di akhirat pun dimulai.

Dunia ini fana, sangat singkat, tidak sebanding dengan apa yang akan kita hadapi setelah kematian. Maka, perhatikanlah: sudahkah engkau mempersiapkan amal baik untuk bekal akhiratmu? Shalat, sedekah, amal shaleh, dan akhlak mulia adalah teman setia yang akan menemanimu di alam kubur. Jangan tertipu oleh gemerlap dunia, karena yang benar-benar bernilai hanyalah apa yang kamu persiapkan untuk kehidupan setelah mati. Mari introspeksi diri, sebab akhirat adalah tujuan sejati. Sudahkah engkau siap menghadapi Pencipta-mu?

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

23 Nov, 03:52


Bukan Sembarang "Semakin"

Semakin luas ilmu yang kau miliki, maka semakin sedikit keinginanmu untuk berdebat, karena ilmu sejatinya membawa kebijaksanaan, bukan pertengkaran.

Semakin matang akalmu, maka semakin berkembang pula sifat "taghaful" dalam dirimu. Kehidupan mengajarkan bahwa tidak semua hal perlu ditanggapi, tidak semua tantangan harus dihadapi.

Terkadang, berpura-pura tidak tahu adalah bentuk tertinggi dari kedewasaan dan kebijaksanaan. Dengan ilmu dan hikmah, kita belajar untuk fokus pada hal-hal yang lebih bermakna dan bermanfaat.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

21 Nov, 14:55


Materi Kajian "Fikih Bekerja dan Kuliah di Luar Negeri" yang diadakan oleh Komunitas Muslim Profesional.

Tersedia di link Google Drive:

https://drive.google.com/drive/folders/1kycTUosTTq7STd3bttHIHS_Z4KbZuPwT

Catatan Ringkas

20 Nov, 06:30


Jangan Mengejar Nilai

Kita sering diimbau untuk belajar demi pemahaman, bukan sekadar mengejar nilai. Namun, dalam praktiknya, sistem pendidikan masih sangat bergantung pada nilai sebagai indikator utama keberhasilan.

Ironisnya, soal-soal ujian yang disusun sering kali tidak mencerminkan penguasaan materi, tidak relevan, atau terlalu rumit tanpa standar yang jelas. Hal ini membuat siswa yang sudah berusaha maksimal tetap merasa gagal karena evaluasi tidak adil.

Akibatnya, nilai buruk dijadikan dasar hukuman, seperti dimarahi, tidak naik kelas, atau tidak lulus, meskipun siswa telah belajar dengan sungguh-sungguh.

Jika kita benar-benar ingin memprioritaskan pembelajaran, maka evaluasi harus mencerminkan hal tersebut. Soal ujian perlu dirancang secara adil, relevan, dan proporsional, sehingga mendorong siswa untuk memahami materi dengan baik. Dengan begitu, nilai akan menjadi hasil alami dari proses belajar yang bermakna, bukan sekadar target semu yang membebani siswa secara psikologis.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

20 Nov, 00:37


Kalau Kita yang Salah

Selunak dan selembut apa pun nasihat disampaikan, tetap akan terasa menyakitkan. Seperti luka yang tengah diobati, prosesnya pasti menimbulkan rasa perih dan pahit; baik melalui obat yang diminum, salep yang dioleskan, maupun tindakan medis lainnya.

Justru, itulah tanda bahwa luka sedang dalam proses penyembuhan. Karena itu, jangan sampai orang yang memberikan "obat" dianggap sebagai penyiksa. Mereka bukan menyakiti, melainkan membantu kita untuk menjadi lebih baik dan sembuh dari kesalahan.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

19 Nov, 23:06


Mereka Ambil Dari Mana?

Agama kita adalah agama yang berwibawa, mulia, dan terhormat. Di masa lalu, siapa pun yang memeluknya menjadi sosok yang kuat, bermartabat, disegani dan bangga atas identitasnya. Mereka berdiri tegak tanpa rasa gentar di hadapan para penguasa Romawi dan Persia, bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun.

Namun, kini ada hal yang membuat kita semua merenung.

Mengapa umat kita hari ini justru sering dihina dan direndahkan? Dari mana datangnya kehinaan itu?

Jangan-jangan kita sendiri lah yang memasukkan unsur-unsur kehinaan tersebut dalam tubuh kita. Kita sendiri lah yang membeli kehinaan tersebut dari para pedagang di pasar-pasar gelap.

وديني دِينُ عِزٍّ لستُ أدري
            أذِلّةُ قومِنا مِنْ أَينَ جاؤُوا ؟!

Wahai kaumku, kembalikanlah kejayaanmu..!

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

19 Nov, 10:30


Seperti Tawanan Berjalan Didorong

Kata "َيُهْرَعُوْن" (yuhra'ūn) disebutkan dalam dua tempat di Al-Qur'an:

Pertama: dalam konteks bergegas menuruti hawa nafsu dan perbuatan keji (Surat Hud: 78).

Kedua: dalam mengikuti tradisi leluhur tanpa berfikir menggunakan akal sehat (Surat As-Shaffat: 70).

Menurut Ibnu 'Asyur, kata yuhra'ūn ini bermakna berjalan seperti orang yang didorong dengan paksa. Fi'il tersebut pasti digunakan pada kalimat dalam bentuk Mabni Majhul. Istilah ini awalnya mengacu pada cara berjalan seorang tawanan yang dipaksa dan didorong untuk bergerak cepat.

Al-Qur'an seolah mengingatkan bahwa manusia bisa kehilangan akal dan bertindak ceroboh, sampai-sampai menjadi seperti tawanan perang yang berjalan dengan cara didorong, hal itu terjadi pada saat menuruti hawa nafsu dan mengikuti tradisi yang bertentangan dengan syariat.

Catatan Ringkas

17 Nov, 15:36


Apa Tidak Aneh

Jika ada yang menolak "khilaf", tapi dalam waktu yang sama, dia mengharuskan ambil pendapat yang "rajih"?

Tafaddhal, anta antuma antum dan anti antuma antunna, mencoba membayangkan, tiba-tiba muncul pendapat yang "rajih" tanpa ada "khilaf".

Itulah gambaran penganut "fikih tarjih" yang menganggap telah terjadi ijma' dalam semua masalah dan pembahasan, karena konsep ijma' adalah seluruh pendapat yang menyelisihinya pasti salah.

Catatan: ada perbedaan pendapat tidak berarti semuanya harus diambil, atau bisa dipilih-pilih sebebasnya, karena bisa jadi ada pendapat yang tidak ada landasannya atau sangat jelas kesalahannya.

Catatan Ringkas

16 Nov, 03:01


Sampah Menjadi Wajah Egoisme Ekstrim

Kebiasaan membuang sampah sembarangan, bahkan bangkai binatang yang membusuk, seringkali pelakunya berlindung di balik alasan klise seperti “tidak ada tempat sampah” atau “tidak tahu harus diapakan bangkai itu”.

Ada juga yang berfikir, “Nanti juga ada yang membersihkan,” “Kan cuma sedikit,” atau “Baru sekali ini aja kok”. Jika diucapkan seorang muslim, maka timbul pertanyaan "Dalil model apa kira-kira yang dipakai?"

Lebih parah lagi, ada yang dengan enteng menganggap, “Sampah-sampah yang menyebabkan banjir, sungai tercemar, kerusakan alam, penyakit berbahaya, lingkungan kumuh ... tidak mungkin lah kalau cuma karena sampah saya, bisa jadi karena kebijakan pemerintah dan pengelola yang buruk." Membayangkan bahwa lingkungan adalah sepenuhnya tanggung jawab pemerintah yang telah dipilih rakyat, sementara rakyat yang berjasa menyumbang suara merasa harus dilayani dan dimaklumi.

Semua ini menunjukkan ketidakpedulian ekstrem dan minimnya kesadaran moral. Jika semua orang berpikiran seperti ini, tak heran jika dunia yang kita tempati ini perlahan menjadi "planet sampah".

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

14 Nov, 05:28


Sibuk Kok Dijadikan Alasan

Jika merasa sibuk, sebaiknya jangan mengambil tanggung jawab tambahan. Menggunakan kesibukan sebagai alasan hanya akan menunda pekerjaan, yang pada akhirnya bisa merugikan orang lain. Tindakan seperti ini bukan hanya mencerminkan kurangnya komitmen, tetapi juga dapat dianggap sebagai bentuk penzaliman terhadap rekan kerja yang bergantung pada kontribusi kita.

Selain itu, memaksakan orang lain untuk memahami kesibukan kita bukanlah solusi. Setiap orang memiliki tanggung jawab dan kesibukan masing-masing. Oleh karena itu, jika kita memutuskan untuk menerima suatu pekerjaan, kita harus siap menanggung konsekuensinya. Sebaliknya, jika sejak awal merasa tidak mampu, lebih baik menolak daripada menyusahkan orang lain di kemudian hari.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

13 Nov, 11:28


Siapa Bilang Tidak Ada Yang Instan?

Menghargai proses tidak selamanya hal yang positif, tergantung bagaimana proses tersebut, jika "berproses" maksudnya adalah ribet dan bertele-tele tanpa manfaat maka tentu menjadi hal negatif.

Efisiensi dan kecepatan bukan musuh dari kualitas, terutama dalam konteks modern, dengan segala kemudahan yang Allah berikan. Tidak benar jika kita selalu mengandalkan "proses manual" lalu enggan mempelajari teknologi, dengan alasan "untuk menjaga kualitas terbaik", karena faktanya justru sebaliknya.

Asumsi bahwa segala sesuatu harus melalui jalan yang panjang dan proses yang rumit adalah tidak tepat. Proses bukan soal lamanya waktu dan ribetnya langkah, melainkan tentang cara paling efektif mencari hasil terbaik.

Bahkan konsep efektivitas waktu sangat ditekankan dalam Islam, tidak ada ajaran bermalas-malasan dan justru diajarkan berlomba-lomba dalam kebaikan, bahkan kalau bisa maka kita boleh memulai "start" dari garis "finish"-nya umat lain, yaitu dengan cara belajar dari pengalaman mereka.

Pada akhirnya, jangan menjadikan "di dunia ini tidak ada yang instan" sebagai dalil untuk lamban dalam bekerja dan bermalas-malasan.

Catatan Ringkas

08 Nov, 11:02


Jika Ingin Berfikir, Maka Menulislah.

Tulislah sesuatu yang bermanfaat. Untuk berpikir secara teliti dan mendalam, dibutuhkan latihan menulis sesuatu yang berkualitas. Dalam proses menulis, seseorang melalui serangkaian aktivitas yang melibatkan pikiran, seperti membaca, meneliti, mengamati, menimbang, memilih, mengkritisi, dan seterusnya yang dapat menajamkan pemahaman. Tulisan dapat merangkai ide-ide dan pikiran yang seringkali ruwet dan sulit ditangkap.

Menulis tidak hanya mengasah keterampilan berpikir, tetapi juga melatih keterampilan untuk memahamkan, memperbaiki, meyakinkan, dan mengajak pembaca ikut serta berfikir.

Dengan demikian, menulis menjadi media yang efektif untuk memperdalam pemahaman dan mengasah kecerdasan berpikir. Jangan berlebihan menggunakan "kecerdasan buatan" sehingga mematikan "kecerdasan alami".

Catatan Ringkas

08 Nov, 07:43


Terbelenggu Dengan Idealisme

Bayangkan dua penuntut ilmu muda yang penuh ambisi, masing-masing terjebak dalam idealisme yang sama-sama tinggi.

Pemuda pertama: Tiba di ruang utama masjid yang biasanya diselenggarakan majlis ilmu, ternyata datang informasi bahwa guru besar yang ia dambakan berhalangan untuk hadir sampai waktu yang tidak tentu. Di beberapa bagian halaman masjid, beberapa murid guru tersebut mengadakan majelis kecil, mengajarkan ilmu sebatas kemampuan mereka. Namun, pemuda ini menolak bergabung. Baginya, belajar dari mereka hanyalah pemborosan waktu, kurang meyakinkan, dan membosankan.

Pemuda kedua: Sudah sejak tadi duduk di sudut perpustakaan besar, dikelilingi ribuan buku, dia mencari satu judul buku yang sangat menarik perhatiannya. Berdasarkan beberapa informasi, ia percaya bahwa sedang ada proyek penyusunan ulang buku tersebut dengan sangat istimewa, dengan font pilihan, kualitas kertas dan tinta terbaik, disertai bagan-bagan dan soal-soal latihan, dilengkapi footnote faedah-faedah berharga, disunting oleh para editor hebat, sayangnya belum masuk ke perpustakaan itu. Sementara beberapa versi yang tersedia di perpustakaan tersebut kualitasnya kurang sesuai harapan.

Waktu berlalu, keduanya tetap setia menanti. Pemuda pertama pada sosok guru idealnya, pemuda kedua pada buku versi terbaik. Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, rambut mereka memutih, tubuh melemah.

Kini, pertanyaannya:

Siapa di antara mereka yang lebih bijak? Ataukah kita akhirnya sepakat bahwa dua pemuda tersebut naif?

Catatan Ringkas

08 Nov, 01:58


Tidak Harus Buru-Buru Mengajarkan

Semangat mempelajari fikih mazhab Syafi'i di Indonesia adalah sebuah kebaikan yang patut diapresiasi, meskipun hal ini tidak bersifat keharusan yang wajib.

Namun, penting untuk disadari bahwa seseorang sebaiknya tidak mengajarkan fikih Mazhab Syafi'i atau ilmu apapun jika belum benar-benar menguasainya dengan baik, terutama dalam hal tashawwur (pemahaman mendalam) dan penggunaan istilah-istilah khusus.

Ini berlaku meskipun sebelumnya telah mengajar fikih dari mazhab lain, atau metode fikih tarjih. Utamakan belajar hingga benar-benar matang, terutama yang baru tertarik belajar fikih mazhab, tidak perlu buru-buru, agar tidak menimbulkan berbagai kekacauan dalam dunia keilmuan.

Catatan Ringkas

07 Nov, 05:26


Mitos Konsep Belajar

A. Piramida Metode Pembelajaran dan Proporsi Mengingat Informasi

B. Penyederhanaan Terkadang Berakibat Salah Paham

https://drive.google.com/file/d/1ewF3yoeTlFSCwQGgYsNxPG7ZUAr4-NF8/view?usp=drivesdk

Catatan Ringkas

03 Nov, 16:01


Jangan Mau Ditipu

Walaupun seandainya kita menginginkan dan berharap ditipu, kemungkinan besar tidak ada yang tertarik untuk berusah payah menipu kita.

Bisa jadi karena kita sudah tidak punya lagi sesuatu yang benar-benar berharga, atau kalaupun kita memilikinya kita sudah biasa membiarkannya diambil oleh siapapun tanpa penjagaan.

Jadi, sebenarnya kita tidak pernah ditipu dan tidak ada kasus penipuan.

Tapi ini bukan tentang harta, ...

-----

Bahkan bisa jadi lebih parah dari yang engkau bayangkan. Karena itu termasuk membahas soal keimanan yang sudah lama tak terawat, kemudian bebas ditukar dengan apapun tanpa tawar-menawar.

Catatan Ringkas

03 Nov, 15:16


Lelaki Sejati Tidak Pernah Bercerita

Mungkin lebih tepatnya lelaki sejati tidak perlu bercerita, bukan karena mereka tidak memiliki kisah untuk diceritakan, bukan juga karena tidak ada cerita yang menarik untuk dikisahkan, tetapi karena diam mereka lebih menarik dan lebih bermakna daripada sebuah cerita.

Kesunyian selalu saja terbit disusul dengan keindahannya, setiap lembar mushaf dan buku yang dibaca, setiap detik yang dihabiskan untuk berfikir dan muhasabah, setiap setiap nafas yang dihembuskan bersama dengan ucapan dzikir.

Diam bagi mereka menjadi bahasa yang lebih kuat daripada sekadar kata-kata. Dalam kesunyian yang bersahaja itu, mereka memperkuat keimanan, membangun kebijaksanaan, melatih kedewasaan bersikap, dan mengasah keterampilan berburu manfaat.

Nikmatilah kesunyian yang semacam itu, karena permata atau berlian tidak pernah hasad dengan ketenaran kerikil di sepanjang tepi jalan.

Catatan Ringkas

03 Nov, 14:46


Aku Butuh Istirahat

Ketika kamu bilang "aku butuh istirahat," padahal selama ini kamu belum benar-benar berjuang. Sejak pagi, siang, sore, sampai malam waktumu dihabiskan untuk bersantai-santai dan pengangguran.

Istirahat dari apa? Apakah istirahat dari kerja keras yang belum kamu mulai? Atau dari lelah dan penatnya searching tutorial menghibur diri?

Mau istirahat model yang bagaimana? Apakah istirahat yang dimaksud itu menonaktifkan akal sehat, supaya bisa melakukan kegiatan yang aneh-aneh dan tidak wajar?

Hai kamu yang manis, kemarilah sebentar saja, dengarkan baik-baik. Istirahat itu dibutuhkan oleh mereka yang telah menguras tenaga dan pikiran untuk mengejar impian, itupun biasanya mereka menganggap beralih kepada kesibukan lain cukup sebagai bentuk istirahat.

Catatan Ringkas

03 Nov, 14:09


Tips Menggoreng Kritik Anti Gagal

Anggaplah kritik ilmiah seperti memasak hidangan yang lezat dan bergizi, berikut langkahnya:

1. Pastikan bahan-bahannya harus segar dan berkualitas, yaitu tema-tema yang bermanfaat dan tinggalkan topik-topik sampah yang tidak berguna.

2. Gunakan rempah-rempah dengan takaran yang pas, seperti argumen yang tepat dan bahasa yang sopan, agar setiap komponen kritik terasa seimbang.

3. Masaklah sampai pada kematangan yang pas, agar tidak justru menimbulkan syubhat dan kebimbangan, jangan diangkat jika memang masih ada yang mentah.

Kemudian sajikan dengan baik dan hati-hati, agar orang lain tertarik untuk memetik manfaat dari apa yang kamu sampaikan.

Peringatan:

Hindari “bumbu-bumbu tidak tepat,” seperti serangan terhadap karakter dan kepribadian, generalisasi berlebihan, atau tuduhan tanpa dasar, yang hanya akan merusak rasa dan meracuni dunia ilmiah.

Catatan Ringkas

03 Nov, 13:30


Ketika Kamu Bilang, "Jangan Bawa-Bawa Agama"

Maka kamu harus memahami, apakah serius kamu ingin memisahkan agama dari kehidupan? Jika serius mengatakan "jangan bawa-bawa agama," maka mestinya:

Pikirkan kembali peran agama sebagai petunjuk yang menuntun kita untuk saling menasihati dalam kebaikan, kejujuran, dan kasih sayang. Atau jangan-jangan kamu sebenarnya ngga pernah tahu agama itu apa dan ajarannya bagaimana?

Karena jika kamu mengatakan “jangan bawa-bawa agama,” tetapi pada kenyataannya masih menginginkan hidup nyaman di lingkungan yang menjunjung tinggi moralitas, saling menghormati, peduli kepada sesama, maka sebaiknya diganti saja dengan "aku hanya ingin hidup tanpa aturan".

=======

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ

“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim no. 49)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ

“Agama itu adalah nasihat.” (HR. Muslim no. 55)

Catatan Ringkas

03 Nov, 01:50


Benarkah Hidup Sengsara Adalah Ajaran Islam?

Ada yang menganggap, bahwa Syariat Islam menuntut kita untuk menjalani gaya hidup susah dan sengsara, dengan cara demikian kita akan mendapatkan derajat yang tinggi, semakin menderita maka semakin mulia nilai kita. Umat Islam idealnya harus selalu menahan kelaparan, terlantar tidak memiliki tempat tinggal, fisik lemah berpenyakit, berpakaian compang-camping, berpendidikan sangat minim, dan seterusnya.

Untuk menimbang asumsi tersebut, mari kita ajukan beberapa pertanyaan berikut:

1. Bagaimana dengan konsep syariat Islam yang datang membawa rahmat dan kebaikan di dunia maupun di akhirat bagi manusia dan seluruh makhluk? Juga dengan kaidah syariat Islam yang mendatangkan berbagai kemaslahatan atau menyempurnakannya, dan mencegah berbagai kemadharatan atau menguranginya?
2. Bukankah kesengsaraan hidup justru melemahkan manusia dalam bersedekah, menyantuni orang yang lemah seperti fakir miskin, membantu orang kesusahan misalnya terlilit hutang, berjihad fi sabilillah, memperhatikan anak yatim, dan semisalnya?
3. Apakah ada dalil yang melarang manusia mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi, memiliki fisik yang sehat dan kuat, memiliki tempat tinggal yang nyaman, memiliki kendaraan bagus, memiliki tanah dan perkebunan, memiliki pembantu dan pelayan?
4. Bukankah kenyamanan dalam hidup membantu hamba lebih nyaman juga dalam beribadah dan semakin banyak beramal untuk akhirat?
5. Apakah seseorang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya berarti pertanda pasti sudah terjangkit penyakit cinta dunia, foya-foya, tabdzir dan israf?

Tulisan ini jangan dibawa ke arah yang tidak ada hubungannya, misalnya perintah bersabar atas takdir yang tidak disukai, atau perintah menerima pemberian Allah.

Catatan Ringkas

02 Nov, 01:30


Ilmu Fikih Terlalu Banyak Tafri'at Masail

Di antara kritik terbesar beberapa pelajar hadits terhadap para pelajar fikih adalah ilmu fikih dianggap terlalu bertele-tele, membahas masalah-masalah yang tidak memiliki dalil secara khusus dan tegas, membuat cabang-cabang perincian yang terlalu berlebihan dari satu masalah, bahkan membahas masalah-masalah yang belum pernah terjadi atau tidak akan terjadi.

Sebenarnya pemahaman seperti ini kita bisa temukan jawabannya dalam topik-topik seputar Fikih Iftiradhi, Fikih Nawazil, Tarikh Tasyri', dan semisalnya, terutama dari sisi ta'shil-nya.

Namun tulisan ini singkat, maka akan disebutkan beberapa nukilan peringatan dari para ulama hadits terkemuka.

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 13/267:

من يسد باب المسائل حتى فاته معرفة كثير من الأحكام التي يكثر وقوعها فإنه يقل فهمه وعلمه.

"Siapapun yang menutup pintu pembahasan masail, sehingga menjadi tidak faham sekian banyak hukum yang sering terjadi, maka akan semakin dangkal pemahaman dan ilmunya."

Ibnu Rajab rahimahullah dalam Jami' Al-Ulum wa Al-Hikam 1/246:

فَمِنْ أَتْبَاع أهل الحديث من سد باب المسائل حتى قل فقهه وعلمه بحدود ما أنزل الله على رسوله، وصار حامل فقه غير فقيه.

"Di antara pengikut ahli hadits, ada orang-orang yang menutup pintu, (tidak mau mengulas) masalah-masalah cabang, sehingga menjadi sempit fikih dan ilmunya tentang hukum-hukum yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Selanjutnya akan menjadi seorang yang pembawa fikih saja, tapi tidak memahami apa yang dia bawa."

Ibnu Taimiyah rahimahumullah dalam Majmu' Fatawa 24/257, dengan sedikit penyesuaian:

وأما ما ذكره طائفة من الفقهاء من اجتماع صلاة العيد والكسوف فهذا ذكروه في ضمن كلامهم فيما إذا اجتمع صلاة الكسوف وغيرها من الصلوات فقد رأوا اجتماعها مع الوتر والظهر وذكروا صلاة العيد مع عدم استحضارهم هل يمكن ذلك في العادة أو لا يمكن، فلا يوجد في تقديرهم ذلك العلم بوجود ذلك في الخارج، لكن استفيد من ذلك العلم علم ذلك على تقدير وجوده كما يقدرون مسائل يعلم أنها لا تقع لتحرير القواعد وتمرين الأذهان على ضبطها.

Intinya adalah: "Adapun yang dipaparkan oleh sebagian ahli fikih, terkait masalah bertemunya Shalat Ied dengan Shalat Gerhana, mereka tidak memperhatikan apakah mungkin terjadi atau tidak akan terjadi, tetapi dapat diambil faedah dari pengetahuan tentang masalah tersebut jika seandainya benar-benar terjadi. Para ulama fikih juga memprediksi berbagai macam masalah padahal diketahui tidak pernah terjadi dalam kenyataan, tujuannya adalah untuk mencerna dan menguji kaidah dan melatih pemahaman otak untuk menguasainya."

Catatan Ringkas

28 Oct, 22:30


Mahasiswa Anti Radikal

Tahukah kamu, luar biasa sekali semangat beberapa mahasiswa sekarang! Sepertinya, mereka benar-benar memahami inti dari kehidupan kampus: mengabdikan waktu dan tenaganya untuk nongkrong di kafe favorit, sambil mengabadikan momen-momen penting dalam kehidupan.

Tentu saja, kursi-kursi di sudut kafe itu lebih “inspiratif” daripada ruang kelas atau perpustakaan yang membosankan.

Siang dan malam selalu sibuk; berdiskusi topik-topik penting seperti tren terbaru, menu favorit, dan rencana liburan. Tentu itu semua pastilah bekal “utama” untuk masa depan.

Dan kalau soal tugas? Ah, pasti bisa diselesaikan nanti, entah bagaimana caranya. Hebat sekali, mahasiswa seperti ini benar-benar punya “strategi hidup” yang mengagumkan: Urusan belajar “nanti aja deh”, tapi kalau diajak nongkrong “hari ini? sekarang juga boleh!”

Kalau kamu sendiri, pengennya jadi mahasiswa yang seperti apa?

Catatan Ringkas

28 Oct, 21:40


Janji Ngga Bakal Ribet?

Pengen baca buku? Ya, buka aja halamannya terus lihat tulisannya. Bawa stabilo atau pulpen segala macam biar kayak apa sih? Bukannya malah bikin repot dan nyoret-nyoret bikin bukunya jadi kotor? Udah, cukup baca apa adanya, toh semua ilmu kan udah tertulis jelas di buku itu. Kalau nggak inget, kan tinggal baca lagi dari awal, nggak perlu ribet-ribet diringkas atau dicatat ulang.

Mau hadir di majelis ilmu? Hadir aja kan cukup. Ribet amat harus nyimak dari awal sampai akhir, bawa alat tulis, atau malah catet-catetan segala. Kan cukup dateng, duduk manis, sambil ngobrol dikit dan kasih perhatian setengah-setengah juga kan udah lumayan. Mau langsung paham atau enggak, itu kan urusan belakangan, yang penting udah dapet pengalaman “nyari ilmu”. Apalagi harus ikut aktif di sesi latihan evaluasi segala? Lah, kocak, kan tujuan datang biar diajarin, kok malah ditanya-tanyain, lagian emang kalau cuman dengerin, nggak bakal paham?

Ada yang bilang, dalam proses belajar itu harus rutin murajaah pelajaran, menghafal poin penting, diskusi sama temen, dan segala macem. Ah, tapi itu kan ribet...

================

مَنْ لَمْ يَذُقْ ذُلَّ التَّعَلُّمِ سَاعَةً 
تَجَرَّعَ ذُلَّ الْجَهْلِ طُوْلَ حَيَاتـِهِ

وَمَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيْمُ وَقْتَ شَبَابِهِ 
فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أَرْبَعًا لِوَفَاتـِهِ

حَيَاةُ الْفَتَى وَاللهِ بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى 
إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لَا اعْتِبَارَ لِذَاتـِهِ

Siapapun yang belum merasakan susahnya menuntut ilmu walau sebentar,
Ia pasti akan merasakan hinanya kebodohan seumur hidup

Siapapun yang terluput dari menuntut ilmu semasa mudanya,
Maka ucapkan takbir empat kali untuknya (shalat jenazah) karena dia telah wafat.

Hidupnya seseorang itu -demi Allah- indikatornya adalah ilmu dan takwa,
Jika keduanya sudah telah tiada, maka tak bernilai lagi dirinya.

Catatan Ringkas

28 Oct, 11:41


Point of View Ilmu Nahwu Ketika Menasehati Para Penuntut Ilmu

Wahai para penuntut ilmu, ketahuilah penuntut ilmu yang sukses adalah mereka yang selalu mabni di atas tujuan mulia, bukan mu'rab dengan rayuan dunia yang menggoda.

Jadikan dirimu marfu’ dengan niat yang lurus. Jadikan keikhlasan sebagai mubtada dalam memulai aktivitas belajar, dan jadikan khabar para salaf sebagai penyemangat. Usahakanlah dirimu selalu menjadi fa’il yang menggerakkan kebaikan, bila tak mampu maka jadilah naibul fa'il yang setia mendukung langkah pejuang kebaikan. Hendaklah dirimu menjadi isim kaana yang penuh kearifan dan kebijaksanaan, dan jadikan dirimu khabar inna yang berani menyebarkan kebaikan.

Jangan biarkan kepribadianmu manshub untuk tujuan yang menyimpang. Ketahuilah ketawadhu'an adalah khabar kaana yang mengantarkan kepada kemuliaan dan kesombongan adalah isim inna yang pasti membinasakan. Targetkan pengamalan ilmu sebagai maf’ul bihi yang nyata, bila perjuanganmu terasa berat jadikan kesabaran sebagai maf’ul mutlaq yang tak bertepi, niatkan ridha Allah sebagai maf’ul liajlihi. Jika ada sahabat yang baik, hendaklah kamu menjadi maf’ul ma'ah yang saling menguatkan. Ingatlah zharaf zaman yang sudah berlalu takkan berulang, dan zharaf makan yang baik dapat membentuk kepribadianmu. Dalam perjalanan menuntut ilmu, jadikan kelembutan menjadi haal akhlakmu, gunakan wahyu sebagai tamyiz yang jelas antara baik dan buruk. Hindari kezaliman yang menjadikan dirimu mustasna dari golongan penuntut ilmu, jangan mudah menjadi munada dari setiap seruan kejahatan.

Carilah teman yang baik agar dirimu majrur dalam arus ketaatan, dekati mereka dan jadikan mereka mudhaf ilaih yang mengingatkanmu ketika lalai, jauhi teman-teman yang kemasukan huruf jer hawa nafsu.

Saat berinteraksi dengan guru-gurumu, hiasi perbuatanmu dengan na'at penghormatan, berikan taukid pada kesopanan, dalam setiap doa athaf kan kebaikan dirinya, dan persiapkan dirimu untuk menjadi badal darinya sepeninggalnya.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

28 Oct, 09:50


Daripada Beli Tiket Kebahagiaan

Ada sebagian orang membayar berbagai bentuk tiket dengan harga mahal untuk mencari kebahagiaan. Tiket perjalanan, tiket hiburan, tiket penginapan, tiket pertandingan olahraga, tiket pertunjukan, dan segalanya.

Padahal kebahagiaan seringkali terletak pada momen-momen dan aktivitas sederhana yang sering terabaikan.

Contohnya:

Berbincang santai dengan istri/suami atau anak-anak, berkunjung lalu membantu kedua orangtua, berjalan-jalan bersama di taman atau tepi sawah, memandangi keindahan alam sekitar, duduk di bawah pohon rindang, menyelesaikan tugas-tugas ringan, memberi hadiah kepada sahabat walaupun kecil, membaca lembaran-lembaran mushaf, menyimak murattal bacaan qari favorit, membaca buku atau kisah yang menarik, istirahat yang cukup, tersenyum dan menyapa masyarakat sekitar, bagun pagi dan menghirup udara segar, hadir di majelis ilmu, atau beristighfar dan berdoa di tengah malam.

Perbanyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan pada dirimu.

Catatan Ringkas

28 Oct, 05:05


Seperti Kaleng Kosong Menggelinding

Banyak akal yang tercemar virus mematikan saat usia muda, bahkan baru belasan tahun. Hedonisme, konsumerisme, materialistis, popularitas, histrionik, narsistik, dan lain sebagainya.

Terhubung dengan hati yang kering dan hitam legam karena tidak ada cahaya keimanan dan siraman ketakwaan, tidak mengerti halal-haram, tidak tahu letak ketenangan jiwa dan kebahagiaan hakiki.

Tubuh-tubuh kosong tersebut terus terpaksa melangkah tanpa arti, bahkan hingga puluhan tahun, mungkin sampai dua pertiga abad atau lebih. Seperti kaleng kosong yang menggelinding di jalanan, ditendang sana-sini, bergerak tanpa arah dan tujuan, selain itu menimbulkan suara yang mengganggu.

Tercatat sebagai makhluk hidup, seolah menjalani rutinitas sehari-hari, tetapi jika digali tentang sosoknya, justru semakin kuat bau busuk seolah-olah berasal dari seonggok bangkai.

Kehidupan yang diwarnai oleh kebisingan dan keramaian tanpa makna, gemerlap dunia yang membuat semakin tertekan, menghabiskan waktu untuk mengejar hal-hal tidak berguna, tidak bermoral, dan memadharatkan dirinya maupun orang lain.

Semoga Allah melindungi kita, keluarga kita, dan keturunan kita dari penyakit semacam itu.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

28 Oct, 00:58


Lihatlah Gaya Hidup Modern Kita

Tren berfoto di tempat ekstrem atau live streaming sambil melakukan aktivitas berbahaya demi konten kini marak.

Banyak yang rela mempertaruhkan keselamatan dan akal sehatnya hanya untuk views dan likes. Seakan-akan harga diri kini ditakar dan ditukar dengan angka digital.

Batas antara kreativitas dan absurditas semakin kabur, dan masyarakat yang menganggap ini sebagai "kebebasan berekspresi". Apa yang kita saksikan dianggap suatu prestasi dan kemajuan.

Dengan bungkus hiburan, sampah sebusuk apapun sekejap menjadi barang yang sangat mahal.

Catatan Ringkas

28 Oct, 00:41


Terjebak Ke Dalam Jeratan Eksplorasi

Otak yang cerdas cenderung selalu haus akan hal baru, gemar menjelajahi beragam pemahaman, dan enggan terjebak terlalu lama di satu tempat.

Namun, perjalanan dalam ilmu bukanlah soal seberapa banyak yang dilewati, melainkan seberapa mendalam kita memahaminya dan seberapa besar manfaat yang kita ambil.

Agar kecerdasan benar-benar berarti, kita perlu membimbingnya untuk menghargai ilmu dengan sepenuh hati, fokus pada apa yang berguna, dan memperkuat pemahaman dengan mengamalkannya.

Dengan cara itu, pengetahuan yang kita kumpulkan menjadi lebih dari sekadar tumpukan informasi.

Catatan Ringkas

28 Oct, 00:37


Ide Memindah Lautan Ke Dalam Ember

Mempelajari sesuatu yang baru ibarat menyelam ke dalam lautan yang luas dan dalam, penuh misteri serta kekayaan tak terhingga. Tak mungkin kita bisa membawa seluruh samudra itu ke dalam seember air, atau menyulapnya menjadi kolam kecil di halaman rumah. Justru, tantangan sejati dalam belajar adalah mengetahui apa yang perlu kita pelajari terlebih dahulu, dan bagaimana terus mengembangkan pemahaman kita dalam perjalanan tersebut.

Daripada berfokus pada upaya “mengambil seluruhnya,” belajarlah untuk menyelam lebih dalam. Temukan mutiara-mutiara pengetahuan yang bermanfaat untuk dirimu, baik itu makanan untuk pemikiran, bekal untuk wawasan, atau permata yang memperindah sikap dan akhlak. Dalam lautan ilmu, kita tidak hanya “mengambil yang perlu,” tetapi juga menemukan pemahaman baru, mengasah kemampuan berpikir, dan membangun keterampilan yang membuka jalan bagi pengetahuan lain yang lebih luas.

Berbagai pilihan akan tersedia di sepanjang perjalanan ini, dan memutuskan mana yang perlu kita pelajari atau ambil manfaatnya memang membutuhkan kebijaksanaan. Terkadang, kita tak langsung melihat guna dari sebuah pengetahuan, namun tetap penting untuk terbuka karena sering kali justru dari situ pemahaman kita berkembang.

Teruslah mengeksplorasi. Belajar bukanlah sebuah upaya “mengangkut seluruh kekayaan” lautan ilmu, melainkan memahami cara menjelajahinya dengan arah dan tujuan. Ingatlah bahwa laut ini tak ada habisnya, dan dalam perjalanan itu, rasa haus ilmu yang dibalut dengan doa akan menjadi kompas yang menuntun kita menemukan manfaat yang sesungguhnya.

Catatan Ringkas

15 Oct, 05:22


Prinsip dasar atau fundamental adalah asas yang menjadi fondasi dalam berpikir dan bertindak.

Secara umum, prinsip dasar berfungsi sebagai pedoman penting dalam kehidupan sehari-hari dan pengambilan keputusan.

Catatan Ringkas

13 Oct, 21:42


Kalau Tidak Sekarang Maka Besok

Memaksakan diri untuk faham dan hafal dalam satu hari sekian banyak materi pelajaran baru merupakan suatu keanehan.

Tapi itulah yang seringkali kita bayangkan, ketika membaca atau menyimak pelajaran, berharap faham dan hafal seratus persen dalam sekejap.

Sehingga kita merasa tidak perlu persiapan sebelumnya, tidak perlu murajaah setelahnya, dan tidak perlu bertanya hal-hal yang rumit.

Padahal faktanya ilmu sangat luas, yang tidak kita fahami hari ini bisa jadi kita fahami esok hari. Sedikit demi sedikit. Menjadi ahli ilmu butuh waktu dan proses. Semoga Allah membimbing kita dalam belajar.

Catatan Ringkas

11 Oct, 00:03


Dijaring Setelah Itu Tidak Dirawat

Tidak salah juga "menjaring" murid sebanyak-banyaknya, tapi mungkin yang perlu dipikirkan juga adalah bagaimana cara membuat mereka yang sudah masuk ke dunia ilmu untuk terus bertahan dalam perjuangan menutut ilmu sampai benar-benar matang.

Tugas "merawat" sangat penting, kita tidak perlu mempersulit para penuntut ilmu dan memaksa mereka untuk harus berjuang lebih berat, mereka yang saat ini sudah mau belajar itu sudah banyak berjuang dan menghadapi berbagai kesulitan, kita hidup di masa ilmu semakin langka dan penghalang untuk belajar berevolusi menjadi semakin hebat.

Catatan Ringkas

05 Oct, 22:17


Salah Satu Kelebihan Jami' Tirmidzi

Imam Tirmidzi dalam kitab hadits beliau, Al-Jami' atau dikenal juga dengan As-Sunan, memiliki kebiasaan yang istimewa, yaitu mencatat mazhab-mazhab para fuqaha setelah penyebutan hadits, terkadang bahkan menyebutkan manakah mazhab yang diamalkan dan dipraktekkan.

Dari sini maka beliau menunjukkan kepada para penuntut ilmu hadits untuk mengetahui contoh-contoh praktek nyata berupa fikih-nya para salaf. Beliau juga menekankan pentingnya mengamalkan ilmu dan bagaimana cara mengamalkannya.

Catatan Ringkas

05 Oct, 13:52


Manfaat Membaca Kitab-Kitab Tebal Berjilid-Jilid

Terutama kitab-kitab tafsir yang tebal dan syarah hadits yang panjang lebar, berisi penjelasan dalam berbagai bidang ilmu.

1. Mendapatkan penjelasan berbagai pembahasan secara lebih terperinci dan lengkap.
2. Mengetahui hubungan lintas bidang keilmuan, misalnya: ilmu-ilmu bahasa, ilmu-ilmu fikih, ilmu-ilmu Qur'an, ilmu-ilmu hadits, dst. Sehingga lebih komprehensif dan menghilangkan kejenuhan.
3. Mengenali sisi-sisi kelemahan dalam menuntut ilmu, misalnya saat tidak faham suatu ungkapan, sehingga memacu untuk melengkapi dan menambal kekurangan.
4. Menyadarkan posisi dan tingkatan seseorang dalam dunia keilmuan, sehingga lebih tawadhu dan menghormati para ulama yang lebih berilmu.
5. Memahami bahwa kitab-kitab matan dan mukhtashar adalah tangga yang perlu dilalui untuk mencapai tingkatan kitab-kitab besar.
6. Mengembangkan kaidah-kaidah dan teori-teori dalam ilmu alat yang sudah dikuasai melalui contoh penerapan dan praktek.
7. Mendapatkan ide-ide judul atau tema yang perlu dan bagus untuk dibahas lebih mendalam dan meluas lagi.
8. Meningkatkan semangat menuntut ilmu, meneladani para ulama yang menghabiskan waktu mereka untuk menuliskan ilmu-ilmu bermanfaat.
9. Menemukan faidah-faidah berharga yang tersembunyi dan terkadang tidak terduga terselip dalam pembahasan tertentu, bisa jadi tidak ditemukan kecuali dengan membaca dari awal sampai akhir.
10. Menikmati keindahan dan kebahagiaan ruh dan hati yang sulit digambarkan saat mendapat berbagai ilmu dan faidah berharga.

Catatan Ringkas

28 Sep, 14:26


The Fundamental Guidelines for Muslim Designers - Yanfauka

https://m.youtube.com/watch?v=F27rejUA-uY

Catatan Ringkas

10 Sep, 05:32


Kalau kamu dulu pernah mendengar bahwa tingkatan dan kedudukan seorang dalam keilmuan itu ditentukan dengan gelarnya.

Maka saat ini kamu tidak perlu lagi risau dan geram. Karena kedudukan tersebut sudah bisa dibeli tanpa harus bersusah payah mencari gelar.

Menariknya, pembelian tersebut bisa dicicil menggunakan "hasil usaha orang lain".

Catatan Ringkas

10 Sep, 05:01


Kita hidup di masa yang sangat canggih, dimana para guru dinilai oleh para murid.

Pengajar yang terbaik adalah yang paling penurut, selalu menuruti semua permintaan, apapun permintaan tersebut.

Bahkan, katanya, ilmu saat ini harus pandai-pandai menyesuaikan diri dengan segala hal, termasuk kejahilan.

Catatan Ringkas

28 Jul, 00:30


E-book: "Ustadz Achmad Handika - Kumpulan Tulisan Telegram"

Bismillah, dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala kami meluncurkan ebook terbaru: "Ustadz Achmad Handika - Kumpulan Tulisan Telegram".

Ebook ini mengumpulkan berbagai tulisan berharga dari Ustadz Achmad Handika rahimahullah yang telah beliau bagikan selama sekian tahun melalui Channel Telegram, berisi fawaid ilmiah, nasehat, ringkasan pelajaran, kisah ulama, dan motivasi sehari-hari.

Download sekarang dan nikmati rangkaian ilmu dan faidah yang berharga ini.

Semoga ebook ini membawa manfaat dan kebaikan bagi kita semua.

E-book dapat didownload melalui:

https://drive.google.com/file/d/124dnJ33zzkCLDl3UB-xAAoYiShw18roc/view?usp=drivesdk

Barakallahu fiikum. Selamat membaca!

Catatan Ringkas

09 Jul, 23:30


Sistem Islam Merupakan Tatanan Kehidupan Bersifat Holistik


Islam tidak hanya mengatur hubungan individu dengan Rabb-nya, tetapi juga menyentuh setiap sendi kehidupan manusia dengan panduan yang komprehensif untuk mencapai kemaslahatan bagi hamba di dunia maupun di akhirat.

Sehingga Syariat Islam meliputi segala bidang, termasuk dalam politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, kesenian, pendidikan, medis, militer, bioetika, lingkungan, dan seterusnya.

---

Dalam perspektif politik, dalam bingkai Fikih Siyasah Syar'iyah, Islam menawarkan prinsip-prinsip keadilan, kemaslahatan umum, hak dan kewajiban. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang adil dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Termasuk konsep hubungan antar negara, sumber-sumber harta negara untuk Baitul Maal, syarat-syarat pemimpin atau hakim, dan kebutuhan negara lainnya.

Secara ekonomi, terdapat Fikih Muamalah Maaliyah, Islam mengatur berbagai kontrak akad yang memberikan kemaslahatan bagi hamba, sehingga ada konsekuensi terkait dhaman dan seterusnya dari masing-masing akad. Juga melarang praktik riba, gharar, dan kezaliman yang dapat menimbulkan ketidakadilan dan eksploitasi. Ekonomi Islam menekankan pada keadilan distributif dan keseimbangan dalam kepemilikan sumber daya sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dalam ranah hukum, Islam menyediakan panduan yang komprehensif melalui syariah yang mencakup hukum pidana, perdata, dan hukum keluarga. Syariah bertujuan untuk menjaga lima tujuan utama yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Implementasi hukum Islam memerlukan dukungan dari sistem peradilan yang berintegritas dan penegakan hukum yang konsisten.

Sosial budaya dalam Islam mendorong terciptanya masyarakat yang harmonis dan saling menghormati. Islam mengajarkan nilai-nilai etika dan moral yang tinggi, seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Seni budaya dalam Islam juga diarahkan untuk mencerminkan nilai-nilai spiritual dan etika yang luhur.

Bahkan dalam bidang militer, Islam memiliki konsep pertahanan yang berlandaskan pada prinsip membela diri dan melindungi kemaslahatan umat, juga mempersiapkan kekuatan untuk berjihad memperjuangkan tauhid.

---

Untuk mengimplementasikan seluruh aspek sistem Islam ini, umat Islam perlu terlibat aktif untuk berkolaborasi dalam berbagai sektor kehidupan.

Jangan sampai umat muslim terperosok dalam jurang ideologi sekularisme dan semisalnya yang ingin memisahkan agama dari politik dan lainnya, karena semua kebutuhan dan segala permasalahan sudah ada solusinya dalam Syariat Islam yang sempurna ini, tinggal menggali dan mempelajari saja.

Catatan Ringkas

01 Jul, 12:07


Platform Aplikasi Lowongan Pekerjaan Halal

Kesadaran tentang pentingnya meninggalkan pekerjaan haram dan mencari penghasilan halal menjadikan kebutuhan akan lowongan pekerjaan halal semakin meningkat. Aplikasi platform yang menghubungkan pencari kerja dan pencari karyawan dapat menjadi solusi efektif untuk menemukan kandidat yang sesuai dengan prinsip syariah.

Kebutuhan dan Solusi

Banyak di medsos yang share poster-poster lembaga pendidikan atau lainnya yang kesulitan menemukan kandidat profesional. Banyak guru juga membutuhkan pekerjaan sampingan karena gaji yang tidak mencukupi. Aplikasi ini diharapkan menjembatani kebutuhan lembaga dan profesional yang mencari pekerjaan tambahan.

Fitur Utama Aplikasi

Fitur filter pada aplikasi ini mungkin elemen yang paling krusial, inilah yang menjadikan kebutuhan aplikasi, karena ada beberapa medsos yang menyediakan layanan tersebut tetapi tidak bisa melakukan filter. Filter yang mencakup diantaranya:

1. Range Gaji: Opsi rentang gaji yang diinginkan, juga benefit lain yang didapatkan.
2. Bidang Keahlian: Kategori bidang keahlian spesifik, berdasarkan pengalaman dan kemampuan.
3. Jenis Pekerjaan: Pekerjaan penuh waktu, paruh waktu, pekerja lepas, dan sampingan.
4. Lokasi Pekerjaan: Pekerjaan jarak jauh atau di kantor, serta area geografis untuk yang hadir fisik.
5. Waktu Bekerja: Shift pagi, siang, atau malam.

Fitur Tambahan

Aplikasi ini memungkinkan untuk didesain dengan tambahan fitur-fitur premium. Misalnya memungkinkan pengguna mengunggah CV, menawarkan pekerjaan, atau membuka lamaran kerja dengan pengaturan profil privat atau publik. Seleksi ketat diterapkan untuk memastikan kehalalan pekerjaan.

Kehalalan dan Kontrak Kerja

Semua pekerjaan harus melalui seleksi untuk memastikan kehalalannya. Jenis pekerjaan haram tidak bisa diinput, transaksi riba, penipuan, barang haram, dan seterusnya. Pengguna harus menyepakati kontrak yang menjamin kepatuhan terhadap prinsip syariah.

Kesimpulan

Aplikasi platform dengan filter khusus untuk pekerjaan halal dapat meningkatkan efisiensi dan profesionalisme dalam pencarian kerja, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap prinsip syariah, ini menjadi sebuah tantangan bagi para profesional. Tulisan ini bertujuan memberikan inspirasi untuk membuat proyek yang bermanfaat bagi umat dan masyarakat.

Fida' Munadzir Abdul Lathif

Catatan Ringkas

01 Jul, 00:06


Memahami Kaidah Fikih Al-'Adah Muhakkamah: Tradisi Menjadi Landasan Hukum

Alhamdulillah materi telah tersedia dalam bentuk video penjelasan dalam Bahasa Indonesia dengan menampilkan teks kitab aslinya.

Daftar Isi Materi:

1. Kaidah Fikih Al-'Adah Muhakkamah: Kedudukan dan Pola Kaidah
2. Kaidah Fikih Al-'Adah Muhakkamah: Makna Adat, Urf, dan Muhakkam
3. Kaidah Fikih Al-'Adah Muhakkamah: Dalil dan Wilayah Penerapan Kaidah
5. Kaidah Fikih Al-'Adah Muhakkamah: Ketika Adat Bertentangan Dengan Hal Lain
6. Kaidah Fikih Al-'Adah Muhakkamah: Syarat Adat dan Urf yang Menjadi Acuan

Link Playlist Video:

https://www.youtube.com/watch?v=A6dXhXukFc4&list=PLRxnl_2iWBUj8XP1gvvpgk2Et4eLcJ9Ox

Catatan Ringkas

30 Jun, 23:55


Mengajar Itu Belajar

Mengajar adalah salah satu bentuk pengembangan ilmu yang dimiliki penuntut ilmu, tentu saja mengajarkan sebatas apa yang telah dia kuasai, karena secara otomatis akan memicu untuk murajaah dan menelaah lagi, tujuannya adalah membantu penuntut ilmu lain yang berada di bawah levelnya.

Kalau disyaratkan pengajar harus benar-benar ulama besar, maka tentu saja harus sekelas Syaikhul Islam untuk bisa menjadi guru, sehingga tidak akan pernah terjadi aktivitas menuntut ilmu di masa sekarang.

Yang menjadi syarat mengajar adalah dia menguasai materi yang akan diajarkan, tidak boleh melampaui batas tersebut.

Misalnya seseorang baru lulus Mutammimah Ajurumiyah, maka pastinya belum layak mengajarkan Alfiyah Ibnu Malik, tetapi membantu penuntut ilmu lain yang masih belajar Ajurumiyah tentu saja sangat baik.

Catatan Ringkas

30 Jun, 13:19


Memahami Teori Fikih Tentang Penyalahgunaan Hak: Konsep dan Aplikasi

1. At-Ta'assuf fi Isti'mal Al-Haq: Definisi dan Sejarah
2. At-Ta'assuf fi Isti'mal Al-Haq: Dalil dan Aplikasi Teori
3. At-Ta'assuf fi Isti'mal Al-Haq: Dhawabit dan Cakupan Teori
4. At-Ta'assuf fi Isti'mal Al-Haq: Implikasi dan Konsekuensi
5. At-Ta'assuf fi Isti'mal Al-Haq: Korelasi Dengan Qawaid Fikih
6. At-Ta'assuf fi Isti'mal Al-Haq: Referensi

Link playlist:

https://youtube.com/playlist?list=PLRxnl_2iWBUhNjRvAzHkxNDrJNKaOFkjk&feature=shared

Catatan Ringkas

28 Jun, 01:04


ChatBot AI dan Peran Orang Tua Pada Kehidupan Anak

Kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang Artificial Intelligence (AI) seperti ChatBot, telah mengubah banyak aspek kehidupan kita.

Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah potensi AI menggantikan peran orang tua dalam kehidupan anak-anak. Meskipun mungkin pernyataan ini terdengar berlebihan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.

Pengaruh AI dan Media Sosial

Anak-anak sering merasa tidak nyaman berbicara tentang masalah pribadi mereka dengan orang tua yang cuek atau tidak mendengar keluh kesah mereka.

Dalam kondisi ini, mereka mungkin mencari pelarian lain, seperti teman yang buruk di media sosial atau AI yang selalu siap mendengarkan. Data dari Common Sense Media menunjukkan bahwa 45% anak-anak berusia 10-18 tahun merasa lebih nyaman berbicara tentang masalah pribadi mereka di media sosial atau platform online lainnya daripada dengan orang tua mereka.

Peran AI dalam Memecahkan Masalah

AI dapat membantu anak-anak dalam memecahkan masalah sehari-hari, seperti memberikan saran belajar, mengingatkan jadwal, atau sekadar menjadi teman virtual yang selalu ada. Sebuah studi oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa 59% remaja menggunakan perangkat digital untuk bantuan belajar dan 34% menggunakan aplikasi atau perangkat AI untuk konsultasi masalah pribadi.

Namun, peran AI tidak seharusnya menggantikan peran orang tua. Orang tua harus menyadari kehadiran AI dan mengambil tindakan bijak untuk memanfaatkan teknologi ini dalam batasan yang wajar.

AI bisa digunakan sebagai alat bantu, namun peran utama orang tua dalam memberikan kasih sayang, kepercayaan, dan dukungan emosional tetap tak tergantikan.

Keterbatasan AI dan Pentingnya Peran Orang Tua

AI semakin dilatih untuk memahami emosi manusia, seperti kesedihan, kemarahan, dan kebahagiaan, melalui analisis pilihan kata atau intonasi suara.

Penelitian dari MIT Media Lab menunjukkan bahwa algoritma AI dapat mendeteksi emosi dengan akurasi hingga 85% berdasarkan analisis teks dan suara.

Namun, kemampuan AI dalam membaca emosi tidak dapat menggantikan hubungan emosional yang mendalam dan personal antara anak dan orang tua.

Kebutuhan Anak Terhadap Perhatian

Anak-anak sering mencari seseorang yang bisa memahami kondisi mereka, baik itu masalah sosial seperti bullying, kesulitan di sekolah, atau keinginan mereka untuk menggapai cita-cita dan menyalurkan hobi.

Menurut laporan American Psychological Association, 40% remaja merasa orang tua mereka tidak memahami masalah yang mereka hadapi di sekolah atau kehidupan sosial.

Ketika orang tua mengabaikan kebutuhan emosional anak-anak mereka, ini bisa berdampak negatif pada perkembangan mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk lebih responsif dan terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka.

Kesimpulan

Peran AI dalam kehidupan anak-anak bisa menjadi pelengkap yang berguna jika digunakan dengan bijak, namun tidak boleh menggantikan peran fundamental orang tua.

Orang tua harus tetap menjadi sumber utama kasih sayang, kepercayaan, dan dukungan emosional bagi anak-anak mereka untuk memastikan perkembangan yang sehat dan seimbang.

Menggabungkan teknologi dengan pendekatan orang tua yang lebih terlibat dan peduli dapat memberikan hasil terbaik bagi kesejahteraan anak-anak.

Referensi:

1. Common Sense Media. (2020). "The Impact of Social Media on Children, Adolescents, and Families."
2. Pew Research Center. (2018). "Teens, Social Media & Technology."
3. MIT Media Lab. (2019). "Emotion Detection from Text and Speech: A Comparative Study."
4. American Psychological Association. (2021). "Stress in America: Generation Z."

Ket: Tulisan ini telah disempurnakan menggunakan AI ChatGPT.