Gerai Fathimah @geraifathimah Channel on Telegram

Gerai Fathimah

@geraifathimah


Catatan ringan Abu Zakariyya Thobroni. Lelaki biasa, seorang jurnalis di masanya (1994-2014). Bisa dihubungi di 0817307670

Gerai Fathimah (Indonesian)

Gerai Fathimah adalah saluran Telegram yang menyajikan catatan ringan dari Abu Zakariyya Thobroni. Abu Zakariyya Thobroni adalah seorang lelaki biasa yang pernah menjadi seorang jurnalis pada periode 1994 hingga 2014. Melalui saluran ini, ia berbagi pemikiran, pengalaman, dan pandangannya tentang berbagai hal. Dari topik seputar kehidupan sehari-hari hingga berita terkini, Gerai Fathimah memberikan sudut pandang yang unik dan berbeda. Pengguna dapat menghubungi Abu Zakariyya Thobroni melalui nomor kontak 0817307670 untuk berinteraksi langsung atau memberikan masukan. Bergabunglah dengan Gerai Fathimah dan dapatkan inspirasi serta wawasan baru setiap harinya!

Gerai Fathimah

27 Jan, 00:01


KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH BANDUNG RAYA
Wajah Baru dan Orang Lama

"Tadi bapak berbaju putih di sebelah kanan itu orang baru."
"Ada 5 orang baru, kayaknya warga sekitar masjid."

Demikian obrolan panitia Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bandung Raya di Masjid Agung Al Ukhuwwah, Bandung. Kajian berlangsung pada hari Ahad, 26 Januari 2025. Kajian dimulai bakda Asar hingga menjelang Maghrib.

Sebagai pemateri adalah al Ustadz Abu Hamzah Yusuf S.Pd hafidzahullah. Ustadz Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya itu membahas kitab Tafsiru Ayatil Ahkaam.

Alhamdulillah, Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bandung Raya kali pertama itu berlangsung sukses. Itu jika didasarkan pada peserta yang hadir di kajian tersebut. Beberapa di antara mereka adalah 'orang-orang lama' yang biasa hadir di Masjid LIPI di tahun 2000an. Di antara peserta juga berasal dari warga sekitar dan beberapa ikhwan yang terlihat baru hadir di kajian gurunda.

Belum lagi ikhwah dari Bandung Raya juga banyak yang hadir. Mereka dari Manglayang, Cileunyi, Rancaekek, Majalaya, Bandung, Jatinangor, Soreang, Cimahi, dan Banjaran. Bahkan ada juga peserta dari Sumedang dan Garut.

"Ada ikhwan yang terakhir kali bertemu di dauroh di tahun 2017. Tadi saya lihat ada (di kajian)," ujar al Ustadz Abu Dzar al Falembanji hafidzahullah, salah satu panitia Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bandung Raya.

Kehadiran wajah-wajah baru dan lama --di kalangan ikhwah dan akhwat-- di Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bandung Raya menjadi indikasi pula akan mendesaknya kebutuhan sebuah kajian di pusat Kota Kembang. Sore itu sekitar 100 peserta yang hadir.

Makanya kajian yang diselenggarakan oleh Panitia Kajian Ahlussunnah Bandung itu direncanakan rutin digelar di setiap Ahad pekan keempat. Nantinya kajian akan dimulai pada bakda Dhuhur hingga selesai. InsyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 27 Rajab 1446H/27 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

23 Jan, 22:03


KAJIAN AHLUSSUNNAH SUKABUMI
Investasi Terbaik

"Kita mengikuti arus," ujar Bang Manda, pemilik rumah makan Padang "Lembah Anai" di Jl. Pelda RE Suryanta, Kel. Nanggeleng, Kec. Citamiang, Kota Sukabumi. Siang itu rombongan kami (Abu Hafshoh, Abu Nizma Komara, Abu Faqih Ginanjar) bersama gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf, S.Pd hafidzahullah dijamu makan siang masakan Padang oleh Bang Manda.

Mengikuti arus yang dimaksud Bang Manda adalah mengikuti selera konsumennya. Dia meracik bumbu untuk masakan Padang jualannya disesuaikan dengan lidah orang Sukabumi.

Mengikuti arus atau selera pasar pulalah yang dilakukan Abu Ukasyah Luqman --owner Zenith Coffee Store-- untuk menjual produk barunya. Yakni, kopi sachetan berupa kopi dan kopi plus gula mengikuti selera pasar.

Hanya saja kopi sachetan produk Abu Ukasyah Luqman --Kopi Millioner-- menggunakan kopi murni tanpa campuran apa pun. "Kita menggunakan kopi Sumatera," begitu Abu Ukasyah Luqman menjelaskan ketika menjamu kopi di Zenith Coffee Store yang beralamat di Jl. Siliwangi No.82, Cikole, Kec. Cikole, Kota Sukabumi.

Jazaakumullahu khoiron untuk Bang Manda dan Abu Ukasyah Luqman atas jamuannya. Masakan Padang yang lezat, kopi yang mantap, dan ukhuwah yang hangat.

Sungguh, setiap kali kami datang bersama gurunda, jamuan nikmat dan sambutan hangat selalu kami dapat. Ahlussunnah memang senantiasa berusaha memuliakan tamunya. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”

Memuliakan tamu adalah amalan sholeh. Amalan kebaikan yang disyariatkan oleh Allah 'azza wa jalla dan Rasul-Nya. Amalan yang mensyaratkan keikhlasan, keimanan, dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Menurut gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf, S.Pd, merupakan anugerah terbesar seseorang bisa beramal sholeh. Amal sholeh kunci kehidupan yang baik. Kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat, dan kehidupan bernegara.

Gurunda kemudian menyebutkan firman Allah 'azza wa jalla di surat An Nahl ayat 97: "Siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan."

Gurunda sampaikan tentang keutamaan beramal sholeh tersebut ketika memberikan tausiyah di Sukabumi. Tepatnya di Masjid Ma'had Miftah Daaris Sa'adah, Sukabumi Selasa (21/1) lalu. Sebuah ma'had ahlussunnah yang beralamat di Desa Nagrak Legok, Limbangan, Kec. Sukaraja, Kab. Sukabumi. Ma'had tersebut diasuh oleh al Ustadz Abu Hanan Harits, Lc hafidzahullah.

Tausiyah berlangsung mulai bakda Maghrib hingga Isya. Di tausiyah malam Rabu itu gurunda juga mengatakan, apa pun yang kita miliki di dunia ini tiada gunanya jika kita tidak beramal sholeh. Abu Lahab punya harta tapi tidak berguna karena tidak bisa menyelamatkan dirinya dari siksa api neraka.

"Harta bukanlah investasi terbaik, investasi terbaik adalah beramal sholeh," ujar gurunda yang menyampaikan tausiyah berjudul "Investasi Terbaik" di malam Rabu itu.

Menurut gurunda, hanya orang-orang yang mendapatkan taufik dari Allah 'azza wa jalla yang diberikan kemudahan untuk beramal sholeh. Tidak banyak orang yang bisa dan dibeirkan kemudahan mengerjakan amalan sholeh.

Amalan sholeh yang dikerjakan tentunya harus berdasarkan ilmu. Ilmu itu imamnya amal. Amalan adalah makmum. Amalan harus mengikuti ilmu.

Mari kita bersemangat beramal sholeh.

(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 24 Rajab 1446H/24 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

22 Jan, 09:18


DAUROH METRO LAMPUNG
Dakwah Kian Mendapatkan Tempat

"Yang saya rasakan, dauroh kali ini saya bertemu dan berkenalan dengan ikhwan-ikhwan yang sebelumnya belum saya kenal. Alhamdulillah, pertemuan kali ini sangat berkesan," ujar Abu Zhidan, salah seorang peserta Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jamaah Kota Metro Lampung (17 - 19/1) lalu.

Dauroh tersebut berlangsung di Masjid Al Abror, Ma'had Ittibaaussalaf di Metro Lampung. Sebagai pemateri didatangkan al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy (Pengasuh Ma'had Daarul Hadits Al Bayyinah, Sidayu Gresik) dan al Ustadz Abdushshomad Bawazier (Pengasuh Ma'had As Sunnah, Batu Malang). Hafidzahumallah.

"Peserta hadir kurang lebih 1000 orang, peserta berasal dari seluruh kabupaten di Lampung. Ada juga peserta dari Baturaja (Ogan Komering Ulu) dan Gelumbang (Muara Enim). Tambahan, ada ikhwan dari daerah Teluk Betung, meski rumah kebanjiran mereka tetap mengikuti dauroh," kabar dari Abu Hamzah Edo, salah satu panitia di Dauroh Kota Metro.

MasyaAllah.

Yang menggembirakan, di antara para peserta banyak juga 'muka-muka baru'. Maksudnya mereka yang selama ini jarang atau baru terlihat di dauroh. "Terutama dari kota Bandar Lampung," kata Abu Hamzah Edo.

Hal tersebut bisa dijadikan indikasi bahwa dakwah ahlussunnah semakin mendapatkan tempat di hati kaum muslimin. Mereka mau menerima dan menyambut dakwah ahlussunnah. Biidznillah.

Kejadian di Dauroh Metro Lampung mirip dengan SePIRIT Mengaji di Masjid Agung Ciawi Tasikmalaya, Ahad (19/1) lalu. Di antara 500-an peserta, ada muka-muka yang baru dikenal atau terlihat di SePIRIT Mengaji.

Salah satunya ada rombongan ikhwah Banjaran Bandung yang menggunakan 3 mobil ke SePIRIT Mengaji. Ikhwah Manglayang Bandung pun sempat dibuat keheranan. Selama ini mereka taklim di mana?

Ternyata mereka ikhwah dari Bojong Sereh, dekat daerah Pameungpeuk Banjaran Bandung. Mereka biasa taklim dengan salah satu murid al Ustadz Abdurrohman Lombok. Hafidzahumallah.

Dikabarkan banyak orang awam yang mengikuti taklim ustadz alumnus angkatan pertama Ma'had Ar Ridho Sewon Bantul itu. Di antaranya ada guru-guru sekolah, mahasiswa dan anak-anak warga sekitar.

Pun begitu di Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jamaah Blitar yang setiap pekan digelar di Jumat malam. Kajian berlangsung di Masjid Abdullah Marzuqi yang beralamat di Dusun Bendel, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Beberapa warga sekitar masjid --pria can wanita-- betah mengikuti kajian yang diisi oleh asatidzah pengasuh Ma'had Ar Rayyan Tulungagung itu.

Alhamdulillah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 22 Rajab 1446H/22 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

20 Jan, 21:18


DAUROH GEMBA
Separuh Warga Sebuah Kampung Berangkat Dauroh

Gemba singkatan dari Gerakan Masyarakat Baru. Dikabarkan sebagai branding warga transmigran dari Pulau Jawa yang menempati sebuah desa bernama Waimital, Kec. Kairatu, Kab. SBB, yang terletak di Pulau Seram. Lahan transmigran itu pun akhirnya lebih dikenal sebagai Gemba.

Di awal Mei 2024 Gemba pernah membuat cerita. Ketika itu menggelar dauroh di Masjid Al-Maghfirah, Ma'had As-Salafy Gemba. Dauroh 3 hari itu menghadirkan al Ustadz Abu Nashim Mukhtar dan al Ustadz Abu Ali Saiful Bahri --hafidzahumallah-- sebagai pemateri.

Peserta dauroh diberikan konsumsi (makan berat dan kudapan) dari panitia. Untuk sekali makan, panitia pernah pernah menyiapkan 785 paket nasi untuk ummahat dan 910 paket nasi untuk ikhwah.

Jadi untuk satu kali makan itu panitia menyediakan 1.695 paket nasi dalam kemasan plastik mika. Ini artinya jumlah peserta Dauroh Gemba saat itu kurleb sejumlah paket nasi tersebut. MasyaAllah.

Di pekan lalu, 18 - 19 Januari 2025, Dauroh Gemba kembali diselenggarakan. Kali ini pemateri al Ustadz Ayip Syafruddin, S.Psi (Pengasuh Ponpes Al Ausath Sukoharjo) dan al Ustadz Qomar Su'aidi ZA, Lc. (Pengasuh Ponpes Daarul Atsar Temanggung). Hafidzahumallah.

Bagaimana dauroh kali ini?

"Lebih meledak, karena rata-rata ikhwah yang datang dari Ambon membawa serta keluarganya," ujar Abu Aun, salah satu panitia Dauroh Gemba dari Ambon.

Dikabarkan Masjid Al-Maghfirah penuh sesak oleh peserta Dauroh Gemba. Bagian utama masjid (bangunan lama) bisa menampung 500 jamaah sholat. Sedangkan bagian serambi (bangunan baru sebagai perluasan masjid), berkapasitas 300 jamaah sholat. Untuk kajian masjid tersebut bisa menampung 1000 orang.

Jumlah tersebut belum menghitung peserta dari kalangan ummahat yang ditempatkan di gedung santriwati. Gedung berlantai 2 itu juga penuh oleh peserta dauroh.

Menurut cerita dari salah seorang peserta dari Ambon, hampir separuh warga Kampung Muhajirin di Ambon berangkat ke Dauroh Gemba. Kebanyakan dari mereka membawa seluruh keluarganya.

Beberapa peserta dari Ambon mencarter mobil angkot sekitar 9 unit. Dari Ambon ke pelabuhan feri Hunimua butuh waktu 50 menit. Dari situ menuju Waipirit (Seram Barat) butuh waktu menyeberang kurleb 90 - 120 menit. Ditambah waktu antrean di pelabuhan, normalnya 3 - 4 jam. Dikabarkan penumpang feri dari Hunimua ke Waipirit di hari Jumat (17/1) pagi itu hampir seluruhnya dari kalangan ikhwah.

Tidak berlebihan jika Abu Aun menyebut 'meledak' untuk menggambarkan Dauroh Gemba lalu. Ma'had As-Salafy Gemba benar-benar kebanjiran tamu. Selain dari Ambon, ada juga peserta dari Bula, Seram Bagian Timur. Jarak tempuh ke Gemba sekitar 10 jam.

Meledaknya jumlah peserta tidak hanya menyenangkan hati panitia melainkan juga warga Gemba. Warung makan kecipratan rejeki dengan banyaknya orang yang berkunjung ke Gemba.

Penginapan pun dipenuhi peserta Dauroh Gemba. Seminggu sebelum dauroh, semua penginapan sudah dipesan untuk 2 - 3 hari bermalam. Banyak yang tidak kebagian kamar, akhirnya mereka menumpang ke rumah-rumah ikhwah.

Sampai-sampai ketika hendak memesan kamar di sebuah penginapan, pihak penginapan langsung menebak, "Mau dauroh, ya?". Sangat beralasan jika ada pengelola penginapan di Gemba bertanya ke ikhwan, "Kapan ada dauroh lagi?". Berharap banyak ikhwah yang kembali menginap memenuhi kamar-kamarnya.

InsyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Selasa 21 Rajab 1446H/21 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

19 Jan, 14:35


SePIRIT MENGAJI
Spirit Bersama dalam Kebaikan

Semata-mata karena pertolongan dan kemudahan dari Allah 'azza wa jalla. Alhamdulillah, Ahad, 19 Januari 2025, kembali digelar SePIRIT Mengaji. Kali ini bersama al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah sebagai pemateri. "Karakter Muslim yang Tangguh di Era Modern" adalah judul kajian gurunda di SePIRIT Mengaji yang berlangsung di Masjid Agung Ciawi Tasikmalaya.

Tercatat sekitar 500 peserta (ikhwan dan akhwat) yang hadir di kajian yang berlangsung mulai pukul 09:30 hingga 11:30 itu. Peserta berasal Purwakarta, Bandung, Soreang, Banjaran, Garut, Subang,.Majalengka, Cirebon, Cikijing, Talaga, Kuningan, Cirebon Babakan, Ciamis, Banjarsari, Wangon, Majenang, Cilacap,.Cikadim, Cireong, Tasikmalaya, dan Ciawi. Sedangkan jumlah pendengar live streaming via radio digital dan channel Telegram sebanyak 240.

Alhamdulillah, pedagang dan tukang parkir sekitar masjid mengaku senang dengan materi kajian. Mereka memuji isi kajian yang disampaikan al Ustadz Muhammad As Sewed. Mereka juga bertanya siapa nama ustadz dari mana asalnya.

Semata-mata karena pertolongan dan kemudahan dari Allah 'azza wa jalla jika acara tersebut bisa terlaksana. SePIRIT Mengaji kali ini bukan acara dadakan, bahkan sebenarnya sudah diagendakan di Desember 2024. Qodarullah wa maa syafa'a fa'al, jadwal tersebut belum bisa dipenuhi. Akhirnya, rencana tersebut baru bisa terlaksana di Ahad, 19 Januari 2025.

Hanya saja, waktu mendapatkan kepastian pelaksanaan SePIRIT Mengaji itu yang terbilang dadakan. Panitia penyelenggara --Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi Tasikmalaya-- hanya memiliki waktu sepekan untuk mempersiapkan acara tersebut.

Semata-mata karena pertolongan dan kemudahan dari Allah 'azza wa jalla. Begitu mendapatkan kepastian, ikhwah se-Priangan Timur segera singsingkan lengan. Berta'awun untuk ikut mempersiapkan gawean SePIRIT Mengaji yang selalu dinantikan.

Ikhwan Ciawi Tasikmalaya segera mengurus perizinan masjid tempat kajian. Ikhwah Tasikmalaya yang tergabung di WAG Panitia Dauroh Madasta membuka donasi internal panitia untuk penggalangan dana.

Tak ketinggalan kiprah ikhwah dari luar Tasikmalaya. Ikhwan dari Buahdua Sumedang berta'awun 25 kg beras. Ikhwah Bandung menyiapkan 2 ekor kambing balibul dan kopi untuk seduhan kopwah.

"Di Madasta sate-kan rasa," ujar Abu Fatih Risman, ikhwan Bandung. "Untuk seduhan kopi V60 ada Puntang Wine dan Gayo Wine," timpal Abu Dihyah, roaster Toobagus Kopi yang juga menyediakan kopwah gratis selain susu kambing dan minuman rempah-rempah bagi peserta SePIRIT Mengaji.

Tercatat 3 kg kopi blend yang dihabiskan di kopwah gratis di Ahad itu. Susu kambing habis 200 sachet dan 6 -7 liter minuman rempah.

Sate-kan rasa yang dimaksud Abu Fatih Risman adalah acara bakar sate untuk jamuan di SePIRIT Mengaji lalu. Urusan bakar sate di Madasta, ikhwah Kaligua (Paguyangan - Brebes) yang turun tangan. Mereka ikut berta'awun mengolah daging kambing sekaligus menyediakan sendiri sayuran dan bumbu yang dibutuhkan.

"Lauk pauk siap, InsyaAllah. Nanti ada sop dan tengkleng. Abu Nisaa Rifa'i lagi banyak kentang. Ada lemon juga terserah mau dibikin minuman apa," ujar Abu Shaka al Kindi, salah satu ikhwan Kaligua.

Urusan bakar sate, bukan tanpa alasan jika panitia SePIRIT Mengaji mengundang ikhwah Kaligua untuk beraksi. Ketika al Ustadz Muhammad As Sewed menjadi pemateri di Dauroh dan Bazar Madasta 2022, gurunda disuguhi sate kambing bakaran ikhwah Kaligua.

Gurunda Pengasuh Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon itu langsung kepincut. Enak dan tingkat bakaran kematangannya pas. Tidak tampak warna arang bekas pembakaran.

"Sate cantik," begitu al Ustadz Muhammad as Sewed menyebutnya di akhir Januari 2022 itu.

Sate bakaran ikhwah Kaligua harus diakui kelezatannya. Gurunda, tamu, dan ikhwah terlihat menikmati sate dan olahan daging kambing dari ikhwah Kaligua. Alhamdulillah.

Gerai Fathimah

19 Jan, 14:35


Namun sebenarnya ada yang lebih lezat dari pada sajian yang memanjakan lidah di Ahad sore itu. Yakni, melihat penampakan ukhuwah se-Priangan Timur yang sedemikian guyub. Bahu membahu dalam berbuat kebaikan. Nikmat ukhuwah.

Ukhuwah yang harus terus disyukuri dan dijaga. Tak ada satu pun yang mampu menyatukan hati manusia kecuali Allah subhanahu wa ta'ala.

Seperti firman-Nya di surat Al Anfal ayat 63. "Dia (Allah) mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Seandainya engkau (Nabi Muhammad) menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya engkau tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."

SePIRIT Mengaji di Tasikmalaya lalu menjadi bukti, bahwa SePIRIT bukan sebatas nama atau slogan semata. SePIRIT masih menjadi spirit (semangat) yang kuat bagi ikhwah ahlussunnah untuk terus bersama dalam kebaikan.

"Dengan bersama kita menjadi kuat, dengan bersama kita bisa istiqomah, dengan bersama kita saling mengingatkan," ujar al Ustadz Abu Hamzah Yusuf, S.Pd hafidzahullah, Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta) ketika mengomentari pembentukan SePIRIT di 28 September 2024.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad malam 20 Rajab 1446H/19 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

17 Jan, 22:47


KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH BLITAR
Mulih Nggowo Elmu

"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS Muhammad: 7)

Alhamdulillah bini'matihi tatimmush sholihaat. Akhirnya ikhwah kota Blitar bisa bermajelis ilmu di setiap pekannya (kecuali pekan ke-5 libur). Kajian berlangsung di Masjid Abdullah Marzuqi yang beralamat di Dusun Bendel, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Kajian tersebut berlangsung setiap Jumat malam, dimulai bakda Maghrib hingga Isya. Jumat pekan ke-1 dan ke-3 diisi oleh al Ustadz Abdul Jabbar. Jumat pekan ke-2 dan ke-4 diisi oleh al Ustadz Abul Laits. Keduanya pengasuh Ma'had Ar Rayyan, Tulungagung. Hafidzahumallah.

Seperti Jumat malam (17/1) lalu --terhitung sebagai pekan ke-3-- maka giliran al Ustadz Abul Jabbar sebagai pemateri. Beliau membahas kitab Ad-Durusul Yaumiyyah minnas Sunani wal Ahkamis Syar'iyyah.

Yang menggembirakan adalah hadirnya warga sekitar masjid untuk mengikuti kajian. Ada 8 orang warga (pria) dan beberapa ibu-ibu yang rajin mengikuti kajian. Rata-rata setiap kajian diikuti oleh 30 orang peserta (pria).

"Awal-awalnya sulit memahami (kajian). Tapi lama kelamaan sedikit mulai paham. Alhamdulillah malam ini saya bisa memahami. Apalagi sesi tanya-jawabnya bagus," ujar Mas David, salah satu warga seberang masjid yang rajin mengikuti kajian. "Senang ada pengajian, masjid sekarang jadi ramai."

Lebih menggembirakan lagi, ibu-ibu warga sekitar berkenan untuk memasak makan malam bagi peserta kajian. Menurut penuturan Pak Ahmad Sumitro --pemilik Masjid Abdullah Marzuqi-- sudah menjadi kebiasaan bagi ibu-ibu warga sekitar masjid berta'awun konsumsi untuk peserta kajian.

"Penak ki, mulih nggowo elmu," ujar salah seorang ibu yang ikut berta'awun seusai mendengarkan kajian al Ustadz Abul Laits di Jumat malam pekan lalu. Dia bilang, "Enak nih, pulang membawa ilmu."

Ternyata, panitia sengaja memasang speaker di dapur rumah tempat ibu-ibu memasak. Jadi mereka juga bisa ikut mendengarkan dan ternyata menyukai isi kajian. MasyaAllah.

Namun di Jumat malam lalu itu ibu-ibu yang biasa berta'awun memasak konsumsi tidak hadir. Hanya beberapa ibu-ibu yang memang biasa hadir di dalam masjid untuk mengikuti kajian.

Qodarullah sebelumnya tersiar kabar kajian malam Sabtu tersebut diliburkan. Jadinya malam itu peserta kajian dibelikan bakso dari tukang bakso keliling langgangan Pak Ahmad Sumitro.

Alhamdulillah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu 18 Rajab 1446H/18 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

14 Jan, 05:55


Kutunggu Hadirmu di SePIRIT Mengaji

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Ilmu membuat hati jadi hidup. Ilmulah yang menjadi penerang perjalanan hidup. Ilmulah yang menuntun seseorang mengenali yang halal dan yang haram.

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Mengaji adalah hal terbaik dalam hidup ini. Keluarnya seseorang mencari ilmu adalah jihad di jalan Allah subhanahu wa ta'ala. Berkumpulnya mereka di majelis ilmu adalah jihad. Menyebarkan ilmu adalah sedekah yang yang paling baik. "Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu."

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Mengaji, di mana seseorang akan mendapatkan ketenangan, rahmat, dikelilingi malaikat dan disebut-sebut oleh Allah 'azza wa jalla. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya antara satu sama lainnya melainkan malaikat akan menaungi mereka, turun kepada mereka sakinah dan ketenangan, rahmat Allah memenuhi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan para malaikat-Nya." (HR Muslim)

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Tempat di mana warisan Nabi dibagi-bagikan. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR Tirmidzi)

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Tempat di mana duduknya seseorang menjadi penyebab Allah 'azza wa jalla menghapus dosa-dosanya. Tempat di mana kejelekan digantikan dengan kebaikan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum yang berkumpul untuk mengingat Allah dan tidak ada yang mereka inginkan darinya selain wajah-Nya melainkan penyeru dari langit menyeru kepada mereka, 'Bangkitlah kalian dalam keadaan kalian telah diampuni. Sungguh Aku telah ganti kejelekan-kejelekan kalian dengan kebaikan-kebaikan." (HR Ahmad)

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Allah subhanahu wa ta'ala membanggakan orang-orang yang duduk di majelis ilmu di hadapan para malaikat-Nya.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar mendatangi halaqah yang para sahabat berkumpul di tempat tersebut. Maka Rasulullah bertanya, 'Apa gerangan yang membuat kalian berkumpul di tempat ini?' Mereka menjawab, 'Kami duduk di sini untuk berdzikir kepada Allah, memuji-Nya atas hidayah Islam yang telah Ia karuniakan kepada kami dan apa pun yang telah Ia berikan kepada kami.' Rasulullah bertanya lagi, "Demi Allah, apakah memang tidak ada alasan lain yang membuat kalian berkumpul selain itu?' Para sahabat menjawab, 'Ya, demi Allah tidak ada yang membuat kami berkumpul di sini melainkan alasan itu." Rasulullah pun menimpali, 'Ada pun aku tidaklah meminta sumpah kalian bukan karena berburuk sangka kepada kalian hanya saja barusan Jibril datang menemuiku dan mengabarkan kepadaku bahwa Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikat-Nya." (HR Muslim)

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Taman surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” (HR Tirmidzi)

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Di sana ada majelis ilmu bersama al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah. "Muslim yang Tangguh di Era Modern" adalah judul kajian gurunda di Masjid Agung Ciawi Tasikmalaya nanti. Ahad pagi, 19 Januari 2025 adalah waktu yang dipilih untuk SePIRIT Mengaji. InsyaAllah.

Kutunggu hadirmu di sini...
Di SePIRIT Mengaji. Di sana berkumpul ikhwah se-Priangan Timur dari berbagai daerah dalam ikatan tali ukhuwah Islamiyah. Berkumpul bersama ikhwah bisa menghilangkan rasa susah.

Gerai Fathimah

14 Jan, 05:55


Bersemangatlah wahai diri 'tuk mengaji mencari ilmu. Selagi Allah subhanahu wa ta'ala beri kesempatan, kesehatan dan harta kepadamu. Syukuri kenikmatan tersebut dengan mendatangi SePIRIT Mengaji.

Kutunggu hadirmu di SePIRIT Mengaji.*)

(Abu Zakariyya Thobroni, Selasa 14 Rajab 1446H/14 Januari 2025)

*) Faedah dauroh berjudul "Kutunggu Hadirmu Di Sini" oleh al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah di Masjid Al I'tishom Jakarta, 8 Muharram 1444/
6 Agustus 2022 dengan sedikit ubahan dan tambahan.

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

13 Jan, 09:16


Workshop Reportase Santri Kalibagor

"Tafsir, hadits, sirah," ujar al Ustadz Abu Abdillah Ega hafidzahullah menjelaskan rubrikasi Mading Ibnul Jazari, nama mading yang dimiliki Ponpes Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas. "Belum ada rubrik liputan."

Padahal banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh Ponpes Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas. Semisal taklim, dauroh, bazar, dan MTQ. Semestinya acara-acara itu bisa diliput untuk dijadikan tulisan di Mading Ibnul Jazari. Sekaligus bisa sebagai arsip (dokumentasi) kegiatan yang pernah dilakukan ma'had tersebut.

Sebagai Pembimbing Mading Ibnul Jazari beliau merasa perlu agar santri pengelola mading memiliki kemampuan untuk meliput atau reportase. Apalagi reportase tidak melulu melakukan liputan sebuah acara.

Menulis profil ponpes dan asatidzah juga dibutuhkan kemampuan reportase untuk menuliskannya. Kenyataannya, literasi tentang dakwah ahlussunnah di Bumi Pertiwi masih sangat minim. Selama ini yang ada hanyalah pengumuman kajian, dauroh, penerimaan siswa, dan acaranya lainnya. Sulit sekali untuk mendapatkan referensi yang komprehensif tentang ponpes dan asatidzah ahlussunnah.

Untuk itulah Ponpes Al Faruq As Salafy Kalibagor menyelenggarakan acara yang terkait dengan hal tersebut. Workshop Reportase, demikian judul acara yang dilangsungkan pada Sabtu, 11 Januari 2025. Acara berlangsung di Masjid An Nur di Ponpes Al Faruq As Salafy Kalibagor.

Sejumlah 90 peserta yang mendaftar mengikuti acara tersebut. Peserta adalah santri Ponpes Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas. Di antaranya adalah santri yang mengelola mading ponpes tersebut. Diharapkan mereka memiliki keterampilan untuk melakukan reportase dan menuangkannya ke dalam tulisan setelah mengikuti workshop. InsyaAllah.

"Peserta workshop diutamakan santri yang mengelola mading. Tapi kami juga membuka pendaftaran yang pengin ikutan," ujar al Ustadz Abu Abdillah Ega.

Di workshop tersebut disampaikan dalam 2 sesi. Sesi 1 dimulai pada pukul 16:00 - 17:00. Sesi 2 dimulai bakda Isya hingga selesai. Di workshop tersebut disampaikan beberapa materi yang berkaitan dengan reportase. Semisal melakukan reportase, teknik wawancara, rapat redaksi hingga penulisan.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 13 Rajab 1446H/13 Januari 2025)

ttps://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

12 Jan, 03:02


WORKSHOP REPORTASE
There is a First Time for Everything

Ketika masih bekerja sebagai reporter, tidak ada tugas yang menakutkan bagi saya ketika itu. Tugas pertama ke Timor Timur di tahun 1994, kantor redaksi sebuah surat kabar di sebelah hotel tempat saya menginap mendapatkan ancaman pengeboman.

Keluar dari pintu pesawat di bandara Pulau Cebu, Filipina, penumpang pesawat (saya di antaranya) disambut seorang tentara menenteng senapan laras panjang. "Run!" teriak dia menyuruh penumpang pesawat lari sembari menunjuk gedung bandara karena alasan keamanan.

Karena alasan keamanan pula selama perjalanan rombongan saya menuju hotel ditemani panitia berbadan tegap. Panitia berbadan tegap itu juga ikut menginap di hotel tersebut. Ternyata dia adalah polisi yang mengawal rombongan saya.

Saya juga pernah ditugaskan meliput MotoGP Qatar --sebelum boarding pass dicetak-- saya harus menandatangani surat pernyataan. Bahwa,.jika saya ditolak pihak imigrasi Qatar, saya harus balik ke Jakarta saat itu juga dengan biaya pribadi.

Kenapa? Qodarullah di visa ada tambahan satu huruf di belakang nama saya. Pihak maskapai penerbangan ke Qatar tidak berani mencetak boarding pass saya. Alhamdulillah, ternyata penambahan satu huruf tersebut karena kekeliruan pihak kedutaan besar Qatar di Jakarta.

Pengalaman-pengalaman tersebut tidak membuat saya takut untuk menerima tugas reportase berikutnya. Ada tantangan dan pengalaman baru. Terus terang, ditugaskan sebagai pembicara di Workshop Reportase untuk santri Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas adalah yang menakutkan bagi saya. Hehehe...

There is a first time for everything. Selalu ada yang pertama untuk setiap hal. Untuk pertama kali saya berbicara di depan forum, sesuatu yang dulu sering saya berkelit darinya. Itu terjadi di Masjid An Nur, Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas di Sabtu, 11 Januari 2025.

Bisa dibilang saya memaksakan diri tampil sebagai pemateri di Workshop Reportase tersebut. Apalagi melihat minimnya literasi tentang dakwah ahlussunnah di negeri ini.

Sebagai misal mencari biodata asatidzah saja bagai mencari jarum di tumpukan jerami. Pun begitu informasi soal pondok pesantren atau ma'had ahlussunnah. Menemukan informasi lengkap sebuah ma'had bagaikan menemukan durian runtuh.

Selama ini yang terjadi adalah, wali santri harus mendatangi ponpes/ma'had untuk mengetahui calon tempat anaknya mondok. Butuh biaya dan waktu yang tidak sedikit, apalagi jika tempat tinggal wali santri di luar kota atau pulau.

Sungguh memudahkan bagi wali santri --biidznillah-- jika ada informasi lengkap tentang ponpes untuk anaknya menimba ilmu. Hanya dengan menyeruput kopi sembari menggerakkan jari, mereka mendapatkan cerita utuh tentang ponpes berikut asatidzah pengajar.

Sehingga nantinya ketika ada saudara dari wali santri yang Allah 'azza wa jalla belum berikan hidayah mengenal dakwah ahlussunnah bertanya tentang di mana keponakannya bersekolah? Siapa ustadznya? Wali santri bisa memberikan jawaban yang komprehensif. Disebutkan pengajarnya adalah ustadz yang memiliki latar belakang keilmuannya yang utuh.

Bisa dibayangkan jawaban apa yang diberikan wali santri jika dia sendiri tidak begitu mengenal lebih jauh asatidzah pengajar anaknya. "Anakku diajar Ustadz Fulan hafidzahullah," kata wali santri.

"Oh, dulu lulusan pondok mana ya?" lanjut saudara wali santri tersebut. "Sebelumnya pernah mondok di mana saja? Pernah mengajar di pondok mana saja?"

Mungkin itu sebatas contoh pertanyaannya. Boleh jadi juga, wali santri yang sudah menyekolahkan anaknya di pondok, tidak semua bisa menjawabnya. Kenapa? Minimnya literasi tentang dakwah ahlussunnah di negeri ini.

Untuk itulah saya memberanikan diri untuk menerima permintaan al Ustadz Abu Abdillah Ega hafidzahullah --Pembimbing Mading Ibnul Jazari Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor-- untuk menjadi pemateri di Workshop Reportase.

Gerai Fathimah

12 Jan, 03:02


Dengan segala keterbatasan kemampuan dan keilmuan, saya berbagi pengalaman kepada santri peserta Workshop Reportase. Berbagi pengalaman bagaimana melakukan reportase dan menuliskannya dalam tulisan reportase.

Kemampuan bisa menulis reportase itulah yang diharapkan al Ustadz Abu Abdillah Ega dimiliki santri Ma'had Al Faruq As Salafy. Terutama bagi santri pengelola Mading Ibnul Jazari.

Apalagi --alhamdulillah-- banyak acara yang diselenggarakan Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor. Sebagai pembimbing Mading Ibnul Jazari, al Ustadz Abu Abdillah Ega berharap kegiatan-kegiatan tersebut ditulis. Sebagai dokumentasi ponpes sekaligus merintis upaya untuk memperkaya literasi dakwah ahlussunnah.

Saya ucapkan jazaakumullahu kepada al Ustadz Abu Abdillah Ega, al Ustadz Abu Fahmi Kohir, Abu Abdillah Agus, Ami Qowiy, akh Fauzan Taufiq dan keluarga besar Ma'had Al Faruq As Salafy. Hafidzahumullah. Matur suwun ingkang kathah.

Terkhusus untuk 90 santri yang mendaftar sebagai peserta Workshop Reportase. Jazaakumullahu khoiron sudah mau menyimak dengan tekun, bahkan 3 di antaranya berani mempraktikkan dengan mencoba menulis reportase Workshop Reportase. Dalam kondisi waktu mereka tidak banyak karena padatnya acara tersebut.

MasyaAllah, tiga tulisan tersebut sungguh menyenangkan saya sebagai pemateri. Satu tulisan sesuai ekspektasi, satunya melebihi ekspektasi, satunya lagi di luar ekspektasi.

(Abu Zakariyya Thobroni di atas KA Serayu 251B menuju Tasikmalaya, Ahad 12 Rajab 1446H/12 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

10 Jan, 00:19


KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH KOTA NAMLEA
Sambutan Hangat MUI

Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jamaah Kota Namlea telah berlalu, namun meninggalkan kesan yang bagus. Kajian berlangsung pada Sabtu - Ahad (28 - 29 Desember 2024), bertempat di Masjid Umar bin Khatthab, Desa Lala Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru, Maluku. Sebagai pemateri adalah al Ustadz Abu Anas Ahmad Khodim dan al Ustadz Abdul Hakam At Tamimi. Hafidzahumallah.

Dauroh Namlea menjadi bukti bahwa pihak MUI Kabupaten Buru menyambut baik dakwah ahlussunnah. "Alhamdulillah MUI Kabupaten Buru dalam hal ini sangat menyambut positif kegiatan-kegiatan dakwah ahlussunnah di kota Namlea," ujar Abu Wulan Didik, koordinator transportasi di setiap kegiatan kajian Islam ilmiah ahlussunnah di Ambon.

Dukungan nyata yang diberikan MUI Kabupaten Buru adalah memfasilitasi akomodasi asatidzah hingga selesai kegiatan. Menurut Abu Wulan Didik, pihak MUI Kabupaten Buru senang dengan tema kajian. Salah satu tema kajian adalah tentang taat dan patuh kepada pemerintah dan larangan untuk menggunjing penguasa.

Makanya untuk ke depan ada keinginan dari pihak MUI Kabupaten Buru untuk mengundang asatidzah mengisi kajian di Masjid Agung Al Buruj. InsyaAllah.

Amin.

(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 10 Rajab 1446H/10 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

06 Jan, 09:44


KAJIAN BERSAMA ASATIDZAH
Peserta 500 Lebih dan Pojok Kopi

Alhamdulillah, Kajian Bersama Asatidzah (KBA) yang perdana berjalan dengan lancar. Kajian berlangsung di Masjid At Taqwa, Gunungsari, Ulubelu Tenggamus Lampung pada Ahad - Senin (5-6/1).

Jumlah peserta yang hadir lebih dari 500 orang. Ikhwan berjumlah 370 lebih, sedangkan akhwat 150 lebih. Mereka berasal dari Ramayana, Karang Makmur, Kalianda, Kota Agung, Metro, Gading Rejo, dan Talang Padang.

Mereka hadir untuk mendengarkan kajian dari 5 asatidzah dari Muara Enim dan Lampung. Sebuah kajian yang --selain menyebarkan ilmu-- juga sebagai upaya untuk merekatkan ukhuwah antarikhwah dan dengan asatidzahnya di Lampung.

Lima asatidzah yang hadir di KBA perdana itu adalah al Ustadz Abu Fawwaz Alimuddin (Mudaris Ma'had Dhiyaa'us Salaf Karang Makmur Muara Enim); al Ustadz Abu Usamah Bukhori (Mudir Ma'had Dhiyaa'us Salaf Karang Makmur Muara Enim); al Ustadz Muhammad Hidayat (Mudir Ma'had Ibnu Abbas Talangpadang Tenggamus Lampung); al Ustadz Abu Umair (Mudir Ma'had Al Husna Kalianda Lampung Selatan); al Ustadz Abu Najma (Mudir Ma'had Qiyamus Sunnah Ramayana). Hafidzahumullah.

Yang menarik dan membuat acara semakin ramai adalah adanya Pojok Kopi KBA. Panitia sengaja menyiapkan minuman kopi gratis untuk peserta KBA. Kopi yang disediakan adalah kopi khas daerah setempat yakni robusta Ulubelu. Peserta dipersilakan untuk meracik kopinya sendiri sesuai selera.

"Kopinya enak," komentar para peserta yang di antara mereka kemudian mencari kopi Ulubelu sebagai oleh-oleh.

Dari Abu Bilal, salah seorang panitia KBA, menceritakan ada 11 kg kopi yang disiapkan panitia. Kopi tersebut hasil ta'awun dari ikhwah Gunungsari.

"Alhamdulillah, acara berjalan aman, lancar, tertib, dan kondusif. Para peserta kajian sangat antusias dan semangat mengikuti kajian bersama para asatidzah. Mereka juga sangat puas dengan suguhan kopi robusta asli dari Gunungsari Ulubelu. Kopi yang dihabiskan sekitar 10 kg," kata Abu Bilal.

MasyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 6 Rajab 1446H/6 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

04 Jan, 21:16


DAUROH PANTURA AHLUSSUNNAH DEMAK 2024
Air Mata pun Menetes Melihat Akhlak Mereka

Semangat tinggi menghadiri majelis ilmu dan selalu menjaga ketertiban di majelis ilmu. Dua hal tersebut tak bisa ditanggalkan dari dua Dauroh Pantura. Dauroh Pantura 2023 dan Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024.

Dauroh Pantura 2023 di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang (31/12) meninggalkan kenangan dan kesan yang mendalam. Sekitar 12.000 orang --dari berbagai pelosok Bumi Pertiwi-- hadir memenuhi MAJT. Warga sekitar --para penjual makanan dan minuman-- dibuat takjub dengan kajian yang berlangsung sebegitu tertib. Biidznillah.

"Senang, cocok, dan berkesan. Jamaahnya pada tertib," komentar Mas Tri, salah seorang petugas keamanan MAJT kala itu.

Sebelas dua belas dengan di Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024. Kehadiran ikhwah ahlussunnah meninggalkan kesan yang baik bagi warga Demak. Terutama bagi pedagang di sekitar Masjid Islamic Center Demak.

"Orangnya (ikhwah) baik-baik. Sampai mau bantu cuci piring, ikut membantu bersihkan tempat jualan, saking sibuk si penjualnya," ujar Abu Sulaiman Hammam selaku panitia Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak menirukan komentar pedagang di sekitar Masjid Islamic Center Demak.

Cerita Abu Sulaiman Hammam dibenarkan oleh salah satu peserta Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024. Ikhwan dari Karawang tersebut sampai meneteskan air mata melihat bagusnya akhlak ikhwah ahlussunnah di Demak. Sumbangsih tenaga tanpa pamrih.

Kejadian tersebut terjadi di sebuah kedai seafood depan masjid samping warung padang. Karena penjualnya keteteran melayani buanyaknya pembeli dari peserta dauroh, ikhwah yang datang membeli pun ikutan turun tangan. Ada yang ikut melayani pembeli, membantu masak mie, bikin minuman, memotong sayuran dan mencuci piring dan gelas.

"Alhamdulillah mereka (ikhwah) semua sangat antusias dan memiliki solidaritas yang tinggi. Tanpa kami minta mereka dengan pengertiannya mengambil perannya masing-masing dalam menolong sekaligus membantu saya yang saat itu benar-benar kerepotan," ujar Mas Shobron Izzul Muwahid, pemilik kedai seafood. "Semoga Allah selalu mempermudah jalan rezeki mereka dan kami semua. Amin."

Ikhwan memang tertib dan sopan ketika berinteraksi dengan para pedagang. Seperti yang disaksikan Abu Uwais Purbo, peserta dari Setu Bekasi. Mereka juga menjual dagangannya dengan harga murah --normal-- tidak dinaikkan meski mengetahui yang membeli dari luar kota Demak.

"Teh manis seribu. Teh hangat seribu. Nasi bungkus 2 ribu. Nasi padang 10 ribu," tutur Abu Uwais Purbo.

Kepedulian peserta untuk menaati taat tertib yang dibuat panitia Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 juga tinggi. Semisal area parkir kendaraan peserta yang terbagi di 3 titik. Mobil dan sepeda motor di SMA Islamic Center; bus dan Elf di belakang ruko depan Masjid Islamic Center; bus dan Elf di Terminal Tembiring.

Parkiran di area SMA persis di samping masjid hanya berjarak 100 meter. Pun begitu jarak yang sama di ruko. Untuk yang parkir di Terminal Tembiring, jaraknya terbilang lumayan sekitar 800 m dari Masjid Islamic Center Demak.

Toh, peserta dengan tertib mematuhi tata tertib. Yang parkir di Terminal Tembiring, rela berjalan kaki menuju Masjid Islamic Center. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk berjalan kaki. Selesai kajian pun mereka dengan tertib kembali berjalan menuju Terminal Tembiring.

"Ikhwan yang kakinya sakit cukup terasa, ikhwan yang sehat ya biasa saja. Karena saking banyak teman yang jalan kaki jadinya tidak terasa capek," kenang salah seorang peserta Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024.

Saking semangatnya ada 2 peserta dari Karawang keliru arah ketika berjalan menuju Masjid Islamic Center Demak. Ketika bertanya ke tukang bakso, mereka diarahkan ke Masjid Agung Demak yang berlawanan arah dengan Masjid Islamic Center Demak.

Mereka berdua sudah berjalan sejauh 1 kiloan. Merasa kesasar, mereka bertanya ke orang dan ternyata benar keliru arah. Mereka pun segera balik kanan. Hehehe....

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 5 Rajab 1446H/5 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

03 Jan, 21:22


Diklat dan Dauroh di Samarinda

Sekali mengayuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan acara yang digelar Ma'had Ibnul Mubarok Samarinda di akhir pekan terakhir tahun 2024.

Di Jumat - Ahad (27-29/12), ma'had tersebut menggelar Diklat Mudarrisaat dan kajian Islam ilmiah (dauroh). Adalah al Ustadz Abu Amr As Sidawy hafidzahullah (Pengasuh Ma'had Al Bayyinah Gresik) yang didatangkan sebagai pemateri dauroh sekaligus diklat.

"Materi diklat tentang bagaimana kiat pengajar dalam mentarbiyah mendidik santri dan santriwati serta memotivasi agar semangat dalam belajar dan mengajar," ujar Abu Husna Muchlis, Humas Ma'had Ibnul Mubarok Samarinda.

Peserta Diklat Mudarrisaat berjumlah 40 orang. Mereka adalah undangan dari beberapa ma'had terkhusus di Kalimantan Timur. Sedangkan dauroh berjudul "Dunia Adalah Penjara" diikuti kurleb 500 peserta.

Tak pelak di akhir pekan itu Ma'had Ibnul Mubarok disibukkan dengan banyak kegiatan. "Paginya diklat, selesai diklat lanjut dauroh sesi 1. Siangnya bakda sholat Dhuhur lanjut musyawarah panitia se-Kaltim untuk menentukan pemateri dauroh setahun ke depan. Kemudian lanjut rapat pemantapan MTQ. Bakda Maghrib dauroh sesi 2, setelah bakda Isya lanjut lagi diklat. Begitu yang kami lakukan selama 2 hari (Jumat - Sabtu)," papar Abu Husna Muchlis.

MasyaAllah. Semoga Allah 'azza wa jalla berikan kemudahan.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu 4 Rajab 1446H/4 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

03 Jan, 02:48


Kumpul Bakar Ikan di Berau

Kebersamaan. Itulah yang diinginkan ikhwah ahlussunnah Berau (Kalimantan Timur). Karena kesibukan masing-masing, jarang sekali mereka bisa berkumpul.

Ketika ada hari libur mereka menggagas acara bakar-bakar ikan dan makan malam bersama di Rabu malam, 1 Januari 2025. Acara dilaksanakan di Rumbel Ibnu Abbas Lil Banin, Berau dimulai bakda Maghrib hingga selesai.

"Salah satu cara untuk mengeratkan ukhuwah. Karena jika hari biasa kita jarang bertemu, beda shift kerja. Kebetulan (hari ini) semua libur, jadi kita gunakan untuk kumpul bersama," ujar Abu Abdillah, salah satu ikhwan Berau. "Karena momen kumpul bareng (ikhwah) di kota Berau sangat mahal. Hehehe..."

Lebih lanjut Abu Abdillah menuturkan, terakhir mereka berkumpul di September atau Oktober 2024. Ketika itu acaranya makan bakso bersama. Acara intinya sih bertemu dan berinteraksi, ngobrol, bercerita karena jarang sekali bisa saling berjumpa.

Makanya mumpung ada hari libur dan semuanya bisa berkumpul, dibuatlah acara kumpul-kumpul sembari bakar ikan. Malam Kamis itu tercatat sekitar 25 ikhwan yang ikutan. Ada ikan nila dan burung kroco hasil buruan ikhwan yang dibakar.

Setelah bersantap bersama acara dilanjut bakar jagung sebagai teman kopwah (kopi ukhuwah). Kopi robusta Gunung Prahu seduhan Abu Ilyas mengiringi obrolan mereka di malam penuh kebersamaan itu.

Hidangan yang nikmat, ukhuwah yang hangat. Alhamdulillah bini'matihi tatimmush sholihaat.

"Sungguh, bukan hanya soal makanan dan minumannya yang kita nikmati dan rasakan. Tapi soal kebersamaan, kekompakan, dan ukhuwah yang harus tetap kita jaga dan pertahankan," ujar al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah (Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya) suatu ketika

Jagalah ukhuwah!

(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 3 Rajab 1446H/3 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

02 Jan, 04:38


DAUROH PANTURA AHLUSSUNNAH DEMAK 2024
Dibagikan 75 kg Susu Kopi & Susu

Apa pun acaranya, minumnya kopwah. Kalimat tersebut meminjam slogan produk minuman teh kemasan. Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan atau mengiklankan sesuatu.

Di kalangan ahlussunnah, kopi seakan menjadi minuman wajib di setiap acara mereka. Di acara nongkrong santai, kerja bakti, taklim, bahkan dauroh sekali pun.

Seperti di Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak di Masjid Islamic Center Demak, Ahad 29 Desember 2024. Panitia menyiapkan Tim Kopi untuk menjamu pemateri dan tamu. Untuk peserta yang diperkirakan berjumlah 5000-an, disiapkan stand kopwah (kopi ukhuwah) gratis. Alhamdulillah.

Stand kopwah gratis terletak di samping tenda sekretariat. Dari gerbang utama Masjid Islamic Center Demak, posisinya di bagian utara masjid.

Kopwah yang dibagikan adalah susu kopi dan susu etawa hasil donasi dari seorang muhsinin. Susu kopi dan susu etawa dibagikan hanya ketika sesi istirahat saja. Ada 6 ikhwan dari Kendal dan Muntilan yang bertugas di stand kopwah gratis tersebut. Jazaahumullahu khoiron katsiron.

Di 2 sesi istirahat di Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024, telah dibagikan 75 kg susu kopi di antaranya susu etawa. Menjelang siang di sesi istirahat ke-2, ada tambahan es batu untuk susu kopinya. Segar. MasyaAllah.

Stand kopwah gratis di Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 selain melanjutkan 'tradisi', juga menjadi bukti ukhuwah ahlussunnah tak pernah goyah. Semangat ta'awun mereka untuk kebaikan tak pernah melemah. Biidznillah.

Di Dauroh Pantura 2023, ikhwah berta'awun kopi, gula, susu, gelas kertas untuk stand kopwah gratis. Bahkan ada peserta yang ta'awun sekian ratus ribu rupiah untuk beli kopi ketika diketahuinya kopi sudah habis. Hingga tak terasa total ada 18 kg bubuk kopi (termasuk coklat) dan 13 kg gula pasir yang diseduh untuk dibagikan di hari itu.

Benar-benar kopi ukhuwah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 2 Rajab 1446H/2 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

01 Jan, 01:39


Ketika Cinta Bicara

Adalah hal biasa bagi komunitas ahlussunnah di setiap akhir pekan menggelar kajian-kajian Islam ilmiah. Nyaris di setiap akhir pekan digelar tausiyah, muhadharah, atau dauroh di berbagai daerah.

Namun, entah mengapa majelis ilmu di akhir pekan terakhir di tahun 2024 itu terasa sungguh luar biasa.

Qodarullah wa maa syafa'a fa'al. Semua tak lepas dari kehendak-NYA semata.

Adalah cinta --dan benci karena Allah 'azza wa jalla-- yang mengumpulkan mereka di majelis ilmu itu. Mereka adalah para penuntut ilmu yang datang dari segala penjuru. Datang untuk tholibul 'ilmi, sembari menghaturkan cinta kepada orang-orang yang mereka cintai.

Menghaturkan cinta sebagai empati untuk lara yang diderita. Menghaturkan cinta kepada kebenaran yang sudah selayaknya dibela. Menghaturkan cinta membersamai dalam tangis dan tawa.

Ketika cinta bicara, jarak bukan lagi jadi kendala. Ketika cinta bicara, payah tak lagi dirasa. Ketika cinta bicara, bersua menjadi peluruh duka.

Biidznillah.

Majelis ilmu di akhir tahun 2024 itu pun sejatinya bukan hajatan akbar tahunan. Hanya kajian untuk mendakwahkan ahlussunnah di kota tempat kajian. Tak ubahnya majelis-majelis ilmu lainnya yang biasa digelar di akhir pekan.

Toh, mereka tak mau peduli. Tak ada yang meminta atau memaksa, apalagi aksi pengerahan massa. Atas keinginan nurani, mereka ringan hati hadir di sana. Mereka datang sepenuh hati segenap cinta.

Mereka rela menempuh perjalanan berjam-jam untuk mendengarkan kajian yang hanya beberapa jam. Mereka rela menempuh perjalanan yang meletihkan raga untuk mendengarkan kajian dari pemateri dari tanah Jawadwipa.

Di sana mereka berkumpul seakan hendak meneriakkan suara hati dalam diam. Bahwa, api ukhuwah ahlussunnah masih terus menyala di hati dan tak pernah padam!

Di sana mereka berkumpul seakan untuk menyiratkan sebuah pesan. Bahwa, mereka bukanlah loyalis sekelompok orang seperti yang dituduhkan segelintir orang. Mereka hanyalah loyalis kebenaran.

Begitulah ketika cinta telah berbicara. Cinta yang suci. Cinta yang lillahi.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 1 Rajab 1446H/1 Januari 2025)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

31 Dec, 05:59


DAUROH BANDUNG RAYA
Masih Ada Harapan

Ramai. Demikian gambaran Dauroh Bandung Raya di Masjid Agung Al Ukhuwwah, Bandung di Ahad 29 Desember 2024. Dauroh Bandung Raya diselenggarakan oleh Panitia Kajian Ahlussunnah Bandung.

Ketika penulis tiba di masjid, dauroh memasuki sesi 2 yang menghadirkan al Ustadz Abu Yahya Mu'adz hafidzahullah (Pengasuh Ma'had Dzunnurain Parung). Tema pembahasan adalah "Penyebab Rusaknya Suatu Negara".

Sedangkan sesi 3 diisi oleh al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah (Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya). Tema kajian adalah "Berbuat Baik Buat Negeri".

Alhamdulillah, dauroh tersebut dihadiri peserta dari Bandung dan daerah lain. Ada yang berasal dari Tasikmalaya, Subang, Parung, Karawang, Serang, Purwakarta, dan Majalengka. Diperkirakan kurleb 200 ikhwan, belum termasuk akhwat di lantai 2. Di lantai 2 terdapat 85 akhwat.

Yang menggembirakan banyak di antara mereka adalah wajah-wajah baru dan masyarakat umum. Ini juga yang menggembirakan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf.

"Masih ada harapan," ujar gurunda.

Ramainya Dauroh Bandung Raya itu bisa jadi indikasi masih ada harapan untuk kembali menggiatkan dakwah di kota Bandung. Apalagi selama ini dakwah ahlussunnah masih terbilang jarang sekali diselenggarakan di kota Bandung.

Selama ini kajian-kajian terpusat di ma'had atau pondok pesantren yang letaknya jauh dari keramaian pusat kota. Bagi orang-orang (umum) yang pengin ikut kajian, masih diliputi kegamangan dan keraguan jika harus hadir di ma'had. Ada perasaan minder, takut, sungkan, dan lainnya.

Lagian kajian-kajian di ma'had adalah kegiatan tarbiyah bagi warga ma'had yang bersangkutan. Sedangkan kajian di masjid umum di luar ma'had adalah kegiatan siar dakwah untuk masyarakat umum.

Apalagi Masjid Agung Al Ukhuwwah letaknya strategis karena berada di pusat kota Bandung. Posisinya berada di sebelah Balai Kota Bandung.

Bandung adalah kota besar sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat. Kehidupan di kota besar yang serbamateri, pasti ada kebutuhan besar akan siraman rohani. Tentu sangat disayangkan jika tidak ada kajian Islam ilmiah ahlussunnah di sana.

Untuk itulah gurunda berharap bisa diagendakan kajian rutin di Masjid Agung Al Ukhuwwah Bandung. Diupayakan agar ada kajian rutin di hari Ahad di masjid tersebut. Bahkan jika dimungkinkan untuk booking masjid tersebut di hari Ahad pekan keempat selama setahun.

Kajian rutin di Ahad keempat itu nantinya secara tidak langsung mengikat para pesertanya. Siapa tahu hidayah turun kepada salah satu di antara mereka. Amin.

Dengan adanya kajian rutin setiap Ahad keempat bisa menjadi ikhtiar untuk kembali meramaikan dakwah ahlussunnah di Kota Kembang. Diupayakan nantinya pemateri adalah asatidzah dari luar kota Bandung agar lebih menarik minat peserta untuk hadir. InsyaAllah.

Apalagi Panitia Kajian Ahlussunnah Bandung terlihat bersemangat dalam menyelenggarakan Dauroh Bandung Raya. Bahu-membahu berta'awun untuk ikut mensukseskan hajatan.

Seperti yang diperlihatkan Abu Aisyah Saidi, Abu Rosyid, Abu Shofi Khoir dalam mengatur dan mengondisikan area parkiran. Sedangkan Abu Shofiyah Nanang memastikan konsumsi pemateri dan tamu tersaji tepat waktu.

Begitu pula panitia lain di Tim Kopi. Abu Sa'id Faishal, Abu Gathan, Abu Syaddad menyiapkan berbagai seduhan kopi untuk pemateri dan tamu. Sedangkan Abu Ishaq Hanif dan Abu Musa Riki menyiapkan kopi gratis untuk peserta.

"Kopinya enak semua," puji gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf.

Tim Kopi di Dauroh Bandung Raya memang asyik. Urusan seduh kopi adalah perkara serius bagi mereka. Tengok saja peralatan dan pilihan kopi yang mereka bawa di Dauroh Bandung Raya.

Grinder ada Timemore Chesnut C2, Latina T60 Libra, Comandante C40. Perkakas seduhnya ada Rokpresso, V60 Hario. Scale ada Timemore, Muranne, One two cups. Teko angsa ada Muranne, One two cups. Server Hario, Latina, One two cups. Milkjug Jibbi Jug, French press, dan kompor portable.

Gerai Fathimah

31 Dec, 05:59


Pilihan biji kopi arabikanya pun tak kalah menghebohkan. Ada Panama Geisha, Colombia Asopap Tolima, Colombia Juan Valdez, Gayo wine, Yellow Catura Ciwidey, Pangalengan Fullwash, Puntang Natural, Pucuk Ibun Natural, dan Temanggung. Selain itu ada pula espresso blend dan Full Arabica Flores x Gn Tilu.

Kopwah. Kopi mewah.

Ada cerita lucu tentang keseriusan Tim Kopi Bandung dalam menyeduh kopi. Beberapa waktu lalu mereka menyeduh kopi bon-bon (espresso dan SKM) kesukaan salah satu gurunda dari luar Bandung. Ketika disajikan, kopi bon-bon sama sekali tak disentuh gurunda tersebut.

Tim Kopi kebingungan. Panik. Kesalahan apa yang telah mereka perbuat sehingga gurunda tersebut enggan meminumnya? Abu Sa'id Faishal dan Abu Dihyah menganalisa prosentase campuran kopi arabika dan robusta yang digunakan. Jadi bahan diskusi serius Tim Kopi.

Ternyata, alasan kenapa gurunda tersebut tidak lagi minum kopi bon-bon karena beliau sedang diet konsumsi gula. Tim Kopi pun akhirnya dibuat lega setelah mendengarnya.

(Abu Zakariyya Thobroni, Selasa 29 Jumadilakhir 1446H/31 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

29 Dec, 14:09


DAUROH PANTURA AHLUSSUNNAH DEMAK 2024
Didengarkan oleh 6000 Orang

Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jamaah yang berlangsung di Ma'had Al Hijrah Stabat Langkat - Sumatera Utara (20-22/12) dibagikan 3000 bungkus snack untuk peserta di hari Sabtu dan Ahad. Diasumsikan jumlah peserta Dauroh Stabat kurleb 1500 orang.

Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Karang Makmur Muara Enim Sumsel (20-22/12) dihadiri kurleb 4000 peserta. Dauroh berlangsung di Masjid Al Amin Ma'had Dhiyaa'us Salaf, Jl. Lintas Sumatera Baturaja - Prabumulih Desa Karang Agung Kec. Lubai Ulu Muara Enim Sumatera Selatan.

Kajian Islam Ilmiah Wonogiri (22/12) berlangsung di Ponpes Darussalam As-Salafy Wonogiri, Gadungan RT 02/03, Nambangan, Kec. Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Diperkirakan 1200 orang (ikhwan dan akhwat) yang hadir di kajian tersebut.

Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak di Masjid Islamic Center Demak di Ahad 29 Desember 2024 pesertanya membeludak. Mereka datang dari berbagai daerah di Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi Tengah. Itu pun setelah pendaftaran ditutup sepekan sebelumnya karena keterbatasan kapasitas dan fasilitas Masjid Islamic Center Demak.

Hingga tanggal 21 Desember 2024, jumlah pendaftar sudah mencapai 1800. Padahal kapasitas masjid tempat dauroh maksimal menampung 2000 jamaah. Keesokan hari, 22 Desember 2024, pendaftaran peserta Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 resmi ditutup.

MasyaAllah.

Toh, meski sudah resmi ditutup, ada 500 peserta yang ngotot tetap berangkat. Alasannya mereka belum sempat mendaftar namun sudah menyewa kendaraan. Selain itu sudah keburu mengambil cuti dari tempat kerja.

Itu artinya jumlah peserta Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 yang terdaftar 2400. Yang hadir dipastikan lebih dari itu. Di Dauroh Pantura 2023 jumlah yang mendaftar 9000 orang. Faktanya yang hadir 12000 orang.

Di Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 tercatat 40 bus dan elf di area parkiran. Itu belum menghitung mobil pribadi dan sepeda motor.

Sebagai ilustrasi, untuk memasuki area masjid saja susah. Apalagi untuk masuk ke dalam area masjid, sepertinya sudah tidak memungkinkan. Tenda yang disediakan panitia juga penuh hingga meluber. Peserta pun terpaksa berdiri di luar area masjid.

Walhasil, sebagian peserta mendengarkan dauroh via streaming di tempat transit, di ruang-ruang kelas, di serambi SMA samping Masjid Islamic Center Demak.

Wallahu a'lam berapa jumlah pasti peserta Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024. Salah seorang ikhwan memperkirakan jumlah peserta di angka 4000 - 5000 orang.

Antusias peserta Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 sungguh luar biasa. Semangat untuk mendengarkan kajian ilmu dari gurunda sangatlah tinggi.

Jumlah pendengar live streaming Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 bisa menjadi buktinya. Tausiyah bakda Shubuh bersama al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc hafidzahullah didengar oleh 1321 pendengar. Sejumlah 1141 pendengar di 2 radio di aplikasi Radio Syariah dan 180 di channel Kajian Kota Malang di Telegram.

Live streaming tausiyah saat pembukaan bersama al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah diikuti oleh 1603 pendengar. Sesi 1 (pukul 09:15 - 10:00) kajian bersama al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc disimak oleh 1545 pendengar. Sesi 2 (10:30 - 11:30) diikuti oleh 2238 pendengar.

Sesi 3 (12:45 - 13:30) adalah sesi terakhir yang menghadirkan al Ustadz Muhammad As Sewed. Tercatat ada 2223 pendengar.

Let's say jumlah peserta Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 adalah 4000 orang. Jika ditambah jumlah pengikut live streaming di radio digital --2000-- artinya Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 didengarkan oleh 6000 orang.

Bukan bermaksud pamer atau membanggakan jumlah peserta atau pendengar kajian Islam ilmiah ahlussunnah. Namun itulah kenyataannya. Ribuan jumlah peserta di masing-masing kajian tersebut adalah fakta. Biidznillah.

Ramainya dauroh atau kajian dengan banyaknya jumlah peserta memang harus diceritakan. Sebuah nikmat besar berkumpul bersama banyak ikhwah di sebuah majelis ilmu.

Gerai Fathimah

29 Dec, 14:09


Allah 'azza wa jalla berfirman: “Dan adapun nikmat Rabbmu maka ceritakanlah.” (QS adh-Dhuha: 11)

Dengan menceritakan banyaknya peserta di sebuah dauroh secara tidak langsung menyiratkan banyaknya jumlah ahlussunnah. Suka atau tidak, masih ada anggapan ahlussunnah adalah komunitas yang eksklusif. Sesuatu yang eksklusif identik dengan jumlah yang sedikit.

Mungkin dari cara pakaiannya yang berbeda dari kebanyakan orang. Yang lelaki berjubah dan celana cingkrang. Yang wanita menggunakan hijab dan cadar yang hanya memperlihatkan mata.

OOTD (Outfit of the Day) --pakaian sehari-hari-- yang dianggap 'kaku dan kuno' di zaman sekarang yang cenderung blak-blakan. Belum lagi tudingan sebagai kelompok radikal berpemahaman teroris. Tatapan sinis dan curiga kadang mereka terima dari orang lain yang belum paham.

Makanya dengan menceritakan banyaknya ikhwah dan akhwat ahlussunnah yang hadir di sebuah dauroh atau kajian, bisa menyuarakan kepada masyarakat bahwa mereka bukan lah komunitas yang eksklusif.

Jumlah mereka sudah banyak. Mereka adalah bagian dari kaum muslimin lainnya yang mencoba menjalani agama Islam berdasarkan al Quran dan as Sunnah sesuai pemahaman salafush shalih.

Sehingga diharapkan jika ada masyarakat yang pengin mengenal Islam yang sesuai sunnah tidak merasa khawatir lagi. Kajian Islam ilmiah ahlussunnah bukan kajian untuk komunitas eksklusif lagi. Kajian Islam ilmiah ahlussunnah selalu terbuka untuk umum.

Toh, kenyataan di lapangan memang seperti itu. Bahwa, kajian di masing-masing tempat yang disebutkan di atas memang demikian faktanya. Keliru jika sebuah kajian yang hanya sedikit pesertanya ditulis sebagai kajian dengan banyak peserta. Itu menyalahi kode etik jurnalistik.

Bagi komunitas ahlussunnah sendiri, cerita-cerita tentang kajian Islam ilmiah ahlussunnah yang didatangi banyak peserta, tentunya bisa menguatkan mereka. Ternyata mereka tidak sendirian. Masih banyak saudara semanhaj mereka yang tersebar di berbagai daerah di Bumi Pertiwi.

Alhamdulillah.

Sepertinya tujuan panitia menggelar Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak 2024 sudah tercapai. Yakni, hendak mengenalkan dakwah ahlussunnah di kota Demak dan sekitarnya. Biidznillah.

Bahkan jumlah peserta yang hadir melebihi ekspektasi panitia. Ini sungguh sebuah kenikmatan besar yang harus diceritakan.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad malam 28 Jumadilakhir 1446H/29 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

28 Dec, 09:12


KAJIAN ISLAM ILMIAH GUNUNGSARI
KBA (Kajian Bersama Asatidzah)

InsyaAllah bakal ada kajian di Masjid At Taqwa di Gunungsari Ulubelu, Tenggamus Lampung pada Ahad - Senin, 5 - 6 Januari 2025. Sebuah majelis ilmu yang bertajuk KBA (Kajian Bersama Asatidzah). Masjid At Taqwa adalah sebuah masjid umum yang pengurusnya ikhwah ahlussunnah.

Lima asatidzah dari Muara Enim dan Lampung dijadwalkan menjadi pemateri di KBA. Mereka adalah al Ustadz Alimuddin (Mudaris Ma'had Dhiyaa'us Salaf Karang Makmur Muara Enim); al Ustadz Abu Usamah Bukhori (Mudir Ma'had Dhiyaa'us Salaf Karang Makmur Muara Enim); al Ustadz Muhammad Hidayat (Mudir Ma'had Ibnu Abbas Talangpadang Tenggamus Lampung); al Ustadz Abu Umair (Mudir Ma'had Al Husna Kalianda Lampung Tengah); al Ustadz Abu Najma (Mudir Ma'had Qiyamus Sunnah Ramayana). Hafidzahumullah.

KBA sebuah acara perdana yang diselenggarakan oleh ikhwah ahlussunnah Gunungsari. Idenya dari al ustadz Muhammad Hidayat. Beliau beberapa bulan yang lalu menyampaikan idenya tersebut di sela-sela taklim di Masjid At Taqwa.

Al Ustadz Muhammad Hidayat punya tujuan dari acara tersebut yaitu untuk mempererat hubungan antara wali santri dan ustadz/pengajar di Ma'had Ibnu Abbas Talangpadang Tanggamus. Beliau terinspirasi setelah mengisi kajian di ma'had Medan. Beliau berharap juga KBA bisa menjadi agenda rutin bulanan, 2 atau 3 bulan sekali.

Rencana awal demikian, namun salah seorang ikhwan urun saran ke ustadz Muhammad Hidayat untuk bergiliran saja. Diawali dari Gunungsari, lalu Talangpadang, Kota Agung, Kalianda, Metro dan seterusnya. Ustadz Muhammad Hidayat setuju. Nantinya pemateri bergantian dari asatidzah ma'had-ma'had yang ada di Lampung.

Seperti diketahui ada beberapa ma'had di Lampung. Di Kalibening Talangpadang Tenggamus ada Ma'had Ibnu Abbas. Ma'had Qiyamus Sunnah di Ramayana Lampung Tengah. Ma'had Al Husna Kalianda Lampung Selatan. Ma'had Ittibaaus Salaf di Metro, dan ma'had di Way kanan.

KBA semula diperuntukkan untuk mempererat hubungan wali santri dan pengajar di sebuah ma'had di Lampung. Akhirnya diputuskan untuk mempererat hubungan antarikhwah, dan hubungan ikhwah dengan asatidzahnya se-Lampung.

Semoga Allah 'azza wa jalla berikan kemudahan dan pertolongan. Amin.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu 26 Jumadilakhir 1446H/28 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

27 Dec, 06:28


Kajian berlangsung di Masjid Al Barokah Bau-bau dan Masjid As Sunnah Kab. Buton Tengah.

✓ "Istiqomah dalam Beragama Islam". Judul dauroh di Masjid At Taqwa di kawasan perkebunan Teh Medini Kendal (29+30/6) yang menghadirkan 4 pemateri. Mereka adalah al Ustadz Fauzan Abdul Karim (Sragen), al Ustadz Muhammad Isnadi (Kendal), al Ustadz Abdurrauf (Kendal), al Ustadz Abu Ibrohim (Poso). Hafidzahumullah.

✓ Taklim 3 asatidzah di Sabtu (30/6) di Masjid Al I'tishom Jakarta. Yakni, al Ustadz Qomar Suaidi, Lc, al Ustadz Muhammad As Sewed, dan al Ustadz Abdush Shomad Bawazir. Hafidzahumullah. Taklim rutin tersebut mulai kembali diaktifkan di Masjid Al I'tishom sejak bulan Agustus 2022.

✓ Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah yang perdana di Buahdua Sumedang. Dauroh berlangsung di Masjid Besar At Taqwa Buahdua Sumedang (30/6). Dauroh menghadirkan dua pemateri: al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin dan al Ustadz Abu Yahya Mu'adz. Hafidzahumallah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 25 Jumadilakhir 1446H/27 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

27 Dec, 06:28


KALEIDOSKOP KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH - JUNI 2024
Dauroh 7 Sesi di 3 Hari Selama 6 Jam 30 Menit di Samarinda

✓ "Dahsyatnya Perangkap Syaithan (Talbis Iblis)". Judul Dauroh Samarinda dengan pemateri al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah. Dauroh berlangsung di Masjid Darul Ilmi, Ponpes Ibnul Mubarok Samarinda pada Jumat - Ahad (31/5- 2/6).

Dauroh gurunda di Masjid Darul Ilmi tak pernah sepi dari kerumunan para penuntut ilmu. Selain ikhwah Samarinda, Kutai Barat, Makassar, dan Balikpapan; ikhwah dari Bontang, Sangata, dan Tenggarong juga datang.

Jumlah peserta, "Sekitar 300, belum (termasuk) ummahat ya...," ungkap Abu Husna Muchlis, salah satu panitia.

Dauroh Samarinda terbagi dalam 7 sesi yang berlangsung selama 3 hari. Total gurunda menyampaikan kajian selama 6 jam 30 menit.

✓ "Konsep Ibadah Sesuai Sunnah Berbuah Selamat dari Fitnah". Tema Kajian Islam ilmiah Ahlussunnah wal Jamaah Purwokerto (2/6) dengan pemateri al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah.

✓ "Menggapai Cinta Allah Ta'ala" bagian 2. Tema kajian berupa pembahasan Kitab Fathul Majid Syarh Kitab at Tauhid. Pemateri adalah al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafidzahullah. Kajian bertempat di Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas (9/6).

✓ "Hamba yang Bersyukur". Judul kajian sesi 1 di Kajian Islam Ahlussunnah Kota Lumajang dengan pemateri al Ustadz Abu Nashim Mukhtar hafidzahullah (9/2). Sesi 1 berlangsung di Masjid Darul Falah Lumajang. Sesi 2 berjudul "Berdakwah seperti Rasulullah" berlangsung di Ma'had Al Furqan Al Islamy.

✓ "Prinsip Ahlussunnah dalam Menyikapi Penguasa". Judul kajian yang disampaikan al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafidzahullah di Masjid Baiturrahim, Jl. HOS Cokroaminoto No.12 Semarang (9/6).

✓ "Bangsa Arab sebelum Datangnya Islam". Judul kajian di Masjid An Nur kompleks Ponpes Ta'dhimussunnah Wonosobo (9/6). Al Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman Lc sebagai pematerinya.

✓ "Bimbingan Syariah dalam Bermuamalah" judul Dauroh Ambon (22-23/6) di Masjid Abu Bakr Ash Shiddiq, Kompleks Muhajirin, Kebon Cengkeh, Sirimau, Ambon. Sebagai pemateri adalah al Ustadz Abu Hamzah Yusuf dan al Ustadz Abu Anas Ahmad Khodim. Hatidzahumallah.

✓ Dauroh Islam Ilmiah Ahlussunnah Luwu Raya (22-33/6) di Masjid Islamic Center Palopo. Al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah sebagai pemateri.

✓ "Merajut Ukhuwah dengan Sunnah Nabawiyyah" sebagai tema Dauroh Islam Ilmiah Ahlussunnah Poso (21-23/6). Sebagai pemateri adalah al Ustadz Abdurrohman Lombok, al Ustadz Abdushshomad Bawazier, al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc. Hafidzahumullah.

✓ Kajian Islam Ilmiah Kota Blitar yang perdana (23/6). Kajian dilangsungkan di rumah Abu Zaidan di Jl. Kali Comal No.64 Desa Tanjungsari. Tercatat ada 27 ikhwah dan 12 ummahat yang datang di taklim yang diisi oleh al Ustadz Abdul Jabbar hafidzahullah.

✓ "Pengaruh Tauhid dalam Kehidupan Bermasyarakat". Judul kajian Islam ilmiah Kartasura (29/6) yang berlangsung di Masjid Nurul Yaqin, Cucukan, Wirogunan Kartasura. Sebagai pemateri al Ustadz Saiful Bahri hafidzahullah.

✓ "Upaya Meraih Cinta Allah dan Tanda telah Mendapatkannya". Judul kajian teraebut disampaikan oleh al Ustadz Muhammad Rijal Lc hafidzahullah ketika mengiis Dauroh Ilmiah Kabupaten Kendal (29/6). Dauroh berlangsung di masjid Ma'had Al Ghuroba Kendal.

✓ Kajian Islam Ilmiah Mantingan bersama al Ustadz Agus Suaidi hafidzahullah. Kajian berlangsung di Ma'had Anshorussunnah Mantingan (29/6). Kajian terbagi 2 sesi. Kajian sesi 1 berjud "Berbebah Diri dengan Membersihkan Hati". Sesi 2 berjudul "Mencetak Generasi Rabbani dengan Akhlak Terpuji".

✓ "Membentengi Santri dari Paham Radikalisme". Judul muhadharah al Ustadz Abu Nashim Mukhtar hafidzahullah di Masjid Ma'had Daar El Abror, Ampel Boyolali (29/6).

✓ "Hanya dengan Ilmu Syar'i Menuju Kebahagiaan Akhirat". Judul Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jamaah Kota Bau-bau & Kab. Buton Tengah (28-30/6). Al Ustadz Abu Anas Ahmad Khodim dan al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahumullah sebagai pemateri.

Gerai Fathimah

26 Dec, 13:03


"Biasanya kita habis kajian juga berkumpul makan bersama semua ikhwan. Jadi lebih akrab," kata Abu Yasin Ayyub.

Seperti halnya di Bulungan. Usai kajian, al Ustadz Abu Nashim Mukhtar makan bareng bersama 25 ikhwah. Mereka berasal Ini lagi Berau, Bulungan, Tarakan, dari Malinau.

Suatu kebiasaan menyenangkan yang jarang bisa dilakukan di dauroh-dauroh di Pulau Jawa karena saking banyaknya peserta. Ikhwah di Tarakan, Bulungan, dan Berau selain bermajelis ilmu bisa beramah tamah secara intim dengan gurunda tercintanya.

Alhamdulillah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis malam 25 Jumadilakhir 1446H/26 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

26 Dec, 13:03


DAUROH TARAKAN, BULUNGAN, BERAU
Lima Hari Bermajelis Ilmu

Akhir pekan keempat di bulan Desember ini semarak dengan dauroh Islam ilmiah di berbagai daerah. Semisal Dauroh Stabat di Ma'had Al Hijrah Stabat, Langkat - Sumatera Utara (20-22/12). Al Ustadz Abu Anas Ahmad Khodim hafidzahullah (Pengasuh Ma'had As Sunnah Junrejo, Batu Malang Jawa Timur) sebagai pemateri.

Dauroh Karang Makmur di Ma'had Dhiyaaus Salaf Muara Enim (20-22/12). Sebagai pemateri dihadirkan 2 ustadz dari Pulau Jawa. Mereka adalah al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy (Pengasuh Ma'had Al Bayyinah Gresik Jawa Timur) dan al Ustadz Abdurrahman Mubarok (Pengasuh Ma'had Riyadhul Jannah Cileungsi Bogor Jawa Barat). Hafidzahumallah.

Bahkan mulai Ahad (22/12) hingga Kamis (26/12), al Ustadz Abu Nashim Mukhtar hafidzahullah melakukan safari Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jamaah di 3 kota di Pulau Kalimantan. Gurunda Pengasuh Pusdiklatmu Yogyakarta itu menjadi pemateri dauroh di Tarakan (Kalimantan Utara), kajian di Bulungan (Kalimantan Utara) dan Berau (Kalimantan Timur).

Ahad - Selasa (22-24/12) al Ustadz Abu Nashim Mukhtar mengisi Dauroh Tarakan di Masjid Ammar Bin Yasir di Ma'had Darul Atsar Pasir Putih Tarakan. Sesi Senin bakda Maghrib kajian dilangsungkan di Masjid Al Ikhlas Mako Satian Pol Airud Juata Laut.

Selasa (24/12) siang gurunda berangkat ke Bulungan. Ada 2 tempat kajian di sana. Yakni: Masjid Darul Azka di Jl. Sabandar lama, Gg. Sekumpul, Tanjung Selor, Bulungan; dan Masjid Al Ihsan di Jl. Sengkawit Gg. Merpati, Tanjung Selor, Bulungan.

Sekitar 40 orang hadir di dars bakda Maghrib di Masjid Al Ihsan. Beberapa di antara mereka adalah warga sekitar. Seusai taklim bakda Shubuh (25/12) gurunda melanjutkan perjalanan ke Berau.

Rabu - Kamis (25 - 26/12), gurunda mengisi kajian di Berau yang dilangsungkan di beberapa tempat. Yakni: Masjid Lailatul Huda, Rumbel Ibnu Abbas, dan rumah kediaman musyrif (kajian ummahat).

Mengapa kajian tidak di satu tempat, ternyata ada alasan tersendiri. "Ya, karena di sini luasnya wilayah dan kepulauan sehingga untuk berkumpul di suatu tempat agak sulit dan berat. Ikhwannya juga masih sedikit jadi dengan ustadz yang mengunjungi diharapkan akan tersampaikan dakwah ahlussunnah ini," ujar Abu Yasin Ayyub, salah seorang panitia Dauroh Tarakan.

Dauroh Tarakan bukan yang pertama kali diselenggarakan. Sudah berkali-kali, bahkan ini kali ke-5 al Ustadz Abu Nashim Mukhtar berkunjung ke Tarakan.

Tapi untuk ke Berau, ini kali pertama bagi al Ustadz Abu Nashim Mukhtar. Demikian yang dikatakan Abu Abdillah, salah satu panitia kajian Berau.

"Sebenarnya awalnya beliau dauroh cuma di Tarakan. Setelah kita lobi panitia Tarakan dan kesediaan Ustadz Mukhtar akhirnya beliau pulang lewat Berau (Bandara Kalimarau)," ungkap Abu Abdillah yang mengabarkan gurunda landing di Bandara Internasional Juwata Tarakan.

Seperti dikatakan Abu Yassin Ayyub, kondisi geografis agak menyulitkan untuk ikhwah berkumpul di satu titik. Jarak Berau ke Bulungan sekitar 2 - 3 jam perjalanan. Sedangkan Bulungan ke Tarakan harus naik speedboat kurleb 1,5 jam.

"Karena rata-rata ikhwah Berau kerja di perusahaan. Jadi kalau harus ke Tarakan dan Bulungan lumayan jauh jaraknya. Kebetulan tanggal 25 pas hari libur nasional," tutur Abi Abdillah yang mengabarkan jumlah ikhwah Berau sekitar 30 orang. Makanya ikhwah Berau sangat antusias menyambut kajian di Berau.

Jumlah ikhwah di Tarakan, Bulungan, dan Berau memang masih sedikit. Dimaklumi jika yang hadir di Dauroh Tarakan, kajian Bulungan dan Berau tidaklah banyak.

"Paling hanya sekitaran ikhwan Tarakan. Kadang juga ada ikhwan dari Nunukan dan Malinau, itu pun tidak banyak paling sekitar 4 sampai 5 orang. Secara keseluruhan yang ikuti kajian 30 sampai 40 orang," papar Abu Yassin Ayyub yang menyebutkan untuk dauroh kali ini jumlah peserta lebih banyak dari biasanya.

Bagi Abu Yassin Ayyub, sedikitnya jumlah peserta bukan alasan untuk tidak menggelar kajian sekelas dauroh. Justru dengan sedikitnya jumlah peserta, ikhwan dan ustadz pemateri bisa lebih intim.

Gerai Fathimah

25 Dec, 12:49


KALEIDOSKOP KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH - MEI 2024
Paket Nasi 1.695 Kotak di Dauroh Gemba

✓ Dauroh Gemba bertempat di Masjid Al-Maghfirah Ma'had As-Salafy Gemba dilaksanakan pada Jumat hingga Ahad (3 - 5/5). Gemba sebuah daerah di Kairatu, Seram, Bagian Barat, Maluku.

Dauroh 3 hari itu menghadirkan al Ustadz Abu Nashim Mukhtar dan al Ustadz Abu Ali Saiful Bahri --hafidzahumallah-- sebagai pemateri. Al Ustadz Abu Nashim Mukhtar menyampaikan kajian berjudul "Peran Ilmu dan Akhlak dalam Berdakwah". Sedangkan al Ustadz Abu Ali Saiful Bahri membawakan kajian berjudul "Mahalnya Persatuan".

Peserta Dauroh Gemba yang terdaftar 800 orang. Berapa jumlah pasti peserta Dauroh Gemba? Jumlah paket nasi yang disiapkan pihak panitia Dauroh Gemba untuk peserta bisa dijadikan rujukan data penghitungan.

Untuk sekali makan, panitia pernah menyiapkan 785 paket nasi untuk ummahat dan 910 paket nasi untuk ikhwah. Jadi untuk satu kali makan itu panitia menyediakan 1.695 paket nasi dalam kemasan plastik mika. Ini artinya jumlah peserta Dauroh Gemba kurleb sejumlah paket nasi tersebut. Allahu Akbar.

Selain menyiapkan makan, panitia di Dapur Umum --semua dikerjakan oleh ikhwah-- juga menyediakan minuman panas dan kudapan bagi peserta Dauroh Gemba. Kudapan berupa pisang mentah digoreng tanpa tepung khas Maluku. Cara makannya dicocolin ke sambal.

Disajikan 2 kali di pagi hari, 2 kali di sore hari dan 1 kali di setiap jeda sesi malam (ada 2 sesi kajian). Semua bahan-bahan baku olahan masakan berasal dari ta'awun ikhwah Gemba. MasyaAllah.

✓ Parung Ngariung. Judul kajian Islam ilmiah di Ma'had Dzunnurain Parung di Sabtu (4/5) bakda Shubuh yang disampaikan oleh Al Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah.

✓ Menggapai Cinta Allah Ta'ala di Masjid An Nur Ponpes Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas (12/5). Judul kajian tersebut disampaikan oleh al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafidzahullah. Pembahasan dari kitab Fathul Majid Syarh Kitab at Tauhid.

✓ Safari Dakwah Ahlussunnah wal Jamaah Bekasi & Karawang (17 - 20/5) bersama al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah. Safari di 3 tempat di Bekasi (Setu, Tambun, Cikarang) dan Karawang.

✓ Kajian Islam Ilmiah Batam Kepulauan Riau (18 - 19/5). Kajian bersama al Ustadz Abu Anas Ahmad Khodim hafidzahullah itu bertempat di Mushola Darul Haq Batam, Kampung Tua Tanjung Bemban, Batu Besar, Nongsa.

✓ Kajian Islam Ilmiah Manyaran Wonogiri (18/5) bersama al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafidzahullah. Kajian berlangsung di Masjid Al Kautsar Ds Bulu RT01 RW04 Kel. Punduhsari Kec. Manyaran Kab. Wonogiri.

✓ Kajian Islam Ilmiah Kota Cilacap di Masjid Alya kompleks MTQ Al Manshuroh Cilacap (19/5). Hadir sebagai pemateri al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah. Sesi 1 bakda Shubuh berupa tausiyah untuk santri agar bersemangat dalam menuntut ilmu. Sesi 2 jam 10 hingga 11 khusus untuk wali santri dengan judul "Peran Orang Tua dalam Memperhatikan dan Memotivasi Anak dalam Menuntut Ilmu Dien". Sesi 3 seusai sholat Dhuhur hingga 13:30 melanjutkan pembahasan kitab Prinsip dan Keutamaan Ahlussunnah karya Syaikh Rabi' hafidzahullah.

✓ Kajian Akhir Pekan Kota Tasikmalaya di Masjid Al Falah, Perum Cisalak, Cipedes Kota Tasikmalaya (26/5). Ini merupakan kajian rutin al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah yang membahas kitab Arbauna Haditsan fit Tarbiyati wal Manhaj (40 Hadits tentang Tarbiyah dan Manhaj).

✓ Kajian Islam Ilmiah Kota Balikpapan di Masjid Al Anshor di kompleks RTQ Al-Imam Adz-Dzahabiy, Manggar Balikpapan Kalimantan Timur (30/5). Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah sebagai pemateri.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu malam 24 Jumadilakhir 1446H/25 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

24 Dec, 13:05


KAJIAN ISLAM ILMIAH WONOGIRI
Pertanyaan Terakhir

"Afwan ustadz, ada pihak yang menyatakan bahwa asatidzah jumhur dengan metode yang diterapkan saat ini bukan lagi tergolong pengikut dakwah salafiyyah."

Demikian pertanyaan terakhir di Sesi Tanya Jawab pada Kajian Islam Ilmiah Wonogiri (22/12). Kajian berlangsung di Ponpes Darussalam As-Salafy Wonogiri, Gadungan RT 02/03, Nambangan, Kec. Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Diperkirakan 1200 orang (ikhwan dan akhwat) yang hadir di kajian tersebut.

Hadir sebagai pemateri al Ustadz Abdush Shomad Bawazier hafidzahullah. Gurunda adalah Pengasuh Ponpes As Sunnah Junrejo Batu-Malang. Tema kajian "Menjunjung Tinggi Kewibawaan Dakwah Salafiyyah".

Atas pertanyaan terakhir tersebut, gurunda memberikan jawaban sebagai berikut.

"Oh, ya? Metode yang diterapkan kayak apa sih? Sehingga mengeluarkan asatidzah dari dakwah salafiyyah? Sudahkah ditanyakan kepada Syaikh Bukhori tentang hal ini? Kenapa ee... kira-kira kalau asatidzah sudah keluar dari dakwah salafiyyah, ketika bertamu kepada Syaikh Abdullah Bukhori, diterima ndak? Adakah ucapan Syaikh Abdullah Bukhori tentang hal ini? Tentang asatidzah, 'Asatidzah telah keluar dari dakwah salafiyyah!' Alhamdulillah tidak ada dan komunikasi tetap berjalan. Walhamdulillah. Wallahu a'lam apa yang dia maksud dengan kalimat itu. Metode mana yang dimaksud dengan metode yang diterapkan. Mungkin itu. Baarakallahu fiikum."

Kajian Islam Ilmiah Wonogiri merupakan rangkaian dari "Gema Ijtima' Asatidzah & Ikhwah Salafiyyin se-Solo Raya". Sebuah acara pertemuan rutin asatidzah se-Solo Raya yang membahas permasalahan dakwah di Solo Raya secara khusus dan dakwah secara umum. Selain pertemuan juga dilakukan kajian Islam ilmiah untuk ikhwah se-Solo Raya.

Pada awalnya kegiatan tersebut digelar setiap pekan ke-5, dan pemateri kajian adalah para asatidzah Solo Raya secara bergilir. Pun demikian tempat kegiatan digilir, sehingga semua ma'had yang ada di Solo Raya mendapat jatah sebagai tuan rumah. Setiap kajian ada 2-3 asatidzah yang didaulat sebagai pemateri.

Setelah pandemi berlalu, para asatidzah bersepakat agar acara tersebut tetap berlanjut. Ma'had sebagai tuan rumah diberikan kebebasan untuk mengundang asatidzah luar Solo Raya demi menyemangati ikhwah Solo Raya untuk tetap menyemarakkan acara tersebut.

(Abu Zakariyya Thobroni, Selasa malam 23 Jumadilakhir 1446H/24 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

23 Dec, 14:49


DAUROH KARANG MAKMUR
Peserta Hampir 4000 Orang

Seakan sudah menjadi tradisi, dauroh di Pulau Sumatera mengupayakan menyediakan konsumsi untuk para pesertanya. Di dauroh di Ma'had Al Hijrah Stabat - Langkat, Sumatera Utara (20-22/12) lalu dibagikan 3000 bungkus snack untuk peserta di hari Sabtu dan Ahad.

Pun demikian yang dilakukan panitia Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Karang Makmur Muara Enim Sumsel (20-22/12). Dauroh berlangsung di Masjid Al Amin Ma'had Dhiyaa'us Salaf, Jl. Lintas Sumatera Baturaja - Prabumulih Desa Karang Agung Kec. Lubai Ulu Muara Enim Sumatera Selatan.

Sebagai pemateri di Dauroh Karang Makmur dihadirkan 2 ustadz dari Pulau Jawa. Mereka adalah al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy (Pengasuh Ma'had Al Bayyinah Gresik Jawa Timur) dan al Ustadz Abdurrahman Mubarok (Pengasuh Ma'had Riyadhul Jannah Cileungsi Bogor Jawa Barat). Hafidzahumallah.

Al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy membawakan kajian berjudul "Menggapai Kebahagiaan di Tengah Ujian". Sedangkan al Ustadz Abdurrahman Mubarok menyampaikan tema "Kenakalan Remaja dalam Sorotan".

Di poster kajian tersebut dicantumkan catatan: "Konsumsi ditanggung panitia mulai malam Sabtu - Ahad pagi". Konsumsi berupa makan berat itu diperuntukkan bagi peserta dari luar Ma'had Dhiyaaus Salaf. Konsumsi berupa nasi bungkus hasil ta'awun warga Ma'had Dhiyaa'us Salaf.

"Yang masak warga, kami tawarkan ke warga yang mampu dan mau. Mampunya sekali makan satu bungkus silakan, mampu lebih dari itu juga silakan," ungkap Abu Suhail, salah satu panitia Dauroh Karang Makmur.

Pengalaman dari dauroh-dauroh sebelumnya, ikhwah dari luar ma'had berasal dari Jambi, Linggau, Palembang, Waykanan, Baturaja, Metro, Bratasena, Pematang, Kayu Agung, Lampung, Prabumulih dan lainnya. Jumlah mereka berkisar ratusan orang. Sedangkan warga Ma'had Dhiyaaus Salaf mencapai angka kurleb 1200.

"Akhwatnya mendengarkan dauroh di asrama putri. Jumlah santriwatinya sekitar 600. Kalau ummahatnya (warga) mendengarkan dauroh di rumah masing-masing lewat radio. Karena asrama putri tidak nampung," papar Abu Suhail yang menyebutkan jumlah warga di Ma'had Dhiyaaus Salaf sekitar 630 KK.

Bisa dibayangkan betapa banyaknya ikhwah di Ma'had Dhiyaa'us Salaf Karang Makmur. Nggak heran jika sholat Dhuhur di Masjid Al Amin serasa sholat Jumat. Kajian rutin sudah seperti dauroh apalagi dauroh.

"Hari Sabtu sore masjid penuh," ujar Abu Zhidan, peserta Dauroh Karang Makmur dari Lampung.

Bangunan utama Masjid Al Amin seluas 36x18 m. Belakang ada teras 3x32 m. Tambah bangunan ke belakang lagi 9x30 m.

Jika dihitung shof di Masjid Al Amin berjumlah 21. Satu shofnya berisi 100 jamaah sholat. Ketika masjid terisi penuh, dipastikan ada 2100 jamaah. Itu belum menghitung jamaah di sisi kanan kiri teras masjid.

Berdasarkan data dari panitia konsumsi dan penerima tamu, jumlah peserta Dauroh Karang Makmur dari luar ma'had ada 2471. Jika ditambah dengan peserta dari warga Ma'had Dhiyaa'us Salaf, jumlah peserta kemungkinan mencapai 4000 orang.

MasyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin malam 22 Jumadilakhir 1446H/23 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

22 Dec, 13:28


DAUROH STABAT
Panitia 780 Porsi Makan, Peserta 3000 Bungkus Snack

Taklim, dauroh, tabligh akbar bagaimana pun besar kecilnya skala hajatan hakikatnya adalah sama. Yakni, sebuah majelis ilmu. Ini artinya majelis ilmu harus dipersiapkan sedemikian rupa agar kajian berlangsung sukses. Biidznillah.

"Untuk memaksimalkan manfaat dan faedah ilmu yang disampaikan ustadz pemateri agar benar-benar tersampaikan kepada para peserta," ujar al Ustadz Abu Ziyad Fawwaz hafidzahullah, salah satu panitia Dauroh Stabat.

Dauroh Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jamaah yang berlangsung di Ma'had Al Hijrah Stabat pada Jumat - Ahad, 20-22 Desember 2024. Sebuah ma'had yang beralamat di Jl. Kenanga Ling. 1, Sidomulyo, Stabat, Langkat - Sumatera Utara. Sebagai pemateri didatangkan al Ustadz Abu Anas Ahmad Khodim hafidzahullah, Pengasuh Ma'had As Sunnah Junrejo, Batu - Malang Jawa Timur.

Al Ustadz Abu Ziyad Fawwaz adalah salah satu dari 130 panitia (ikhwan dan ummahat) di Dauroh Stabat. Sejak diperoleh kepastian akan adanya Dauroh Stabat di bulan November, panitia pun segera mempersiapkan segala sesuatunya. Agar majelis ilmu bisa berlangsung dengan lancar dan memberikan faedah ilmu.

Banyak hal yang harus disiapkan menyangkut pelaksanaan majelis ilmu berskala dauroh 3 hari. Ada 19 divisi di kepanitiaan Dauroh Stabat. Mulai dari koordinator, sound system, tenda, keamanan, konsumsi peserta, konsumsi asatidzah, stok air bersih, imam sholat, parkir, dan lainnya.

Hingga H-4, persiapan sudah mencapai 90 persen. "Alhamdulillah dari panitia sudah 90 persen persiapannya. Mulai dari areal dauroh ikhwan, rumah inap ustadz pemateri, areal parkiran, areal tempat kajian ummahat/akhwat. Persiapan barang mentah untuk fasilitas konsumsi panitia dauroh ikhwan dan akhwat. Persiapan snack gratis 3000 bungkus untuk peserta dauroh hari Sabtu dan Ahad," papar al Ustadz Abu Ziyad Fawwaz.

Sepuluh persennya lagi tinggal gladi resik, rapat koordinasi terakhir seluruh panitia, pemasangan tenda, tratak, sutrah, alas/karpet, dan persiapan alat-alat penunjang acara. Alhamdulillah.

Keputusan disediakan 3000 bungkus snack karena diperkirakan jumlah peserta Dauroh Stabat kurleb 1500 orang. Mereka berasal dari Banda Aceh hingga Pekanbaru.

Di hari Sabtu (21/12) sampai pukul 10:50, di area parkir tercatat 55 unit mobil dan 180 unit sepeda motor. Sejumlah 1500 snack juga sudah dibagikan kepada peserta di sesi jeda istirahat kajian pada pukul 10:45 - 11:00.

Setiap detail yang berkenaan dengan kelancaran dauroh sangat diperhatikan oleh panitia. Tak hanya untuk kenyamanan tamu undangan, pun kelancaran kerja panitia pelaksana Dauroh Stabat itu sendiri.

"Kalau panitia dan asatidzah tamu, bukan snack gratis saja. Bahkan makan panitia dan asatidzah kita tanggung selama Sabtu - Ahad. Karena panitia juga suami istri berta'awun, jadi makan seluruh panitia (dan anak-anaknya) disediakan ma'had. Makanya dibuat divisi dapur umum, tugasnya menyiapkan 130 porsi setiap makan, 3 kali sehari. Jadi per hari dapur umum menyiapkan 390 porsi makan," ujar al Ustadz Abu Ziyad Fawwaz.

Keputusan pengadaan konsumsi (makan) untuk panitia dan keluarganya untuk mengantisipasi kendala saat pelaksanaan dauroh. Jika tidak disediakan makan dari ma'had, panitia pulang dulu ke rumah bersama keluarga untuk makan ketika jam istirahat.

Itu bisa jadi celah yang mengganggu koordinasi dan proses kerja panitia. Untuk itulah panitia juga difasilitasi tempat istirahat. Jadi seharian panitia bisa standby dan maksimal dalam ta'awunnya.

Ta'awun ikhwah dan ummahat ahlussunnah di Stabat memang mengundang decak kekaguman. Tak hanya menyumbangkan tenaga dan waktu, mereka berbagi harta pula untuk Dauroh Stabat.

Bahan mentah dan sembako untuk 780 porsi makan dan 3000 bungkus snack juga hasil ta'awun dari ikhwah Stabat. Mulai dari beras, telor, kambing, minyak, gula, teh, bumbu-bumbu, dan lainnya.

Gerai Fathimah

22 Dec, 13:28


Pun demikian biaya Dauroh Stabat yang membutuhkan dana 25 juta, menjelang awal bulan Desember sudah tertalangi. Dana 8 juta untuk pembuatan sumur bor, tandon air, tower, dan instalasi pipa. Sedangkan 17 juta biaya operasional Dauroh Stabat. Lagi-lagi dana berasal dari ta'awun ikhwah Stabat. MasyaAllah.

"Ta'awun dari kita untuk kita," kata al Ustadz Abu Ziyad Fawwaz.

Tak pelak jika Dauroh Stabat bagaikan hajatan besar ikhwah Stabat. Abu Faqih Ginanjar --ikhwan Bandung-- pernah hadir di Dauroh Stabat di Juni 2023. Dia dibuat kagum dengan keramaian dan kerapian kerja panitia. Semuanya terkoordinasi dengan baik. Biidznillah.

"Di malam hari sudah kayak pasar malam (keramaiannya)," kata Abu Faqih.

Bukan bazar, panitia hanya mengakomodasi ikhwan yang berdagang. Bahkan orang awam pun yang hendak jualan dipersilakan.

"Na'am, tergantung ikhwah kalau kita nggak batasi. Bahkan dari awam pun silakan jualan. Jualan makanan, jajanan, dan lain-lain. Mereka sampai depan gerbang ma'had kita persilakan masuk, tapi dengan catatan nggak ada aktivitas jual beli selama kajian berlangsung. Alhamdulillah, sebagian ada yang mau menunggu sampai kajian selesai, ikut duduk di masjid. Sebagian lagi ya pergi, nggak jadi masuk," ujar al Ustadz Abu Ziyad Fawwaz.

Paten kali ...

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad malam 21 Jumadilakhir 1446H/22 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

20 Dec, 10:50


TAUSIYAH PAMARICAN CIAMIS
"Maksad sim kuring sareng rerencangan dongkap ka ieu kampung ..."

Kamis 19 Desember 2024, al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah ada agenda untuk berkunjung ke Ciamis. Silaturahmi memenuhi undangan dari Abu Musa Izul salah satu ikhwan di sana. Undangan ngaliwetan, makan jamaah di atas hamparan daun pisang.

Ketika rombongan dari Bandung yang hendak menjemput gurunda di Tasikmalaya hingga menjelang Dhuhur belum juga kelihatan, gurunda berniat berangkat duluan. Nanti ketemuan dengan rombongan Bandung di perjalanan arah Ciamis.

"Biar nggak kesorean. InsyaAllah, rencananya nanti malam saya ke Bandung," ujar gurunda Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta) itu.

Alhamdulillah, seusai sholat Dhuhur rombongan dari Bandung muncul. Rombongan gurunda pun meluncur ke Ciamis.

Titik tujuan adalah Masjid Ma'had Darul Hadist Al Istiqomah Boarding School Dusun Cibuluh, Pasirnagara - Kec. Pamarican - Kab. Ciamis - Jawa Barat. Sekitar jam 14:00 rombongan tiba di tempat tujuan.

Abu Musa Izul menyambut dengan senang rombongan gurunda. Ternyata Abu Musa Izul mengundang gurunda untuk melihat pembangunan calon ma'had. Abu Musa Izul dipasrahi bapak mertuanya untuk mengelola ma'had tersebut. Nama ma'had tersebut adalah Ma'had Darul Hadist Al Istiqomah Boarding School.

"Pulangnya malam kan, ustadz? Habis Maghrib nanti minta tausiyah ya. Warga sudah dikasih tahu ada tamu dari Tasikmalaya," ujar Abu Musa Izul yang membuat gurunda kaget.

Alhasil, gurunda 'terpaksa' memenuhi permintaan tuan rumah. Apalagi beberapa ikhwah dari Madrasah Uddatush Shabirin Banjarsari  Ciamis juga datang ke Pamarican.

Agenda tausiyah dadakan tak hanya mengejutkan gurunda tapi juga rombongan Bandung. Yang membuat rombongan Bandung kaget, gurunda memberikan tausiyah seusai sholat Maghrib hingga Isya itu dalam bahasa Sunda.

"Dari awal pembukaan (oleh Bapak Misbahudin - mertua Abu Musa Izul) sudah pakai bahasa Sunda. Wah, harus pakai bahasa Sunda juga nih," tutur gurunda setelah mengetahui yang hadir di tausiyah adalah warga sekitar --bapak dan ibu-- yang kebanyakan sudah berusia lanjut.

Makanya di awal tausiyah gurunda memohon maaf jika bahasa Sundanya kurang bagus. Gurunda juga sampaikan biasanya jika mengisi kajian memakai bahasa Indonesia. Belum lagi tujuan ke Pamarican bukan untuk memberikan tausiyah.

"Jujur, muslimin wal muslimat, mukminin wal mukminat, rahimani wa rahimakumullah, saleresna mah maksad sim kuring sareng rerencangan dongkap ka ieu kampung mung saukur silaturahim. Hoyong terang lokasi. Tapi saparantosna aya di dieu malah dipiwarang ngadugikeun tausiyah. Jadi ngadadak pisan. Teu persiapan nanaon," ujar gurunda.

(Artinya: "Jujur, muslimin wal muslimat, mukminin wal mukminat, rahimani wa rahimakumullah, maksud kedatangan saya bersama teman-teman ke kampung ini sebenarnya hanya untuk bersilaturahmi dan ingin mengetahui lokasi. Namun, setelah sampai di sini, kami justru diminta untuk menyampaikan tausiyah. Jadi, semuanya serba mendadak. Saya tidak ada persiapan apa-apa.")

Di tausiyah tersebut gurunda menasihati agar tidak keliru dalam memilih kebahagiaan. Jangan fokus mencari kebahagiaan di dunia yang sifatnya sementara. Namun prioritas utama mencari kebahagiaan di akhirat yang lebih baik dan kekal tapi tidak melupakan dunia.

Gurunda kemudian menyebutkan ayat 77 dari surat al Qasas: "Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.”

Gurunda kemudian menyebutkan tafsir ayat tersebut dari Ibnu Katsir rahimahullah: "Naon wae ku Allah subhanahu wa ta'ala tos dipaparingkeun ku anjen dari kenikmatan --makanan, minuman, pakaian-- gunakan sebagaimana mestinya. Sok upayakan, supaya mendapatkan makanan, minuman, pakaian. Tong dihilapkeun urusan-urusan ieu. Tapi tetep utamina mah ngejar urusan naon? Akhirat."

Gerai Fathimah

20 Dec, 10:50


("Apa saja yang telah Allah subhanahu wa ta'ala berikan kepadamu berupa kenikmatan—makanan, minuman, pakaian—gunakanlah sebagaimana mestinya. Usahakanlah untuk mendapatkan makanan, minuman, dan pakaian. Jangan lupakan urusan-urusan ini. Namun, tetap yang utama adalah mengejar urusan apa? Akhirat.")

(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 18 Jumadilakhir 1446H/20 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

19 Dec, 00:35


KALEIDOSKOP KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH - APRIL 2024
Itikaf & Dauroh di 10 Hari Terakhir Ramadhan

✓ Dauroh Intensif Bulan Ramadhan (6 - 7/4) di Masjid Assalam, kompleks Ponpes Al Manshuroh Mujur. Sebagai pemateri adalah al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah. Sesi Sabtu membahas "Peristiwa Alam Kubur & Bekal Menuju ke Sana". Sesi Ahad membahas "Sikap Salaf dalam Bermuamalah dengan Ahlussunnah."

✓ Itikaf & Dauroh Ilmiah di 10 hari terakhir Ramadhan 1445H di Masjid Agung Daarussalaam Purbalingga. Acara ini hasil kerja sama takmir Masjid Agung Daarussalaam Purbalingga dengan Ma'had Al Manshuroh Brobot Purbalingga. Ini merupakan acara yang sudah berlangsung selama 15 kali Ramadhan.

Setiap hari diselenggarakan 3 kali kajian, kecuali Jumat sekali menjelang berbuka. Pemateri adalah asatidzah ahlusunnah dari Purbalingga, Banyumas, Kroya, Purwokerto. Hafidzahumullah.

Banyak kegiatan yang dikelola Ma'had Al Manshuroh Brobot Purbalingga di Masjid Agung Daarussalaam. Selain program itikaf di Ramadhan, ada juga bimbel (bimbingan belajar) ilmu agama di setiap sore hari  --kecuali hari Jumat dan Ahad-- yang sudah dimulai sejak tahun 2010.  Bimbel tersebut terbuka untuk masyarakat umum dengan pelajaran bahasa Arab dan baca al Quran.

✓ Dauroh Islam Ilmiah Tabalong dengan tema "Mewaspadai Perusak Kebersamaan" (20 - 21/4). Sebagai pemateri al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah. Dauroh bertempat di Masjid 'Utsman bin 'Affan, kompleks Ma'had Al Manshuroh Maburai Murung Pudak Tabalong.

✓ Dauroh Jombang di Ma'had Ar Risalah Jombang (27/4). Al Ustadz Abu Nashim Mukhtar hafidzahullah sebagai pemateri. Dauroh terbagi di 2 sesi. Sesi 1 bakda Shubuh bertema "Ya Orang Tua, Ya Guru, Ya Teman". Sesi 2 jam 9:30 hingga selesai membahas "Pasang Surut Problematika Remaja".

Selesai di Jombang, gurunda melanjutkan perjalanan ke kota Malang. Di hari Ahad (28/4) gurunda mengisi kajian di Masjid Ramadhan Araya, Malang. Judul kajian adalah "Dunia Hanyalah Kesenangan yang Menipu".

✓ Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Bojonegoro (28/4). Al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah sebagai pemateri dengan tema kajian "Wahai Pemuda! Ke Mana Kakimu Melangkah?"

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 17 Jumadilakhir 1446H/19 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

15 Dec, 22:09


KAJIAN UMUM KOTA SEMARANG
Kita Masih Sejalan dengan NKRI

Kajian Umum Kota Semarang di Masjid Islamic Canter Semarang (15/12) bukan sebatas menjadi bukti kecintaan ahlussunnah kepada majelis ilmu. Namun sekaligus membuktikan kedekatan ikhwah ahlussunnah dengan aparat pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kajian Umum Kota Semarang menghadirkan al Ustadz Saiful Bahri hafidzahullah. Gurunda adalah Pengasuh Ma'had Al Manshuroh Mujur, Kroya Cilacap. Gurunda menyampaikan materi berjudul "Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara". Kajian tersebut diselenggarakan oleh Satgaswil Jawa Tengah Densus 88 AT Polri yang bekerja sama dengan panitia kajian Semarang.

Untuk diketahui di 2 bulan ini Satgaswil bersama Kemenag Kota Semarang sedang menjalankan program berkunjung ke pondok-pondok pesantren ahlussunnah di Jawa Tengah. Alhamdulillah, Ma'had Darul Hikmah Boja termasuk pondok pesantren yang dikunjungi. Kunjungan Satgaswil --ramah tamah dan saling mengenal-- dengan Ma'had Darul Hikmah Boja berbuah manis.

"Alhamdulillah setelah kenal kita, ngobrol tentang kajian-kajian kita, ternyata kita terbukti masih sejalan dengan NKRI," ujar Pak Hasan, salah satu ikhwan panitia kajian Semarang.

Satgaswil kemudian mengusulkan untuk digelar kajian di LP Kedungpane Semarang di mana ada napiter (napi terorisme) di sana. Kajian tersebut belum bisa direalisasikan karena butuh persiapan lebih seksama.

Akhirnya disepakati digelar Kajian Umum Kota Semarang di Masjid Islamic Center Semarang, Ahad (15/12) lalu. Satgaswil menyediakan tempat untuk kajian, sedangkan pemateri dan panitia pelaksana dari ikhwah ahlussunnah Semarang.

Alhamdulillah, kajian tersebut berlangsung dengan lancar. Terdata 30 mobil, 100 motor di parkiran. Peserta yang hadir plus panitia sekitar 300 orang. Mereka berasal dari Semarang, Demak, Ungaran, Salatiga, Boyolali, Kendal, Grobogan, dan Tegal.

Yang menggembirakan kajian di Ahad itu mendapatkan sambutan yang positif dari takmir Masjid Islamic Center Semarang. Perwakilan takmir masjid yang mengetahui materi kajian yang sangat bagus itu --anjuran untuk taat kepada pemerintah--, kemudian menyilakan panitia pelaksana --ikhwah ahlussunnah Semarang-- untuk mengagendakan kajian di Masjid Islamic Center Semarang.

Alhamdulillah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 14 Jumadilakhir 1446H/16 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

14 Dec, 13:50


Sebuah Renungan

"Belajarlah aqidah dan manhaj yang benar. Agar kamu bisa membedakan mana ustadz, mana motivator, mana pelawak, mana budayawan. Karena tidak semua orang yang bicara agama itu layak diambil ilmunya."

Begitu bunyi status WA yang sempat viral beberapa waktu lalu. Rangkaian kata yang ditulis patut untuk jadi bahan renungan. Bahwa, tidak semua agamawan bisa dijadikan suri tauladan.

Bahkan --sebagai perenungan diri-- tidak semua ustadz sekali pun layak diambil ilmunya. Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata, “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian."

Coba renungkan. Bagaimana mungkin mendengarkan (=mengambil) ilmu dari seorang ustadz yang lisannya mencemooh dan merendahkan kehormatan ustadz-ustadz lain?

Sebagai bahan perenungan. Bagaimana mungkin mendengarkan ilmu dari seorang ustadz, ketika di mimbar mengumbar tuduhan keji tanpa bukti ke ustadz-ustadz lain --tanpa tedeng aling-aling-- dengan menyebutkan nama-namanya? Di mana adab? Berpura-pura sebagai korban, ternyata serigala bersandiwara.

Untuk direnungkan. Bagaimana mungkin mendengarkan ilmu dari seorang ustadz yang berlagak bak ulama yang serampangan memvonis ustadz-ustadz yang lain --dengan kaidah-kaidah baru-- telah menempuh jalan yang sesat?

Sebuah renungan. Bagaimana mungkin mendengarkan ilmu dari seorang ustadz yang menuduh ustadz-ustadz lain sebagai pemecah persatuan hanya berdasarkan sebuah renungan? Tanpa bukti fakta hanya ilusi hasil merenung sendirian karena dirinya telah ditinggalkan banyak orang. Dagelan.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu malam 13 Jumadilakhir 1446H/14 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

13 Dec, 03:42


KALEIDOSKOP KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH - MARET 2024
Lebih dari 1000 Peserta di Tabligh Akbar Kendari

✓ Tabligh Akbar Kendari (1-3/3) dengan pemateri al Ustadz Muhammad Umar As Sewed, al Ustadz Ahmad Khodim, dan al Ustadz Abdul Hakam At Tamimi sebagai pemateri. Hafidzahumullah. Peserta yang hadir diperkirakan lebih dari 1000 orang.

Selain dari Kendari, peserta ada yang datang dari Kabupaten Alor NTT, Jeneponto, Poso, Palu, Makassar, dan beberapa daerah di dalam Sulawesi Tenggara seperti Baubau, Muna, Buton, Konawe, Konawe Utara, Kolaka Timur, dan Kolaka.

Menurut catatan Pak Sadaka --panitia bagian penerima tamu-- tercatat 632 ikhwah dari luar Kendari yang teregistrasi. Beberapa di antaranya membawa keluarga karena terdata ada 206 akhwat, 97 anak dan 18 balita. Ini artinya jumlah peserta Tabligh Akbar Kendari lalu lebih dari 1.000 orang.

✓ Dauroh Kota Demak di Ahad (3/3) bersama asatidzah Jabodetabek. Dauroh berlangsung di Mushola Nurul Hikmah, Dk. Centong Ds. Sedo Kec. Demak Kab. Demak. Asatidzah pemateri adalah al Ustadz Abdurrohman Mubarok, al Ustadz Abdullah al Bughury, al Ustadz Abdusysyakur Hasan, al Ustadz Abdurrohman Albinkuluwi Lc, MA. Hafidzahumullah.

✓ Kajian Islam Ilmiah Purwokerto (3/3) bersama al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah. Kajian berlangsung di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto. Kajian bertema "Wara' Sifat Ahli Taqwa yang Menyelamatkan".

✓ Dauroh Ilmiah Tuban (3/3) bersama al Ustadz Agus Suaidi hafidzahullah dengan tema "Ramadhan Bersama Nabi". Dauroh bertempat di Masjid Ar Rahman, Ma'had Manhajul Anbiya Bektiharjo - Tuban.

✓ Dauroh Islam Ilmiyah Bogor (3/3) di Masjid Utsman bin Affan, Ma'had Dzunnurain Parung. Pemateri adalah al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafidzahullah dengan pembahasan "Menata Hati Mengisi Ramadhan yang Suci".

✓ Kajian Islam Ilmiah Kota Purbalingga (9/3) bersama al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafidzahullah. Kajian bertempat di Masjid Aisyah Binti Abi Bakr Ashshidiq, berlangsung 2 sesi. Sesi 1 bertema "Meraih Kemuliaan Dunia Akhirat". Sesi 2 membahas "Bimbingan Ulama Rabbani untuk Kokoh di Atas Sunnah."

✓ Dauroh Ngapak dan Bazar Jelang Ramadhan (9 - 10/3) di Masjid An Nur, Ponpes Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas. "Bulan Ramadhan Bulan Al Quran" adalah tema dauroh yang menghadirkan 4 asatidzah. Mereka adalah al Ustadz Muhammad Umar As Sewed, al Ustadz Abu Nashim Mukhtar, al Ustadz Muhammad Rija Lc, dan al Ustadz Ridhwanul Barri. Hafidzahumullah.

✓ Kajian Islam Ilmiah Spesial Ramadhan (21/3) di Masjid Ash Shodiqul Amin, Ma'had Al Faruq As Salafy Pernasidi Cilongok. Kajian rutin bulanan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah itu membahas kitab "Huququl Aulad".

(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 11 Jumadilakhir 1446H/13 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

11 Dec, 22:42


KALEIDOSKOP KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH - FEBRUARI 2024
Peserta Dauroh Tapal Kuda Dibatasi 1000 Orang

✓ Jumat - Sabtu (2-3/2) ada kajian Islam ilmiah di Ma'had Tamaamul Minnah Karawang. Pemateri adalah al Ustadz Ahmad Khodim hafidzahullah. Gurunda menyampaikan materi yang berbeda di 4 sesi kajian.

✓ Ahad (4/2) diselenggarakan Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Wal Jamaah di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto. Sebagai pemateri adalah al Ustadz Abdushshomad Bawazier hafidzahullah dengan tema kajian "Meniti Jalan Keselamatan dengan Mengikuti Nabi".

✓ Ahad (4/2) di Boyolali dilangsungkan dauroh dengan pemateri al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc hafidzahullah. Tema dauroh adalah "Menjaga Kemuliaan Ulama".

✓ Sabtu (10/2) di Masjid Balai Desa Wangon diadakan kajian bersama al Ustadz Abu Qoiz Ridhwanul Barri hafidzahullah. Gurunda menyampaikan materi berjudul "10 Pembatal Keislaman".

✓ Ahad (11/2) digelar kajian bersama al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc hafidzahullah di Masjid Utsman bin Affan di Ma'had Dzunnurain Parung. Kajian rutin tersebut membahas kitab "Al Haaiyyah Fii Aqidati Ahlussunnati Wal Jama'ah".

✓ Sabtu (17/2) ada Dauroh Kota Lumajang bersama al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah. Dauroh bertempat di Masjid Daarul Ilmi Ma'had Al Furqon Al Islamy, Pulo - Tempeh, Lumajang. Dauroh 3 sesi itu bertema "Melatih Jiwa Menerima Kebenaran".

✓ Ahad (18/2) ada Dauroh Tapal Kuda yang diselenggarakan di Masjid Ulul Albab Situbondo. Dauroh tersebut menghadirkan 3 pemateri. Mereka adalah al Ustadz Muhammad Umar As Sewed, al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy, al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc. Hafidzahumullah.

Karena keterbatasan tempat, panitia membatasi jumlah peserta yang hadir di masjid hanya 1000 orang. Dalam praktiknya jumlah yang datang lebih dari 1000 orang.

"Ramai. Depan masjid full dipasang tenda, halaman sebelah kanannya juga dipasangi tenda. Tenda yang di depan dan di sebelah kanan penuh peserta," kata Abu Sa'id Faishal, salah seorang peserta Dauroh Tapal Kuda dari Bandung.

Dauroh Tapal Kuda disiarkan secara live oleh Radio Ulul Albab Situbondo dan Radio Rasyid 1. Ahad pagi itu jumlah HP yang ikutan mendengarkan di Radio Ulul Albab Situbondo sebanyak 659. Sedangkan di Radio Rasyid 1 tercatat 119. Ini data yang tertera di pukul 10:47.

✓ Sabtu - Ahad (24-25/2) ada kajian di Masjid As Sakinah, Gununglondo, Kenteng Nogosari, Boyolali. Kajian tersebut menghadirkan al Ustadz Muhammad Rijal Lc hafidzahullah sebagai pemateri.

✓ Sabtu - Ahad (24-25/2) ada Dauroh dan Bazar Al Manshuroh ke-3. Acara tersebut bertempat di Masjid Alya, kompleks MTQ Al Manshuroh Cilacap. Dauroh di hari Sabtu diisi oleh al Ustadz Abu Anas Ahmad Khodim hafidzahullah dengan tema "Surga yang Dirindukan". Dauroh hari Ahad bersama al Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman Lc hafidzahullah dengan tema "Menjaga Dakwah dengan Ukhuwah".

✓ Sabtu - Ahad (24-25/2) ada Dauroh Parung bersama al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah. Dauroh berlangsung di Masjid Utsman bin Affan Ma'had Dzunnurain Parung. Dauroh berlangsung 4 sesi, salah satunya pembahasan tentang "Adab Menyambut Bulan Ramadhan".

✓ Ahad (25/2) digelar kajian Islam ilmiah ahlussunnah di Masjid Al Karim, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Al Ustadz Muhammad Rijal Lc hafidzahullah sebagai pemateri dengan membawakan tema "Menata Hati di Bulan Suci".

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 10 Jumadilakhir 1446H/12 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

10 Dec, 22:30


DAUROH PANTURA AHLUSSUNNAH DEMAK
Bermajelis Ilmu dan Saling Bertemu

"Gaskeun!" Begitu tulisan yang tertera di status WA ikhwan Kesadikan Tegal. Status tersebut berupa poster kajian "Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak" yang direncanakan digelar pada Ahad, 29 Desember 2024. Dauroh bertempat di Masjid Islamic Centre Demak, Jogoloyo Wonosalam Demak. InsyaAllah.

Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak itu bertema "Memelihara Stabilitas NKRI dengan Iman & Taqwa". Sebagai pemateri adalah al Ustadz Muhammad Umar As Sewed dan al Ustadz Usamah Faishol Mahri, Lc. Hafidzahumallah

Terus terang, membaca poster kajian dengan frasa 'Dauroh Pantura', ikhwah ahlussunnah seakan tercambuk. Tercambuk kenangan mereka akan Dauroh Pantura di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang di 31 Desember 2023.

Kenangan akan kokohnya ukhuwah dan pembuktian kecintaan mereka kepada majelis ilmu dan asatidzah. Sekitar 15.000 ikhwah hadir di MAJT. Mereka berasal dari berbagai daerah di Bumi Pertiwi.

Makanya, ketika muncul poster Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak, ada euforia di kalangan ikhwah ahlussunnah. Berharap dauroh tersebut bisa seperti Dauroh Pantura 2023.

Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak bukan dauroh yang diposisikan seperti halnya Dauroh Pantura 2023. Jika waktu penyelenggaraan di akhir tahun mirip Dauroh Pantura 2023, itu semata-mata menyesuaikan dengan jadwal para pemateri.

Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak adalah upaya ikhwah Demak untuk mengenalkan dakwah ahlussunnah. Panitia penyelenggara Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak adalah Yayasan Daarus Sunnah Demak.

"Ikhwan ahlussunnah di Demak masih sedikit. Tidak sedikit ikhwan asli Demak, merantau keluar daerah," ujar Abu Sulaiman Hammam selaku panitia Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak.

Ikhwah Demak berharap dengan adanya dauroh dengan pemateri asatidzah dari luar bisa menarik minat orang untuk mengenal dakwah ahlussunnah. Diharapkan dengan pemateri asatidzah dari luar Demak, bisa mengundang ikhwah dari daerah-daerah lain ikutan hadir di Dauroh Pantura Ahlussunnah Demak. Biidznillah.

"Kita berangan-angan pengin punya lingkungan yang warganya ahlussunnah. Makanya dangan adanya dauroh-dauroh dengan pemateri dan peserta dari luar kota, kita yang sedikit ini jadi tambah saudara dan kenalan," papar Abu Sulaiman Hammam yang juga menambahkan selama ini ikhwah Demak rutin taklim di setiap pekan yang diadakan di Mushola Asrama Polisi Demak, Mushola Nurul Hikmah, dan Mushola Al Minat Bintoro.

Alasan bertemu dengan sesama ikhwah ahlussunnah juga lah yang memicu adanya Dauroh Bandung di Ahad 29 Desember 2024. Sudah kangen, pengin berkumpul dengan ikhwah Bandung dan sekitarnya. Dauroh yang diselenggarakan oleh Panitia Kajian Ahad Kota Bandung itu direncanakan berlangsung di Masjid Al Ukhuwwah Bandung. InsyaAllah.

Direncanakan ada 4 asatidzah sebagai pemateri nantinya. Satu dari Bandung, tiga lainnya dari luar kota Bandung. Mereka adalah al Ustadz Abu Hamzah Yusuf (Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya), al Ustadz Abu Yahya Mu'adz (Pengasuh Ma'had Dzunnurain Parung), dan al Ustadz Abul Abbas Sholih (Pengasuh Ma'had Ibnul Qayyim Cireong). Hafidzahumullah.

Bermajelis ilmu dan bertemu ikhwah memang sangat menyenangkan. Ikhwah sekitar Demak dan Bandung, jangan lupa hadir di majelis ilmu di Ahad, 29 Desember 2024.

Gaskeun!

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 9 Jumadilakhir 1446H/11 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

10 Dec, 00:33


Kaleidoskop Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah 2024

Ahlussunnah tidak bisa dilepaskan dari majelis ilmu. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Sebagai seorang muslim harus berilmu sebelum berkata dan beramal.

Tidak mengherankan jika ma'had/ponpes ahlussunnah di pelbagai pelosok Bumi Pertiwi nyaris setiap hari tak pernah sepi dari majelis ilmu. Semisal di Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta) digelar taklim rutin bersama al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah di setiap Selasa dan Rabu bakda Maghrib; dan setiap Kamis bakda Asar.

Di akhir pekan biasanya ma'had/ponpes ahlussunnah menggelar kajian Islam ilmiah berskala dauroh atau tabligh akbar. Pemateri biasanya didatangkan asatidzah dari luar kota bahkan pulau. Selama tahun 2024, nyaris setiap akhir pekan tak pernah sepi dari dauroh atau tabligh akbar.

Berikut kaleidoskop kajian Islam ilmiah ahlussunnah di akhir pekan yang pernah diselenggarakan di Bumi Pertiwi di tahun 2024. Tulisan ini disusun berdasarkan data (poster), liputan tidak langsung maupun secara langsung.

JANUARI 2024
Safari Dakwah Sumsel

✓ Hari Sabtu (6/1) akhir pekan pertama di Januari 2024, Ma'had Al Hijrah Bandung menggelar kajian Islam ilmiah dengan 2 pemateri. Sesi siang hingga petang (3 sesi) diisi oleh al Ustadz Afifuddin As Sidawy hafidzahullah dengan tema "Sifat Mukmin Sejati". Sesi bakda Maghrib diisi oleh al Ustadz Abu Nashim Mukhtar hafidzahullah dengan tema "Ilmu Pelita Kehidupan".

✓ Hari Ahad (7/1) ada kajian Islam ilmiah di Bintan Kepri. Dauroh berlangsung di Masjid Baitul Ikhwah, Jl. Jatayu, Batu IX Kec. Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang. Al Ustadz Abu Ubaidillah Fauzan hafidzahullah sebagai pemateri dengan tema kajian "Serigala Hanyalah Memangsa Domba yang Sendirian".

✓ Hari Ahad pagi (7/1) di Banjarmasin, digelar kajian Islam ilmiah bersama al Ustadz Abdurrahman Lombok hafidzahullah di RSUD Ulin Banjarmasin. Kajian mengambil tema "Kiat-kiat Menuntut Ilmu dan Istiqomah di Atas Sunnah". Sore harinya gurunda menjadi pemateri Kajian Muslimah Banjarbaru di Ma'had Al Manshuroh Banjarbaru. Tema kajian "Meniti Jejak-jejak Shohabiyah".

✓ Tanggal 11 - 17 Januari 2024, ada Safari Dakwah Sumsel 1445H. Al Ustadz Abu Anas Ahmad Khodim hafidzahullah sebagai pemateri. Gurunda melakukan safari dakwah dari Sungai Lilin (11-12/1), Pangkalan Balai (12/1), Gelumbang (13-14/1), Kayu Agung (14/1), Baturaja (14/1), Way Kanan (15/1), Karang Makmur (16/1), hingga Palembang (17/1).

✓ Di Ahad (14/1), ada kajian Islam ilmiah di Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas. Sebagai pemateri adalah al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah dengan pembahasan kitab Fathul Majid Syarh Kitabit Tauhid.

✓ Sabtu - Ahad (13-14/1) diselenggarakan dauroh di Masjid Abu Bakr Ash Shidid di Desa Gotanon Jati, Kec. Jaten Kab. Karanganyar. Al Ustadz Abdurrohman Bengkulu, Lc MA hafidzahullah sebagai pemateri.

✓ Ahad (14/1) di Bandar Lampung diadakan dauroh yang menghadirkan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah sebagai pemateri. Dauroh yang berlangsung di Masjid Babussalam Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung itu bertema "Adab dan Akhlak dalam Dakwah".

✓ Jumat - Sabtu (12-14/1) ada dauroh 3 asatidzah di Wonosobo. Mereka adalah al Ustadz Qomar ZA Lc, al Ustadz Muhammad As Sewed, dan al Ustadz Abdul Mu'thi Lc hafidzahumullah. Kajian bertempat di Mushola An Nur, kompleks Ma'had Ta'dhimussunnah Wonosobo.

✓ Sabtu (20/1) diselenggarakan tabligh akbar "Damai dan Sejahtera dalam Islam" di Balikpapan, Kaltim. Al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah sebagai pemateri. Tabligh akbar dilangsungkan di Masjid Jami al Ula di Jl. LetjenSuprapto, Baru Ulu Kec. Balikpapan Barat.

✓ Ahad (21/1), dilaksanakan kajian Islam ilmiah di Masjid Ibnu Taimiyah di kompleks Daarul Salaf al Islamy Sukoharjo. Sebagai pemateri adalah al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc dan al Ustadz Qomar Su'aidi Lc hafidzahumullah.

Gerai Fathimah

10 Dec, 00:33


✓ Ahad (28/1) di Tasikmalaya digelar dauroh dengan pemateri al Ustadz Muhammad Rijal Lc hafidzahullah. Sesi 1 dan 2 dilangsungkan di Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya. Sesi 3 diselenggarakan di Masjid Al Falah, Perumahan Cisalak, Cipedes Tasikmalaya.

✓ Di pekan terakhir Januari 2024 digelar Semarak Kajian Asatidzah Ahlussunnah wal Jamaah di Belik Pemalang (21-28/1) dengan 8 pemateri. Bukan satu rangkaian acara melainkan untuk menunjukkan semaraknya kajian di Pemalang di pekan itu. Pemateri adalah al Ustadz Abu Umar Abdul Aziz, al Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman Lc, al Ustadz Abu Sholih Fauzan al Maidany, al Ustadz Abul Asad Abdurrahman, al Ustadz Teuku Abdurrahman Abu Nabil at Tuwazsa, al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin, al Ustadz Abu Irbadh Maimun Ali Yastawi, al Ustadz Abu Abdillah Ega. Hafidzahumullah.

Bersambung, InsyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Selasa 8 Jumadilakhir 1446H/10 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

08 Dec, 10:19


TABLIGH AKBAR PURBALINGGA
Semangat Mengejar Akhirat

Tidak ada yang sia-sia hadir di sebuah majelis ilmu. Majelis ilmu adalah taman surga. Majelis yang dikelilingi malaikat. Allah 'azza wa jalla membanggakan orang-orang yang duduk di majelis ilmu di hadapan para malaikat-Nya.

Demikian al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah menyemangati para peserta Tabligh Akbar Purbalingga di Masjid Agung Daarussalaam Purbalingga di hari Ahad (8/12). Gurunda Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta) itu membawakan materi kajian berjudul "Semangat Mengejar Akhirat".

"Semoga kehadiran kita di sini dicatat Allah 'azza wa jalla sebagai orang-orang yang bersemangat mengejar akhirat," tutur gurunda menjelang akhir sesi 1 --dimulai pukul 10:15-- yang berakhir menjelang masuknya waktu sholat Dhuhur. Sesi 2 berlangsung pukul 12:15 hingga 13:19.

Alhamdulillah, tabligh akbar yang sarat ilmu dan nasihat. Gurunda memotivasi peserta untuk selalu bersemangat memperhatikan akhirat. Jika ada kesempatan berbuat kebaikan, jangan ditunda-tunda.

Gurunda menyebutkan, seorang mukmin itu semangatnya selalu terkait dengan akhirat. Maka segala sesuatu yang ada di dunia --dilihat, didengar, dirasakan-- sejatinya itu sebagai pendorong untuk mengingat akhirat.

"Mengejar dunia itu berarti merendahkan diri. Mengejar akhirat itu memuliakan diri," kata gurunda.

Tidak mengherankan jika peserta antusias dan bertahan hingga kajian selesai. Peserta memenuhi bagian dalam masjid, sebagian berada di bagian luar dan teras. Itu belum menghitung peserta wanita di lantai 2.

Padahal di hari dan waktu yang sama juga digelar dauroh di Masjid Agung Nur Sulaiman di Banyumas. Berjarak sekitar 19 km --setengah jam perjalanan-- dari Masjid Agung Daarussalaam Purbalingga.

Dauroh tersebut menghadirkan al Ustadz Muhammad Rijal, Lc dan al Ustadz Abdul Hakam at Tamimi hafidzahumallah. Dikabarkan peserta dauroh di Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas juga membeludak.

MasyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 6 Jumadilakhir 1446H/8 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

06 Dec, 08:59


Kilas Balik Sejarah Penjual Es Teh di Indonesia

Salah satu sifat dasar manusia adalah rasa penasaran. Rasa ingin tahu akan sesuatu secara eksklusif. Apalagi ketika sesuatu tersebut berkenaan dengan peristiwa yang sedang jadi perbincangan publik. Lagi viral.

Semisal tersebar sebuah poster acara bincang santai berjudul "Kilas Balik Sejarah Penjual Es Teh di Indonesia". Ini sekadar permisalan ya.

Orang pasti pengin menyimak atau mendengarkan. Siapa sih yang tidak tahu dengan kisah penjual es teh yang lagi viral? Makanya panitia acara bincang santai tersebut terbilang pintar memanfaatkan momen. Riding the waves.

Hanya saja ketika pendengar menyimak acara tersebut, mereka dibuat kecewa. Yang dibicarakan bukan sejarah penjual es teh melainkan sejarah penjual dawet, es krim, dan minuman lain yang bukan es teh.

Kenapa judul poster dan pembahasan tidak sinkron? Jaka Sembung bawa golok. Gak nyambung mbok.

Itulah yang dinamakan clickbait. Dalam kamus Oxford, clickbait adalah materi yang diletakkan di internet untuk menarik perhatian dan mendorong pengunjung untuk mengklik link ke halaman web tertentu.

Dalam media massa, clickbait bisa berupa judul berita yang membuat orang penasaran untuk mengakses/mengklik ke link atau halaman web berita tersebut. Judul dibuat bombastis, dilebih-lebihkan, penuh sensasi agar bisa menarik perhatian.

Makin menjengkelkan --andaikan-- ketika acara bincang santai tersebut ternyata siasat dari pembicara untuk menjajakan minuman dagangannya. Bukan mengedukasi tapi berpromosi. Dia bukan membicarakan history (sejarah) tapi berbicara tentang his story (cerita dia).

Sehingga yang terjadi bukan membicarakan kilas balik sejarah namun membolak-balikkan sejarah. Sejarah (history) dimanipulasi menjadi cerita dia (his story).

Di era digital seperti sekarang, perhatian dari viewers menjadi hal yang sangat berharga. Clickbait merupakan salah satu strategi agar orang mau mengklik konten di internet.

Banyaknya jumlah viewers dan interaksi menjadi hal yang utama. Di atas segalanya. Tak peduli viewers merasa ditipu atau disesatkan gegara clickbait.

Bisa dimaklumi jika media online mainstream pun terkadang membuat clickbait. Ini dilakukan karena sengitnya persaingan media di era digital. Mereka berebut perhatian dari viewers. Apa pun dilakukan untuk memenangkan persaingan.

(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 4 Jumadilakhir 1446H/6 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

04 Dec, 00:51


Mata yang Tak Disentuh Api Neraka

Malam itu cuaca terasa dingin dan mendung tampak menggelayut. Malam yang tepat bagi seseorang untuk segera merebahkan badan yang terasa teramat penat seusai seharian berkebun.

Malam itu jam menunjukkan pukul 21:30. Namun seseorang itu melawan keakuannya untuk rebahan karena malam itu giliran dia piket ronda di pondok pesantren di daerahnya. Rasa kantuk ditahannya sembari menunggu jemputan teman setim ronda.

Qodarullah, teman setim ronda yang ditunggu tak kunjung tiba. Khawatir terlambat hadir ronda, dia terpaksa nebeng truk yang menuju arah di mana pondok pesantren berada. Berjarak sekitar 7 km dari rumahnya.

Alhamdulillah, akhirnya dia sampai juga di pondok pesantren. Hanya saja belum ada satu pun anggota tim ronda --berjumlah 5 orang-- yang tampak di pos ronda. Beberapa saat kemudian satu anggota muncul. Cuma terkonfirmasi sang ketua tim ronda berhalangan hadir karena istrinya sakit. Anggota yang lain tidak berkabar.

Akhirnya hanya 2 peronda yang berjaga di malam yang sempat diguyur hujan deras itu. Anggota setim yang tinggal di kompleks pondok pesantren --yang semestinya kena giliran piket ronda-- pun tidak mampu menampakkan batang hidungnya di malam itu. Mungkin tertahan oleh bantalnya.

Malam itu ketika penghuni lingkungan pondok pesantren terlelap di balik selimutnya, kedua peronda itu membuka mata hingga jam 3 pagi. Berjaga-jaga agar tidur nyenyak para warga dan santri tidak terusik. Tidur dengan tenang karena merasa aman ada yang menjaga lingkungan mereka. Biidznillah.

InsyaAllah pahala di atas pahala bagi kedua peronda itu. Seperti yang pernah disampaikan oleh al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah.

"Berta'awun dalam bergiliran ronda itu sudah termasuk ta'awun 'alal birri wa taqwa. Termasuk ta'awun dalam kebaikan. Apalagi yang dijaga adalah lingkungan pondok pesantren. Yang dijaga adalah lingkungan ahlussunnah. Orang-orang baik, orang-orang sholeh. Maka tentunya akan mendapatkan pahala di atas pahala," tutur al Ustadz Muhammad As Sewed ketika dimintai nasihat untuk menyemangati ikhwan dalam ronda menjaga pondok pesantren.

Pahala di atas pahala. Apa maknanya?

Gurunda menjelaskan, pahala besar bagi yang ronda menjaga pondok pesantren. Ditambah peronda memberikan penjagaan terhadap para tholabul 'ilmi. Memberikan keamanan dan ketenangan mereka dalam menuntut ilmu.

Dengan kata lain peronda ikut mendukung para tholabul 'ilmi dalam menuntut ilmu. Ini bernilai pahala tersendiri. Pahala tambahan yang tidak didapatkan ketika ronda di tempat lain.

"Mudah-mudahan itu termasuk ribath. Ribath itu berjaga-jaga di dalam jihad fi sabilillah. Ribath di antara keutamaannya adalah mata yang bergadang di malam hari, berjaga-jaga menjaga kaum muslimin maka mata tersebut tidak akan disentuh api neraka. Ini keutamaan yang sangat besar dari keutamaan ribath. Wallahu ta'ala a'lam bishawab," ujar gurunda Pengasuh Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon itu. "Mudah-mudahan Allah berikan pahala kepada kita dan kalian semua dalam upaya-upaya beramal dan berta'awun dalam ta'awun yang syar'i."

Amin.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 2 Jumadilakhir 1446H/4 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

01 Dec, 09:01


DAUROH CURUP
Peserta Kurang dari 1000, Ada yang Datang dari Padang dan Pekanbaru

Di majelis ilmu. Majelis dzikir. Di sana ada ghanimah, karena keluarnya seseorang mencari ilmu adalah jihad. Tidak mudah, penuh godaan dan cobaan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ghanimah majelis dzikir adalah surga, adalah surga." (HR Ahmad)

Demikian salah satu faedah dari dauroh berjudul "Kutunggu Hadirmu Di Sini" oleh al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah di Masjid Al I'tishom Jakarta, pada 6 Agustus 2022. Di dauroh itu gurunda memotivasi ikhwah untuk bersemangat mendatangi majelis ilmu.

Memang, terkadang tidak mudah untuk bisa hadir di majelis ilmu. Banyak godaan dan cobaan, namun itu jangan jadi kendala untuk bisa duduk di majelis ilmu. Apalagi banyak keutamaan yang didapatkan dari menuntut ilmu.

Demi menuntut ilmu, 23 ikhwah dari Mukomuko Bengkulu berangkat menghadiri Dauroh Curup. Dauroh 3 hari yang berlangsung di Masjid al Imam an Nawawi, Ponpes Qowwamussunnah Curup, Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu (29-30 November - 1 Desember 2024). Sebagai pemateri adalah al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah (Pengasuh Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon).

"Untuk menuntut ilmu syar'i," ujar Abu Hudzaifah, salah satu ikhwan dari rombongan Mukomuko.

Jarak Mukomuko dengan Curup tidaklah dekat. Sekitar 420 km. Abu Hudzaifah bersama 13 ikhwah lain naik bus. Sedangkan yang lainnya ada yang berangkat menggunakan mobil pribadi dan sepeda motor.

Selain mengharapkan keutamaan dari hadir di majelis ilmu, ada faktor lain yang membuatnya bersemangat datang ke Dauroh Curup. "Ingin bertemu dengan seluruh ikhwah khususnya di provinsi Bengkulu. Penasaran juga dengan ustadz Muhammad, seperti apa beliau. Sebab ini pertama kali ana secara pribadi baru bertemu beliau," papar Abu Hudzaifah.

Sepertinya alasan yang sebelas duabelas ketika ikhwah dari luar Curup hadir di dauroh tersebut. Berdasarkan data dari panitia, peserta ada yang datang dari Padang (Sumbar) dan Pekanbaru (Riau). Berjarak sekitar 630 - 700 km dari Curup.

Apalagi berdasarkan informasi dari panitia, Dauroh Curup merupakan yang pertama kalinya bagi al Ustadz Muhammad As Sewed. Kehadiran gurunda pastinya sudah lama dinantikan. Ikhwah Bengkulu pun enggan melewatkan kesempatan bermajelis ilmu di hadapan gurunda secara langsung.

"Peserta dari luar Curup sekitar 750-an. Kalau ditotal dengan ikhwah Curup, jumlah peserta 900an," ujar Abu Hanif, salah seorang panitia Dauroh Curup.

Yang menggembirakan, ada warga (simpatisan dakwah) yang ikut ta'awun dalam menyukseskan dauroh. Beliau berkenan menampung kurleb 70 peserta dauroh menginap di rumahnya karena pondok sudah tidak muat.

Karena area parkiran pondok yang tidak muat pula akhirnya salah satu warga sekitar pondok menyarankan mobil peserta parkir di halaman rumahnya. Ada 7 mobil peserta yang diparkir di halaman rumah warga tersebut.

MasyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 29 Jumadilawal 1446H/1 Desember 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

29 Nov, 00:57


Berkumpul Bersama Mendengarkan Tausiyah Seorang Ulama

"Berkumpul itu nikmat," ujar al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah dalam sebuah kajian rutin Kamisan di Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta).

Berkumpul bersama orang-orang baik di tempat yang baik adalah sebuah nikmat besar yang harus disyukuri. Berkumpul bukan dikarenakan ada harta atau kepentingan dunia. Namun karena Allah 'azza wa jalla yang telah menyatukan hati-hati mereka.

Berkumpul bersama itu bisa saling menguatkan. Dengan bersama bisa menjadi kuat. Biidznillah.

"Jangan lebih senang hidup menyendiri. Dengan alasan, banyak masalah lah, banyak gesekan. Mendingan hidup sendiri. Salah. Kalau kita lebih memilih hidup sendiri itu artinya kita lebih memilih kelemahan. Kita tidak lagi memiliki kekuatan. Kekuatan kita ada dalam kebersamaan," papar gurunda.

Nikmat berkumpul seperti itulah yang ada di Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 (15 - 17 November 2024). Berkumpulnya ikhwah dari berbagai daerah --di Jawa dan Bali-- di Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas tempat hajatan MTQ.

Imam Sufyan Ats Tsauri rahimahullah pernah ditanya, "Apa yang disebut air kehidupan?" Sesuatu yang bisa membuat hidup nyaman dan bahagia. Beliau jawab: "Bertemu dengan ikhwan."

Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata, "Bertemu dengan ikhwan-ikhwan adalah obat kesedihan."

Bisa dimaklumi jika 1 mobil rombongan ikhwah dari Manglayang Bandung menyengaja datang ke Kalibagor di akhir pekan itu. Bukan bermaksud memberi dukungan karena Ma'had Al Hijrah Bandung tidak mengirimkan santri perwakilan peserta MTQ.

"Pengin ngumpul-ngumpul," ujar Abu Faqih Ginanjar, salah satu ikhwan Bandung yang datang bersama Abu Muawiyyah, Abu Habil Hasan, Pak Rudi, dan Abu Faruq Andi. Seorang ikhwan dari Tasikmalaya ikutan nebeng di mobil rombongan tersebut.

Dari Abu Faqih Ginanjar pula diperoleh kabar 2 mobil rombongan ikhwah Yogyakarta juga merapat ke Kalibagor. Mereka menyengaja datang untuk menyaksikan dan memberikan dukungan kepada peserta MTQ dari Yogyakarta.

Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor di akhir pekan itu memang menjadi tempat yang menyenangkan untuk berkumpul. Ada MTQ, mendengarkan lantunan indah ayat-ayat suci yang menyejukkan hati. Ada tausyiah yang menenangkan dan menenteramkan jiwa.

Ada bazar, yang menjajakan beragam jajanan enak. Ada Rokupan (roti kukus pandan) punya Abu Syaddad dari Bandung. Ada Martabak Mini Manis Bangdon dari Majenang. Ada cilok, batagor, mie ayam, kopi, minuman kekinian, fried chicken, dan lainnya.

Ada pula Pojok Cerita, yang menyediakan kopwah (kopi ukhuwah) gratis. Bukan kopi tubruk, tapi kopi arabika Gayo seduh V60.

Bahkan di sesi 5 di hari Sabtu (16/11) bakda Maghrib ada sambutan dan tausiyah dari Syaikh Majdi Askari yang diterjemahkan dan dibacakan oleh al Ustadz Muhammad Rijal, Lc. Hafidzahumallah.

Syaikh Majdi Askari adalah salah satu ulama terkemuka Yaman. Seorang ulama yang menjadi salah satu rujukan para penuntut ilmu dalam mempelajari qiraah dan al Qur'an. Beliau adalah salah satu guru al Ustadz Fauzi Isnain hafidzahullah penulis kitab Aisar.

Sungguh berkumpul yang menyenangkan di Kalibagor. Berkumpul bersama ikhwah mendengarkan tausiyah dari seorang ulama.

Alhamdulillah bini'matihi tatimmush sholihaat.

(Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 27 Jumadilawal 1446H/29 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

27 Nov, 03:37


Kajian berkedok walimahan itu sudah disiapkan poster kajiannya dan tersebarkan. Panitia kajian tak prosedural itu katanya hendak meminta izin tapi kebetulan poster kajian sudah dibuat.

Itu semua kebetulan yang sudah direncanakan. Termasuk kenapa memilih masjid yang itu? Bukan yang ini? Para aktivis pergerakan dan politisi pasti paham dan bisa menjawab pertanyaan itu.

Seperti halnya politikus, panitia kajian kontroversial itu sudah berhitung. Dalam politik, setiap strategi telah disiapkan kontra strateginya. Telah diantisipasi bakal tidak diizinkan karena panitia sadar telah melakukan kesalahan fatal yakni tidak meminta izin.

Penjiplakan poster klarifikasi dari takmir masjid juga bisa dianggap sebagai strategi perlawanan yang telah dipersiapkan. Lihat saja begitu cepatnya reaksi mereka membalas poster klarifikasi tersebut. Sat set gak pake lama. Seperti ada komando.

Jangan-jangan ada yang meniru cara-cara politikus di balik kegaduhan kajian-kajian kontroversial itu?

Dakwah semestinya dipakai untuk menebar ilmu dan mengajak orang untuk berbuat kebaikan. Dakwah jangan dipakai untuk menggalang suara. Kasak-kusuk menjapri dan mendatangi para undecided voters --pemilih yang belum menentukan pilihannya-- agar mau memilih bersama mereka.

Ingat, di mata politikus tidak ada istilah kawan sejati atau musuh sejati. Jika dibutuhkan dia akan dijadikan kawan. Jika tidak dibutuhkan akan dilalaikan. Bahkan kadang dikambinghitamkan ketika dibutuhkan orang untuk disalahkan.

Bagi politikus, musuh yang sebelumnya dibenci sekali pun akan dijadikan kawan ketika dibutuhkan. Tidak mengherankan jika orang-orang yang dulunya dikritik dan dicemooh, kini dipuja-puji setinggi langit. Diposisikan sebagai sosok yang harus didengar dan ditaati setiap perkataannya. Sang politikus butuh mereka untuk mengatakan bersalah kepada orang-orang yang dianggapnya sebagai musuh.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 25 Jumadilawal 1446H/27 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

27 Nov, 03:37


Kajian Berkedok Walimahan, Kajian yang Kontroversial

Kisah ini berawal dari sebuah undangan walimahan. Di undangan diinformasikan alamat tempat walimahan di rumah orang tua mempelai putra. Rumah tersebut berada di depan sebuah masjid.

Dikisahkan ketika tamu-tamu (pria) mulai berdatangan, mereka justru digiring untuk memasuki masjid. Bukan diarahkan ke rumah tempat walimahan. Ternyata tamu walimahan itu 'dipaksa' duduk di masjid untuk ikut mendengarkan kajian.

Sungguh kejadian yang membingungkan para tamu walimahan. Mengapa acara walimahan berubah menjadi kajian?

Yang lebih membagongkan, ternyata juga beredar poster kajian yang deskripsinya merujuk ke kajian berkedok walimahan itu. Hanya saja poster tersebut tidak disebar ke para undangan walimahan itu. Tamu walimahan pun kena prank.

Belum hilang kebingungan mereka, beberapa waktu kemudian muncul sebuah poster kajian di masjid tempat kajian berkedok walimahan itu. Tak ada pemberitahuan atau izin sebelumnya kepada takmir atau pengurus yayasan masjid tersebut.

Apa mungkin karena panitia merasa punya kedekatan personal dengan keluarga yang mewakafkan masjid tersebut? Tidak masalah punya kedekatan personal yang penting prosedural.

Prosedur menggunakan masjid milik orang lain atau yayasan, semestinya mengajukan permohonan atau perizinan. Surat permohonan diajukan kepada takmir atau pengurus yayasan masjid.

Bukan diajukan kepada keluarga yang mewakafkan. Sejak ikrar wakaf terucap, masjid tersebut sudah bukan lagi milik keluarga pewakaf.

Jangan bersikap arogan. Main cetak poster kajian kemudian disebar. Padahal belum memperoleh izin penggunaan masjid tempat kajian.

Itu tidak prosedural. Tidak etis. Tidak patut. Tidak ada unggah-ungguh. Tidak ada tata adab. Tidak ada tata krama.

Jika pihak takmir dan yayasan meminta kajian tersebut dibatalkan bukan persoalan siapa yang menjadi pemateri kajian. Bukan pula perkara like or dislike. Tetapi semata-mata karena tidak prosedural, telah terjadi pelanggaran prosedur. Sebuah kesalahan yang fatal.

Alhamdulillah, dengan kebesaran hati dan kelapangan dada, keluarga pewakaf mengakui kesalahan mereka. Jazaakumullahu khoiron katsiron kepada keluarga pewakaf atas semua kebaikannya untuk dakwah selama ini.

Mereka juga sepakat untuk membatalkan kajian. Mereka bersama takmir dan pengurus yayasan masjid pun akhirnya bersalaman dan saling memaafkan. MasyaAllah.

Qodarullah wa maa syafa'a fa'al. Kajian ternyata tetap dilangsungkan.

Entah siapa yang menjadi dalang di balik semuanya ini. Sepertinya ada yang tidak suka dengan kesepakatan damai tersebut. Seperti ada yang memprovokasi agar kajian harus dilangsungkan. Apa pun risikonya.

Bahkan poster klarifikasi takmir masjid terkait kajian yang tidak prosedural --dijadikan status WA-- itu diplagiasi. Dijiplak. Hanya redaksionalnya (teks) dibuat berbeda. Poster dari takmir tersurat klarifikasi, poster jiplakan tersirat provokasi.

Dalam dunia politik, duplikasi semacam itu lumrah dilakoni para politisi. Mengingatkan Negeri Konoha di tahun 2014. Mereka yang tidak pro penguasa membuat duplikasi ormas, partai, organisasi profesi, dan organisasi lainnya. Sebagai upaya menggalang massa sekaligus menggembosi kekuatan penguasa.

Masih ingat awal gonjang-ganjing KOFIT (Komando Fitnah dari Timur)? Berapa banyak WhatsApp Group (WAG) dan channel Telegram komunitas yang diduplikasi? Too much.

Membuat WAG dan channel duplikat bukan sekadar sebagai tandingan. Tetapi juga menggembosi persatuan (=kekuatan), ukhuwah pun bubrah.

Kajian berkedok walimahan katanya tidak ada niatan untuk itu. Cuma kebetulan sound system di rumah belum siap sehingga dipindah ke masjid.

Seperti ketika ada yang berkilah bukan kajian maulidan. Kebetulan saja temanya tentang maulid nabi dan kebetulan dilaksanakan di bulan maulid.

Kebetulan?

"Dalam politik, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Jika itu terjadi, anda dapat bertaruh hal itu pasti direncanakan," kata Franklin D Roosevelt (1882-1945) Presiden AS ke-32.

Gerai Fathimah

24 Nov, 21:57


KAJIAN SAIS SCHOOL
Babak Baru Dakwah Bandung

Babak baru dalam perkembangan dakwah ahlussunnah di Bandung. InsyaAllah.

Alhamdulillah di Sabtu (23/11) lalu digelar kajian Islam ilmiah di Masjid SAIS School. Masjid milik Yayasan Sandi Islami yang menaungi SMP, MA & SMK SAIS yang beralamat di Gading Tutuka 2 Desa Ciluncat Kec. Cangkuang Kab. Bandung. Telp. 081220452426, www.sais.sch.id.

Kajian yang berlangsung bakda Asar hingga pukul 17.00 itu menampilkan al Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah sebagai pemateri. Gurunda Pengasuh Pondok Pesantren Al Ausath, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah itu membawakan materi berjudul "Semangat Salaf dalam Beramal Kebaikan".

Kajian tersebut diikuti oleh siswa-siswi SAIS School dari tingkat SMP, SMK, SMA dan MA. Sekitar 150 siswa putra berada di lantai satu dan 180 siswa putri di lantai dua masjid antusias mendengarkan kajian.

"Alhamdulillah, interaktif antara peserta dan pemateri. Seru. Pemateri tampak bersemangat," ujar Abu Muawiyyah, ikhwan yang menemani al Ustadz Ayip Syafruddin.

Dari Abu Muawiyyah juga diperoleh informasi, kajian di Sabtu itu diharapkan jadi taklim rutin di SAIS School. Di Sabtu pagi hingga siang pekan keempat merupakan jadwal rutin al Ustadz Ayip Syafruddin mengisi di Ma'had Al Hijrah Bandung. Diupayakan seusai mengisi di Al Hijrah gurunda berkenan mengisi taklim di SAIS School.

Apalagi di Senin (11/11) lalu juga ada tausiyah dari al Ustadz Abu Yahya Mu'adz hafidzahullah. Gurunda adalah Pengasuh Ma'had Dzunnurain Parung yang di hari sebelumnya (Ahad 10/11) menjadi pemateri di kajian kota Bandung. Ini indikasi SAIS School serius pengin punya kajian rutin untuk siswa-siswinya.

Jika kajian rutin di SAIS School bisa diwujudkan tentu menjadi hal yang menggembirakan, biidznillah. Paling tidak menambah titik dakwah ahlussunnah di Bandung. Kajian-kajian Islam ilmiah ahlussunnah di kampus atau sekolah di Bandung sudah jarang ditemui.

Kajian Islam ilmiah yang diselenggarakan di setiap Senin sore pekan pertama memang diselenggarakan di Masjid Al Jabbar di kampus ITB di Jatinangor. Namun kajian tersebut diselenggarakan oleh Majelis Taklim Suranca, bukan diselenggarakan pihak ITB. Beda dengan kajian SAIS School yang memang pihak sekolah sendiri yang menyelenggarakan kajian.

Apalagi SAIS School sebelumnya sudah mengenal dakwah ahlussunnah. Mereka hadir sebagai peserta di dauroh al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah di Masjid Al Fathu Soreang tahun 2020.

Dari situlah muncul asa kajian SAIS School bisa dirutinkan. Apalagi dalam sejarah dakwah di Bandung, kajian-kajian Islam di sekolah atau kampus pernah dilakukan.

Semisal kajian di SMA 3 Bandung di tahun 2007 dan di kampus LPKIA di tahun 2008 - 2011. Di SMA 3 Bandung, kajian tak hanya diikuti oleh siswa namun para pengajar juga. Di LPKIA banyak yang mendapatkan hidayah dan sampai sekarang menjadi bagian dari komunitas ahlussunnah.

Semoga kajian Islam ilmiah ahlussunnah di SAIS School menjadi babak baru dakwah ahlussunnah di Bandung. Amin.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 23 Jumadilawal 1446H/25 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

23 Nov, 22:44


Sering Mengeluh Pertanda Kurang Bersyukur

Hanya di tangan Allah 'azza wa jalla segala urusan. Semua keputusan milikNya. Cukup bagi Allah 'azza wa jalla untuk mengucapkan: "Kun". Ketika Allah katakan: "Jadilah", maka akan terjadi.

Semua ada dalam pengaturan Allah subhanahu wa ta'ala. Hidup kita diatur oleh Allah. Segala keinginan dan maksud kita Allah 'azza wa jalla yang menentukan. Bukan kita yang mengatur hidup kita. Bisa jadi kita menginginkan sesuatu namun tidak sesuai dengan kehendak Allah maka tidak akan terjadi.

"Apa yang Allah kehendaki pastii terjadi. Yang tidak Allah kehendaki pasti tidak akan terjadi," ujar al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah di Masjid Agung Ciawi Tasikmalaya pada Sabtu pagi, 23 November 2024.

Gurunda sampaikan hal tersebut ketika membahas kitab "Mendidik Diri dengan Wasiat Nabi". Kajian rutin setiap Sabtu pekan ke-4, di pertemuan kali ini menjelaskan wasiat ke-44 dan ke-45.

Wasiat ke-44 tentang doa yang diucapkan ketika hendak tidur di malam hari . Sedangkan wasiat ke-45 tentang doa yang diucapkan ketika susah tidur (insomnia).

Menyerahkan segala urusan kepada Allah 'azza wa jalla adalah faedah hadits dari wasiat ke-44. Faedah hadits lainnya adalah anjuran untuk banyak bersyukur ketika hendak tidur di malam hari.

Tidak perlu banyak mengeluh ketika menghadapi sedikit kesulitan. Yang perlu dilakukan adalah perbanyak bersyukur kepada Allah 'azza wa jalla.

"Kalau kita sering mengeluh itu pertanda kurang bersyukur. Karena mengeluh mengeluh terus akhirnya lupa bagaimana cara bersyukur kepada Allah 'azza wa jalla. Kalau kita memperbanyak bersyukur itu akan mengurangi keluhan-keluhan dalam hidup," papar gurunda yang menjelaskan bisa tidur di malam hari adalah nikmat yang patut disyukuri.

Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 22 Jumadilawal 1446H/24 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

23 Nov, 00:32


Abu Fahmi Kohir memahami kondisi Luthfi yang butuh pendamping. Hanya saja hadiah dadakan dari pendengar tersebut cuma 1 orang yakni untuk Luthfi. Dia pun tidak menampik jika ada muhsinin lain yang hendak membantu memberangkatkan Abu Daffa mendampingi Luthfi.

Untuk itulah Abu Fahmi Kohir berharap ada yang berkenan ta'awun dalam proses kelancaran Luthfi dan para juara berangkat ke Tanah Suci. Apalagi untuk juara 1 dan 2 Marhalah Jami'ah diupayakan bisa tinggal selama 1 tahun di Madinah untuk menimba ilmu di hadapan ulama ahlussunnah.

Abu Fahmi Kohir pun mengajak berta'awun mengantar sang juara ke majelis ulama.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu 21 Jumadilawal 1446H/23 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

20 Nov, 09:14


MUSABAQAH AL IMAM IBNUL JAZARI KE-3
Lebih dari 7800 Pendengar

Live streaming babak final Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 untuk Marhalah Aliyah dan Jami'ah di Ahad (17/11) disimak 3598 pendengar. Jumlah tersebut gabungan dari pendengar 5 radio digital di aplikasi RII (Radio Islam Indonesia) dan chanel resmi Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari di Telegram.

Hajatan di Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas itu berlangsung selama 3 hari (15-17/11). Musabaqah tersebut untuk Marhalah Aliyah dan Jami'ah. Dua marhalah lainnya --Ibtidaiyyah dan Mutawassithah-- sudah dilaksanakan di 2 ma'had berbeda sebelumnya.

Mungkin ada yang bertanya, berapa jumlah pendengar live streaming Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 selama 3 hari hajatan?

Jawabannya: lebih dari 7800. Itu berdasarkan jumlah terbanyak dari akun (HP) yang tersambung dengan RII di 3 hari acara tersebut.

Pada hari Jumat (15/11) di sesi penyisihan Marhalah Aliyah didengarkan 1883 akun. Hari Sabtu (16/11) melanjutkan sesi penyisihan Marhalah Aliyah disimak 2353 akun. Hari Ahad (17/11) --babak penyisihan dan final Marhalah Aliyah dan Jami'ah-- diikuti 3598 akun.

Jadi, total jumlah akun (HP) yang menyimak live streaming selama 3 hari adalah 7834. Jumlah tersebut memang bukan jumlah pendengar yang berbeda, karena bisa jadi sebuah akun (HP) menyimak terus di 3 hari. Kemungkinan besar beberapa di antara mereka itu orangnya sama.

Namun beda untuk jumlah 3598 akun yang tersambung dengan RII dan channel Telegram di babak final. Bisa dipastikan jumlah pendengarnya lebih dari 3598 orang. Di Masjid An Nur --tempat berlangsungnya MTQ-- paling tidak ada 500-an orang yang hadir mendengarkannya secara langsung.

Apalagi di babak final, lumrah 1 akun (HP) didengar lebih dari 1 orang. Anggota keluarga besar finalis tentunya menyimak barengan. Seperti keluarga sang juara 1 Marhalah Jami'ah --atas nama Zakariya Qeis--, 1 HP didengarkan oleh 6 orang (ayah, ibu dan 4 adiknya).

Ma'had asal finalis biasanya malah bikin acara dengar bareng (debar). "Rata-rata ma’had yang mengirim perwakilannya dan masuk final, biasanya ada acara dengar bareng. Seperti tahun lalu di Ma’had as Sunnah Batu, 2 perwakilannya masuk final," tutur Helmi Effendi, pegiat dakwah di Semarang.

Seperti debar yang dilakukan Pondok Pesantren Daarul Atsar Temanggung. Para santri menyimak live streaming Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 di masjid ponpes. Santri ponpes tersebut ada yang lolos babak final dan tampil sebagai juara 1 Marhalah Aliyah atas nama Muhammad Farel.

Pun begitu yang dilakukan Ma'had Ta'dhimus Sunnah Wonosobo. Mereka gelar debar live streaming di masjid ma'had hingga pukul 24.00. Salah satu finalis Marhalah Aliyah --atas nama Al Mutsanna-- merupakan santri Ta'dhimus Sunnah Wonosobo. Al Mutsanna berhasil meraih predikat juara 2.

Mendengarkan live streaming babak final Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 memang mendebarkan. Para finalis benar-benar pilihan sehingga kompetisi sangat ketat. Hafalan dan bacaan mereka bagus-bagus.

Hadiah umroh bagi juara 1 dan 2 --Marhalah Aliyah dan Jami'ah-- memicu para finalis menampilkan performa terbaiknya. Khusus untuk juara 1 dan 2 Marhalah Jami'ah, diupayakan bisa tinggal selama setahun di Madinah sehingga bisa bermajelis ilmu di hadapan masyaikh.

Untuk itu jika ada yang pengin berta'awun hendak ikut mensukseskan proses pemberangkatan umroh para juara tersebut, silakan hubungi Abu Fahmi Kohir di nomor 0852-9367-0339. Beliau adalah Ketua Panitia Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 18 Jumadilawal 1446H/20 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

18 Nov, 09:31


MUSABAQAH AL IMAM IBNUL JAZARI KE-3
Tiada Mata Tak Hilang Cahaya

Tangis haru pecah seketika malam itu ketika mendengar nama Zakariya Qeis diputuskan sebagai juara 1 di Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 (15-17/11) untuk Marhalah Jami'ah. Tangisan haru bercampur bahagia yang tak terkira dari keluarga Zakariya Qeis.

"Senang dan haru. Benar-benar nggak nyangka," ujar Dedi Qois, ayahanda Zakariya Qeis.

Dedi Qois sendiri sebenarnya tidak berani berharap anaknya bisa juara. Kondisi anak sulungnya yang berusia 22 tahun itu kurang fit. Sedikit flu ketika mengikuti MTQ yang berlangsung di Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor Banyumas itu.

"Alhamdulillah support dan doa teman-teman menguatkan dia bisa ikutan," katanya.

Dedi Qois menuturkan, sebenarnya Zakariya Qeis yang hafidz di usia 10 tahun itu enggan ikut berpartisipasi di Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3. Kata dia, masih ada kakak kelasnya yang lebih bagus darinya.

Biidznillah, Abu Fahmi Kohir --pengurus Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor-- berhasil memotivasi santrinya itu untuk ikutan. Menghasung Zakariya Qeis turut berpartisipasi untuk meramaikan acara.

Makanya Dedi Qois tidak menyangka anaknya jadi juara 1. Tampilnya Zakariya Qeis sebagai peserta MTQ Marhalah Jami'ah sudah sangat membanggakannya sebagai orang tua. Pun seandainya Zakariya Qeis tidak menjadi juara sekali pun.

"Dia selamanya juara bagiku. Karena aku belum bisa memberikan yang terbaik padanya kecuali menjadikan dia penghafal al Quran," tutur Dedi Qois.

Benar. Enam puluh santri peserta MTQ Marhalah Aliyah dan 13 santri peserta Marhalah Jami'ah adalah juara di mata orang tua mereka.

Anak-anak itu sudah jadi juara sebelum berlomba. Tidak semua anak-anak seusia mereka sanggup menghafal 30 juz al Quran. Mereka para peserta itu juara di antara teman-teman seusianya. Membanggakan.

Bangga juga dirasakan oleh Johar Arifin. Beliau adalah ayahanda Ramadhan Najib peserta Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 untuk Marhalah Aliyah. Peserta nomor 48 yang berasal dari Ma'had Ar Risalah Jombang itu berhasil lolos ke babak final.

"MasyaAllah, bangga pol dan terharu. Kami tidak pernah menyangka akan bisa masuk babak final," kata Johar Arifin.

Siapa yang tidak bangga? Qodarullah wa maa syafa'a fa'al. Ananda Ramadhan Najib lahir dalam kondisi tidak bisa melihat. Tuna netra. Meski demikian sejak usia 15 tahun dia sudah hafidz. Hafal 30 juz dari al Quran.

Semua atas kehendak Allah 'azza wa jalla, kemudian kegigihan dan kesabaran Johar Arifin untuk mengajari anaknya bisa membaca al Quran braille (khusus untuk tuna netra). Sejak Ramadhan Najib berusia 10 tahun, Johar Arifin mulai mengajarinya membaca al Quran braille.

Dalam sehari waktu untuk belajar membaca al Quran braille bisa hingga 8 jam. Waktunya tidak tertentu. "Suka-suka dia. Setiap bangun dia belajar al Quran braille," kenang Johar Arifin.

Johar Arifin sendirilah yang memotivasi anaknya yang berusia 18 tahun itu untuk ikutan berlomba di Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3. Johar Arifin punya beberapa alasan mengapa mendorong anaknya berangkat ke Kalibagor.

"Agar bisa dijadikan ibrah bagi santri agar senantiasa semangat dalam belajar dan menghafal al Quran. Memotivasi para orang tua yang memiliki anak ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) agar jangan berkecil hati. Terus berupaya menggali kemampuan anak dengan segala keterbatasannya. Memperkenalkan adanya pondok ahlussunnah yang mengajari santri berkebutuhan khusus meski masih khusus anak buta," papar Johar Arifin yang mempunyai semboyan untuk Ramadhan Najib: "Tiada Mata Tak Hilang Cahaya".

"Campur aduk. Bahagia, deg-degan, grogi, dan seperti mimpi," lanjut Johar Arifin ketika melihat Ramadhan Najib tampil di MTQ di Kalibagor.

Setiap orang tua pastinya punya impian anaknya bisa hafidz seperti Ramadhan Najib. Biidznillah, Johar Arifin sudah bisa mewujudkan impian itu. Johar Arifin adalah sang juara di antara para orang tua lain yang sedang mewujudkan impian itu.

Gerai Fathimah

18 Nov, 09:31


Bisa dibilang Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 untuk Marhalah Aliyah dan Jami'ah di Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor itu perlombaan para juara. Bahkan MTQ itu sendiri pantas juga disebut juara. Juara dari sebuah acara yang menarik untuk disimak.

Pada malam babak final Marhalah Jami'ah tercatat 3287 jumlah akun yang mengikuti siaran live di beberapa radio digital di aplikasi RII. Itu artinya lebih dari 3287 pendengar. Diasumsikan 1 akun yang menyimak RII bisa didengarkan lebih dari 1 orang. Seperti yang dilakukan oleh keluarga sang juara Zakariya Qeis, 1 HP didengarkan oleh 6 orang (ayah, ibu dan 4 adiknya).

Itu belum termasuk jumlah yang ikut mendengarkan live streaming di channel resmi Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari di Telegram. Tercatat ada 311 listener di babak final malam itu.

Boleh dibilang, mereka semua yang ada di Kalibagor di akhir pekan lalu itu adalah para juara.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 16 Jumadilawal 1446H/18 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

18 Nov, 00:22


DAUROH RAMAYANA
Indahnya Ukhuwah di Lampung Tengah

Alhamdulillah. Semata-mata karena kemudahan dari Allah 'azza wa jalla akhirnya Dauroh Ramayana di Ma'had Qiyammussunnah, kampung Ramayana kecamatan Seputih Raman kabupaten Lampung Tengah, Jumat - Ahad (15 - 17 November 2024) bisa diselenggarakan. Al Ustadz Abul Hasan as Sidawy hafidzahullah (Pengasuh Ma'had al Bayyinah Gresik) sebagai pemateri dengan tema kajian "Menggapai Hidayah Allah".

Dauroh Ramayana dihadiri kurleb 500 orang yang berasal dari berbagai daerah di Lampung. Berdasarkan data panitia, ikhwah berasal dari Metro, Talang Padang, Gaya Baru, Way Jepara, Seputih Banyak, dan Talang Sari yang sebelumnya sudah melapor untuk hadir.

Itu belum termasuk yang tidak melapor sebelumnya, semisal ikhwah dari Bandarlampung, Kalianda, dan Bandar Jaya. Yang lebih menggembirakan beberapa warga sekitar ma'had berkenan ikut hadir mendengarkan kajian. MasyaAllah.

Dauroh Ramayana adalah dauroh pertama kalinya yang diselenggarakan oleh Ma'had Qiyammussunnah. Ma'had yang dirintis sejak 2007 --setahun kemudian memperoleh izin-- itu diasuh oleh al Ustadz Abu Najmah Nur Husain. Sedangkan al Ustadz Bukhori (Mudir Ma'had Dhiya'us Salaf, Karang Makmur Palembang) bertindak sebagai pembina. Hafidzahumallah.

"Sebenarnya rencana dauroh ini sudah lama sekali. Ikhwah di sini sering ngobrol-ngobrol pengin mengadakan dauroh. Tapi qodarullah belum terlaksana karena keterbatasan kemampuan kita. Walhamdulillah pada akhir bulan September kemarin diadakan musyawarah bagaimana caranya kita bisa mengundang ustadz ke ma'had kita dengan keterbatasan kita," papar Abu Maryam Wildan, salah satu panitia Dauroh Ramayana di Ma'had Qiyammussunnah.

Abu Maryam Wildan melanjutkan, semula mereka hanya merencanakan muhadharah sehari mengingat sebagai gawean pertama dengan banyak keterbatasan. Ketika meminta nasihat kepada al Ustadz Bukhori, gurunda menyarankan untuk mengadakan dauroh 3 hari. Gurunda sekaligus memberikan masukan-masukan bagaimana mengatasi keterbatasan yang ada.

"Walhamdulillah, Allah memberikan kemudahan-kemudahan," ujar Abu Maryam Wildan.

Kemudahan yang diperoleh panitia antara lain ada muhsinin yang bersedekah membelikan tiket pesawat untuk pemateri. Ada yang bersedekah konsumsi untuk asatidzah dan panitia. Ada yang bersedekah camilan dan air minum untuk peserta dauroh.

Ikhwah di Ma'had Qiyammussunnah pun bersemangat menyambut dauroh perdana mereka itu. Hal tersebut terlihat ketika royongan (gotong royong/kerja bakti) mempersiapkan tempat dan fasilitas Dauroh Ramayana. Seperti pengadaan 15 toilet sementara, pemasangan tenda untuk bazar dan panitia.

Ada ikhwan yang memilih bekerja setengah hari agar bisa ikut royongan. Ada yang sehari kerja sehari libur biar bisa ikut royongan. Ikhwan yang tinggal agak jauh dari ma'had pun menyempatkan waktu datang untuk ikut royongan.

MasyaAllah. Indahnya ukhuwah di Lampung Tengah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 16 Jumadilawal 1446H/18 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

15 Nov, 23:19


KAJIAN KOTA JEMBER
Berkumpul dan Saling Menguatkan

Menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah sebuah kewajiban. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”

Imam Ahmad rahimahullah berkata bahwa kebutuhan manusia terhadap ilmu melebihi kebutuhan makan dan minum. Jika setiap hari manusia butuh makan sebanyak 2-3 kali, manusia butuh ilmu setiap saat.

Apa pun situasi dan kondisinya, menuntut ilmu harus diprioritaskan. Apalagi di zaman sekarang yang penuh fitnah, menghadapi segala sesuatunya harus dengan ilmu.

Alhamdulillah, --dalam situasi dan kondisi sedemikian rupa-- ikhwah ahlussunnah di kota Jember masih diberikan kemudahan untuk mengadakan majelis ilmu. Setiap pekan di hari Jumat digelar taklim di Masjid An-Nadhiroh di Jl. Koptu Barlian No.112, Jambutan, Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember. Kajian rutin tersebut sudah berjalan sejak September lalu.

Di Jumat (15/11) lalu, mereka taklim bersama al Ustadz Dzulkifli at Tamimi hafidzahullah (pengajar di Masjid Ulul Albab Situbondo). Kajian membahas kitab Arbain an Nawawi. Kajian dimulai pukul 17.00 hingga selesai, dilanjutkan bakda Maghrib hingga menjelang Isya.

Seperti biasa, sehabis sholat Isya dilanjut acara makan bersama yang dibelikan oleh pemilik masjid. Selain memberikan konsumsi setiap taklim, pemilik masjid juga membebaskan ikhwah dari biaya perawatan masjid. Alhamdulillah.

Taklim Jumat lalu dihadiri 15 ikhwan, 16 anak, dan 9 ummahat. Biasanya ada 4 ikhwan dari Bondowoso, qodarullah mereka berhalangan hadir kemarin.

Bagi mereka, taklim setiap Jumat itu bukan sebatas majelis ilmu. Melainkan sekaligus ajang untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan saling menguatkan. Untuk diketahui, berkumpulnya mereka di Masjid An-Nadhiroh itu tidak disukai oleh sebagian orang.

Bahkan sebelumnya ada utusan-utusan dari sebagian orang itu untuk menghasut pemilik masjid agar tidak mengizinkan masjidnya dipakai mereka. Merayu agar Masjid An-Nadhiroh diserahkan kepada sebagian orang itu.

Tidak hanya itu saja, dulu pernah pengajar di Masjid An-Nadhiroh dipersulit untuk bisa hadir. Pernah juga suatu ketika sang pengajar mendapatkan perundungan fisik. Kepalanya dikemplang oleh penjaga portal. Sampai sekarang pun beberapa dari mereka --yang hadir di Masjid An-Nadhiroh-- masih mendapatkan penyikapan dan perlakuan kurang mengenakkan dari sebagian orang itu meski sudah tidak separah dahulu.

Biidznillah, mereka masih bisa bersabar dan enggan meladeni polah sebagian orang itu. Yang terpenting majelis ilmu terus berjalan. Apalagi sebelumnya mereka taklim cuma sebulan sekali.

Atas pertolongan dan kemudahan dari Allah 'azza wa jalla, mereka bisa ta'awun (iuran) sehingga mulai September lalu bisa taklim sepekan sekali. Pematerinya bergantian, ada al Ustadz Umar {Jember), al Ustadz Dzulkifli at Tamimi dan al Ustadz Abdul Rozak (Situbondo), dan al Ustadz Ali Nurdin (Malang). Hafidzahumullah.

Sekarang setiap Jumat mereka bisa berkumpul. Bermajelis ilmu, bersilaturahmi, dan saling menguatkan. Alhamdulillah bini'matihi tatimmush sholihaat.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu 14 Jumadilawal 1446H/16 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

13 Nov, 23:30


SALAH KAPRAH (3)
Ubah dan Rubah

Kata 'merubah' dan 'mengubah', semua pasti paham artinya. Kata 'mengubah' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) punya arti "menjadikan lain dari semula: menukar bentuk (warna, rupa, dan sebagainya): mengatur kembali".

Namun, tidak semua paham bahwa ada kesalahan ketika memilih kata 'merubah' untuk maksud "menjadikan lain dari semula: menukar bentuk (warna, rupa, dan sebagainya): mengatur kembali". Yang benar adalah 'mengubah' bukan 'merubah'.

Kata 'mengubah' asalnya kata dasar 'ubah' mendapatkan awalan 'me-'. Kaidah bahasa Indonesia, awalan 'me-' di depan kata dasar berawalan huruf vokal (a, i, u, e, o) menjadi luluh.

Semisal:
- me + angkat = mengangkat
- me + injak = menginjak
- me + usap = mengusap
- me + elak = mengelak
- me + olah = mengolah
Sehingga 'me + ubah = mengubah'.

Kata 'merubah' adalah kata dasar 'rubah' yang mendapatkan awalan 'me-'. Sedangkan kata 'rubah' adalah 'mamalia karnivor terkecil dari kelompok anjing, bermoncong panjang'.

Jadi, 'merubah' punya arti 'menyerupai rubah'? Atau, ada arti yang lain? Sebab di KBBI tidak diketemukan arti kata 'merubah'.

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 12 Jumadilawal 1446H/14 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

11 Nov, 00:37


MUSABAQAH AL IMAM IBNUL JAZARI KE-3
Berskala Nasional

Ada sajian menarik di akhir pekan ini, InsyaAllah. Yakni, Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 pada Jumat - Ahad, 15 - 17 November 2024. Acara tersebut dilangsungkan di Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor, Purwokerto.

Musabaqah di akhir pekan nanti melombakan kategori Aliyah (usia 16 - 19 tahun) dan Jami'ah (usia 18 - 25 tahun). Dua kategori lainnya --Ibtidaiyyah (usia 9 - 13 tahun) dan Mutawassithah (12 - 16 tahun)-- sudah dilaksanakan di 2 tempat berbeda sebelumnya.

Kategori Ibtidaiyah dilaksanakan pada 19 - 20 Oktober 2024 di Ma'had Al Faruq As Salafy Somagede, Purwokerto. Kategori Mutawassithah dilaksanakan pada 26 - 27 Oktober 2024 di Ponpes Al Manshuroh Brobot - Bojongsari, Purbalingga.

Pemilahan hari dan tempat pelaksanaan semacam itulah yang membedakan Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 dengan yang sebelumnya. Sebagai pengingat, Musabaqah al Imam Ibnul Jazari ke-1 digelar pada 19 - 21 Oktober 2022. Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-2 pada 11 - 12 November 2023.

"Yang pertama diselenggarakan 3 hari di Kalibagor. Yang ke-2 masih di Kalibagor cuma beda waktunya. (Kategori) MI sehari, MTS sehari, MA dijadikan satu waktu di akhir pekan," ujar Abu Fahmi Kohir, panitia dari Ma'had Al Faruq As Salafy Kalibagor yang menyatakan animo peserta musabaqah dari tahun ke tahun ada peningkatan.

Pembeda lainnya di Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 nanti adalah adanya kategori Aliyah dan Jami'ah yang berskala nasional. Kategori Ibtidaiyah mempersyaratkan pesertanya berasal dari ma'had di Banyumasan. Sedangkan Mutawassithah diperuntukkan santri dari Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Alhamdulillah, tercatat 60 santri yang sudah terdaftar untuk mengikuti musabaqah kategori Aliyah dan Jami'ah nanti. Peserta berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jabodetabek.

InsyaAllah acara Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-3 akan disiarkan secara langsung di beberapa radio. Di antaranya Radio Al-Faruq, Radio Media Tarbiyah, Radio Linggamas Banyumas, dan Radio Islam Indonesia.

Jangan sampai terlewatkan. Di babak final Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari ke-2, jumlah pendengar di atas angka 5.300. Bukti bahwa acara Musabaqah Al Imam Ibnul Jazari memang menarik untuk disimak. MasyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 9 Jumadilawal 1446H/11 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

08 Nov, 23:36


KAJIAN JIWUT
Blitar Mencoba Terus Berkibar

Alhamdulillah bini'matihi tatimmush sholihaat. Dakwah ahlussunnah di Blitar, Jawa Timur semakin menggeliat.

Ikhwah Blitar biasanya taklim di hari Ahad pagi pekan ke-2 dan ke-4. Kajian Islam Ilmiah Kota Blitar itu bertempat di rumah Abu Zaidan. Kajian di Jl. Kali Comal No.64 Desa Tanjungsari itu diisi oleh al Ustadz Abdul Jabbar hafidzahullah dari Ma'had Ar Rayyan Tulungagung. Kajian yang diselenggarakan oleh Panitia Penyelenggara Pengajian Rutin di Blitar itu perdana dilaksanakan pada hari Ahad, 23 Juni 2024.

Hanya saja, di November ini taklim dilaksanakan pada pekan ke-1 hari Jumat malam, 8 November 2024. Tempatnya pun bukan di rumah Abu Zaidan. Melainkan di Masjid Abdullah Marzuqi yang beralamat di Dusun Bendel, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Taklim malam Sabtu di Jiwut itu diisi oleh al Ustadz Abdul Jabbar. Taklim membahas kitab ad Durus al Yaumiyah. Tercatat sekitar 45 orang --30 pria dan 15 wanita-- yang hadir di majelis ilmu malam itu.

Yang menggembirakan, beberapa dari mereka yang hadir adalah ikhwan Blitar lama yang sempat 'menghilang'. Bahkan salah seorang peserta berasal dari daerah Doko, sekitar 40 km dari tempat kajian.

Kajian malam itu dibuka oleh Pak Ahmad Sumitro pemilik Masjid Abdullah Marzuqi. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa masjid tersebut diserahkannya kepada umat Islam agar dimakmurkan.

Alhamdulillah, adanya kajian Islam ilmiah ahlussunnah di Masjid Abdullah Marzuqi mendapatkan sambutan positif dari warga yang berkenan ikutan kajian. Apalagi sebelumnya belum pernah digelar kajian di masjid tersebut.

Menurut Pak Ahmad Sumitro, jumlah peserta bisa lebih dari 45 orang karena sebagian tertahan oleh hujan. Semula kajian direncanakan dimulai jam 5 petang hingga menjelang Maghrib. Kemudian dilanjut hingga menjelang Isya.

Qodarullah wa maa syafa'a fa'al. Hujan deras mengguyur Blitar dan Tulungagung sore itu sehingga membuat pemateri tertahan dalam perjalanan. Akhirnya kajian dimulai bakda Maghrib dilanjut setelah sholat Isya hingga pukul 19.30. Selesai taklim, dilanjut makan bareng menikmati gado-gado yang disajikan oleh Pak Ahmad Sumitro.

Apakah taklim rutin ikhwah Blitar pindah tempat? Bukan. Taklim Jumat malam itu merupakan taklim tersendiri namun masih diselenggarakan oleh Panitia Penyelenggara Pengajian Rutin di Blitar. Taklim Jumat malam itu merupakan kali pertama digelar di Masjid Abdullah Marzuqi.

Menurut Panitia Penyelenggara Pengajian Rutin di Blitar, tak ada alasan khusus dibukanya kajian di Jiwut. Hanya upaya untuk mengembangkan dakwah di Blitar. Alasan yang sama ketika beberapa waktu lalu (Jumat, 25 Oktober 2024) taklim dilaksanakan di rumah Pak Udin, ikhwan Blitar yang tinggal di Sumberejo, Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

MasyaAllah. Itu artinya dalam waktu 4 bulan sudah ada 3 titik kajian di Blitar yang dikelola oleh Panitia Penyelenggara Pengajian Rutin di Blitar. Pembukaan kajian di 2 tempat baru tersebut juga sudah sepengetahuan dari al Ustadz Usamah Faishol Mahri, Lc hafidzahullah. Tinggal diatur jadwal taklimnya saja.

Biidznillah, pada hari Rabu (30/10) bulan lalu pengurus Panitia Penyelenggara Pengajian Rutin di Blitar bersama al Ustadz Abdul Jabbar telah menemui gurunda Pengasuh Ma'had As Sunnah Batu Malang itu. Mereka meminta bimbingan gurunda terkait dakwah di Blitar.

Sepulang dari Batu, Panitia Penyelenggara Pengajian Rutin di Blitar semakin bersemangat dalam mengembangkan dakwah. Ikhtiar agar siar dakwah ahlussunnah di Blitar terus berkibar.

Semoga Allah 'azza wa jalla berikan pertolongan dan kemudahan kepada Panitia Penyelenggara Pengajian Rutin di Blitar. Amin.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu 7 Jumadilawal 1446H/9 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

05 Nov, 23:13


Saat Kita Berbeda (2)

"Agar kita tidak terjebak dan terjerumus dalam perkara-perkara yang tidak terpuji, maka kita harus ketahui bahwa di sana (saat kita berbeda --pen.) ada beberapa adab. Adab saat kita berbeda dan adab dalam menghadapi perbedaan, khususnya antarkaum muslimin," papar gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah mengawali sesi 2 di Dauroh Kota Bandung di Masjid As Salam PT Pos Indonesia pada Ahad (27/10) yang bertema "Saat Kita Berbeda".

Adab yang pertama, ikhlas lillahi ta'ala. Perkara yang sangat mendasar, mudah mengucapkan tapi sulit untuk mempraktikkan. Semisal dalam silang pendapat, seseorang pasti cenderung untuk membela pendapat pribadinya, kelompoknya, madzhabnya, syaikhnya dengan dalih itu dilakukan karena ikhlas karena Allah 'azza wa jalla.

"Nggak ada keikhlasan kalau seseorang cenderung membela dan memenangkan dirinya sendiri. Memaksakan pendapatnya. Mengajak orang lain untuk mengikuti syaikhnya, gurunya, mengikuti kelompoknya," papar gurunda.

Gurunda juga menyebutkan keikhlasan dalam silang pendapat itu ditampakkan dengan sikap lapang dada ketika menghadapi perbedaan. Yang diharapkan hanyalah pahala, ridho Allah 'azza wa jalla. Jangan malah menyerang yang membuat semula kawan menjadi lawan. Yang semula bersama sekarang berpisah.

Adab yang kedua adalah mengembalikan masalah-masalah yang di situ ada silang pendapat kepada al Qur'an dan as Sunnah. Jika dalil sudah tampak jelas maka ikuti dalil itu. Bersama siapa pun adanya.

Adab yang ketiga adalah masing-masing dari kita harus mewaspadai dari mengikuti hawa nafsu. Hawa nafsu membuat kita buta, tuli, dan tersesat. Tidak bisa melihat dan mendengar kebenaran yang membuat kita tersesat, berpaling dari kebenaran.

"Janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.” (QS Shad : 26)

Mengikuti hawa nafsu membuat orang cenderung jadi berambisi. Banyak orang memaksakan kehendaknya karena ambisi. Ambisi menjadi pimpinan, punya kedudukan, jadi rujukan utama, pengin diakui dan dihormati semua orang.

Jangan ada ambisi. Karena ambisi membuat kita memaksa orang lain untuk mengikuti kita. "Semua orang di berbagai tempat harus begini, harus sama. Pada akhirnya jadi apa? Sentralisasi. Tidak boleh. Nggak ada sentralisasi dalam Islam," tutur gurunda alumnus Yaman itu.

Adab yang keempat adalah melakukan dialog yang baik jika itu dibutuhkan. Apalagi jika yang diutarakan adalah pendapat para ulama sehingga bisa menambah wawasan. Ini juga menunjukkan keluasan ilmu agama.

Adab yang kelima adalah menjauhi perkara-perkara yang bisa membuat fitnah. Tidak jarang perbedaan itu memicu fitnah karena tidak bijak dalam menyikapinya.

Para ulama pun jika mereka dihadapkan pada perbedaan, pada praktiknya kadang-kadang mereka melakukan apa yang sebenarnya bukan menjadi pendapatnya. Terkadang mereka melakukan yang utama bukan yang lebih utama dalam rangka menutup pintu fitnah. Memilih melakukan perkara yang jaiz (boleh) ketimbang yang mustahab (sunnah).

Banyak contoh tentang hal tersebut antara lain qunut Shubuh. Imam Ahmad rahimahullah berpendapat tidak ada qunut Shubuh yang dilakukan secara terus menerus. Sedangkan Imam Syafi'i rahimahullah berpendapat ada qunut Shubuh. Ketika Imam Ahmad sholat di belakang imam yang melakukan qunut Shubuh, beliau juga melakukan qunut Shubuh.

Jika kita bisa menerima perbedaan di kalangan ulama, kenapa kita tidak bisa menerima perbedaan dengan teman sendiri?

Adab yang keenam adalah selalu mengedepankan sikap adil dan inshaf. Baik kepada yang sependapat dan tidak sependapat dengan kita. Mereka semua teman kita.

Meski demikian, jangan terjatuh pada perkara bermudah-mudahan dan mencari-cari keringanan. Kata para ulama, barang siapa yang mencari-cari keringanan maka dia akan menjadi orang yang fasik. Dalam riwayat lain menjadi orang zindiq.

Gerai Fathimah

05 Nov, 23:13


Adab yang ketujuh adalah jangan mengikuti kekeliruan dan kesalahan ulama. Walau bagaimanapun ulama itu manusia biasa. Kadang salah kadang benar dalam berijtihad. Namun andai salah mereka memperoleh 1 pahala. Yang penting kita harus tetap menghormati pendapat mereka.

Adab kedelapan adalah komitmen untuk terus mengikuti adab-adab yang diajarkan oleh Islam.

"Serulah ke jalan Rabbmu dengan penuh hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS an Nahl : 125)

Adab kesembilan adalah hati-hati dengan makar musuh-musuh Islam. Karena bisa jadi dengan tidak adanya sikap hikmah, lapang dada, terbuka menjadi bagian dari makar musuh-musuh Islam. Mereka memanfaatkan perbedaan yang ada sebagai sebagai bahan adu domba atau provokasi.

Selesai.*)

(*tulisan ini bukan transkrip dauroh "Saat Kita Berbeda" sesi 2 melainkan catatan faedah yang mampu saya tulis/Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 4 Jumadilawal 1446H/6 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

02 Nov, 23:51


Saat Kita Berbeda

Ketika orang sudah fanatik buta terhadap sosok seseorang, yang bersamanya dianggap kawan. Yang tidak bersamanya dianggap lawan. Disikat.

Apalagi jika sosok seseorang itu pendengki, sombong, merasa paling berilmu, menganggap pendapatnya paling benar. Yang tidak sependapat dengannya divonis yang bersalah. Disikapi.

Disadari atau tidak, begitulah yang kerap terjadi kala muncul perbedaan. Ketika berbeda --bukannya mencoba saling memahami-- justru saling membenci. Hati mereka pun ikutan berbeda. Tercerai berai.

Padahal yang berbeda adalah permasalahan yang di dalamnya memang memungkinkan terjadi perbedaan. Masih diperbolehkan adanya perbedaan. Perbedaan yang sifatnya tanawwu', ragam ibadah, perkara-perkara kontemporer yang muncul belakangan. Fikih dalam beribadah.

Alhamdulillah, pada hari Ahad 27 Oktober 2024 dilakukan Dauroh Kota Bandung di Masjid As Salam PT Pos Indonesia. Dauroh siang itu berjudul "Saat Kita Berbeda" yang menghadirkan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah sebagai pemateri. Gurunda memberikan tuntunan dan nasihat ketika terjadi perbedaan pada perkara-perkara tanawwu'.

Gurunda pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta) itu di awal kajian sesi 1 menjelaskan maksud pemilihan tema tersebut.

"Yang pertama adalah pentingnya kedewasaan. Artinya, kita perlu dewasa dalam menghadapi perbedaan dan saat kita berbeda. Kemudian yang kedua, pentingnya kita mengakui dan menerima kalau perbedaan itu sesuatu yang nyata. Ada. Terjadi. Sehingga kita lebih lapang dada dalam menghadapinya. Kemudian yang ketiga, kita harus lebih cenderung membuka pikiran. Dalam artian open minded. Sehingga kita tidak kaku dan menganggap perbedaan itu sesuatu yang tabu," papar gurunda.

Yang jadi pertanyaan, mengapa sampai terjadi kegaduhan, keributan, saling membenci, saling boikot ketika terjadi perbedaan pandang suatu permasalahan?

Menurut para ulama --gurunda menjelaskan-- ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut.

Yang pertama, fanatik buta. Orang yang sudah fanatik buta pada seseorang --katakanlah kepada A-- maka secara tidak langsung dia akan membatasi agamanya kepada A. Yang bersamanya dianggap sebagai teman, yang tidak bersamanya dianggap lawan.

Yang kedua, hati dipenuhi oleh penyakit seperti dengki, sombong, merasa lebih banyak ilmu dan pendapatnya paling benar. Biasanya dia akan menyalahkan siapa saja yang tidak sependapat dengannya.

"Karena seperti itu maka terjadilah apa yang terjadi yang tidak diharapkan. Terutama di kalangan orang-orang yang tidak mengikutinya. Secara brutal mengingkari siapa saja yang tidak sependapat. Menyalahkan siapa saja yang tidak sependapat. Maka saya ingin ingatkan kembali bahwa saat kita berbeda hati tetap harus sama. Tidak ada alasan bagi saat kita berbeda hati ikut berbeda. Saling menjauh. Ilah kita satu, nabi kita satu, kitab kita satu, agama kita satu. Cobalah terbuka, jangan kaku," ujar gurunda.

Yang ketiga, mengkultuskan seseorang. Menganggap seseorang itu suci. Tidak pernah salah. Sehingga ketika ada orang lain yang berbeda dengan seseorang itu maka dianggap salah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengajarkan hal semacam itu.

Imam Malik rahimahullah pernah mengatakan, "Seseorang bisa diambil atau ditinggalkan pendapat dan perkataannya kecuali pendapat dan perkataan penghuni kuburan ini." Yang dimaksud adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Keempat adalah tidak adanya upaya saling memahami ketika berbeda. Tidak mau open minded, malah cenderung saling menjauh. Kaku. Tidak mau menerima perbedaan.

"Beda dalam soal bacaan tajwid saja, ribut. Yang sebenarnya harus begini, bukan begitu. Para ulama tidak pernah meributkan soal bacaan tajwid," tutur gurunda.

Bahaya seandainya kita tidak mau membuka diri, tidak mau menerima perbedaan. Karena nantinya kita tidak akan pernah bisa bersatu.

Gerai Fathimah

02 Nov, 23:51


Bagaimanapun perbedaan itu tetap akan ada. Allah 'azza wa jalla berfirman di surat Hud ayat 118 - 119. Yang artinya, "Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia akan menjadikan manusia umat yang satu. Namun, mereka senantiasa berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Tuhanmu."

Orang-orang yang dirahmati Allah 'azza wa jalla adalah mereka yang selalu bersepakat dan tidak berselisih. Jika mereka berselisih, mereka tidak saling membenci dan saling membelakangi.

Mereka bukan orang-orang yang jika berselisih berubah menjadi saling menyikapi satu sama lain. Apalagi sampai pada tingkatan saling mentahdzir. "Itu keliru. Saling menyalahkan, saling memvonis. Itu bukan orang-orang yang dirahmati Allah," papar gurunda.

Gurunda melanjutkan --menjelang akhir sesi 1, "Jadikan hati tetap satu meski kita berbeda dalam beberapa hal. Ini kan perlu kedewasaan. Apalagi, misalnya, kebanyakan dari kita dari awal sudah salah didikan. Repot. Menyikapi sebuah perbedaan, cara pandang, itu sudah keliru. Ya, memang butuh waktu kemudian memperbaikinya."

Di sesi 2 kajian yang juga berdurasi 45 menit yang dilangsungkan seusai sholat Dhuhur, gurunda menyebutkan tentang adab-adab ketika berbeda dan menghadapi perbedaan. Semoga Allah 'azza wa jalla berikan pertolongan dan kemudahan bagi penulis untuk membuat tulisan sebagai lanjutan tulisan ini. Amin.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 1 Jumadilawal 1446H/3 November 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

30 Oct, 23:45


Ratusan Kilometer Jarak Ditempuh 'tuk Majelis Ilmu

Para salaf dulu melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan ilmu. Seperti yang dilakukan sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu untuk mendapatkan sebuah hadits. Beliau membeli seekor unta dan menyiapkan perbekalan menuju Syam. Perjalanan berkendara unta dari Madinah ke Syam butuh waktu sebulan.

Menempuh perjalanan jauh --butuh pengorbanan waktu, tenaga, harta-- untuk memperoleh ilmu menjadi hal yang lumrah bagi seorang ahlussunnah. Peserta Dauroh Wajo Sulawesi Selatan (11-13/10) yang berasal dari Palu, rela berkendara motor selama kurleb 24 jam. Jarak dari rumah ke tempat dauroh sejauh 728 km.

Pun begitu yang terjadi di Dauroh Siak Riau (27-29/9). Peserta dari daerah Dolok Masihul datang menggunakan sepeda motor berboncengan dengan seorang anak dan isterinya. Butuh waktu perjalanan kurleb 14 jam.

Peserta Dauroh Siak lain dari Aceh dan Medan menggunakan 3 bus. Perjalanan yang semestinya hanya 16 jam, molor jadi 26 jam. Dalam perjalanan di daerah Simpang Bukit Timah ada perbaikan jalan berupa pengecoran. Selama pengerjaan --jam 02.00 hingga 07.00 pagi-- jalanan hanya bisa dilalui dengan cara buka-tutup.

Perjalanan yang melelahkan itu sempat diwarnai insiden. Ketika kemacetan berlangsung, 2 orang dari salah satu bus rombongan turun karena ada keperluan. Beberapa saat setelah mereka turun dari bus, bus berjalan karena kemacetan mulai terurai. Tidak mungkin berhenti menunggu penumpang naik karena antrean mengular teramat panjang.

Salah satu dari panitia turun untuk mencari kedua penumpang tersebut. Qodarullah, ketiganya jadi ketinggalan bus. Alhamdulillah mereka bisa menumpang truk dan berhasil menyusul rombongan 3 bus tersebut.

Perjalanan panjang dan melelahkan juga dilakukan peserta dari Kolaka untuk bisa hadir di Dauroh Makassar. Dauroh Makassar berlangsung pada Jumat - Ahad, 25 - 27 Oktober 2024. Dauroh Islam Ilmiah Kota Makassar itu menghadirkan al Ustadz Usamah Mahri, Lc, al Ustadz Muhammad Sarbini, dan al Ustadz Ammar Bajubair hafidzahumullah sebagai pemateri.

Abu Abdillah Jamal adalah salah satu ikhwan dari Kolaka yang hadir di Dauroh Makassar. Bersama 5 temannya, mereka butuh waktu perjalanan kurleb 13 jam. Dari Kolaka naik ferry ke Bajoe Bone selama 8 jam. Setelah itu berlanjut perjalanan darat --rental mobil-- menuju Makassar selama 5 jam. Pastinya butuh ongkos yang tidak sedikit.

Ada 2 hal yang membuat rombongan ikhwah Kolaka itu hadir di Dauroh Makassar. "Yang pertama, rihlah menuntut ilmu untuk memetik faedah ilmiah dari 3 asatidzah kibar. Yang kedua, bersilaturahmi dan bertemu dengan ikhwan berbagai daerah dan berbagai suku dalam satu manhaj," ujar Abu Abdillah Jamal.

Alhamdulillah, selain bisa bermajelis ilmu dengan gurunda-gurunda, mereka akhirnya juga bertemu dengan ikhwah dari berbagai daerah. Ada yang dari Bulukumba, Sinjai, Bone, Jeneponto, Parepare, Poso, Enrekang, Sebaik, Sengkang, dan Pangkep.

Alhamdulillah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 28 Rabiul Akhir 1446H/31 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

28 Oct, 00:57


DAUROH ISLAM ILMIAH BATU BARA
Semangat Ukhuwah dan Ta'awun*

Selalu ada yang pertama. Alhamdulillah, untuk pertama kalinya Ma'had Ibnu Umar menggelar dauroh pada Jumat - Ahad, 25 - 27 Oktober 2024. Bertajuk "Dauroh Islam Ilmiah Batubara" dengan menghadirkan al Ustadz Qomar Su'aidi, Lc sebagai pemateri.

Ma'had Ibnu Umar terletak di desa Simpang Gambus. Desa tersebut berada di kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, provinsi Sumatera Utara.

Yang menarik dari Dauroh Batu Bara adalah panitia penyelenggara merupakan gabungan dari ma'had-ma'had dan ikhwah yang berada di beberapa kabupaten di Sumatera Utara. Di antaranya kabupaten Serdang Bedagai/kota Tebingtinggi, Batu Bara, Simalungun, Asahan/Kisaran, kota Tanjungbalai, Labuhanbatu Utara, dan kota Rantau Prapat.

Di beberapa tempat tersebut berdiri ma'had ahlussunnah. Semisal Ma'had Ibnu Umar, yang berada di desa Simpang Gambus. Ma'had Al Ghuroba', di Aek Songsongan. Ma'had Daar as Sunnah di desa Rawa Sari.

MasyaAllah. Ini membuktikan bahwa ukhuwah di Sumatera Utara masih kokoh terjalin. Mereka bersemangat berta'awun dalam menyelenggarakan Dauroh Batu Bara. Ini ketiga kalinya mereka bekerja sama dalam menyelenggarakan majelis ilmu berskala dauroh.

"Agenda (dauroh) ini InsyaAllah tahunan. Dan ini adalah yang ke-3 kalinya. Yang pertama di Ma'had Daar as Sunnah bersama al Ustadz Abdul Hakam at Tamimi hafidzahullah. Yang ke-2 di Ma'had Al Ghuroba' bersama al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafidzahullah," ujar Ahmad, salah seorang panitia Dauroh Batu Bara.

Berdasarkan kabar dari Ahmad, Dauroh Batu Bara berlangsung lancar. "Walhamdulillah, dauroh ahlussunnah di Batu Bara berlangsung dengan baik dan lancar. Peserta yang datang dari berbagai daerah meliputi 3 provinsi di pulau Sumatera. Aceh, Sumatera Utara dan Riau," ujar Ahmad yang memperkirakan jumlah peserta mendekati angka 800.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 26 Rabiul Akhir 1446H/28 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

27 Oct, 09:42


DAUROH KOTA BANDUNG
Dahulu Setiap Pekan Serasa Dauroh

Kota Bandung di tahun 2000-an, setiap pekannya berasa seperti ada dauroh. MasyaAllah.

"Itu mah kajian rutin tiap pekan tapi kayak dauroh," kenang salah seorang Ikhwan Bandung menggambarkan keramaian taklim rutin di kala itu.

Begitulah gambaran kajian rutin pekanan setiap Ahad di Masjid LIPI, Bandung di kisaran tahun 2005 hingga 2009. Diperkirakan di setiap kajian yang dimulai pukul 14.00 hingga 17.00 itu dihadiri sekitar 150 peserta.

Kala itu ikhwah Bandung, Cimahi, dan kalangan mahasiswa yang rajin hadir di Masjid LIPI. Mereka adalah mahasiswa ITB, UNPAD, UPI, UNPAS dan STT Telkom.

Qodarullah wa maa sya'a fa'ala. Karena satu dan lain hal, kajian rutin pekanan di Masjid LIPI tak lagi berlanjut. Hanya sesekali, bukan lagi kajian rutin. Terakhir dilakukan kajian di Masjid LIPI --sekarang berubah menjadi BRIN-- pada 8 Maret 2020.

Bisa dikatakan kajian rutin kota Bandung berhenti. Tapi bukan berarti tidak ada upaya untuk kembali menghidupkan kajian rutin kota Bandung. Dauroh Kota Bandung di Masjid As Salam PT Pos Indonesia pada Ahad, 27 Oktober 2024 adalah buktinya. Dauroh siang itu berjudul "Saat Kita Berbeda" yang menghadirkan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah sebagai pemateri.

Alhamdulillah, Dauroh Kota Bandung perdana tersebut didatangi sekitar 60 ikhwan dan 40 akhwat. Yang menggembirakan, tidak sedikit peserta yang hadir adalah 'muka-muka' baru.

Dauroh dimulai pada pukul 14.10 WIB hingga menjelang adzan Asar. Seusai sholat Asar berjamaah, dauroh dilanjut hingga selesai pada pukul 15.54 WIB. Selama itu peserta masih bertahan untuk terus menyimak materi yang disampaikan oleh al Ustadz Abu Hamzah Yusuf.

Masjid As Salam berada di Basement-1 Gedung Graha Pos, Jl. Banda 30 Bandung. Masjid tersebut juga menggelar kajian Islam ilmiah ahlussunnah setiap bulan sekali di hari Senin pekan pertama seusai sholat Dhuhur. Namun kajian tersebut merupakan gawean dari DKM Masjid As Salam.

Dauroh Bandung di Ahad lalu diselenggarakan oleh Panitia Kajian Ahad Kota Bandung. Dauroh tersebut merupakan gawean perdana mereka. Panitia Kajian Ahad Kota Bandung berharap bisa digelar rutin setiap bulannya. InsyaAllah.

Ada beberapa hal yang membuat Panitia Kajian Ahad Kota Bandung kembali mengadakan kajian rutin kota Bandung. Di antaranya ingin menyediakan tempat kajian ahlussunnah secara rutin di setiap hari Ahad di kota Bandung. Sasarannya adalah kaum muslimin dari kalangan umum, seperti karyawan, keluarga karyawan, mahasiswa, dan lain-lain.

Semoga Allah 'azza wa jalla berikan pertolongan dan kemudahan kepada Panitia Kajian Ahad Kota Bandung. Amin.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 24 Rabiul Akhir 1446H/27 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

26 Oct, 08:37


KAJIAN CIAWI
Taklim Rutin di Masjid Agung

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7)

Mungkin tak satu pun ikhwah Ciawi Tasikmalaya yang berangan-angan menggelar taklim rutin di Masjid Besar Syul'atul Iman Ciawi. Masjid yang kebanyakan orang menyebutnya sebagai Masjid Agung Ciawi.

Masjid 2 lantai yang apik dan resik, megah nan indah, yang mengantarkannya menjadi salah satu dari 3 masjid percontohan di Kabupaten Tasikmalaya. Masjid percontohan adalah masjid yang memberi contoh dan dapat dicontoh oleh masjid-masjid lainnya.

Taklim rutin selama ini mereka adakan di sebuah rumah di Kampung Cipanjang Desa Cipondok Kecamatan Sukaresik RT03 RW05, Ciawi. Rumah tersebut sekaligus sebagai sekretariat Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi. Tempat yang dipakai taklim berupa ruangan seluas kurleb 3 m x 10 m.

Siapa sangka di Sabtu, 26 Oktober 2024, taklim rutin mereka pindah tempat ke Masjid Agung Ciawi. Masjid seluas 3.344 m² dengan kapasitas 400 jamaah. MasyaAllah.

Semata-mata hanya karena kemudahan dan pertolongan dari Allah 'azza wa jalla. Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi --panitia Kajian Ciawi-- memperoleh kemudahan untuk menyelenggarakan kajian rutin di Masjid Besar Syul'atul Iman Ciawi. Setelah pengurus Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi bersilaturahmi dengan pihak DKM Masjid Agung Ciawi, mereka dipersilakan untuk mengadakan kajian di Masjid Agung Ciawi. MasyaAllah.

Pihak DKM Masjid Agung Ciawi memberikan waktu di hari Sabtu di pekan keempat. Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi diberikan kesempatan mempergunakan masjid untuk kajian mulai pukul 8 pagi hingga 11 siang. Alhamdulillah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu 23 Rabiul Akhir 1446H/26 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

21 Oct, 00:57


KAJIAN ISLAM ILMIAH CILACAP
Hati-hati dengan Cintamu

Salah kaprah cinta. Jangan sampai kecintaan kepada manusia --keluarga, saudara, kerabat-- justru mendorong seseorang untuk melakukan pelanggaran syariat. Itu berbahaya.

"Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuatmu buta dan tuli," ujar al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah di Masjid Alya, Kompleks MTQ Al Manshuroh di Jl. Senggono Gumilir, Cilacap, pada Ahad pagi, 20 Oktober 2024.

Pernyataan tersebut gurunda sampaikan ketika mengisi Kajian Islam Ilmiah Cilacap. "Kedudukan Para Sahabat di dalam Islam" merupakan tema materi yang gurunda sampaikan di kajian yang berlangsung 2 sesi itu.

Kajian tersebut memberikan tuntunan bagaimana kaum muslim memposisikan para sahabat radhiyallahu 'anhum. Para sahabat memiliki posisi yang tinggi di sisi Allah 'azza wa jalla, di sisi Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, di sisi kaum beriman.

Allah 'azza wa jalla berfirman di surat Ali Imran ayat 110: "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah."

Umat yang dimaksud di ayat tersebut dikhususkan kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Para sahabat memang orang-orang yang punya keutamaan dan keistimewaan.

Yang pertama-tama masuk surga adalah umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Yang pertama-tama masuk surga dari umat Nabi Muhammad adalah para sahabat. Yang pertama-tama masuk surga dari kalangan sahabat adalah kaum Muhajirin.

Untuk itulah seorang muslim tidak boleh mencela dan merendahkan para sahabat. Justru harus mencintai mereka karena hal tersebut berkaitan dengan keimanan seorang muslim.

Imam ath Thahawi rahimahullah mengatakan, "Kami mencintai para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun kami tidak berlebihan dalam mencintai seorang pun dari kalangan mereka."

Gurunda Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya itu mengingatkan kecintaan itu harus ada porsinya. Tidak boleh berlebihan tidak boleh kurang.

Orang sering kali terjebak karena cinta. Banyak yang bunuh diri, gila, karena cinta. Dalam sejarah, ada seseorang yang menyimpang karena cinta. Adalah Imran bin Hiththan, seorang imam ahlussunnah yang mencintai seorang wanita khawarij dan akhirnya terseret menjadi seorang khawarij.

Terkait kalimat "Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuatmu buta dan tuli", gurunda mengingatkan jika itu bukan hadits. Hadits yang maudhu'. Palsu.

Hanya saja ketika gurunda berguru ke Syaikh Muqbil rahimahullah di Yaman, Syaikh Muqbil kerap mengutip perkataan tersebut. Syaikh Muqbil adalah salah satu ulama besar ahlussunnah di Yaman pada masanya.

Gurunda kemudian sedikit mengenang ketika bermajelis dengan Syaikh Muqbil. Selain menyampaikan hadits-hadits yang shohih, syaikh juga memberikan faedah tentang hadits-hadits yang dhoif dan maudhu' agar diketahui dan diwaspadai.

"Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuatmu buta dan tuli" secara makna memang benar. Tidak mengapa untuk mengucapkannya. Yang terpenting tidak meyakininya sebagai hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 18 Rabiul Akhir 1446H/21 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

17 Oct, 01:20


SALAH KAPRAH (2)
Tak Bergeming

Lelaki paruh baya itu tak bergeming ketika disodorkan bukti-bukti tentang tuduhan dan kedustaannya.

Semua paham dengan yang dimaksud kata 'tak bergeming' pada kalimat di atas. Yakni, diam saja. 'Tak bergeming' diartikan tak bergerak.

Padahal pemakaian kata 'tak bergeming' pada kalimat di atas adalah salah kaprah. 'Tak bergeming' artinya 'tidak diam'.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'bergeming' berarti "'tidak bergerak sedikit juga; diam saja". Jadi, penulisan kalimat di atas seharusnya sebagai berikut.

Lelaki paruh baya itu bergeming ketika disodorkan bukti-bukti tentang tuduhan dan kedustaannya.

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 14 Rabiul Akhir 1446H/17 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

13 Oct, 22:22


DAUROH WAJO
Tiga Hari, 8 Majelis Ilmu, 12 Sesi

Tiga hari penuh majelis ilmu. Demikian gambaran acara Dauroh Islam Ilmiah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Dauroh tersebut berlangsung pada Jumat, Sabtu, dan Ahad tanggal 11 - 13 Oktober 2024.

Dauroh Wajo dilaksanakan di Ma'had Darus Salaf Sengkang. Sengkang adalah ibu kota Kabupaten Wajo. Peserta ikhwah ditempatkan di Masjid Ihyau Sunnah. Sedangkan peserta akhwat ditempatkan di madrasah banat. Sebagai pemateri dihadirkan al Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah, Pengasuh Ponpes Al Ausath Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dauroh Wajo diawali dengan sesi khotbah Jumat bertema "Anak Sholeh Dambaan Orang Tua". Bakda Asar digelar kajian ummahat bertema "Potret Sahabiyah Mendidik Anak". Usai Maghrib hingga menjelang Isya ada tausiyah bertema "Solusi Futur dan Kenakalan Anak" (sesi 1).

Keesokan hari, Sabtu, membuka pagi dengan tausiyah seusai sholat Shubuh. Tausiyah pagi itu bertema "Agar Anak Giat Beribadah" (sesi 1).

Pagi hingga petang di hari Sabtu itu diisi dengan dauroh bertema "Kiat Sukses Mendidik Anak". Selepas Maghrib melanjutkan tausiyah sesi 2 dari "Solusi Futur dan Kenakalan Anak".

Di hari terakhir, Ahad, tausiyah Shubuh melanjutkan tausiyah seri 2 tentang "Agar Anak Giat Beribadah". Sedangkan dauroh bertema "Nikmat Ma'had Ahlusunnah" yang dimulai pagi dan berlanjut selepas Dhuhur menjadi penutup rangkaian Dauroh Wajo.

Alhasil, 3 hari di Ma'had Darus Salaf Sengkang tak pernah sepi dari majelis ilmu. Ini bisa menjadi indikasi bahwa semangat menuntut ilmu ikhwah Wajo patut ditiru. Kehadiran gurunda dari Pulau Jawa betul-betul dimanfaatkan untuk memperoleh faedah ilmu. Waktu adalah ilmu bagi mereka di akhir pekan itu.

Bagi ikhwah ahlussunnah Wajo, kesempatan bermajelis ilmu sekelas dauroh terbilang langka. Mereka pun tak mau melewatkan begitu saja. Perlu diketahui, agenda dauroh di Ma'had Darus Salaf Sengkang dengan pemateri dari luar Sulawesi Selatan hanya 1 kali dalam setahun.

"Diagendakan minimal 1 kali dalam setahun," ujar Abu Abdillah Kholid, salah satu panitia Dauroh Wajo.

Abu Abdillah Kholid kemudian bercerita jika di tahun lalu Ma'had Darus Salaf Sengkang mengundang al Ustadz Abu Rufai' Abdul Mu'thi bin Mughniy, Lc. Tahun sebelumnya, 2022, menghadirkan al Ustadz Abdushshomad Bawazier. Sedangkan di 2021 mendatangkan al Ustadz Mukhtar. Hafidzahumullah.

Tidak heran jika kehadiran pemateri dari luar Sulawesi Selatan betul-betul dimanfaatkan secara maksimal. "Rata-rata begitu (3 hari) jadwalnya ustadz yang mengisi dauroh," kata Abu Abdillah Kholid.

Kehadiran gurunda dari luar Sulawesi Selatan --khususnya dari Pulau Jawa-- memang dinantikan ikhwah Wajo khususnya dan ikhwah di luar Pulau Jawa umumnya.

Semisal Dauroh Samarinda Kalimantan Timur di Ponpes Ibnul Mubarok pada Jumat - Ahad (31 Mei - 2 Juni 2024) dengan pemateri al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah. Gurunda adalah Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dauroh berjudul "Dahsyatnya Perangkap Syaithan (Talbis Iblis)" itu dibagi dalam 7 sesi di 3 hari. Total al Ustadz Abu Hamzah Yusuf menyampaikan materi di dauroh tersebut selama 6 jam 30 menit.

Pun demikian keberadaan al Ustadz Ayip Syafruddin di Ma'had Darus Salaf Sengkang lalu. Semisal di dauroh hari Sabtu berjudul "Kiat Sukses Mendidik Anak" terbagi dalam 4 sesi yang berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 17.00 WITA. Sedangkan dauroh di Ahad bertema "Nikmat Ma'had Ahlusunnah" yang terbagi dalam 2 sesi mulai pukul 10.15 - 13.30 WITA.

Dari dua tema dauroh tersebut saja, al Ustadz Ayip Syafruddin menyampaikan materi selama kurleb 6 jam. Itu di luar sesi khotbah Jumat, kajian ummahat, tausiyah bakda Shubuh (2 kali) dan bakda Maghrib (2 kali).

Dengan demikian, Dauroh Wajo selama 3 hari itu telah digelar 8 kali majelis ilmu yang terbagi dalam 12 sesi. MasyaAllah.

Tidak mengherankan jika Dauroh Wajo didatangi banyak ikhwah dari sekitaran Sulawesi Selatan. Bahkan ada pula dari Sulawesi Tenggara (Kolaka) dan Sulawesi Tengah (Palu dan Poso). Sekitar 300-an ikhwah dan 131 akhwat hadir di Ma'had Darus Salaf Sengkang.

Gerai Fathimah

13 Oct, 22:22


"Peserta asalnya dari sekitaran Sulawesi Selatan. Dari Sinjai, Bone, Maros, Bulukumba, Pinrang, Bantaeng, Jeneponto, Pangkep, Soppeng, Parepare, Makassar. Ada juga dari Sulawesi Tenggara yakni Kolaka," ujar Abu Kayla Jamil, peserta dari Bone yang menceritakan Masjid Ihyau Sunnah dipenuhi peserta dauroh.

Begitulah sikap ahlussunnah sejati yang senantiasa bersemangat mendatangi majelis ilmu. Sebuah majelis di mana dibagi-bagikan warisan para nabi.

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 11 Rabiul Akhir 1446H/14 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

09 Oct, 02:02


Daurohku Daurohmu

Daurohku, nyaris setiap pekan diadakan di berbagai pelosok negeri. Dauroh-dauroh terus yang disukai. Dauroh rutin yang telah diagendakan sebagai program kegiatan. Bukan dauroh dadakan apalagi tandingan. Daurohmu?

Daurohku, poster-poster diposting di status, WAG, story, dan channel Telegram. Tak ada 'pengerahan massa' atau japrian mengharap kehadiran. Daurohmu?

Daurohku, tema kajian menghasung orang untuk berbuat kebajikan. Sebagai bekal kelak di Hari Pengadilan. Bukan menebar syubhat yang meresahkan. Bukan pula majelis pengadilan dengan vonis serampangan. Daurohmu?

Daurohku, di mimbar disuarakan ujaran-ujaran yang membuat hati diliputi ketenangan dan ketenteraman. Bukan diteriakkan ujaran kebencian yang membuat hati tersulut api kemarahan. Nggak mutu. Daurohmu?

Daurohku, diperingatkan atas bahaya beragam pemikiran yang sesat. Bukan mengumbar tuduhan sesat pada orang lain tanpa bukti yang akurat. Jahat. Daurohmu?

Daurohku, majelis ilmu yang ilmiah bukan majelis fitnah. Pulang bertambah ilmu bukan semakin halu. Daurohmu?

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 6 Rabiul Akhir 1446H/9 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

05 Oct, 22:20


MUHADHARAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH CIKIJING
Seperti Mimpi

Seperti mimpi. Begitu ucap salah seorang ikhwan Cikijing, Majalengka suatu ketika di tahun lalu. Ucapan tersebut mengomentari berdirinya dua bangunan kelas dan lahan masjid yang diproyeksikan sebagai sebuah kompleks ma'had nantinya. InsyaAllah.

Sabtu, 5 Oktober 2024, ucapan tersebut kembali terdengar. "Seperti mimpi, tidak terbayangkan sebelumnya," ucap Abu Rumaisho, salah seorang ikhwan Cikijing.

Alhamdulillah. Sabtu siang itu ikhwah Cikijing mengadakan muhadharah di kompleks ma'had milik mereka yang diberi nama Ma'had as Sunnah. Muhadharah dengan pemateri al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah itu bertempat di masjid baru Ma'had as Sunnah yang diberi nama Masjid al Ukhuwwah.

Ma'had as Sunnah beralamat di Jl. Dewi Sartika Blok Malongpong, Ds. Sukasari, Banjaransari Cikijing, Majalengka. "Pertama kalinya masjid dipakai untuk kajian," ujar Abdurrahman Abu Izzii, pengurus Ma'had as Sunnah Cikijing. MasyaAllah.

Sesuai namanya, masjid yang dibangun dengan biaya kurleb Rp 700-800 juta itu seakan menjadi bukti kokohnya ukhuwah di kalangan ikhwah Cikijing. Ketika fitnah menerpa mereka harus hengkang dari bangunan sekolah yang telah sekian lama ditempati. Demi kelangsungan pendidikan anak-anak, mereka harus berpindah-pindah tempat sebanyak 2 kali.

"Nomaden," ujar Abdurrahman Abu Izzii mengistilahkan.

Enggan menghabiskan tenaga dan waktu percuma untuk membahas fitnah, Abdurrahman Abu Izzii dan khwah Cikijing memilih fokus pembangunan ma'had untuk pendidikan anak-anak mereka.

Abdurrahman Abu Izzii menceritakan, untuk masjid ada donasi dari muhsinin sebesar Rp 450 juta. Kemudian ikhwah Cikijing ta'awun untuk merampungkan masjid. Sejak setelah dipondasi, butuh waktu sekitar 8 bulan untuk pembangunan masjid.

Akhirnya, Sabtu siang itu untuk pertama kalinya ilmu disuarakan di dalam Masjid al Ukhuwwah. Masjid seluas 14 x 16 meter dengan 2 lantai. "Masjid yang asri. Masjid yang indah. Masjid yang sejuk," komentar al Ustadz Muhammad As Sewed.

Mensyukuri nikmat memiliki masjid sendiri dengan memakmurkannya dengan menggelar majelis ilmu. Abdurrahman Abu Izzii menuturkan peserta yang hadir di muhadharah Sabtu itu kurleb 200-an ikhwah 100-an ummahat.

"Alhamdulillah, ikhwah yang datang dari Banjarsari, Tasikmalaya, Cirebon, Babakan, Majalengka dan sekitarnya," tuturnya.

Alhamdulillah bini'matihi tatimmush sholihaat.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 3 Rabiul Akhir 1446H/6 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

03 Oct, 09:37


DAUROH SIAK (2)
Kenangan Semanis Madu

Allah 'azza wa jalla berfirman,
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS al Maidah: 2)

Alhamdulillah, Dauroh Siak sudah berlalu. Meninggalkan kenangan manis bagi para pesertanya.

Manisnya majelis ilmu, manisnya ukhuwah, dan manisnya es lemon madu akasia crasicarpa. Begitu makna status WA seorang ikhwan yang hadir di Dauroh Siak.

"Rasa lelah rasa capek letih yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi ingin mengulanginya lagi, InsyaAllah. Semoga Allah mudahkan kita bertemu kembali, dan menimba ilmu di hadapan asatidzah ahlussunnah," tulisan postingan salah satu peserta Dauroh Siak dari Medan bernama Abu Riziq di akun FB-nya.

Biidznillah. Kesuksesan Dauroh Siak tak lepas dari kerja keras dan ta'awun ikhwah Perawang.

Sejak diterima kepastian pemateri bisa hadir di Dauroh Siak, panitia hanya punya waktu 2,5 bulan. Panitia sadar bahwa posisi Riau adalah di bagian tengah dari Pulau Sumatera. Titik yang strategis untuk berkumpul ikhwah di Pulau Sumatera. Apalagi secara tempat dan fasilitas --Ma'had Abu Hurairah Perawang Siak-- terbilang paling siap untuk digelar dauroh yang berskala besar di Pulau Sumatera.

"Dengan bersedianya kedua orang tua kita --al Ustadz Muhammad As Sewed dan al Ustadz Usamah Faishol Mahri hafidzahumallah-- maka hal ini sangat memungkinkan sekali terjadinya dauroh terbesar di Sumatera. Mungkin bisa disebut Dauroh Sumatera atau Darnas, Dauroh Nang Siak. Satu kebanggaan bagi kita bisa membuat Dauroh Nang Siak," papar Abu Ahmad Hajar, salah seorang panitia Dauroh Siak.

Kedatangan dua gurunda dan ikhwah Pulau Sumatera itulah yang membuat ikhwah semakin bersemangat untuk menyiapkan dauroh sebaik mungkin. Abu Ahmad Hajar menuturkan, hampir setiap hari selama 2,5 bulan ikhwah gotong royong menyiapkan dauroh. Pagi, sore dan malam.

Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, apalagi kondisi masjid belum sepenuhnya rampung. Lantai atas belum selesai, teras belum dikeramik. Pun begitu untuk rumah singgah asatidzah, partisi, toilet dan tempat wudhu temporer.

Tidak mengherankan jika biaya yang dianggarkan semula Rp 75 juta, ternyata bertambah Rp 40 juta. Sehingga total pengeluaran untuk Dauroh Siak lalu sebesar Rp 115 juta.

Camilan sebanyak 2000 pcs dan 200 kg madu tidak termasuk dalam anggaran tambahan tersebut. Camilan dan madu adalah hasil ta'awun. Setiap ummahat yang berkenan ta'awun diharapkan menyumbangkan 60 snack.

Pun begitu madu untuk es lemon madu minuman peserta dauroh sebanyak 200 kg. Bukan diambilkan dari donasi 650 kg madu (bukan 550 kg seperti disebutkan sebelumnya) yang diterima panitia. Keseluruhan 650 kg madu tersebut sudah dijual dan uangnya didonasikan untuk Dauroh Siak. Jadi, jika digabung pada Dauroh Siak lalu ada donasi madu sebanyak 850 kg. MasyaAllah.

Dauroh Siak pun menjadi bukti bahwa ukhuwah Islamiyyah ikhwah Perawang khususnya --dan se-Sumatera umumnya-- masih terikat kuat. Tercatat kurleb 1400 peserta dari berbagai daerah di Sumatera hadir untuk meramaikan Dauroh Siak.

Mereka bersemangat untuk mendatangi majelis ilmu dan menziarahi saudaranya sesama ahlussunnah. Beberapa dari mereka datang dengan penuh perjuangan, berkorban tenaga, waktu, dan harta. Mereka rela lakukan itu sebagai bentuk kecintaan --karena Allah 'azza wa jalla-- kepada majelis ilmu, gurunda, dan para penuntut ilmu.

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 29 Rabiul Awal 1446H/3 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

01 Oct, 00:29


DAUROH SIAK
1400-an Peserta, 2000 Snack, 200 kg Madu

Yahya bin Abi Katsir al Yamani rahimahullah berkata: “Ilmu itu tidak bisa didapat dengan jasmani yang santai.”

Butuh perjuangan untuk bisa hadir di Dauroh Islam Ilmiah Ahlussunnah Riau - Sumatera di Ma'had Abu Hurairah, Perawang Siak pada Jumat - Ahad, (27-29/9) lalu. Dauroh tersebut menghadirkan al Ustadz Muhammad As Sewed dan al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc hafidzahumallah sebagai pemateri.

Seperti perjuangan yang dilakukan ikhwan dari Sumatera Utara --daerah Dolok Masihul, Serdang Bedagai-- datang ke Dauroh Siak menggunakan sepeda motor. Berboncengan dengan seorang anak dan isterinya, menempuh perjalanan kurleb 14 jam.

Pun begitu rombongan 3 bus dari ikhwah Aceh dan Medan. Perjalanan yang semestinya hanya butuh 16 jam, molor menjadi 26 jam. Dalam perjalanan di daerah Simpang Bukit Timah ada perbaikan jalan berupa pengecoran. Selama pengerjaan --jam 02.00 hingga 07.00 pagi-- jalanan hanya bisa dilalui dengan cara buka-tutup.

Alhamdulillah, rombongan 3 bus akhirnya tersebut tiba di Ma'had Abu Hurairah Perawang di hari Sabtu sebelum Dhuhur. Kedatangan mereka pun membuat masjid tempat dauroh semakin sesak.

"MasyaAllah, masih tak bisa berkata-kata. Qoddarullah. Ramainya memang dari segala penjuru," ujar al Ustadz Abu Ziyad Fawwaz hafidzahullah, salah satu penumpang bus tersebut.

Kegembiraan juga dirasakan oleh al Ustadz Abu Hazim Faris hafidzahullah --penumpang bus lainnya dari rombongan Aceh dan Medan-- ketika sampai tujuan. "MasyaAllah, bertemu dengan sekian ikhwah dan asatidzah dari penjuru daerah, kenalan-kenalan ikhwah di medsos. Alhamdulillah bisa ketemu di tempat (dauroh)," paparnya.

Menghadiri majelis ilmu dan bertemu ikhwah merupakan alasan kuat ikhwah datang ke Dauroh Siak. Seperti diakui oleh al Ustadz Khidir Almalanji hafidzahullah dari Bangil, Pasuruan Jawa Timur.

"Ziarah dan menghadiri dauroh. Rindu, pengin ketemu ikhwah Medan, Asahan, dan lainnya. Karena dulu saya lama di Asahan," ujar al Ustadz Khidir Almalanji yang mengeluarkan biaya tidak sedikit karena berangkat ke Pekanbaru dari Surabaya naik pesawat terbang.

Biaya yang tidak murah juga dikeluarkan rombongan 9 ikhwah dari Ma'had Darul Haq Batam. Rombongan 8 ikhwan dan al Ustadz Abul Hasan Ibrahim hafidzahullah itu juga naik pesawat terbang.

Abu Abdillah Yadi --salah satu ikhwan rombongan Ma'had Darul Haq Batam-- terkesan dengan kinerja panitia dalam menyelenggarakan Dauroh Siak.

"MasyaAllah kekompakan panitia dauroh Perawang, sangat fokus melayani dan memuliakan tamu. Tak berhenti air mengalir untuk kebutuhan MCK dan tandon plus bak-bak portable yang dibuat mendadak senantiasa terisi," ujar Abu Abdillah Yadi yang menyebutkan snack, air madu, kopi, teh dan lainnya selalu tersedia dalam jumlah yang banyak di Posko Panitia.

Tak pelak jika al Ustadz Abu Hazim Faris menyebut penyambutan panitia kepada peserta Dauroh Siak sangat spesial. "Dihidangkan (minuman) madu jeruk nipis dingin setiap waktu," katanya.

Padahal jumlah peserta yang kudu disambut dan dilayani terbilang banyak. Dari Abu Ahmad Hajar --salah seorang panitia Dauroh Siak-- jumlah peserta lebih dari 1000 orang.

"Perkiraan dari jumlah shof sholat sekitar 1050 ikhwah. Untuk akhwat sekitar 400-an," kata Abu Ahmad Hajar yang mengabarkan panitia menyiapkan 2000 snack dan 200 kg madu untuk kebutuhan camilan dan minuman peserta.

Abu Ahmad Mukhlis --koordinator pemberangkatan 3 bus rombongan Aceh dan Medan-- membenarkan keramaian Dauroh Siak. "Kurang lebih 1000 orang. Kapasitas masjid bagian dalam 800 orang full. Belum lagi lantai atas masjid, teras masjid dan luar masjid," tutur Abu Ahmad Mukhlis.

Alhamdulillah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Selasa 27 Rabiul Awal 1446H/1 Oktober 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

29 Sep, 10:04


Alhamdulillah, di SePIRIT Mengaji juga dibagikan kopwah (kopi ukhuwah) gratis. Bukan sebuah terobosan baru, namun melanjutkan 'tradisi' dauroh di Madasta (Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya). Jauh sebelum bagi-bagi kopwah gratis di Dauroh Pantura 2023, Madasta sudah melakukannya.

Namun yang terpenting bukan soal terobosan baru melainkan wujud ukhuwah yang solid di se-Priangan Timur. SePIRIT Mengaji bukan hanya hasil kerja keras ikhwah Ciawi, melainkan juga hasil kerja sama yang bagus dengan ikhwan dari Madasta dan Cileunyi.

Ikhwah Madasta banyak dilibatkan dalam berbagai seksi di kepanitiaan. Sedangkan buletin dan bagi-bagi kopwah gratis tersebut dikerjakan oleh ikhwah Cileunyi.

Peribahasa bilang, "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing." Gurunda bilang, "Manusia itu lemah ketika menyendiri dan menjadi kuat ketika bersama."

Jazaakumullahu khoiron katsiron buat ikhwah SePIRIT dan ikhwah dari Cirebon, Babakan, Cikadim, Kuningan, Cilacap, dan Majalengka yang telah hadir dan meramaikan SePIRiT Mengaji di Ciawi.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 25 Rabiul Awal 1446H/29 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

29 Sep, 10:04


SePIRIT MENGAJI
Lemah ketika Menyendiri, Kuat ketika Bersama

Melalui Sepirit ---Salafy SePriangan Timur--- , kita ingin membangkitkan geliat dakwah salafiyyah di tatar Priangan Timur khususnya dan di semua wilayah negeri ini umumnya.
Seperti di kota-kota atau daerah-daerah lain yang memiliki nama sekadar untuk sebuah keguyuban dan kebersamaan bukan fanatisme kedaerahan apalagi hizbiyyah, karena pada dasarnya siapa pun di mana pun ahlussunnah, salafiyyiin adalah saudara kita tanpa dibatasi, tempat, jarak atau suku.

Maka kita salafiyyiin di tatar Priangan Timur adalah saudara, ayo bersama-sama memberikan andil, bahu-membahu semampu yang kita bisa untuk tersebarnya kebaikan dan dakwah yang mulia ini.

Dengan bersama kita menjadi kuat, dengan bersama kita bisa istiqomah, dengan bersama kita saling mengingatkan...

Demikian cuplikan 'Sekapur Sirih' dari gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah di Buletin Dakwah Islam SePIRIT Edisi 001, Rabiul Awal 1446H/September 2024. Buletin tersebut dibagikan gratis kepada peserta SePIRIT Mengaji yang berlangsung di Masjid Agung Ciawi Tasikmalaya pada Sabtu pagi hingga siang, 28 September 2024.

Kajian Islam ilmiah ahlussunnah tersebut bertema Kedamaian Bersemi di Kota Santri. Sebagai pemateri adalah al Ustadz Abu Hamzah Yusuf (Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya) dan al Ustadz Ayip Syafruddin (Ponpes Al Ausath Sukoharjo) hafidzahumallah.

Bisa dibilang, SePIRIT Mengaji sekalian menjadi 'deklarasi' SePIRiT alias Salafy se-Priangan Timur. Seperti dibilang gurunda, SePIRIT sekadar wadah keguyuban bukan fanatisme kedaerahan. Bagaimana pun sesama ahlussunnah adalah saudara, saling bahu membahu terutama dalam perkara kebaikan.

Semangat keguyuban dan saling bahu membahu itu tampak nyata di SePIRIT Mengaji di Ciawi lalu. Puluhan ikhwah dari berbagai daerah di Priangan Timur berdatangan. Dari Tasikmalaya, Garut, Banjarsari, Cireong, Subang, Sumedang, Cileunyi, Ciwaru, Cimahi, dan Soreang.

Di antara mereka juga ada asatidzah pengasuh ma'had yang ada di Priangan. Seperti Al Ustadz Abul Abbas Sholih (Ma'had Ibnul Qayyim Cireong), al Ustadz Abu Umar Yunus (Ma'had At Tashfiyah Garut), al Ustadz Abdirobbih (Ma'had Uddatush Shabirin Banjarsari), al Ustadz Abu Adib (Ma'had Daarul Atsar Subang), al Ustadz Abu Dzar al Falembanji (Rumah Belajar Al Imam Asy Syafi'i Soreang), dan al Ustadz Abu Yasir (Ma'had Al Hijrah Cileunyi). Hafidzahumullah.

Diperkirakan yang hadir di SePIRiT Mengaji mencapai jumlah 200an orang. Selain ikhwan se-Priangan Timur, hadir pula ikhwah dari Cirebon, Babakan, Cikadim, Majalengka, Kuningan, dan Cilacap.

Di antara mereka ada al Ustadz Hardi (Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon), al Ustadz Yusuf (Majelis Taklim Al Furqon Cikadim), al Ustadz Hamzah dan al Ustadz Zulfikar (Ma'had Tahfidzul Qur'an Darus Sunnah Kuningan). Hafidzahumallah.

Semata-mata karena pertolongan dan kemudahan dari Allah 'azza wa jalla. Jumlah ikhwah di Ciawi tak lebih dari 5 orang. Tergabung di Majelis Taklim dan Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi, mereka lah panitia penyelenggara SePIRIT Mengaji.

Biidznillah. Berbekal semangat berbuat kebaikan dan dukungan ukhuwah SePIRIT, SePIRIT Mengaji berlangsung dengan sukses.

Bahkan, meski gawean pertama, SePIRIT Mengaji mencatat beberapa terobosan baru. Semisal pemasangan baliho berukuran 3x4 m di billboard di depan masjid. Bisa dibilang untuk pertama kalinya kajian Islam ilmiah ahlussunnah di Priangan Timur memasang baliho besar di billboard. Bukan spanduk yang dibentangkan di pagar masjid, ya.

Di SePIRIT Mengaji juga dibagikan Buletin Dakwah Islam SePIRIT. Ini adalah buletin edisi perdana. Diharapkan di SePIRIT Mengaji berikutnya bakal ada edisi selanjutnya. Di era android, bagi-bagi buletin sepertinya yang pertama kalinya dilakukan di Priangan Timur.

Gerai Fathimah

25 Sep, 23:58


Antara Perawang dan Ciawi

Di akhir pekan terakhir September 2024, ada 2 kajian Islam ilmiah ahlussunnah yang pantas untuk diperbincangkan. Yang pertama: Dauroh Islam Ilmiah Ahlussunnah Riau - Sumatera di Ma'had Abu Hurairah, Perawang Siak pada Jumat - Ahad, 27-29 September. Yang kedua: SePIRIT Mengaji di Masjid Agung Ciawi Tasikmalaya pada Sabtu 28 September.

Dua dauroh tersebut merupakan yang pertama kalinya bagi masing-masing panitia penyelenggara. Untuk pertama kalinya Ma'had Abu Hurairah menggelar dauroh yang menampilkan dua ustadz pemateri sekaligus.

"Kalau dauroh yang (pematerinya) sendirian, sudah beberapa kali," ujar Abu Ahmad Hajar, salah seorang panitia Dauroh Siak.

Pun begitu SePIRIT Mengaji, merupakan dauroh pertama bagi Majelis Taklim dan Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi sebagai panitia penyelenggara. Bahkan untuk pertama kalinya juga kajian Islam ilmiah ahlussunnah digelar di Masjid Agung Ciawi Tasikmalaya. Alhamdulillah.

Hal lain yang pantas diperbincangkan adalah semangat berta'awun keduanya dalam menyelenggarakan majelis ilmu. Dua dauroh tersebut memperlihatkan ukhuwah yang solid di kalangan ikhwah ahlussunnah di Perawang dan Ciawi.

Hal tersebut terlihat saat ta'awun dalam penggalangan dana untuk kebutuhan penyelenggaraan dauroh. Dauroh Siak misalnya, panitia membutuhkan dana Rp 75 juta. Begitu dibuka imbauan donasi, ikhwah Perawang yang berjumlah kurleb 90 orang segera menyambutnya. Bahkan ikhwah di luar Perawang pun ikutan berpartisipasi.

"Ahamdulillah ikhwah Perawang kompak dan juga ekonomi lumayan sejak mereka pelihara lebah dan bisnis madu," tutur Abu Ahmad Hajar.

Dimaklumi jika kemudian --selain donasi uang-- ada juga yang berdonasi madu. Hingga H-2, terkumpul 550 kg madu yang didonasikan untuk kebutuhan Dauroh Siak. Madu tersebut dijual dan uangnya diserahkan ke panitia.

Semangat yang membara diperlihatkan ikhwah Ciawi yang tergabung di Majelis Taklim dan Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi. Percaya atau tidak, jumlah ikhwah di Ciawi Tasikmalaya itu bisa dihitung dengan jari tangan sebelah.

Cuma 5 orang, dan merekalah yang aktif terlibat dalam persiapan SePIRIT Mengaji. Mereka adalah Muhammad Asep, Abu Azzam Syahrir, Abu Fathon Asep, Abu Hamzah Dani, dan Abu Farhan Asep.

"Dengan segala keterbatasan kita tidak surut untuk mensukseskan SePIRIT Mengaji. Semangat!"ujar Abu Azzam Syahrir.

Alhamdulillah, dalam pelaksanaannya ikhwah Ciawi mendapatkan dukungan dari Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta). Ikhwah Madasta banyak dilibatkan dalam kepanitiaan SePIRIT Mengaji. Ini juga membuktikan eloknya ukhuwah di kawasan se-Priangan Timur (SePIRIT).

Bahkan ikhwan dari luar Tasikmalaya pun ikutan berta'awun. Diupayakan ada kopi gratis produk Toobagus Kopi dari Bandung bagi peserta SePIRIT Mengaji.

Mirip bagi-bagi kopwah gratis di Dauroh Pantura 2023. Makin mirip nantinya karena penyeduh kopi untuk jamuan asatidzah di SePIRIT Mengaji adalah ikhwan yang bertugas bikin kopi untuk asatidzah di Dauroh Pantura 2023. InsyaAllah.

Gaskeun!

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 22 Rabiul Awal 1446H/26 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

24 Sep, 00:33


KAJIAN ISLAM ILMIAH AHLUSSUNNAH SUMEDANG
Di Masjid Inilah Mereka Mengenal Dakwah

Kajian Islam Ilmiah Ahlussunnah Sumedang kali ini terbilang istimewa. Kajian berlangsung di Masjid Al Huda, jalan raya Hegarmanah, Jatinangor Sumedang pada hari Senin sore, 23 September 2024. Pemateri adalah al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah, Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta).

Salah satu hal yang membuat kajian tersebut istimewa karena yang dibahas kitab karya salah satu ulama ahlussunnah terkemuka di zaman ini. Yakni kitab berjudul Mudzakirah Hadits Nabawi fiil Aqidah wa Ittiba'a karya as Syaikh Robi bin Hadi Al Madkhali hafidzhahullah. Sebuah kitab yang berisi petunjuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam akidah dan ittiba'.

Faktor lain yang membuat kajian rutin yang diselenggarakan Majelis Taklim Suranca itu istimewa adalah tempat kajian. Masjid Al Huda. Mengapa?

Untuk pertama kalinya kajian Islam ilmiah ahlussunnah kembali digelar di masjid tersebut setelah 18 tahun berlalu. Untuk pertama kalinya juga gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf kembali mengisi kajian di masjid itu --pascarenovasi-- setelah 23 tahun berlalu.

"Barusan saya tanya ke al Ustadz Abu Rasyid hafidzahullah, jadi yang pertama mengisi (di Masjid Al Huda) adalah al Ustadz Abu Hamzah di tahun 2001. Kemudian mulai vakum tahun 2006," ujar Abu Abdillah Fikri, salah satu ikhwan yang pernah menjadi perintis dan panitia kajian di Masjid Al Huda.

Al Ustadz Abu Rasyid yang dimaksud adalah salah satu pengasuh Ma'had Nurul Ilmi Majalengka. Beliau bersama al Ustadz Abu Hamzah Yusuf dulunya menjadi salah satu pemateri kajian lainnya di Masjid Al Huda. Bahkan al Ustadz Abu Rasyid yang mengajarkan Kitab Tauhid hingga selesai di masjid tersebut.

Biidznillah. Masjid Al Huda bisa dikatakan sebagai saksi bisu sejarah dakwah ahlussunnah di Priangan Timur. Di masjid itulah banyak pelajar dan mahasiswa mengenal dakwah ahlussunnah.

Dari cerita Abu Abdillah Fikri, dalam setiap kajian didatangi peserta dari kalangan pelajar SLTA dan mahasiswa sekitar 26 orang (20 pria dan 6 wanita). Kebanyakan mahasiswa dari Universitas Padjadjaran yang berasal dari fakultas kedokteran, pertanian, peternakan, sastra, dan MIPA. Ada pula praja dari STPDN, sekarang berubah menjadi IPDN. Alhamdulillah kebanyakan dari mereka juga masih mengaji hingga sekarang.

Engkos Kosasih --yang sekarang menjadi ketua Majelis Taklim Suranca-- adalah salah satunya. Dia mengenal dakwah ahlussunnah di Masjid Al Huda di tahun 2005. Ketika itu ia sudah lulus dari SLTA. "Diajak mahasiswa Unpad," ungkap Engkos Kosasih.

Fakta bahwa banyak yang mengenal dakwah di Masjid Al Huda dibenarkan oleh dr. Rudi. Ikhwan Karawang itu alumnus Fakultas Kedokteran Unpad yang ikut ta'awun dalam pelaksanaan taklim di Masjid Al Huda tahun 2001 - 2004.

"Dulu taklim sederhana banget. Ustadz Abu Hamzah kalau mengisi taklim paling cuma kita suguhi biskuit. Budget mahasiswa. Untuk jemput ustadz juga kadang pinjem motor teman di kampus," ungkap dr. Rudi.

Alhasil, kajian Senin petang itu pun kajian bernuansa nostalgia bagi sebagian peserta yang datang. Di antara 60-an peserta yang hadir, ada di antara mereka yang pernah taklim di Masjid Al Huda di 2001 - 2006.

Masjid Al Huda memang punya arti tersendiri, baik bagi ikhwah maupun dakwah ahlusunnah di Priangan Timur. "Jauh sebelum ada pondok pesantren (di Bandung), taklim di Masjid Al Huda sudah ada," tegas gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf.

Bahkan, tidak sedikit pengasuh pondok pesantren yang ada di Bandung saat ini di antaranya adalah 'alumni' taklim Masjid Al Huda. MasyaAllah.

Makanya, gurunda berharap kajian perdana setelah Masjid Al Huda direnovasi sedemikan apik dan lengkap fasilitasnya itu bisa berlanjut. Bukan menjadi kajian pertama dan yang terakhir kalinya. Berharap menjadi babak kedua kiprah dakwah ahlussunnah di Masjid Al Huda.

Semoga....

(Abu Zakariyya Thobroni, Selasa 20 Rabiul Awal 1446H/24 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

21 Sep, 09:09


Tiga Bus Full Service Bersiap ke Dauroh Siak

Bismillah.
Sehubungan di antara keberangkatan ada yang bertanya perihal konsumsi, dan dalam rangka menjelaskan kembali.
Terkait konsumsi asatidzah dan ikhwah peserta dauroh yang khusus mendaftar dalam keberangkatan dengan menaiki 3 bus ini, In sya Allah untuk konsumsi selama perjalanan dan di waktu acara dauroh nanti konsumsinya gratis.

Demikian isi postingan di WAG bernama Safar Dauroh Perawang 1446H. Sebuah grup WhatsApp yang dibentuk untuk koordinasi dan komunikasi peserta Dauroh Islam Ilmiah Ahlussunnah Riau - Sumatera.

Dauroh tersebut berlangsung pada 27-29 September 2024 di Masjid Ma'had Abu Hurairah, di Jl. Ceras, Tualang Kabupaten Siak Riau. Dauroh tersebut menghadirkan al Ustadz Muhammad As Sewed dan al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc --hafidzahumallah-- sebagai pemateri. InsyaAllah.

Sungguh postingan pesan yang ringkas namun bermakna sangat luas. Sebuah postingan yang menggambarkan besarnya semangat ta'awun, ukhuwah, dan tholabul 'ilmi para ikhwah ahlussunnah di Pulau Sumatera sana.

Bayangkan dari jumlah peserta dari Medan dan Aceh yang tercatat 132 --nyaris separuhnya adalah asatidzah-- dibebaskan dari biaya transportasi dan konsumsi. "Ikhwah cukup bayar 200 ribu untuk p/p (pergi pulang)," ujar al Ustadz Fawwaz hafidzahullah dari Ma'had Al Hijrah Stabat, salah satu anggota WAG tersebut.

Abu Ahmad Mukhlis --koordinator pemberangkatan 3 bus dari Medan-- menceritakan mengapa diputuskan angka 200 ribu. "Alasannya hanya untuk memudahkan urusan ikhwah. Jadi kita berniat hanya membantu meringankan para ikhwah yang ingin atau semangat berangkat dengan modal yang sedikit," papar Abu Ahmad Mukhlis.

Ikhwan yang juga salah satu pengurus Ma'had Wadil Afyah, Sei Mencirim, Medan itu melanjutkan ceritanya. "Ada sebagian ikhwah yang tidak mampu tapi dia sangat semangat untuk berangkat. Yang seperti ini InsyaAllah panitia juga gratiskan," katanya.

Tiga bus pariwisata berkursi 43 disewa mulai Jumat pagi hingga Senin. Rencananya berangkat dari Tanjung Morawa Medan, mengangkut rombongan peserta dari Aceh, Medan dan Asahan.

Atas saran dari al Ustadz Munawwir hafidzahullah, di setiap bus disiapkan pula obat-obatan --kimia dan herbal-- bagi penumpang yang membutuhkan. Gurunda di Medan itu jugalah yang senantiasa memotivasi ikhwah untuk bersemangat melakukan yang terbaik terkait dengan menuntut ilmu. Termasuk disediakannya kopi, teh, dan camilan di sesi istirahat selama dauroh di Siak berlangsung nanti.

Alhamdulillah. Ada muhsinin yang berkenan berta'awun dalam pembiayaan untuk keperluan keberangkatan 3 bus dari Medan ke Dauroh Siak. Dari Abu Ahmad Mukhlis, diperoleh informasi ada lebih dari 3 muhsinin yang berta'awun. Dana yang dibutuhkan untuk keperluan pemberangkatan 3 bus full service itu berkisar di angka 50 juta rupiah.

Sebuah bukti bahwa ukhuwah di antara mereka masih terawat dan terjaga kuat. Rasa kepedulian dan tolong menolong masih sangat tinggi.

Allah 'azza wa jalla pun berfirman, "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (QS Al Maidah : 2)

Apalagi berta'awun dalam memberangkatkan para penuntut ilmu, amalan kebaikan yang agung. Hadits dari Zaid bin Khalid radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang mempersiapkan (bekal) orang yang berperang (berjihad) di jalan Allah berarti dia telah berperang (mendapat pahala berperang). Dan barang siapa yang menjaga (menanggung urusan rumah) orang yang berperang di jalan Allah dengan baik berarti dia telah berperang." (HR Bukhori)

Sungguh, menyenangkan melihat semangat ikhwah Aceh dan Sumatera Utara dalam mendatangi majelis ilmu. Selain 3 bus dari Tanjung Morawa (Medan) itu, ada juga 1 bus dari Bargot (Asahan) dan 2 bus dari Songsongan (Asahan) yang bersiap berangkat ke Dauroh Siak. InsyaAllah.

(Abu Zakariyya Thobroni, Sabtu 17 Rabiul Awal 1446H/21 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

19 Sep, 10:45


SALAH KAPRAH (1)
Kata 'di' Disambung atau Dipisah?

Jiwa editor saya meronta setiap kali melihat kesalahan dalam penulisan. Entah itu pada teks/tulisan atau komentar di WAG sekali pun.

"Mentolo ngedit," jerit hati saya dalam bahasa Suroboyo-an. Pengin banget mengedit tulisan-tulisan yang keliru tersebut. Hehehehe...

Sering kali saya temukan kekeliruan penulisan kata depan 'di' dan awalan 'di'. Kata 'di' sebagai awalan yang semestinya disambung justru dipisah. Pun sebaliknya. Sebagai kata depan, 'di' seharusnya dipisah malah disambung.

Salah kaprah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'salah kaprah' berarti "kesalahan yang umum sekali sehingga orang tidak merasakan sebagai kesalahan".

Semula saya tidak terlalu risau. Toh, hanya satu dua orang yang keliru. Namun yang terjadi kemudian kebanyakan teman-teman saya melakukan kesalahan tersebut. Poster faedah atau kajian tak terkecuali, masih didapati kekeliruan dalam penulisan kata 'di'.

Bahkan saya pernah mendapati judul sebuah artikel di media online yang terhitung media mainstream, melakukan kesalahan serupa. Padahal di masa saya bekerja dulu sebagai jurnalis, kesalahan semacam itu tidak bisa 'dimaafkan'. Editor bisa mencak-mencak.

Kata 'di' sebagai kata depan ditulis terpisah. Sedangkan kata 'di' sebagai awalan disambung dengan kata setelahnya.

Sebagai kata depan, 'di' menunjukkan lokasi atau posisi. Semisal 'di masjid', 'di kelas', 'di pondok', 'di atas', 'di bawah', 'di samping'. Sebagai pengingat, jika kata setelah kata 'di' menunjukkan tempat, daerah, atau letak, maka kata ''di' ditulis terpisah.

Sedangkan kata 'di' sebagai awalan ditulis menyambung dengan kata setelahnya. Pokoknya jika setelah kata 'di' berupa kata kerja ---membentuk kata kerja pasif--, maka penulisan kata 'di' ditulis menyambung. Contoh 'dipukul', 'ditulis', 'dibaca', 'didengar', 'diseduh'.

(Abu Zakariyya Thobroni, Kamis 15 Rabiul Awal 1446H/19 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

18 Sep, 01:02


Hasad Karakter Golongan yang Tercela

Di Sesi 2 pada kajian Islam ilmiah berjudul "Menjaga Kehormatan Seorang Muslim", al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah menyebutkan perkara-perkara yang bisa merendahkan kehormatan seorang muslim. Kajian bertempat di Ma'had Daarul Hadits Annajiyah, Setu Bekasi pada Sabtu (31/8) lalu. Kajian berlangsung usai Maghrib hingga Isya.

Gurunda menyebutkan 9 perkara yang dilarang dilakukan karena bisa merendahkan kehormatan seorang muslim. Sembilan perkara tersebut adalah mencap kafir kepada seorang muslim; tidak boleh mendzaliminya dalam hal apapun; dilarang menggibahinya; dilarang hasad kepada seorang muslim; dilarang menipu, mengelabui seorang muslim; tidak boleh membenci dan menebar kebencian kepada seorang muslim; dilarang memboikotnya; dilarang menelantarkannya (tidak membelanya); dan dilarang menghinanya.

Terkait masalah hasad, gurunda menjelaskan lebih detail perkara tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun melarang muslimin saling membenci. Hukum asal sebuah larangan itu mengandung keharaman. Jadi, haram hukumnya hasad kepada seorang muslim.

"Hasad itu penyakit hati yang sangat berbahaya. Hasad itu sesuatu yang bisa menghancurkan hati. Menghancurkan agama. Menghancurkan akhlak seseorang," ujar gurunda Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta) itu.

Hasad adalah penyakit yang sudah menimpa umat di masa lalu. Sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Sungguh telah menimpa kalian penyakit umat terdahulu. Hasad dan kebencian."

Gurunda melanjutkan, kemaksiatan yang terjadi di dalam hati itu lebih berat ketimbang kemaksiatan yang dilakukan anggota badan. Iri, dengki, tidak suka orang lain mendapatkan nikmat dan selalu berangan-angan kenikmatan yang diperoleh orang lain itu pindah kepadanya.

Orang yang hasat hidupnya tidak akan pernah tenang, tenteram dan nyaman. Dia sibuk memantau, melihat keadaan orang lain.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jauhilah oleh kalian dari hasad. Karena sesungguhnya hasad ini bisa melenyapkan kebaikan-kebaikan sebagai mana api memakan kayu."

Hasad disebutkan oleh para ulama adalah salah satu dari karakter iblis. Karakter Yahudi. Karakter munafikin. Iblis hasad kepada Adam, Yahudi dan munafikin hasad kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan mukminin.

"Jadi tidak ada yang hasad kecuali golongan yang tercela. Terlaknat," tegas gurunda.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 14 Rabiul Awal 1446H/18 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

16 Sep, 01:12


KAJIAN ISLAM AHLUSSUNNAH KARTASURA
Penghormatan terhadap Ilmu

Pihak panitia penyelenggara hanya punya 12 hari untuk menyiapkan Kajian Islam Ahlussunnah Kartasura. Sejak memperoleh kepastian kesanggupan dari pemateri, keesokan malam harinya panitia segera menggelar rapat. Semata-mata karena pertolongan dan kemudahan dari Allah 'azza wa jalla jika akhirnya kajian di Kartasura bisa diselenggarakan. Alhamdulillah.

Kajian tersebut bertempat di Masjid Ibaadurrahmaan di area Assalaam Hypermarket Pabelan, Kartasura Sukoharjo, Ahad (15/9) lalu. Hadir sebagai pemateri adalah al Ustadz Muhammad As Sewed hafidzahullah. Gurunda Pengasuh Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon itu membawakan kajian berjudul "Menggapai Keberuntungan Dunia dan Akhirat".

Ada beberapa alasan mengapa Masjid Ibaadurrahmaan dipilih sebagai tempat kajian. "Pengelolanya mengaji ke kita. Masjidnya juga InsyaAllah cukup lapang, 2 lantai. Lahan parkir cukup lapang juga. Dekat dengan lokasi ummahat, TK al Ausath," ujar Abu Farras, salah seorang panitia.

Di kajian Kartasura ini peserta dari kalangan ikhwah ditempatkan di Masjid Ibaadurrahmaan. Sedangkan peserta dari kalangan ummahat ditempatkan di TK al Ausath yang letaknya tidak jauh dari masjid tersebut.

Meski hanya memiliki waktu persiapan yang sedikit, panitia penyelenggara yang beranggotakan 30 orang itu justru memaksimalkan waktu yang ada. Mempersiapkan segala sesuatunya dengan serius.

Adalah Majelis Taklim al Atsary Kartasura sebagai panitia penyelenggara. Mereka bekerja sama dengan Takmir Masjid Ibaadurrahmaan.

Keseriusan panitia penyelenggara tampak dalam mempersiapkan tempat kajian. Peserta diberikan informasi yang gamblang dan rinci untuk memudahkan menuju tempat kajian.

Semisal dibuatkan panduan arah arus kendaraan roda 4 dan roda 2 berikut area parkir yang dibedakan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi keruwetan di area parkiran. Biidznillah.

Bisa dimaklumi. Di akhir pekan tersebut, di Assalaam Hypermarket Pabelan, Kartasura juga digelar acara lain. Selain kajian, ada 2 event berbeda (lomba dan pameran) lainnya. Makanya malam menjelang kajian, panitia membuat simulasi parkiran. MasyaAllah.

Semangat ikhwah mendatangi majelis ilmu yang tinggi yang membuat panitia penyelenggara menyiapkan kajian sebaik mungkin agar peserta nyaman. Sebagai bentuk penghormatan kepada peserta sebagai tamu penuntut ilmu.

Apalagi sosok gurunda al Ustadz Muhammad As Sewed, juga menjadi faktor lain yang membuat ikhwah berduyun-duyun mendatangi kajian Kartasura. Beliau yang juga menjadi salah satu dari gurunda-gurunda yang pantas dihormati karena usia dan keilmuannya.

Alhasil, Masjid Ibaadurrahmaan yang berlantai 2 itu dipenuhi ikhwah dari Solo Raya dan sekitarnya. Bahkan terlihat ikhwah dari Demak, Kendal, Semarang, Ngawi, Temanggung, dan Bali.

Tak pelak peserta pun meluber hingga menempati halaman masjid. Panitia memperkirakan jumlah peserta --termasuk ummahat-- mendekati angka 1.500.

Faktor lainnya yang membuat ikhwah hadir di Kartasura adalah, "Kangen. Bertemu dengan ikhwan-ikhwan dari kota lain, kita sudah lama tidak bertemu," ungkap Pak Helmi Effendi, ikhwan Semarang yang hadir di kajian Kartasura lalu.

Panitia penyelenggara sepertinya sudah memperkirakan jumlah peserta kajian Kartasura bakal membeludak. Makanya mereka mempersiapkan kajian sedemikian rupa semaksimal mungkin. Apalagi mempersiapkan kajian sebaik mungkin --terlepas jumlah peserta sedikit atau banyak nantinya-- adalah bentuk penghormatan kepada ilmu itu sendiri.

"Mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan terselenggaranya majelis ilmu yang baik merupakan bentuk penghormatan terhadap ilmu. Bahkan, aktivitas menyiapkan majelis ilmu, merupakan salah satu buah dari ilmu.
Para ulama telah menjelaskan perihal ihtimam terhadap majelis ilmu, seperti diungkap dalam hadits Jibril 'alaihissalam," ujar al Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah, gurunda Pembina Majelis Taklim al Atsary Kartasura.

Salut untuk panitia penyelenggara Kajian Islam Ahlussunnah Kartasura. Jazaakumullahu khoiron katsiron atas lelahnya.

Gerai Fathimah

16 Sep, 01:12


(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 12 Rabiul Awal 1446H/16 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

15 Sep, 05:23


DAUROH SUBANG
SePIRIT Ngariung

"Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS al-Anfal: 63)

Sungguh, ukhuwah adalah nikmat yang agung dari Allah jalla wa 'ala. Hanya Allah lah yang menganugerahkan nikmat tersebut. Pertahankan nikmat tersebut dengan menjaga ukhuwah.

SePIRIT (Salafy se-Priangan Timur) muncul sebagai salah satu upaya untuk menjaga ukhuwah. Meski ikhwah tersebar di berbagai daerah di Priangan Timur, namun mereka bersaudara dan hati mereka bersatu. Allah 'azza wa jalla yang telah menyatukan hati-hati mereka.

Semangat berukhuwah itu tampak di Dauroh Subang pada Sabtu, 14 September 2024. Kajian Islam ilmiah ahlussunnah yang berlangsung di Masjid Khoirul Anshor, Kp. Cerelek 1, RT10 RW05 Desa Gn. Sembung Kec. Pagaden Kab. Subang. Masjid tersebut berada di kompleks Ma'had Daarul Atsar Subang.

Dauroh yang menghadirkan al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawy hafidzahullah itu didatangi banyak ikhwah. Alhamdulillah. Di antaranya terlihat rombongan ikhwah SePIRIT dari Tasikmalaya dan Bandung. Mereka ngariung (=berkumpul) di Subang.

Kehadiran ikhwah SePIRIT ke Subang --selain duduk di majelis ilmu-- juga sebagai bentuk silaturahmi. Sekaligus menegaskan bahwa ikhwah Subang tidak sendirian. Ini yang diharapkan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah dengan adanya forum komunikasi semacam SePIRIT.

Biasanya dauroh di Ma'had Daarul Atsar Subang dihadiri sekitar 15-an. Bisa dimaklumi karena jumlah ikhwah di Subang juga masih sedikit.

Dari penuturan Abu Hamzah Muhammad --salah seorang panitia Dauroh Subang,-- dakwah ahlussunnah masuk ke tanah Subang diperkirakan pada tahun 2013. Sedangkan Ma'had Daarul Atsar Subang baru berdiri sekitar 2 tahun lalu. Jumlah santri yang mondok berkisar 15 anak (program Tahfidz). Ma'had tersebut diasuh oleh al Ustadz Abu Adib hafidzahullah.

Alhamdulillah di Sabtu itu Masjid Khoirul Anshor ketambahan peserta. Rombongan ikhwah dari Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta) dan dari Ma'had Al Hijrah Bandung. Rombongan ikhwah Madasta menggunakan 1 mobil, sedangkan yang dari Bandung touring pakai 6 motor.

Ngariung ikhwah SePIRIT di sebuah dauroh seperti halnya di Dauroh Subang itulah yang diharapkan gurunda. Meski hanya 1 - 2 orang dari sebuah daerah/ma'had/majelis taklim di se-Priangan Timur, paling tidak ada yang mewakili.

Apalagi kehadiran ikhwah SePIRIT di Dauroh Subang pun menyenangkan tuan rumah. "Pastinya senang. Ya, mungkin karena sudah lama tidak bertemu. Terakhir bertemu dengan ikhwah Madasta pas Dauroh Pantura lalu. Perasaan senang yang sulit diungkapkan dengan kata," ujar Abu Abyadh Robi, salah seorang ikhwan Subang.

Imam Tsauri rahimahullah suatu ketika pernah ditanya, "Apa yang disebut air kehidupan?" Yakni, sesuatu yang bisa membuat hidup. Beliau menjawab, "Bertemu dengan teman."

"Atas nama pribadi dan pengurus Ma'had Daarul Atsar Subang kami mengucapkan jazaakumullahu khoiron kepada ikhwah SePIRIT yang sudah menghadiri dauroh al Ustadz Afifuddin hafidzahullah di Subang kemarin. Semoga nanti kami ikhwah dari Subang bisa menghadiri dauroh di Ciawi
Tasikmalaya," tutur Abu Abyadh Robi.

Amin. Diantos kasumpinganana.

(Abu Zakariyya Thobroni, Ahad 11 Rabiul Awal 1446H/15 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

11 Sep, 04:36


SePIRIT Mengaji

SePIRIT Mengaji. Se-Priangan Timur Mengaji.

InsyaAllah SePIRIT Mengaji untuk yang pertama kalinya digelar pada Sabtu 28 September 2024 bertempat di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya. Masjid yang berlokasi di Jl. Raya Ciawi - Tasikmalaya, sebelah barat Alun-alun Ciawi.

SePIRIT Mengaji yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Daarul Atsar Ciawi itu berencana menghadirkan 2 pemateri. Mereka adalah al Ustadz Abu Hamzah Yusuf (Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya) dan al Ustadz Ayip Syafruddin (Pengasuh Ma'had Al Ausath Sukoharjo). Hafidzahumallah.

Tema kajian Islam ilmiah ahlussunnah di pagi hingga siang tersebut adalah "Kedamaian Bersemi di Kota Santri".

SePIRIT Mengaji sejatinya adalah kajian Islam ilmiah ahlussunnah atau dauroh untuk ikhwah se-Priangan Timur. SePIRIT akronim dari Salafy se-Priangan Timur. SePIRIT merupakan wadah komunikasi ahlussunnah se-Priangan Timur.

SePIRIT bisa dibilang upaya untuk menggalang ukhuwah ikhwah yang berada di wilayah Priangan Timur. Daerah Priangan Timur yang dimaksud antara lain Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Cireong, Subang, Sumedang, Cimahi, Soreang, Ciwaru, dan Bandung.

"Biar bersatu. Memperkuat ukhuwah. Paling tidak ma'had-ma'had (yang ada di Priangan Timur) tidak merasa sendirian. Tidak berjalan sendiri-sendiri," ujar gurunda al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah yang menggagas adanya SePIRIT.

Gurunda tidak menampik jika SePIRIT pengin terlihat seperti guyubnya ikhwah di Barlingmaswocakeb. Koordinasi antarasatidzah di Barlingmaswocakeb juga bagus. Bagi gurunda, meniru perkara kebaikan itu sebuah kebaikan. "Tidak masalah," ujar gurunda.

Makanya di SePIRIT Mengaji perdana nanti akan disebar undangan ke ikhwah Priangan (Jawa Barat) untuk meramaikan kajian. Khusus untuk Salafy se-Priangan Timur, selain ikhwah juga diundang asatidzah setempat. Direncanakan seusai kajian di Masjid Agung Ciawi akan ada rapat asatidzah SePIRIT di Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya. InsyaAllah.

"Yang penting bisa berkumpul dulu," tutur gurunda yang berharap dengan berkumpulnya asatidzah SePIRIT akan muncul masukan atau gagasan.

Makanya gurunda berharap asatidzah SePIRIT bisa memenuhi undangan dari panitia SePIRIT Mengaji di Ciawi nanti. Semoga Allah 'azza wa jalla berikan pertolongan dan kemudahan. Amin.

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 7 Rabiul Awal 1446H/11 September 2024)

https://t.me/geraifathimah

Gerai Fathimah

09 Sep, 01:58


KAJIAN ISLAM ILMIAH KOTA CIREBON
Kunjungilah Mertuamu

"Selama ikut taklim baru kali ini saya temui pembahasan seperti ini. Subhanallah."

Begitu komentar Abu Rumaisho --seorang ikhwan di Talaga Majalengka-- atas poster kajian berjudul "Mengenali Hak-hak Mertua" yang dijadikan status di WA-nya. Kajian Islam ilmiah ahlussunnah yang berlangsung di Masjid Al Barokah, Cirebon pada malam Ahad (7/9) lalu. Sebagai pemateri adalah al Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafidzahullah.

"Mertua punya hak-hak yang harus ditunaikan oleh suami atau isteri," ujar gurunda di awal kajian.

Mertua punya banyak kebaikan kepada kita sebagai menantu atau suami dari putrinya. Ketika mertua memutuskan memilih kita sebagai pemimpin putrinya itu sebuah kebaikan. Mertua sudah husnudzon karena tidak tertutup kemungkinan banyak pria yang juga mencoba melamar putrinya.

"Itulah yang mendasari salah satu dari pernyataan bahwa mertua itu memiliki hak. Karena ada kebaikan yang dilakukan mertua," papar gurunda Pengasuh Ma'had Daarul Atsar Tasikmalaya (Madasta) itu.

Kemudian gurunda menyebutkan hak-hak mertua atas suami. Di malam Ahad itu ada 2 perkara yang harus dilakukan suami untuk menunaikan hak-hak mertua. Sedangkan untuk hak mertua atas isteri, gurunda mencontohkan 1 hal.

Hak mertua atas suami yang pertama, membangun hubungan dengan cara silaturahim. Yang kedua, harus selalu mencari tahu kabar mertua.

Hak mertua atas isteri di antaranya adalah membantu suami berbakti kepada orang tuanya. Isteri harus mendukung itu. Jangan sampai isteri menghalang-halangi suami berbakti kepada orang tuanya.

Silaturahmi banyak ragamnya namun gurunda memberi satu contoh yakni berkunjung ke mertua. Ziarah. Bukan tanpa alasan gurunda menyebutkan hal itu karena urusan berkunjung ke mertua kerap memicu konflik antara suami isteri.

Suami beralasan tidak ada waktu. Padahal dulu ketika belum dipilih menjadi sebagai menantu, dia selalu punya waktu untuk mengunjungi calon mertuanya itu.

Alasan lain, berkunjung ke mertua itu butuh bekal. Ongkos tidak sedikit belum lagi buah tangan (oleh-oleh) buat mertua.

"Ingat, ada kalimat yang disampaikan ulama: 'Silaturahim itu tidak boleh kosong'. Harus ada sesuatu yang dibawa," ujar gurunda mengingatkan apalagi berkunjung ke mertua.

Membawa sesuatu sebagai buah tangan untuk mertua adalah bagian dari kebaikan. Mertua jika memiliki sesuatu atau rejeki, pasti tak akan melupakan anak-anaknya. Menantunya pun sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.

Gurunda juga menegaskan, jangan menyepelekan pahala dari silaturahmi. "Kata Allah 'azza wa jalla dalam hadits qudsi, 'Telah pasti kecintaanKu akan Aku berikan kepada orang-orang yang saling berkunjung karena Aku'. Bayangkan jika kita berkunjung ke mertua berarti pahalanya dobel," tutur gurunda.

Gurunda melanjutkan, perhatikan pula adab ziarah ke mertua. Semisal pilih waktu yang tepat dan jangan terlalu keseringan berkunjung. Selain itu jika berada di rumah mertua jangan menutup diri semisal berdiam diri di kamar. Tidak keluar kamar kecuali untuk ke kamar mandi atau makan

Itu adalah hal yang salah. Itu tidak akan membuat nyaman suasana bahkan bisa membuat mertua kesal. Perkara berkunjung yang mengandung kebaikan tapi berubah menjadi kejelekan.

"Apa pun yang kita lakukan untuk mertua kita itu seperti apa yang kita lakukan untuk orang tua kita sendiri. Pahala besar," kata gurunda yang kemudian menyebutkan ayat ke-30 di surat Al Kahfi.

"Sesungguhnya mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan baik."

(Abu Zakariyya Thobroni, Senin 5 Rabiul Awal 1446H/9 September 2024)

https://t.me/geraifathimah