(266)
Nikmat Berzakat
Harta hanyalah titipan. Sifatnya sementara. Sewaktu-waktu, harta bisa berpindah kepemilikan, habis, hilang, atau ditinggal mati.
Apa yang kita punya, bahkan kita sendiri, adalah milik Allah. Apa yang kita punya, dan kita semua, pada saatnya pasti kembali kepada Allah; dzat yang memilikinya.
Harta juga ujian. Semua orang diuji, apakah sudah benar caranya untuk mencari harta, atau tidak peduli halal haramnya?
Setiap orang, setelah memiliki harta, diuji. Apakah ia pergunakan untuk mencari ridha Allah, atau malah mendatangkan murka- Nya?
Harta termasuk cobaan. Apakah melekat di hati sampai mengganggu ibadahnya, ataukah sebatas di tangan sehingga tak memengaruhi kedamaian hatinya apapun yang terjadi pada hartanya.
Ada juga harta hak orang lain yang dititipkan melalui kita. Ujian, apakah amanah sehingga menyalurkan kepada yang berhak itu, ataukah malah menganggapnya sebagai miliknya?
Allah berfirman:
وَفِىٓ أَمْوَٰلِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّآئِلِ وَٱلْمَحْرُومِ
"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian " QS Adz Dzariyat: 19.
Iya, ada zakat yang harus ditunaikan. Diberikan kepada yang berhak.
Melalui zakat, ada bukti kasih sayang Allah kepada hamba. Maksudnya? Allah lah yang memberikan harta. Allah tidak menetapkan kewajiban berzakat kecuali setelah mencapai nishab dan berlalu satu tahun. Itu pun 2,5 % nya saja. Sementara 97,5 % nya untuk hamba.
Orang mustahik (yang berhak diberi zakat) terayomi dan tidak merasa sendiri. Ia tidak minder juga tidak berkecil hati. Mustahik akan menghormati dan mencintai orang yang berzakat.
Orang berzakat tentu puas dan bahagia, seperti bahagianya orang yang menerima, bahkan lebih. Ia tidak akan dibenci atau menjadi korban iri dengki.
Selain menghadirkan hati jernih dan jiwa bening, zakat juga membuat harta yang dimiliki menjadi bersih dan jauh dari noda-noda yang mengotori.
Allah berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)
Berzakat adalah bukti nyata beriman. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
والصَّدَقَةُ بُرْهانٌ
" Sedekah itu bukti kebenaran beriman " HR Muslim no.223 dari Abu Malik Al Asy'ari.
Ibnu Rajab menyebut sedekah, dan zakat adalah sedekah wajib, sebagai bukti kebenaran iman. Kenapa? " Harta sangatlah disukai jiwa dan bawaannya kikir. Ketika jiwa dengan lapang menyalurkannya untuk Allah, hal itu bukti tentang kebenaran imannya kepada Allah dan janji- Nya"
Jika tidak berzakat, padahal sudah wajib? Hidupnya tak akan tenang, hartanya tidak berkah, dan terkena ancaman mengerikan di hari kiamat.
Rasulullah ﷺ bersabda ( HR Bukhari 1403) :
مَن آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ له مَالُهُ يَومَ القِيَامَةِ شُجَاعًا أقْرَعَ له زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَومَ القِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُ بلِهْزِمَتَيْهِ - يَعْنِي بشِدْقَيْهِ - ثُمَّ يقولُ أنَا مَالُكَ أنَا كَنْزُكَ
"Siapa saja yang Allah berikan harta namun tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat hartanya itu akan diubah wujud menjadi seekor ular jantan bertanduk dan memiliki dua taring. Ular itu melilit leher orang tersebut, menggigit kedua rahangnya, dan berkata, "Aku inilah hartamu. Akulah harta simpananmu".
Mungkin untuk memudahkan, banyak orang berzakat di bulan Ramadhan. Sebab, hitungan 1 tahun (haul) disesuaikan dengan bulan hijriah.
Bagi yang berzakat, usahakan maksimal sasaran, bukan hanya tepat sasaran.
Titipkan kepada yang dinilai amanah. Lebih baik lagi jika sekaligus bermanfaat untuk perkembangan dakwah di suatu tempat.
Mungkin dengan zakat, orang yang sebelumnya memusuhi berubah simpati. Yang dulu menentang, semoga menerima dakwah dengan senang.
Akhir Ramadhan 1445 H
http://t.me/anakmudadansalaf