🤲🏼⚡️⏳ Wahai Ibu, Sabarlah Menghadapi Tingkahku Sebentar Saja... Dan Jangan Mendoakanku Dengan Doa Kejelekan!
▫️▫️▫️
(Ada sebuah kisah nyata. Kisah sedih namun penuh makna. Kisah seorang ibu dengan anaknya. Dapat diambil pelajaran dan hikmahnya bersama)
Ada salah seorang wanita mengisahkan,
“Dahulu pada suatu hari, aku sedang bersih-bersih rumah, lalu anak laki-lakiku yang masih kecil datang dan menjatuhkan barang antik dari kaca sampai pecah.
Aku pun sangat marah kepadanya; karena barang antik itu sangat mahal, dan ibuku yang menghadiahkannya untukku, aku menyukainya dan aku ingin menjaganya. Karena sangat marah, aku pun mendoakannya (dengan doa kejelekan), aku katakan,
"Semoga Rabbku merobohkan tembok yang akan mematahkan tulangmu".”
Wanita itu melanjutkan,
“Tahun demi tahun berlalu, aku pun lupa terhadap doa tersebut, aku tidak memedulikannya, dan aku tidak sadar bahwa doa itu sudah terangkat ke langit!
Anakku pun tumbuh dewasa bersama dengan beberapa orang saudara-saudarinya, dan dia adalah anak lelaki yang paling aku cintai di hatiku.
Aku mengkhawatirkannya dari pengaruh lingkungan, dan ia sangat berbakti kepadaku melebihi saudara-saudarinya.
Dia belajar, lulus, dan bekerja. Kemudian aku mulai mencarikan calon istri untuknya. Ayahnya memiliki sebuah gedung tua, mereka ingin merobohkannya dan membangunnya kembali.
Anakku berangkat bersama ayahnya menuju gedung tersebut, dan para pekerja sudah siap untuk merobohkannya, di tengah pekerjaan mereka, anakku pergi menjauh dari ayahnya, dan tidak ada seorang pekerja pun yang menyadarinya, lalu tembok menimpanya!
Anakku sempat berteriak, kemudian suaranya meredam.
Para pekerja berhenti, dan semua orang akhirnya cemas dan takut!
Mereka dengan susah payah mengangkat tembok darinya, ambulan pun tiba, mereka tidak bisa mengangkatnya karena ia sudah menjadi layaknya kaca yang jatuh dan pecah, mereka memikulnya dengan sulit dan membawaya untuk perawatan gawat darurat.
Ketika ayahnya menghubungiku untuk memberitahu kepadaku, aku pingsan, dan ketika aku sadar, seolah-olah Allah menghadirkan kembali di depan mataku momen aku mendoakan kejelekan kepadanya sejak bertahun-tahun silam saat ia masih kecil, dan aku ingat doa itu. Aku pun menangis dan menangis, sampai hilang kesadaran lagi.
Kali ini aku bangun di rumah sakit. Aku minta untuk melihat anakku.
Aku melihatnya. Duhai kiranya aku tidak melihatnya dalam keadaan seperti ini!
Di saat-saat itu, detak jantungnya pada monitor berhenti, dan anakku menghembuskan nafas terakhirnya.
Aku pun berteriak, dan menangis, sambil berkata, "Andaikan dia hidup kembali, dan menghancurkan semua barang antik yang ada di rumah, sehingga aku tidak kehilangan dia."
Andai kiranya ketika itu aku bisu, dan tidak mendoakannya doa kejelekan itu.
Seandainya, seandainya, dan seandainya... Namun, seandainya saja kata "seandainya" itu dapat berguna.”
-selesai-
Nasihat Untuk Segenap Orang Tua:
Janganlah terburu-buru mendoakan kejelekan kepada anak, berta'awwudzlah (memohon perlindungan dari setan), ucapkan "A'uudzu billah minasy syaithaanir rajiim".
Latihlah lisan kita untuk terbiasa mengucapkan doa kebaikan, hidayah, taufik untuk anak-anak kita. Bukan dengan menyumpahi dan berkata-kata kasar kepadanya.
Hendaknya kita sadar, bahwa doa kejelekan itu tidak akan membuat anak-anak kita kecuali semakin durhaka, sengsara, dan binasa.
Dan orang yang pertama kali merasakan pedihnya justru kita sebagai orang tua.
Maka ucapkanlah doa,
الله يهديك... الله يصلحك
Semoga Allah memberikan hidayah kepadamu... Semoga Allah memperbaikimu.
Dan doa-doa kebaikan yang lain.
وفق الله الجميع لكل خير
📝 Diterjemahkan Dengan Penyesuaian Redaksional Oleh:
✍🏼 Abu Humaydah عامله الله بلطفه
https://t.me/ponpes_assunnah_batu
📃 Lihat artikel asli:
https://t.me/alilm_kabla_alkawli_w_amal/10391
▫️▫️▫️
#doa #ibu #pelajaran #hikmah #kisah #nyata
© 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐓𝐞𝐥𝐞𝐠𝐫𝐚𝐦
http://t.me/ponpes_assunnah_batu
® 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩
https://bit.ly/Channel_WA_PonpesAssunnahBatu