Segala yang sempurna, tatkala tiba pada puncaknya, niscaya akan merapuh.
Jangan biarkan engkau tertipu oleh keindahan dunia yang fana,
Karena ia hanyalah deretan hari yang berlari,
Seperti bayangan yang berlalu, silih berganti tanpa jeda.
Siapa yang bersuka di waktu pagi, tak luput dari derita kala senja,
Hidup ini adalah dualitas, kebahagiaan dan duka yang menari bersama.
Negeri ini, wahai pelintas waktu, tak pernah abadi.
Ia berubah, tak tetap, bagai pasir yang ditiup angin gurun,
Dihapus, digores, oleh pedang masa yang terus terhunus,
Mengoyak segala keindahan, tak peduli pada kehormatan.
Bahkan pedang pun, senjata para raja, menemui ajalnya,
Sekalipun ia adalah milik Ibnu Dzi Yazan,
Yang sarungnya berasal dari megahnya Ghumdan.
Lihatlah ke manakah perhiasan para raja Yaman?
Ke manakah mahkota mereka, regalia yang mengilap dalam sejarah?
Di mana kini istana Syaddad di Iram yang menjulang?
Atau jejak kejayaan Persia di Dinasti Sasan?
Di mana pula tumpukan emas Qarun yang dulunya membanggakan?
Dan di manakah 'Ad, Syaddad, serta Qahthan, yang pernah jaya?
Takdir yang tak tertolak, seperti badai yang meluluhlantakkan.
Mengakhiri zaman mereka, menjadikannya debu yang terlupa,
Seakan mereka tak pernah hadir di dunia.
...
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
🌎Join Telegram:
https://t.me/LisanulQolam