Penanya: Kemudian Syaikh kami --barakallahu fikum-- sebagaimana yang Anda ketahui bahwa di tempat kami di Indonesia terdapat rumah-rumah hadits yaitu markas-markas ilmiah, ikhwah melakukan semampu mereka, dan alhamdulilah hal ini telah berlalu lebih dari 15 tahun, na'am walhamdulilah, dan telah nampak hasil-hasilnya semata-mata dengan memuji Allah Ta'ala, ma'had-ma'had (pondok pesantren) atau markas-markas ilmiah ini tentunya diakui oleh pemerintah, diakui...
Syaikh Ubaid: Alhamdulillah, ini ciri khas yang merupakan keistimewaan Ahlus Sunnah, mereka tidak memisahkan diri dari penguasa selama-lamanya, bahkan mereka berbuat di bawah payungnya dan dalam pendengaran dan penglihatannya (pengawasannya).
Penanya: Dan diantara keistimewaan ma'had-ma'had atau markas-markas ilmiah tersebut adalah pemerintah tidak ikut campur dalam kurikulum pelajaran, hanya saja ada sebagian ikhwah mengusulkan untuk mendirikan sekolah-sekolah yang padanya dipelajari ilmu-ilmu kekinian dan juga ilmu-ilmu agama, hanya saja sekolah-sekolah ini sejak tingkat dasar, tsanawiyah dan setelahnya pemerintah ikut campur dalam kurikulum pelajaran, dan kami sampaikan kepada Anda bahwa perkara-perkara yang diwajibkan oleh pemerintah ini padanya terdapat hal-hal yang banyak menyelisihi syari'at.
Misalnya ada pelajaran tentang ilmu filsafat, dan sebagaimana yang insyaallah telah Anda ketahui ada hal-hal lain yang menyelisihi syari'at.
Demikian juga ada pelajaran akhlak dengan metode tarekat sufi, dan ada pelajaran umum misalnya pada Bahasa Indonesia pada sebagian materinya terdapat penyebutan hal-hal yang bertentangan dengan tauhid yaitu berbagai kesyirikan dan hal-hal lainnya yang menyelisihi syari'at.
Apa yang Anda nasehatkan kepada anak-anak Anda di Indonesia, apakah mereka terus dalam bentuk ma'had-ma'had dan markas-markas ilmiah atau dengan sekolah-sekolah seperti ini?
Syaikh Ubaid:
Pertama --barakallahu fik-- berluas-luas dengan hal-hal yang tidak diridhai tersebut sepanjang masa akan menyebabkan dimasukkannya kepada Ahlus Sunnah hal-hal yang bukan termasuk dari manhaj mereka, seperti yang telah engkau sebutkan sekarang, atau akan mengantarkan mereka kepada keadaan tidak mampu untuk melanjutkan hal-hal yang telah berhasil mereka raih dengan baik.
Maka berdasarkan apa yang engkau sebutkan saya berpendapat untuk mencukupkan dengan ma'had-ma'had ilmiah, selama ma'had-ma'had tersebut diizinkan oleh pemerintah dan diakui oleh mereka.
Sekolah-sekolah tersebut jika kita diberi kebebasan untuk memilih materi-materi pelajaran, kita bisa mendirikannya agar menjadi senjata atau menjadi bekal bagi siapa saja yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di negara sendiri atau selainnya yang ijazahnya diakui.
Tetapi ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada kalian: Ma'had-ma'had ilmiah yang kalian miliki apakah ijazahnya diakui?
Penanya: Ijazah mereka tidak diakui.
Syaikh Ubaid: Ijazah ma'had-ma'had kalian (tidak diakui)?
Penanya: Ya. Tetapi kami bisa mendapatkannya melalui cara mu'dalah (persamaan).
Syaikh Muhammad Ghalib: Mereka menerima melalui cara persamaan, Syaikh.
Syaikh Ubaid: Bagus. Selesai, yang seperti ini mencukupi sehingga tidak membutuhkan sekolah-sekolah, tidak membutuhkan sekolah-sekolah berdasarkan apa yang engkau sebutkan.
Karena (bahaya) ilmu filsafat, tokoh-tokoh besar para imam saja ada yang bingung pada sebagiannya, dan bisa mengotori pikiran para pemuda hal-hal yang seorang guru tidak akan mampu untuk menghilangkannya.
Maka saya berpendapat untuk mencukupkan dengan ma'had-ma'had ilmiah dan markas-markas ilmiah, padanya terdapat barakah, dan tujuannya adalah untuk menyebarkan tauhid dan Sunnah.
Maksudnya siapa yang ingin belajar di sekolah-sekolah pemerintah maka itu haknya, kami tidak melarangnya.