🗓 Hari Senin, 27 Rajab 1446 H / 27 Januari 2025M
📚 E-BOOK ENSIKLOPEDIA TAUBAT Terjemahan Kitab At-Taubah wa Al-Inabah Karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
🗒 Halaqah 26 | PEMBELAAN YANG DI BENARKAN Bagian 1
https://t.me/Berbagi_Kebaikan
┗━━━━━•┈•◈•✿•◈•┈•━━━━━━┛
Pembelaan yang Dibenarkan
Makna kedua dari a'dzâr al-khaliqah adalah mengembalikan kesalahan manusia yang telah berbuat buruk dan jahat kepadamu, dalam sudut pandang takdir. Perbuatan mereka itu, dalam pandanganmu, tak ubahnya gerak pepohonan. Artinya, mereka berdalih dengan takdir atas perbuatan buruk mereka jika hal itu berkaitan dengan pelanggaran terhadap hakmu. Akan tetapi, hal yang serupa tidak bisa diterapkan jika berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak Tuhanmu. Pengertian inilah yang benar dan banyak dianut oleh para pembesar ahli makrifat serta para wali Allah yang telah mencapai derajat kesempurnaan. Di antara mereka itu ada yang melenyapkan semua hak dirinya demi memenuhi hak Tuhannya. Ia memandang sebuah kesalahan yang dibuatnya karena keteledoran dirinya, sedangkan terhadap kejahatan yang menimpanya ia menerimanya sebagai takdir, namun terhadap hak Allah Subhanahu wa Taala ia memandangnya sebagai kewajiban yang harus ditegakkan. Maka, ia menuntut agar mereka meminta maaf atas pelanggaran haknya dan ia akan menghapus kesalahan mereka. la hanya menuntutnya jika pelanggaran mereka berkaitan dengan hak-hak Allah.
Yang demikian inilah yang menjadi sifat nabi kita, Muharnmad Shallallahu Alaihi wa Sallam Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Aisyah radhiyallahu anha "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sama sekali tidak menuntut balas untuk dirinya sendiri, kecuali bila keharaman-keharaman Allah Subhanahu wa Taala dilanggar. Dan apabila keharaman Allah Subhanahu wa Taala. dilanggar, beliau tidak akan berhenti dari marahnya hingga beliau membalas karena Allah Subhanahu wa Taala. "35
Allah Subhanahu wa Taala dilanggar. Dan apabila keharaman Allah Subhanahu wa Taala dilanggar, beliau tidak akan berhenti dari marahnya hingga beliau membalas karena Allah Subhanahu wa Taala. "35 Aisyah radhiyallahu anha juga berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah memukul pelayan, binatang ternak, atau barang lainnya dengan tangannya, kecuali saat beliau berjihad di jalan Allah."36 Anas radhiyalahu anhu.37 juga berkata, "Sepuluh tahun aku melayani Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam selama itu pula beliau tidak pernah berkomentar atas apa yang aku lakukan, 'Mengapa engkau lakukan itu?' Dan beliau juga tidak pernah berkata, 'Mengapa engkau tidak melakukannya?' jika aku lalai mengerjakannya.Dan apabila salah satu anggota keluarganya ada yang memarahinya, ia hanya berkata,, 'Biarkan saja..., andai sesuatu telah ditetapkan, niscayahal itu kanterjadi'. ³⁸
__
35. HR. Bukhari, Kitâb al-Anbiyâ, al-Adab, al-Hudud, dan al-Muhâribîn, jil.6, hlm.419. Muslim, Kitab al- Fadha il, Bab Mubâ'adatuh Shallallahu 'Alaihi Wasallam Li al-Atsâm, hadits no.2327. Abu Daud, Kitab al-Âdâb, hadits no.4785.
36. HR. Muslim ("Kitab al-Fadha'il, Bab Muba'adatuh Shallallahu 'Alaihi Wasallam Li al-Atsâm, hadits no.2328), Ahmad (al-Musnad, jil.6 hlm.32 dan 281) dan Abu Daud (Kitab al-Adab, hadits no.4786).
37. Anas ibn Malik ibn an-Nadhar al-Anshari, Abu Tsumamah, Abu Hamzah. Pembesar Sahabat yang sekaligus pelayan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tercatat sebanyak 2286 hadits yang diriwayatkan darinya. Sahabat yang lahir di Madinah sudah memeluk Islam ketika masih kanak-kanak. Kemudian, beliau melayani sampai wafat. Beliau pindah ke Damaskus kemudian ke Bashrah dan meninggal di sana, tahun 93 H. (Lihat, Thabaqat Ibn Sa'ad, jil.7, hlm. 17. Al-Isti'ab, hlm. 108. Siyar A'lam an-Nubala, jil.3, hlm.395. At-Alâm, jil.3, him.24).
38. HR. Bukhari ("Kitab al-Adab", "Bab Husn al-Khuluq", jil. 10, hlm. 383) Muslim ("Kitab al-Fadha'il", hadits no. 2309), Abu Daud (hadits no. 4774), dan Tirmidzi (Sunan at-Tirmidzi, hadits no. 2016 dan asy- Syama il al-Muhammadiyyah, hadits no. 338)
▬▬▬▬▬▬•◈•✿•◈•▬▬▬▬▬▬