Kilas Kajian - Jangan Takut Dengan Masa Depan
Kita ini manusia selama kita hidup kita ini hanya berpindah dari satu masalah ke masalah yang lainnya, kita nggak bakal terbebaskan dari sebuah masalah kecuali ketika kita sudah diwafatkan oleh Allah Ta'ala
rasa takut yang dimiliki oleh seorang manusia itu sifatnya wajar rasa takut dijelaskan oleh para ulama itu terbagi menjadi dua yaitu,
Yang Pertama, "Rasa takut berkaitan tentang hal-hal dunia"
Yang Kedua, "Rasa takut berkaitan tentang hal-hal akhirat"
Apa diantaranya, "takut ustadz kalau ana sudah nikah nanti ana kasih makan apa istri sama anak-anak", "Takut nikah, takut nggak bisa menjalankan kewajiban sebagai seorang suami", "takut untuk punya anak, sudah nikah takut punya anak kenapa ana takut belum bisa menjadi seorang ayah yang baik, karena itu belum mau punya anak".
Yang terjadi dari sebagian orang ketika mereka itu kerja mencari nafkah di tempat yang haram, di tempat yang di dalamnya terdapat kezaliman, riba, mengambil harta orang lain dan lain-lain. Dia nggak mau keluar dari tempat kerja tersebut, kenapa? nanti keluarga ana dikasih makan apa?. Ada yang kerja di tempat yang halal Alhamdulillah, cuma lingkungannya toxic, benar-benar merusak luar biasa. Orang-orang di sekitarnya circle-nya bukannya mendukung dia untuk menjadi orang yang lebih baik, tapi malah gembosin dia terus. Waktunya salat, bukannya teman-temannya mendukung malah ikut mengakhir-akhirkan salat, malah ikut nongkrong nongkrong sampai malam. Bahkan nggak sedikit dari teman-teman circle-nya tersebut yang ngajak untuk dugem, ngajak untuk mabuk-mabukan, orang ini nggak mau keluar dari kantor itu, nggak mau keluar dari circle seperti itu kenapa? Karena nanti cari kerja di mana lagi susah cari kerja sekarang!
Model ketakutan seperti ini kalau masih dalam batas wajar nggak ada masalah, tetapi ketika sudah mengorbankan diri sendiri, mengorbankan agamanya, mengorbankan kehormatannya, maka di situlah letak masalahnya. Rasa takutnya kemudian seakan-akan mengalahkan rasa berharap dia kepada kasih sayangnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala, orang-orang yang memiliki ketakutan-ketakutan tersebut terhadap masa depannya, terhadap apa yang terjadi nanti. Mereka itu memiliki beberapa persamaan, "banyak di antara mereka yang jauh dari Allah", "dia nggak kenal siapa Rabb-nya", "dia nggak tahu bagaimana sih kemampuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala", dia nggak tahu sama sekali!. Yang kemudian ketidaktahuan tersebut menjerumuskan dia kepada kemalasan untuk beribadah, dan kemudian kemalasan untuk beribadah menjerumuskan dia kepada dirinya menjadi suuzdon kepada Allah.
Padahal Allah dalam Al Quran mengatakan tentang orang-orang yang teguh, orang-orang yang tidak pernah merasa takut sama sekali. Allah katakan bahwasanya Allah menetapkan hati orang-orang yang beriman dan juga yang beramal saleh dengan apa?, dengan perkataan yang teguh yaitu perkataan "Laa ilaaha illallah". Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang memberikan keteguhan hati, gara-gara dia berpegang dengan apa? berpegang dengan "Laa ilaaha illallah".
Alla Ta'ala berfirman,
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةُِۚ ࣖ
Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. (Q.S. Ibrahim 27)
Kaidah dasar dalam menghadapi setiap masalah adalah dua firman Allah Subhanahu Wa Ta"ala, diantaranya di Al Quran surat At Talaq
Allah berfirman,
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah
maka Allah akan memberikan kepadanya Jalan keluar". (Q.S At-Talaq 2)
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ
"Dan memberikan kepadanya rezeki
dari Jalan yang tidak disangka sangka". (Q.S. At-Talaq 3)
kemudian ayat yang berikutnya, masih dalam surat At-Talaq, Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman,
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan membuat urusannya menjadi mudah". (Q.S. At-Talaq 4)
Ustadz Abu Fahd Ega, Lc Hafizahullah
@abufahd_ega