لقد تعلّمت العقيدة 20 عامًا ودرّستها وعلّمتها للناس 20 عامًا أُخرى
"Aku telah belajar ilmu aqidah selama 20 tahun dan mengajarkan kepada orang-orang ilmu tersebut selama 20 tahun pula.
فلمّا أذّن المؤذن للجهاد وذهبنا لملاقاة العدو إذا بي أولي دبري هاربًا مع صوت الرصاص والمدافع
Lalu ketika dikumandangkan panggilan untuk berjihad aku pun turut serta, tapi baru mendengar rentetan tembakan dan dentuman bom nyaliku pun langsung ciut dan aku menjadi yang pertama kali mundur ke belakang.
وحزنت لنفسي كثيرًا كيف أنا العالِم الكبير أهرب مع أول مواجهه ويفتّ في عضدي كل ما أؤمن به وربيّت عليه الناس من عقيده وثبات لله
Aku pun sangat bersedih, bagaimana mungkin aku yang dikenal sebagai seorang sebagai ulama besar tapi malah kabur dari medan perang?
Seperti lenyap begitu saja semua yang telah aku ajarkan kepada manusia dari ilmu keyakinan dan keteguhan di jalan Allah.
حتى أخذت أُصلّي طوال الليل أسال الله الإخلاص والثبات واعتذرت إلى الله ما فعلت
Sampai akhirnya aku melaksanakan sebuah shalat malam yang panjang dan aku memohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan aku meminta ampunanNya dari apa yang telah aku lakukan karena telah lari dari medan perang.
ثم يممت وجهي ناحية العدو وقاتلتهم وحدي فترة حتى ولوّا هاربين من أمامي
Sampai kemudian aku diberi kesempatan lagi untuk bisa berhadapan dengan musuh, aku serang mereka dan aku dapati mereka justru yang lari tak mampu berhadapan denganku.
فعلمت وقتها أن ما بيني وبين الله هو إيماني وتقواي وليس كتبي ودروسي وعلمي الشرعي
Sejak itulah aku menyadari bahwa hubunganku dengan Allah hanyalah iman dan takwa, bukan tentang banyaknya kitabku, jam terbang pengajaranku dan juga ilmu-ilmuku."