Uus Rusad
Bangkit dalam bahagia adalah menelusuri jejak hati untuk ditata supaya belajar bersyukur. Sementara bangkit dalam kondisi menderita dan terpuruk, adalah bukti naluri manusia itu percaya adanya sang pengatur dirinya, untuk belajar pasrah agar jiwa sabar menjadi kekuatan mengubah keadaan yang membuatnya menderita dan terpuruk.
Kebangkitan merupakan kondisi mutlak yang harus selalu ada dalam kondisi bahagia atau menderita untuk mengingatkan kesadaran bahwa manusia tak punya daya dan upaya tanpa kehendak dan kuasaNya.
Ketika bangkit dalam bahagia itu menandakan bahwa dunia bukan tempat menikmati hasil keringat, tapi tempatnya proses untuk tetap bergerak menujuNya, sampai tiba waktunya manusia menghadapNya dengan hati yang selamat, pasrah, dan ridho bahwa hidupnya hanya dariNya, untukNya, dan bersamaNya.
Ketika bangkit dalam kondisi menderita itu menandakan bahwa dunia itu tempat kepedihan, bukan tempat kebahagiaan. Dengan kesadaran bahwa hidup itu derita, maka manusia akan mencari siapa yang akan menjadi satu-satunya penjamin pemberi kenikmatan dalam deritanya. Dengan kesadaran itu, ia akan mengerti, deritanya adalah pembersihan untuk menghadapNya dalam keadaan tenang dan bahagia.
Bangkit itu hakekatnya adalah kasih sayangNya. Siapa yang punya kesadaran untuk bangkit, hakekatnya Dia sedang menurunkan kasih sayangNya untuk dirinya agar bisa mengenalNya.
Bangkit itu adalah tiada daya untuk menjalankan ketaatan dan tiada upaya untuk menjauhi pembangkangan kecuali hanya Dialah sendiri yang berkuasa.
Bangkit itu pada akhirnya adalah tunduknya akal, naluri, lahir dan batin manusia untuk bergerak menujuNya, hanya menujuNya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Wallahu alam.
https://t.me/SastraPembebasan