Sastra Pembebasan @sastrapembebasan Channel on Telegram

Sastra Pembebasan

@sastrapembebasan


Kumpulan para pecinta sastra yg bukan hanya mencintai keindahan tapi ingin mengembalikan kehidupan Islam

Sastra Pembebasan (Indonesian)

Selamat datang di Sastra Pembebasan! Channel ini adalah tempat berkumpulnya para pecinta sastra yang tidak hanya mencintai keindahan kata-kata, tetapi juga memiliki minat dalam mengembalikan kehidupan Islam ke dalam karya sastra. Sastra Pembebasan menjadi wadah bagi para penulis, pembaca, dan penggemar sastra Islam untuk berbagi ide, cerita, dan inspirasi yang dapat memperkaya pemahaman tentang kehidupan dan nilai-nilai Islam dalam dunia sastra

Siapa yang dapat bergabung dengan Sastra Pembebasan? Siapapun yang memiliki minat dalam sastra, Islam, dan keinginan untuk menjelajahi karya-karya sastra yang mengangkat nilai-nilai Islam dapat bergabung dengan channel ini. Tidak hanya sebagai tempat untuk berdiskusi, Sastra Pembebasan juga memberikan ruang bagi para anggotanya untuk berbagi karya-karya sastra mereka sendiri atau merekomendasikan karya sastra yang relevan dengan tema yang diusung

Apa yang bisa Anda harapkan dari Sastra Pembebasan? Dengan bergabung di channel ini, Anda akan mendapatkan akses ke berbagai ulasan buku, rekomendasi bacaan, diskusi mengenai sastra Islam, serta informasi seputar kegiatan sastra yang dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman Anda. Selain itu, Sastra Pembebasan juga menjadi tempat yang inspiratif untuk mengekspresikan ide dan perasaan melalui tulisan, baik dalam bentuk cerpen, puisi, maupun esai

Jadi, jika Anda adalah seorang pecinta sastra yang ingin menjelajahi dunia sastra Islam dan memahami lebih dalam tentang kehidupan yang diinspirasi oleh nilai-nilai Islam, bergabunglah dengan Sastra Pembebasan sekarang juga! Mari berbagi inspirasi, pengetahuan, dan cinta terhadap sastra Islam bersama-sama di channel ini. Selamat bergabung, sahabat!

Sastra Pembebasan

22 Jan, 07:51


Merasa Soleh itu salah. Merasa salah itu Soleh. Merasa pintar itu bodoh. Merasa bodoh itu pintar. Merasa kaya itu miskin. Merasa miskin itu kaya. Merasa berkuasa itu tak berdaya. Merasa tak berdaya itu berkuasa. Merasa punya segalanya itu tak punya segalanya. Merasa tak punya segalanya itu punya segalanya. Setiap yang selalu merasa itu adalah manusia yang tak tahu diri. Dan setiap yang selalu tak merasa itu adalah manusia yang belajar merasa untuk tahu siapa dirinya dan siapa hakekat yang memiliki dirinya. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

22 Jan, 07:49


Adab Lebih Tinggi dari Ilmu VS Ilmu Lebih Tinggi dari Adab?
Uus Rusad

Adab lebih tinggi daripada ilmu itu berlaku bagi mereka yang secara dohir telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat/umat sebagai orang yang berilmu.

Sedangkan ilmu lebih tinggi dari adab, berlaku bagi mereka yang belum memiliki pengakuan dari masyarakat/umat sebagai orang berilmu.

Jangan sampai salah penempatan. Orang yang tidak berilmu menuduh orang yang berilmu tapi belum beradab sebagai orang yang tercela.

Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu menghukumi orang awam sebagai orang rendah karena ketiadaan ilmu pada dirinya.

Belajarlah untuk tahu posisi dan selalu mawas diri, agar tidak mudah untuk saling mencela, merendahkan dan saling menyalahkan.

Ketika merasa sebagai orang awam, maka hormatilah orang yang berilmu, terlepas orang berilmu itu punya adab atau tidak.

Begitu juga sebagai orang yang merasa punya kapasitas keilmuan, jangan sampai mudah memvonis orang lain bodoh dan rendah.

Jika setiap diri tahu posisi dan tahu diri, tentunya orang awam dan orang berilmu sama-sama akan terus belajar adab dan belajar menuntut ilmu.

Intinya, ilmu itu pondasinya adab. Adapun adab adalah buah dan bukti apakah seseorang itu punya ilmu atau tidak.

Dari sudut pandang proses, ilmu harus lebih dahulu dicari dan ada pada diri seseorang. Sedangkan adab merupakan buah dari ilmu yang benar menurut ajaran agama. Sehingga kita tidak akan mudah memvonis seseorang sebagai orang bodoh atau orang yang tidak beradab.

Orang yang punya ilmu yang benar menurut agama, pasti ia akan beradab dan tidak mudah menuduh orang lain bodoh. Dan orang yang benar/jujur merasa diri awam tidak akan mudah menuduh orang lain tidak beradab dan tidak akan merendahkan harga diri orang yang berilmu, terlepas orang berilmu itu punya adab atau tidak.

Itulah indahnya ketika orang berilmu ataupun orang awam sama-sama selalu belajar tahu diri, mawas diri, dan sadar posisi. Wallahu alam.

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

22 Jan, 07:48


بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Sepi Menuju Sunyi (1)
Uus Rusad

Sedih itu ketika menengok ke belakang. Sedangkan takut itu saat menatap ke depan. Adapun saat berdiam diri tunduk ke bawah dan kadang tengadah ke atas, ada tiga isyarat untuk ditanamkan dalam hati.

Pertama, ketika berdiam diri hadirkanlah syukur dan sabar. Syukur itu untuk berterimakasih atas segala kebaikanNya selama hidup sampai saat nafas syukur berhembus. Sabar itu haruslah hadir ketika harap tak sesuai kenyataan saat nafas dihirup.

Kedua, tunduk ke bawah mengisyaratkan dan menginsyafkan diri itu di cipta dari tanah. Diri adalah hambaNya yang tak punya kuasa sedikitpun untuk berkuasa mengendalikan hidup sendiri.

Ketiga, tengadah ke atas menawarkan hati agar sadar akan kemahtinggian dan kemahakuasaanNya untuk jadi sandaran diri untuk tetap meminta dan bergantung hanya padaNya.

Itulah uraian singkat kesadaran akal ketika
memasuki hidup antara hari kemarin, hari esok, dan hari ini.

Bagaimana akal harus bekerja sungguh-sungguh untuk tetap tunduk pada maha kuasaNya, dan akal harus tetap menempuh kausalitas hidup untuk menanamkan arti bahwa hidup itu harus punya rasa, yaitu rasa sadar diri, rasa merasakan kehadiranNya, dan rasa yang selalu rindu untuk menemukan arti hakekat siapa diri dan siapa hakekat yang menciptakan diri.

Inilah gerbang awal untuk berjalan menempuh jalan yang sepi peminat dan sepi dari pamer eksistensi sebagai manusia dunia. Bersambung

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

17 Nov, 05:35


Lagu ini muncul berbarengan dengan aku yang menggembala kambing punya nenekku selama kurang lebih 3 tahun, dan kambingnya aku jual untuk biaya masuk pesantren.

Sastra Pembebasan

10 Apr, 02:59


Yang benar-benar bahagia, yang pura-pura bahagia, yang sedang menderita, yang sedang bersedih, yang banyak dosa, yang banyak taat, yang banyak menyia-nyiakan hidup, yang Soleh, yang salah, yang setengah Soleh setengah salah, dan semua keadaan hati kaum muslimin di hari ini, Allah karuniakan semuanya kebahagiaan dan kegembiraan. Semoga seluruh umat Nabi Muhammad Saw., kelak di Yaumul hisab mereka bahagia dan gembira sebagaimana mereka gembira dan bahagia hari ini, hari Iedul Fitri, aamiin...
https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

10 Feb, 14:37


https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

17 Jan, 06:07


Puncaknya kesepian adalah hadirnya Tuhan dalam kesadaran diri. Titik rendahnya kesepian ketika mahluk dan segala keinginan diri tak hadir di sampingnya. Sedangkan pertengahan tangganya kesepian antara merindukanNya dan merindukan selainNya. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

17 Jan, 06:03


Tauhid itu meniadakan diri, menghadirkan Allah. Bertauhid itu sederhananya, pikiran, ucapan, perbuatan, dan hati kita berjamaah merasakan hadirnya Allah dan menjadikanNya sebagai satu-satunya tempat bergantung untuk menghilangkan rasa keakuan dalam hidup. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

14 Jan, 07:40


Ketika dalam kehidupanmu sering kali manusia datang dan pergi darimu. Ketahuilah, engkau tidak tahu, belum serius, atau lupa menuju Allah, dan Allah menginginkan dirimu belajar bahwa yang setia itu hanya Allah dan yang benar-benar menyayangimu itu hanya Allah. Sedangkan manusia hanyalah ujian cinta dan setiamu pada Allah. Jika cintamu palsu pada Allah, maka Allah akan menggerakkan manusia untuk menyakitimu. Dan ketika engkau tidak setia pada Allah, maka manusia akan mengkhianatimu. Manusia akan selalu datang dan pergi. Sementara Allah selalu menunggumu penuh rasa sayang saat engkau pergi dariNya, dan Allah akan menyambut penuh cinta saat engkau kembali padaNya. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

17 Dec, 06:55


Jika mengenalNya adalah jalan yang manis, mudah, dan penuh keriangan, tentu sudah banyak peminatnya. Sayang, mengenalNya adalah jalan yang terjal, penuh kepahitan dan tak lekang dari derita dan air mata. Hanya pejuang yang tahu diri sejatinya, yang mampu bertahan sampai tiba waktunya berada dihadiratNya. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

12 Nov, 08:46


Tiada itu ketundukkan. Ada itu pembangkangan. Selama merasa ada dan mampu mengadakan, selama itu pula diri sedang menikmati ketiadaan dalam pandangan Dia yang Maha Ada. Sebaliknya, selama diri belajar merasa tiada, selama itu pula diri menuju kesadaran haikiki bahwa yang ada hanya Dia. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

13 Sep, 05:57


Jangan katakan, "Aku telah berdzikir, tapi Allah belum juga memberi". Tapi, katakanlah, "Allah telah memberiku dzikir". Ketika Allah memberi karunia seluas bumi hingga ke arsyNya pada seorang hamba, namun Allah tak memberinya sesaatpun si hamba tersebut untuk mampu berdzikir, ketahuilah, bahwa si hamba tersebut hakekatnya adalah manusia yang paling miskin. (Syaikh Gaber al-Bagdhadi)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

21 Aug, 04:11


Sungguh berat jika tanpa pertolonganNya untuk menjadi manusia yang sadar bahwa dirinya tidak tahu apa-apa, tidak punya apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Selama hidup masih "aku"nya yang mengendalikan lahir dan batinnya, selama itu pula penghambaan padaNya hanyalah wujud penipuan pada diri sendiri, dan selama itu pula akan sulit mengenalNya dan mengenal dirinya sendiri. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

31 Jul, 01:33


Obat marah itu salah satu caranya dengan belajar menumbuhkan kesadaran, ketika kita marah pada seseorang, maka hakekatnya, Allah sedang marah pada diri kita. Lantas, senangkah kita jika Allah memarahi kita? Tentunya, orang yang masih punya iman pada Allah dan hari akhir akan takut untuk marah. Memang berat kesadaran tersebut dibiasakan, tapi itulah salah satu cara kita belajar mendapatkan ridhoNya saat kita marah. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

31 Jul, 01:18


Semakin sungguh-sungguh kita belajar mengenal diri, semakin banyak kita mengingatNya, semakin sedikit teman kita, dan semakin besar tumbuhnya benih-benih cinta pada mahlukNya. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

16 Jun, 07:05


Tidak ada keuntungan apapun kalau kita kehilangan dzikrullah. Dan tidak ada kerugian apapun di dunia dan akhirat selama hidup kita ada dzikrullah. Jika kita merasa lebih bahagia mendapatkan harta berlimpah yang Allah karuniakan dibanding saat Allah karuniakan pada kita untuk bisa dzikrullah, itu artinya kita masih jauh meyakini bahwa akhirat adalah kehidupan hakiki dan dunia kehidupan fana.
Yaa Rabb, ampuni atas dusta imanku selama ini. Yaa Rabb, kasihanilah diriku yang selalu tertipu indahnya dunia. رب اغفرلي وارحمني

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

31 May, 13:04


Sebelum daun kering yang jatuh dari ranting, ia pernah berbuat baik sebagai penghasil oksigen. Namun sering kali kita hanya menganggap sampah tak berguna. Begitulah kita sering melihat yang terlihat buruk daripada melihat yang baik di balik yang nampak buruk terhadap luar diri kita. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

21 May, 04:57


Salah satu ciri hati yang terhijab, yaitu ketika melihat ciptaan Allah, ia hanya melihat ciptaanNya semata. Begitu juga salah satu ciri hati yang sudah diangkat hijabnya oleh Allah, ketika mata dohir melihat ciptaan dan perbuatan mahlukNya, maka mata hatinya hanya melihat Allah semata. Dengan hati yang telah diangkat hijabnya oleh Allah, maka saat menyeru manusia kepada Islam, maka mata dohirnya melihat manusia, tapi mata hatinya melihat Allah. Hingga dakwahpun hidup karena dorongan cinta yang lahir dari mata batinnya, bukan mata dohirnya. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

21 May, 02:30


Serulah kaum muslimin pada ajaran Islam untuk membangkitkan dan menaikkan imannya, bukan untuk memancing naik darahnya! Ajaklah pada Islam karena cinta, sebagaimana Rasulullah Saw mencintai umatnya, bukan karena semata kita merasa berada di jalan yang benar dan orang yang diseru berada di jalan yang salah! Sebab sikap itulah, salah satunya dakwah sering kali berujung mereka yang diseru naik darah, bukan naik iman dan takwanya.(Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

20 May, 02:04


Sifat dasar manusia yg selamanya melekat selama hidup di dunia adalah jahil, fakir, dan lemah. Jika ada manusia yang merasa paling pintar, paling kaya, dan paling berkuasa, berarti dia lupa dua hal, pertama ia lupa siapa dirinya, dan dia lupa siapa yang memberinya kepintaran, kekayaan, dan kekuasaan. Ingatlah segala yang diberi bisa jadi akan diambil jika tidak pandai bersyukur, dan segala yang melekat pada diri manusia tetap ada, yaitu semua manusia tetap posisinya sebagai si jahil, si fakir, dan si lemah. (Uus Rusad)

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

22 Apr, 06:17


Sebesar apapun aku berharap bisa mencintaiMu, tetap saja cintaku nol, cintaku nihil eksistensi, kosong substansi. Karena mencintaiMu adalah pemberianMu, bukan kuasaku mencintaiMu. Jika sampai detik ini aku tak bisa sedetikpun mencintaiMu, maka karuniakanlah padaku untuk selalu tahu diri dan tahu Dirimu. Tanpa karuniaMu, cintaku hanyalah nafsu dan keakuan, sebagai hijab paling tebal yang menjadikanku tak mampu merasakan sedetikpun bahwa hakekatnya Engkau tak henti mencintaiku, cintaMu telah, sedang, dan akan selamanya Engkau berikan padaku.

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

13 Apr, 02:57


Rasa memiliki adalah pintu gerbang derita. Jika belajar merasa bahwa semua milikNya, maka perlahan derita itu berkurang sampai masuk pada titik rasa bukan siapa2 dan tak punya apa2..

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

06 Apr, 01:23


Kita tidak diwajibkan untuk bahagia di dunia. Kita hanya dipinta oleh Allah untuk menjadi HambaNya semata. Jika hidup di dunia kita fokus menjadi hambaNya semata, maka Allah pasti menjamin kita bahagia, dan kita tidak akan lagi sibuk mengejar kebahagiaan diri, tapi kita akan sibuk untuk selalu berusaha membahagiakan banyak orang. (Uus Rusad)
#nasehatuntukdiri
#berhentimencaribahagia
#hanyaallahpemilikbahagia

https://t.me/SastraPembebasan

Sastra Pembebasan

13 Mar, 00:20


Sering kali takdir itu "mentertawakan" ambisi, cita dan harapan manusia yang hidupnya hanya menggantungkan pada kekuatan diri, tapi selalu pura-pura beriman pada takdir. (Uus Rusad)
#waktunyabelajartawakal

https://t.me/SastraPembebasan