Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah @sahabatilmu Channel on Telegram

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

@sahabatilmu


Berisi Faedah-faedah Kajian Ilmu

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah (Indonesian)

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah adalah sebuah channel Telegram dengan username @sahabatilmu yang berfokus pada berbagai faedah-faedah kajian ilmu terkait Qur'an dan Sunnah. Channel ini merupakan tempat yang sangat cocok bagi para penggemar ilmu agama Islam yang ingin mendalami pemahaman tentang Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad SAW.nnDengan bergabung di channel Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah, Anda akan memiliki akses ke berbagai informasi dan pengetahuan yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang ajaran Islam. Mulai dari tafsir Al-Qur'an, hadis-hadis Rasulullah SAW, hingga pelajaran-pelajaran keagamaan lainnya, semua dapat Anda temukan di sini.nnPara pengelola channel ini adalah para ahli ilmu agama Islam yang memiliki keahlian dalam memahami dan menjelaskan isi Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi. Dengan demikian, Anda dapat mempercayai keakuratan informasi yang disajikan di channel ini.nnTidak hanya itu, dengan bergabung di Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah, Anda juga akan menjadi bagian dari komunitas yang sama-sama berusaha untuk meningkatkan keimanan dan keilmuan dalam agama Islam. Anda dapat berdiskusi, bertukar pikiran, serta saling memberikan motivasi dan dukungan dengan anggota lainnya.nnJadi, jika Anda adalah seorang pencari ilmu agama Islam yang ingin mendalami lebih dalam pemahaman tentang Qur'an dan Sunnah, Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah adalah pilihan yang tepat. Bergabunglah sekarang dan jadilah bagian dari komunitas yang berorientasi pada peningkatan ilmu dan keimanan Anda.

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

22 Nov, 22:17


Dalam perjalanan hidup kita, seringkali muncul perasaan bahwa diri kita lebih baik, terutama setelah mempelajari ajaran agama. Kita merasa puas, seolah kita lebih paham, lebih taat, dan lebih mulia dibandingkan orang lain. Namun, sering kali kita lupa bahwa kita juga memiliki banyak dosa dan kelemahan.

Walaupun kita memiliki pengetahuan, seberapa jauh kita benar-benar mengamalkannya? Kesucian, kebaikan, atau kehebatan bukanlah hal yang bisa kita tentukan sendiri; hanya Allah yang mengetahui hakikat diri kita yang sebenarnya.

Jika kita merenung sejenak, kita mungkin sering merasa bangga dengan ibadah yang kita lakukan, tetapi di balik itu, dosa-dosa besar dan kecil terus membayangi kita. Mungkin kita dipuji oleh orang lain karena mereka hanya melihat penampilan luar kita. Namun, jika mereka mengetahui keburukan yang kita sembunyikan, apakah pujian itu akan tetap ada?

Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, penting bagi kita untuk selalu rendah hati dan lebih fokus pada kekurangan diri daripada mencari-cari kesalahan orang lain. Kita perlu melakukan introspeksi, mengakui kelemahan, dan berusaha memperbaiki diri tanpa membandingkan diri dengan orang lain.

Dengan hati yang tulus dan sikap yang rendah hati, kita bisa lebih dekat kepada Allah. Semoga nasihat ini dapat menjadi refleksi bagi kita semua. Mari kita berusaha menjadi hamba yang jujur pada diri sendiri, mengakui kekurangan, dan dengan sungguh-sungguh mencari keridhaan-Nya.

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

22 Nov, 05:16


Ubahlah dgn Taubat Nasuha...

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

15 Nov, 23:43


“Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan pelindung segala urusanku. Perbaikilah urusan duniaku yang merupakan tempat aku mencari kehidupan. Perbaikilah urusan akhiratku yang merupakan tempat aku kembali. Jadikanlah kehidupanku ini sebagai tambahan segala kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai istirahat bagiku dari segala keburukan.”

(HR. Muslim)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa beramal yang terbaik di sisa kehidupan kita untuk meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.

_Wallahua'lam bishawab_

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

15 Nov, 23:43


*MUHASABAH*

*_MANUSIA SEHEBAT APAPUN PERANNYA DI DUNIA MEMILIKI KETERIKATAN DENGAN AJAL_*

Saudaraku,
Kehidupan dunia ini hanyalah memiliki tiga hari: _Hari kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya._
_Hari esok, kita mungkin tak akan pernah menemuinya._
_Hari ini, itulah yang kita miliki, maka beramal yang terbaiklah di hari ini._

“Jika kita berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika kita berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehat kita sebelum datang sakit kita. Manfaatkanlah waktu hidup kita sebelum datang mati kita.”

(HR. Bukhari)

Saudaraku,
Sejarah telah memaparkan drama panjang perjalanan hidup manusia. Setiap manusia, sehebat apapun perannya di dunia memiliki keterikatan dengan ajal, yakni waktu harus berhentinya peran dan habisnya waktu sang pemerannya...

Allah Azza wa Jala Sang Pencipta kehidupan memberikan penilaian siapakah para pemeran terbaik yang terpilih dan layak untuk ditiru agar pemeran berikutnya juga mendapat apresiasi berhadiahkan ridha dan surga-Nya.

"Manusia-manusia terpilih" dimaksud adalah orang-orang yang sepanjang sejarah dipuji Allah Azza wa Jalla sebagai layak contoh, mulai dari manusia dan nabi pertama, Adam, sampai pada nabi terakhir Islam, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ (33) ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (34)

"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat di masa mereka masing-masing, yaitu satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

(QS. Ali Imran: 33 - 34)

Secara tegas menyebut Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, keluarga Imran, Maryam (Ibu Nabi Isa) sebagai orang yang dipilih Allah Azza wa Jalla. Di antara para nabi ada lima nabi yang dipuji sebagai pemilik kesabaran ( _ulul azmi_) yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad, dan dua nabi sebagai teladan terbaik, yakni Ibrahim dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam...

Saudaraku,
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melihat dan mengetahui setiap hati hamba-hamba-Nya, kemudian memilih hati tersuci untuk dipilih menjadi teladan. Kerisauan jiwa kebanyakan disebabkan permainan pikiran yang selalu was-was, selalu mengkhawatirkan kejadian-kejadian "tidak enak" yang akan menimpa...

Orang tidak tenang karena membuang-buang energi untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok hari, lusa, setahun kemudian atau masa depannya. Ketakutan itu karena khawatir nasibnya tidak beruntung. Padahal kejadian buruk yang dikhawatirkan itu belum tentu dialaminya...

Orang-orang yang mempunyai ketajaman mata hati akan selalu berpegang pada firman Allah Azza wa Jalla,

...وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ...

"Barangsiapa yang mau bertawakal kepada Allah, pasti Dia akan mencukupi kebutuhannya."

(QS. Ath-Thalaq: 3)

Dengan begitu ia tidak sibuk mengurusi urusan Allah Azza wa Jalla yang dia sendiri tidak pernah mengetahuinya, apakah benar-benar terjadi atau tidak pada dirinya...

Allah Azza wa Jalla berfirman,

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

"Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian wahai manusia siapa di antara kalian yang paling baik amalnya. Dia Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun yang bisa mengalahkan-Nya, Maha Pengampun atas dosa-dosa hamba-Nya yang bertobat kepada-Nya."

(QS. Al Mulk: 2)

Saudaraku,
Marilah kita memanjatkan doa sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam,

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

06 Nov, 03:41


Wanita diperbolehkan menjadi Pemimpin?

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

02 Nov, 04:35


ردود منهجيـ☟ــة:
🛑 الفرق بين الجدال والنقاش والمراء 🍂

🚩للعلامة فقيه الزمان / محمد بن صالح العثيمين - رحمه الله :

🔷 الســؤال:
كيف نفرق بين الجدال والمناقشة، ومتى تخرج المناقشة من كونها مناقشة إلى كونها جدالاً

الجــواب :
❒ الجدال هو المناقشة أو أن المناقشة أعم، والجدال هو: أن الإنسان يجادل من أجل أن يغلب خصمه، والمناقشة: يستفهم ويستطلع المعنى والعلم وما أشبه ذلك، لكن الجدال إذا كان مراءً هذا هو المحرم، إذا كان المقصود بالجدال أن ينتصر لنفسه بحق أو بباطل فهذا لا يجوز. أما إذا كان الجدال يصل إلى الحق ويبطل الباطل فهذا حق مأمور به. فعندنا الآن مراء وجدال ومناقشة. المراء: أن يجادل لينتصر قوله. الجدال: أن يجادل لانتصار الحق. المناقشة: قد يكون يناقش مع أستاذه لأجل أن يتبين له العلم، ويتبين له وجه الحكم، هذا أيضاً لا بأس به. وإلى هنا ينتهي هذا اللقاء لأنه أذن، نسأل الله أن ينفعنا بما علمنا. إن شاء الله تعالى إلى اللقاء الذي بعد رمضان وصيام الست إن شاء الله ❒

📮المصدر:
📚 سلسلة لقاءات الباب المفتوح
لقاء الباب المفتوح [223]مساوئ الأخلاق

🔊 رابــط المقطـع الصــوتــي :
[ http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_223_28.mp3
http://cutt.us/WRFgL ]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Arti:

Perbedaan antara
-Jidal=debat,
-Niqos=diskusi, dan
-Miro'=debat yang penting menang tidak peduli benar atau salah.

Pertanyaan:

Bagaimana membedakan antara Jidal dan Munaqosah dan kapan munaqosah keluar menjadi jidal ?

Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rahimahullah menjawab :

Jidal/debat itu adalah munaqosah/diskusi atau munaqosah itu lebih umum,

Jidal=Yaitu seseorang berdebat untuk mengalahkan lawan bicaranya.

Munaqosah= Meminta kepahaman, bertanya makna sesuatu atau ilmu dan semisal itu,

Akan tetapi Jidal jika menjadi miro' maka ini haram, jika tujuan jidal untuk membela dirinya baik benar atau salah maka ini tidak boleh.

Adapun jika Jidal sampai kepada kebenaran dan menghancurkan kebatilan, maka ini adalah benar dan diperintah demikian.

Maka sekarang jelas ada miro', jidal, munaqosah.

Miro'= Berdebat untuk membela pendapat pribadi(benar atau salah).

Jidal= Berdebat untuk membela kebenaran.

Munaqosah= Kadang-kadang diskusi bersama ustadznya untuk kejelasan suatu ilmu, dan kejelasan suatu hukum, maka ini juga tidak mengapa.

Liqo Bab maftuh [223]

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

12 Sep, 21:45


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Di dalam berusaha kita harus mengawalinya dengan do'a agar usaha kita juga bernilai ibadah, sebab do'a itu adalah ibadah, selain sebagai simbol merendah dan butuh kepada Alloh. Dan Alloh punya hak prerogatif untuk mengabulkan atau menolak do'a.

Agar do'a kita terkabul hendaknya disertai dengan amalan-amalan, di antaranya :

1. Bersedekah di mana sedekah memiliki ganjaran berupa balasan dalam bentuk rizqi berlipat dari Alloh

2. Membantu melepaskan kesulitan orang lain sebab Alloh telah berjanji akan menolong seorang hamba yang menolong orang lain

3. Mendo'akan kebaikan bagi orang lain tanpa sepengetahuannya, sebab para Malaikat akan mendoakan hal yang sama (kebaikan) kepada orang yang mendo'akan kebaikan tersebut

4. Jangan berpikir membantu orang lain membuat diri sendiri jadi semakin repot dengan sebab merasa urusan pribadi tertunda

5. Perbanyak amalan-amalan ibadah yang sunnah dan tetap menjaga amalan yang wajib jangan sampai ditinggalkan

6. Jangan terlalu menghiraukan ucapan orang banyak semisal bahwa kunci sukses di tempat kerja adalah punya orang dalam

والله أعلم
_
🌐 https://t.me/tarbiyatu/420

💯

Shahabat Ilmu Qur'an was Sunnah

03 Sep, 22:20


BIOGRAFI ULAMA ABU DZAR AL-GHIFARI.pdf