1๏ธโฃโ
๐ PENASARAN BERUJUNG TENDANGAN
Para salaf terdahulu, mereka adalah keajaiban dunia dalam hal kekuatan hafalan dan kemapanan ilmu. Tak perlu diuji dan tak butuh divalidasi, kisah-kisah tentang mereka sudah cukup sebagai bukti akan hal ini.
Ada sebuah kisah menarik tentang seorang murid di zaman salaf yang penasaran dan ingin menguji kekuatan hafalan gurunya.
๐ Ahmad bin Manshur Ar-Ramadi mengisahkan:
โAku pernah keluar bersama Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma'in dalam perjalanan menuju Abdurrazzaq As-Shan'ani untuk mempelajari hadits. Sepulangnya kami dari Shanโa menuju Kufah, Yahya bin Maโin berkata, โAku ingin menguji Abu Nuโaim (Al-Fadhl bin Dukain, guru kita).โ
โซ๏ธ Mendengar hal itu, Ahmad bin Hambal segera menegur, โJangan lakukan itu! Beliau adalah seorang yang tsiqah (terpercaya).โ Namun, Yahya tetap bersikeras, โAku tetap harus mengujinya.โ
Yahya pun menyiapkan rencana. Ia mengambil kertas dan menulis 30 hadits yang diriwayatkan oleh Al-Fadhl. Lalu, ia menambahkan pada setiap sepuluh hadits satu hadis yang bukan dari periwayatannya.
๐ Dengan itu, kami mendatangi rumah Al-Fadhl. Saat pintu diketuk, beliau keluar, lalu kami duduk di atas dikkah โbangku panjang dari tanahโ yang terletak di depan rumah. Imam Ahmad duduk di sisi kanan Al-Fadhl, Yahya Ibnu Main di sisi kirinya, sementara aku duduk di bawah.
Ibnu Main memulai membaca hadits-hadits itu. Ketika sampai pada hadits ke-11, Al-Fadhl segera berkata, โIni bukan haditsku, coret hadits ini.โ
Yahya melanjutkan membaca sepuluh hadits berikutnya. Namun, saat ia membaca hadits ke-11 yang kedua, Al-Fadhl kembali menegaskan, โIni bukan haditsku, coret pula yang ini.โ
โ Ketika Yahya membaca sepuluh hadits terakhir, dan sampai pada hadits ke-11 yang ketiga, wajah Al-Fadhl berubah. Beliau tampak marah dan menatap tajam Yahya bin Maโin, lalu berkata dengan tegas, โAdapun orang ini (sambil menunjuk Ahmad bin Hambal), ia adalah seorang yang waraโ dan jauh dari perbuatan seperti ini. Sedangkan orang ini (sambil menunjukku), kecil kemungkinannya untuk melakukan hal semacam ini. Tetapi, perbuatan ini pasti berasal darimu, wahai Yahya!โ
Al-Fadhl pun berdiri, mengayunkan kakinya, dan menendang Yahya hingga terpental ke belakang tempat duduk. Beliau kemudian masuk ke dalam rumah tanpa berkata apa-apa lagi.
โ ๏ธ Imam Ahmad menoleh kepada Yahya bin Maโin seraya berkata, โBukankah sudah kukatakan padamu bahwa Al-Fadhl adalah seorang yang tsiqah?โ Ibnu Ma'in menjawab, โDemi Allah, tendangan Al-Fadhl ini lebih berharga bagiku daripada seluruh perjalanan safarku ke Shanโa.โ
Semoga Allah merahmati mereka semua.
Sumber: Siyar A'lamin Nubala, 10/149
๐ Faedah dars Manzhumah al-Baiquniyyah bersama Fadhilatusy Syaikh Abbas al-Jaunah ๐ง๐ผ di Markiz Aisyah.
โโโโโโโ
#kisah #ulama #hadis
๐ต https://t.me/rihlahthalabulilmi