┏﷽🗓 *KAJIAN RABU PAGI* ━━┓
Rabu, 27 Syaban 1446 H
26 Febuari 2025 M
┗━━━━━━━━━━━━━━━━🕌📚┛
*AL-AF'IDAH*
Oleh : Ahmad Fatoni
( Dosen pendidikan bahasa Arab FAI UMM )
Salah satu karunia terbesar yang Allah SWT berikan kepada manusia ialah potensi dan kemampuan untuk berpikir, merasa, mencandra, dan lain sebagainya. Sebagaimana firman-Nya, "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." [Qs An-Nahl: 78]. Setelah manusia lahir, maka karunia tersebut semakin berkembang dan mengembangkan dirinya dalam kehidupan.
Karena itu, manusia senyatanya selalu bersyukur atas segala karunia Allah SWT, baik berupa akal yang mampu memikirkan tentang kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesalahan, maupun halal dan haram. Sementara melalui pendengaran dan penglihatan, manusia dapat mengenali dunia sekitarnya, mempertahankan hidupnya, hingga menjalin hubungan dengan sesama manusia. Cara mensyukurinya bisa dilakukan dengan mengimani keesaan Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Kendati demikian, alangkah sedikitnya manusia yang menyadari atas segala karunia Allah. Manusia umumnya menganggap bahwa apa yang ada dalam dirinya itu seolah bukan pembe-rian Allah dan sedikit dari mereka yang mau ber-syukur. Allah SWT menegaskan, "Katakanlah: 'Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur." [Qs Al-Mulk: 23]
Menurut M Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, makna dari kata 'al-af'idah dalam surat An-Nahl ayat 78 di atas jalah bentuk ja-mak dari fu'ad yang artinya aneka hati. Dalam kamus Lisan al-'Arab, istilah al-fu'ad memiliki akar kata fa-a-da yang dimaknai sebagai al-qalb Istilah tersebut dalam Al-Qur'an telah membentuk paling tidak dua macam derivasi yaitu al-fu'ad dan al-af'idah. Dan kedua derivasi itu menunjuk pada satu makna yaitu hati.
Adapun fungsi al-fu'ad menurut sebagian ulama, yaitu sebagai penglihatan (ar-ru'ya) sehingga seringkali hati juga disebut memiliki mata yaitu mata hati. Dimensi al-fu'ad inilah yang mampu melihat hakikat dari tanda-tanda penciptaan Allah berupa ilmu pengetahuan, ke-mudian dimensi al-qalb yang mengetahui manfaat dari ilmu tersebut. Jadi antara dimensi al-fu'ad dan al-qalb saling bersinergi dalam upaya mengetahui dan memikirkan ayat-ayat Allah.
Dalam konteks ilmu pengetahuan, al-fu'ad adalah dimensi hati yang mampu mengambil pelajaran dan manfaat dari penglihatannya sehingga al-qalb mampu merasakan manfaat suatu ilmu tertentu. Jika al-fu'ad tidak mampu melihat atau mengetahui, maka al-qalb pun tidak dapat merasakan manfaat dari ilmu itu. Kedekatan antara al-qalb dan al-fu'ad sama halnya dengan kedekatan antara konsep Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang sama-sama memiliki akar makna kasih sayang, Namun beduanya menunjuk pada makna yang umum dan khusus.
____✒️
*'Kajianmuh' Official*
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
_Dukung dakwah kami dengan follow, like dan share akun kami:_
Fanspage FB Kajianmuh :
https://www.facebook.com/kajianmuhammadiyah1/
Nashrun minallahi wa fathun qarieb