🌷Faidah dari Halaqah Mu’allimat bersama Ustadzah Fathimah Husein hafizhahallah🌷
Ada dzikir yang sangat penting, yang selayaknya kita baca di pagi dan sore hari..
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَالَ لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ؛ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وكُتِبَتْ لَهُ مِئَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِئَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزاً مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِي ، وَلَمْ يَأتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ أكْثَرَ مِنْهُ
“Barangsiapa mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya) dalam sehari seratus kali, itu sama pahalanya dengan membebaskan sepuluh hamba sahaya dan dituliskan untuknya seratus kebaikan, serta dihapuskan dari dirinya seratus kejelekan (dosa). Dzikir itu juga penjaga dirinya dari gangguan setan pada hari itu sampai sorenya. Dan tidak ada seorang pun yang datang membawa amal yang lebih baik daripada yang ia bawa, kecuali ada orang yang beramal lebih banyak daripada dirinya.”
Dzikir ini sebaiknya kita baca di pagi dan sore hari, kalau kita tidak bisa membacanya 100x, minimal kita usahakan baca 10x di pagi hari dan 10x di sore hari.
Kalau tidak bisa membaca dzikir ini dalam sekali duduk, maka boleh dibagi-bagi, misal pagi kita baca 10x, siang 10x, sore 10x dan seterusnya sampai selesai 100x.
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa, orang yang membaca dzikir di atas, tetap akan dapat keutamaan yang sama baik dia membaca dzikir tersebut dalam sekali duduk atau dibagi-bagi waktunya, yang terpenting dia baca 100x. Tapi yang lebih utama, dibaca dalam sekali duduk.
Ustadzah hafizhahallah membawakan kisah, ada orang yang disembuhkan dari sihir melalui wasilah baca dzikir ini, karena beliau senantiasa membaca dzikir ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan salah satu keutamaannya, “Dia akan terlindungi dari syaitan.”
Dan sihir ini merupakan perbuatan yang erat kaitannya dengan jin dan syaitan, maka ketika seseorang membaca ayat kursi dan dzikir ini insyaallah ia akan terjaga dari sihir, ‘ain, hasad.
Setelah menjelaskan dzikir tadi, ustadzah mengingatkan kepada kita,
Seorang mukmin dikatakan sebagai manusia yang diberkahi ketika mereka menuntut ilmu, kemudian mereka amalkan dan juga menyebarkan faidah ilmu yang ia dapat, ke keluarganya(terutama anak-anaknya), muridnya, dan ke sosial media yang dimiliki.
Dan zakatnya ilmu adalah dengan menyebarkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.”
Dan ketika kita menyampaikan faidah ilmu kepada orang lain, kita akan mendapatkan pahala yang semisal dari apa yang orang lain tersebut amalkan. Misal kita ajarkan 100 orang, maka ketika mereka mengamalkan, kita akan dapat pahala dari 100 orang yang mengamalkan tersebut.
—
Ada 3 point penting yang seharusnya para guru berikan kepada murid-muridnya di kelas.
1. Waqofah tajwidiyah, bagaimana kita ajarkan kepada mereka tajwid, misal bagaimana kita membaca kata السماء, kita jelaskan di sini apa jenis madnya, jelaskan bagaimana kita membaca kata tersebut, jelaskan infitahnya, tidak dibaca dengan imalah(miring). Intinya jelaskan masalah tajwid sehingga mereka bisa paham tajwid dengan baik.
2. Waqofah iimaniyyah, misal murid kita membaca ayat
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”
Kita jelaskan kepada mereka apa makna ayat ini, apa yang Allah perintahkan dari ayat ini? Berdzikir, kemudian kita jelaskan, apa keutamaan dzikir? apa pahala dari dzikir? Dll.