Belajar Tauhid @belajartauhidofficial Channel on Telegram

Belajar Tauhid

@belajartauhidofficial


Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi yang ada bermanfaat bagi kita semua.
.
Link e-Book & e-Paper Belajar Tauhid: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid
.
Salam 'alaikum

Belajar Tauhid (Indonesian)

Selamat datang di Chanel Belajar Tauhid! Chanel ini didedikasikan untuk pembelajaran dan pemahaman tentang konsep tauhid dalam agama Islam. Dengan bergabung dengan chanel ini, Anda akan mendapatkan berbagai materi yang mendalam dan bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang tauhid.

Melalui Chanel Belajar Tauhid, Anda akan dapat mengeksplorasi beragam topik terkait tauhid, mulai dari konsep dasarnya hingga aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Materi-materi yang disajikan di chanel ini dirancang untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Anda seputar ajaran tauhid.

Untuk memperkaya pemahaman Anda, kami juga menyediakan e-Book & e-Paper Belajar Tauhid yang dapat diakses melalui tautan berikut: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid. Dengan memiliki akses ke materi-materi ini, Anda dapat belajar secara lebih mendalam dan terstruktur tentang tauhid.

Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi-materi yang kami sajikan dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Mari tingkatkan pemahaman dan keimanan kita bersama-sama. Salam 'alaikum.

Belajar Tauhid

21 Nov, 23:24


Ibnu Taimiyah menuturkan,

‏وطالب الرئاسة ولو بالباطل ترضيه الكلمة التي فيها تعظيمه وإن كانت باطلا، وتغضبه الكلمة التي فيها ذمه وإن كانت حقا، والمؤمن ترضيه كلمة الحق له وعليه، وتغضبه كلمة الباطل له وعليه؛ لأن الله تعالى يحب الحق والصدق والعدل ويبغض الكذب والظلم

"Orang yang menginginkan kekuasaan/kepemimpinan, meski dengan menempuh hal yang batil, akan senang dengan ucapan yang menyanjungnya meski itu tidak benar; dan akan marah dengan ucapan yang mencelanya meski itu benar.

Sedangkan orang beriman akan merasa senang dengan ucapan yang benar, baik yang mendukung maupun yang merugikannya; dan akan marah dengan ucapan yang batil, baik yang mendukung maupun yang merugikannya; karena Allah Yang Maha Tinggi mencintai kebenaran, kejujuran, dan keadilan, serta membenci kebohongan dan ketidakadilan."

Sumber: Majmu' al-Fatawa 1/599

#nasihat

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

21 Nov, 07:28


Dialog Internal untuk Berbuat Kebajikan

Seringkali dalam hati orang beriman terjadi dialog internal dengan dirinya sendiri; terdapat keinginan untuk melakukan banyak kebaikan yang tidak dapat ia laksanakan.

Hatinya sibuk dengan harapan untuk bisa melakukan kebaikan, cita-cita untuk beramal shalih, kerinduan untuk melakukan kebaikan dan kebajikan; ia berdialog dengan jiwanya perihal ketaatan, silaturahmi, sedekah, ibadah, serta ilmu dan pengajarannya.

Seluruh dialog internal ini merupakan keimanan, ketaatan, dan upaya untuk meraih kedekatan dengan Allah (qurbah).

Oleh karena itu, dalam kamus orang beriman hanya ada dua 2 hal, yaitu mengeksekusi kebaikan dan mencita-citakannya.

Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuturkan,

مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ

"Setiap orang yang meninggal, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak membisikkan jiwanya untuk berjihad, maka ia meninggal di atas satu cabang kemunafikan.”

Dalam al-Mufhim, al-Qurthubi menjelaskan,

فِيهِ مَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ مَنْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ عَمَلِ الْخَيْرِ فَيَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَعْزِمَ عَلَى فِعْلِهِ إِذَا تَمَكَّنَ مِنْهُ وَأَنْ يَنْوِيَهُ، فَيَكُونُ ذَلِكَ بَدَلًا مِنْ فِعْلِهِ فِي تِلْكَ الْحَالِ . فَأَمَّا إِذَا أَخْلَى نَفْسَهُ عَنْ ذَلِكَ الْعَمَلِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا عَنْ نِيَّتِهِ ; فَذَلِكَ حَالُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَعْمَلُ الْخَيْرَ ، وَلَا يَنْوِيهِ

"Kandungan hadits ini menunjukkan bahwa setiap orang yang tidak dapat melakukan kebaikan seharusnya bertekad dan berniat untuk melakukannya ketika ia mampu, sehingga hal  itu bisa menjadi pengganti dari amalannya dalam kondisi tersebut.

Namun, jika ia membebaskan dirinya dari amal tersebut, baik secara lahir, maupun secara batin meski sekadar berniat; maka itulah kondisi munafik yang tidak melakukan kebaikan dan tidak pula berniat untuk melakukannya."

Sumber: https://t.me/bilgasem/846

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

21 Nov, 07:01


Apakah hamba perlu bertaubat dari ketaatan yang dilakukan?

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

وتوبة الإنسان من حسناته على أوجه:

أحدها: أن يتوب ويستغفر من تقصيره فيها.

والثاني: أن يتوب مما كان يظنه حسنات ولم يكن كحال أهل البدع.

والثالث: يتوب من إعجابه ورؤيته أنه فعلها وأنها حصلت بقوته وينسى فضل الله وإحسانه وأنه هو المنعم بها.

وهذه توبة من فعل مذموم وترك مأمور.

ولهذا قيل: تخليص الأعمال مما يفسدها أشد على العاملين من طول الاجتهاد

"Seorang perlu bertaubat dari kebaikan yang dilakukannya karena ditinjau dari sejumlah alasan:

Alasan pertama: Dia perlu bertaubat dan memohon ampun atas kekurangan dalam melakukannya.

Alasan Kedua: Dia perlu bertaubat dari tindakan yang dianggapnya sebagai kebaikan tetapi sebenarnya bukan, seperti keadaan orang-orang yang berbuat inovasi dalam agama.

Alasan Ketiga: Dia perlu bertaubat dari rasa bangga dan anggapan bahwa dialah yang melakukan kebaikan itu dan bahwa itu terjadi karena kekuatannya, serta melupakan karunia dan kebaikan Allah, dan bahwa Dialah yang memberikan nikmat untuk berbuat kebajikan tersebut.

Ini adalah taubat dari perbuatan tercela dan pengabaian perintah.

Oleh karena itu, ada pernyataan, bagi orang yang beramal, melakukan amal yang berat itu lebih ringan daripada membersihkan amal dari apa yang merusaknya."

Sumber: Majmu' Fatawa 11/687

#nasihat

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

20 Nov, 06:24


العاقل يفكّر كل يوم في مستقبله الدائم في الآخرة، فيصبح وهمّه الاستقامة على الطريق الذي يحبه الله ويرضاه،

فيحافظ على الفرائض،

ويجتنب المحرمات،

ويكفّ أذاه عن الناس،

ويستكثر من الخير،

ويُديم الذّكر كيلا تنسيه زينةُ الدنيا لقاء ربه،

ويستغفر ما بين ذلك من سهوه وزلّته؛ فيعيش مطمئنا، صابرا، قويا، متوكلا، سعيدا، ثابتا، غير شحيح ولا جبان.

وهذه هي الحياة التي من حُرِمَها فقد حُرِم.

"Orang yang cerdas selalu memikirkan masa depannya yang abadi di akhirat; sehingga ia berusaha untuk tetap berada di jalan yang dicintai dan diridhai oleh Allah.

Dia menjaga pelaksanaan berbagai kewajiban

Dia menjauhi berbagai larangan

Dia menahan diri dari menyakiti orang lain

Dia memperbanyak perilaku kebajikan

Dia rutin berdzikir agar tidak terlena oleh perhiasan dunia sehingga melupakan pertemuan dengan Allah

Dia memohon ampun atas kelalaian dan kesalahannya; sehingga ia hidup dengan tenang, sabar, kuat, tawakkal, bahagia, teguh, tidak kikir dan tidak pengecut.

Inilah kehidupan yang jika terlewatkan oleh seseorang, sungguh ia telah merugi."

Syaikh Ahmad Yusuf Al-Sayyid

Sumber: https://t.me/Qutooff/29682

Ya Rabb, anugerahi kehidupan seperti itu kepada kami. Aamiin.

#nasihat

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

18 Nov, 12:36


اعلم أنَّ الحزن مِن عوارض الطريق، ليس من مقامات الإيمان ولا من منازل السائرين. ولهذا لم يأمر اللَّه به في موضع قطّ، ولا أثنى عليه، ولا رتَّب عليه جزاءً وثوابًا. بل نهى سبحانه عنه في غير موضع، كقوله تعالى: ﴿وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ﴾ [آل عمران: ١٣٩]

"Ketahuilah bahwa kesedihan adalah salah satu penghalang di jalan menuju Allah. Kesedihan bukanlah termasuk derajat keimanan ataupun persinggahan yang disinggahi para pejalan menuju keridhaan Allah.

Oleh karena itu, Allah tidak pernah memerintahkan untuk bersedih dalam satu ayat pun, tidak pula memujinya, dan tidak mengaitkannya dengan ganjaran atau pahala. Bahkan, Allah melarangnya di berbagai tempat, seperti firman-Nya,

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." [QS. Ali Imran:139]"  [Ibnu al-Qayyim dalam Thariq al-Hijratain 2/607]

#nasihat

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

17 Nov, 10:43


Siapa yang hatinya dipenuhi dengan cinta kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, tidak akan menemukan ruang untuk yang lain.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata ketika membandingkan antara Yusuf 'alaihi as-salam dan istri Al-Aziz,

والرسل ﷺ بعثوا لتقرير الفطرة وتكميلها لا لتغيير الفطرة وتحويلها وإذا كان القلب محبا لله وحده مخلصا له الدين لم يبتل بحب غيره أصلا، فضلا أن يبتلى بالعشق. وحيث ابتلي بالعشق فلنقص محبته لله وحده. ولهذا لما كان يوسف محبا لله مخلصا له الدين لم يبتل بذلك بل قال تعالى: {كذلك لنصرف عنه السوء والفحشاء إنه من عبادنا المخلصين} . وأما امرأة العزيز فكانت مشركة هي وقومها فلهذا ابتليت بالعشق وما يبتلى بالعشق أحد إلا لنقص توحيده وإيمانه وإلا فالقلب المنيب إلى الله الخائف منه فيه صارفان يصرفانه عن العشق).

Para rasul 'alaihim as-salam diutus untuk meneguhkan dan menyempurnakan fitrah, bukan untuk mengubah atau mengganti fitrah tersebut.

Jika hati mencintai Allah semata dan mengikhlaskan peribadatan kepada-Nya, niscaya ia tidak akan teruji dengan cinta kepada selain-Nya, apalagi diuji dengan cinta terlarang (al-'isyq).

Jika seseorang diuji dengan cinta terlarang, itu berarti karena kurangnya kadar cinta kepada Allah semata. Oleh karena itu, ketika Yusuf mencintai Allah dan mengikhlaskan peribadatan kepada-Nya, dia tidak diuji dengan hal itu, bahkan Allah berfirman,

كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

"Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih." [QS. Yusuf:24]

Adapun istri Al-Aziz, dia adalah seorang musyrik bersama kaumnya, oleh karena itu dia teruji dengan cinta terlarang.

Tidak ada yang teruji dengan cinta terlarang kecuali dikarenakan tauhid dan keimanan yang minim.

Jika tidak, hati yang kembali kepada Allah dan takut kepada-Nya, memiliki dua penghalang yang akan menjauhkannya dari cinta terlarang." [Majmu' al-Fatawa 10/135]

Betapa jauhnya kami. Maafkan dan ampuni kami ya Rabb!

#tauhid

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

17 Nov, 08:05


Apakah Kisah Al-Quran Hanya Sekadar Alegori

Belajar Tauhid

17 Nov, 04:40


DAMPAK AKHLAK BURUK TERHADAP PIHAK YANG BERBEDA PENDAPAT

Imam Abu Hamid Al-Ghazali rahimahullah (w. 505 H) berkata,

التعصب سبب يرسخ العقائد في النفوس، وهو من آفات علماء السوء

فإنهم يبالغون في التعصب للحق، وينظرون إلى المخالفين بعين الازدراء والاستحقار فتنبعث منهم الدعوى بالمكافأة، والمقابلة والمعاملة، وتتوفر بواعثهم على طلب نصرة الباطل، ويقوى غرضهم في التمسك بما نسبوا إليه،

ولو جاؤوا من جانب اللطف والرحمة والنصح في الخلوة لا في معرض التعصب والتحقير لأنجحوا فيه

ولكن لما كان الجاه لا يقوم إلا بالاستتباع، ولا يستميل الأتباع مثل التعصب واللعن والشتم للخصوم، اتخذوا التعصب عادتهم والتهم وسموه ذبًا عن الدين ونضالاً عن المسلمين، وفيه على التحقيق هلاك الخلق، ورسوخ البدعة في النفوس.

"Fanatisme adalah penyebab yang membuat suatu akidah (bid'iyah) bisa mengakar di dalam jiwa, dan sikap itu adalah salah satu penyakit para ulama yang buruk.

Mereka berlebih-lebihan dalam fanatisme terhadap kebenaran, dan memandang pihak yang berbeda pendapat dengan pandangan merendahkan dan menghina, sehingga muncullah dari mereka tuntutan untuk membalas, melawan, dan menyikapi; sehingga dorongan mereka untuk mencari dukungan bagi kebatilan semakin kuat, dan tujuan mereka untuk berpegang pada apa yang dinisbatkan kepada mereka semakin menguat.

Seandainya ulama itu datang dengan kelembutan, kasih sayang, dan nasihat dalam kesendirian dan bukan dalam konteks fanatisme dan penghinaan, pasti mereka akan sukses.

Namun, karena kedudukan tidak dapat berdiri kecuali dengan keberadaan pengikut, dan tidak ada yang dapat menarik pengikut kecuali melalui fanatisme, kutukan, dan penghinaan terhadap lawan, mereka menjadikan fanatisme sebagai kebiasaan dan tuduhan dan menyebutnya sebagai pembelaan terhadap agama dan perjuangan bagi umat Islam, padahal sungguh di dalamnya terkandung upaya membinasakan orang lain dan menguatkan bid'ah di dalam jiwa (pihak yang berbeda pendapat)."

Sumber: Ihya' Ulum ad-Din (40/1); dikutip dari al-Khilaf wa al-Munazharah

#adab

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

16 Nov, 12:31


*PERBEDAAN KEEMPAT*
Perkara tasyabbuh lebih berbahaya daripada tidak melaksanakan mukhalafah dalam hal yang diperintahkan untuk melakukan mukhalafah, karena perintah untuk melakukan mukhalafah bisa jadi bersifat anjuran, sementara teks-teks yang melarang tasyabbuh berkonsekuensi pengharaman.

Larangan terhadap tasyabbuh dan perintah untuk melakukan mukhalafah saling berkaitan, dari segi makna secara umum.

Larangan terhadap tasyabbuh mengharuskan perintah untuk melakukan mukhalafah, dan perintah untuk melakukan mukhalafah mengharuskan larangan terhadap tasyabbuh dan tidak boleh menyamai.

Oleh karena itu, salah satu dari keduanya dapat digunakan untuk menyatakan yang lain.

*HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN LARANGAN TASYABBUH*
Larangan terhadap tasyabbuh bil kuffar terdapat pada:
1- Akidah mereka;
2- Ibadah mereka;
3- Hari raya mereka; dan
4- Kebiasaan mereka dan penampilan mereka yang terlihat.

Maka keempat hal ini adalah hal yang berkaitan dengan larangan tasyabbuh.

Berkaitan dengan akidah, hari raya, dan ibadah, maka hal tersebut sudah jelas akan larangannya.

Sedangkan berkaitan dengan kebiasaan dan penampilan yang terlihat, maka yang terlarang adalah hal yang merupakan ciri khas mereka.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Abdullah bin Amru ketika melihatnya mengenakan dua pakaian berwarna kuning,

إن هذا من ثياب الكفار فلا تلبسها

"Sesungguhnya pakaian ini adalah pakaian orang kafir, maka janganlah kamu memakainya." (HR. Muslim).

Dalam Shahih al-Bukhari, Umar radhiallahu ánhu berkata,

إياكم والتنعم وزي أهل الشرك

"Hati-hatilah kalian dari kehidupan mewah dan pakaian orang-orang musyrik." (HR. Al-Bukhari).

Prof. Dr. Sulaiman ad-Dubaikhiy

Sumber: https://t.me/sulaiman_Al_Dubaikhi/438

Belajar Tauhid

16 Nov, 12:31


*ANTARA LARANGAN TERHADAP TASYABBUH DAN PERINTAH MELAKUKAN MUKHALAFAH*

Hakikat tasyabbuh bil kuffar adalah:

مضاهاة المسلم للكافرين في شيء من عقائدهم، أو عباداتهم، أو أعيادهم، أو فيما يختصون فيه من عادات

“Seorang muslim berupaya menyerupai orang-orang kafir dalam beberapa aspek dari keyakinan mereka, ibadah mereka, hari raya mereka, atau dalam hal non-ritual (adat) yang menjadi ciri khas mereka.” [lihat: Buku: Mn Tasyabbaha bi Qaumin Fa Huwa Minhum karya Dr. Nashir Al-Aql hal. 11; Mazhahir at-Tasyabbuh bi al-Kuffar karya Asyraf Barqa’an (26); dan al-Waqiyah min at-Tasyabbuh bi al-Kuffar karya Utsman Dukuri]

Dalam topik ini, ada dua hal yang harus diperhatikan.

*Pertama* : Larangan untuk menyerupai orang kafir (selanjutnya disebut tasyabbuh).

*Kedua* : Perintah untuk menyelisihi orang kafir (selanjutnya disebut mukhalafah).

Di antara keduanya ada perbedaan, di antaranya adalah sebagai berikut:

*PERBEDAAN PERTAMA*
Perbedaan dari segi esensi.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tasyabbuh adalah tindakan seorang muslim yang menyerupai salah satu ciri khas orang kafir, sehingga dianggap sebagai bagian dari mereka.

Adapun mukhalafah lebih umum dari tasyabbuh dari satu sisi, dimana seorang muslim sengaja melakukan suatu perbuatan yang tidak dilakukan oleh orang kafir, dengan tujuan menyelisihi mereka, seperti mengubah warna uban tanpa menggunakan warna hitam.

Mukhalafah ini bisa terjadi meskipun tidak diawali dengan tasyabbuh, dan ketiadaan mukhalafah tidaklah melazimkan terjadinya tasyabbuh. Perintah untuk melakukan mukhalafah bisa saja dalam hal yang dianjurkan, seperti mewarnai uban.

Dengan demikian, seorang yang tidak mewarnai uban tidak bisa dinyatakan telah terjatuh dalam tasyabbuh yang terlarang dengan pelarangan yang bernilai haram (nahyu at-tahrim), tetapi dia tidak menjalankan sunnah untuk melakukan mukhalafah terhadap orang kafir; sementara sebaliknya ketiadaan tasyabbuh melazimkan terjadinya mukhalafah.

*PERBEDAAN KEDUA*
Perbedaan dari segi hukum.

Tasyabbuh terlarang, dan asal dari larangan adalah haram, yang bisa berujung pada kekufuran (menurut salah satu pendapat).

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lainnya dengan sanad yang shahih dari Nabi shallallahu álaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

من تشبه بقوم فهو منهم

"Siapa yang meniru suatu kaum, maka dia termasuk mereka."

Ibn Taimiyah berkata,

هذا الحديث أقل أحواله أن يقتضي تحريم التشبه بهم، وإن كان ظاهره يقتضي كفر المتشبِّه بهم، كما في قوله: {وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ}

"Hadis ini paling tidak menunjukkan bahwa menyerupai orang kafir adalah haram, meskipun zhahir hadits menunjukkan kekufuran bagi yang menyerupai mereka, seperti dalam firman-Nya,

وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ

“Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” [QS.Al-Maidah:51] [al-Iqtida' (1/241)].

Adapun mukhalafah merupakan hal yang diperintahkan, bisa menjadi wajib atau sunnah.

*PERBEDAAN KETIGA*
Perbedaan dari segi tuntutan secara umum.

Tuntutan dari tasyabbuh adalah meninggalkan.

Tuntutan dari mukhalafah adalah melakukan.

Dalam Ash-Shahihain, Nabi shallallahu álaihi wa sallam bersabda,

إن اليهود والنصارى لا يصبغون فخالفوهم

“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nasrani tidak mewarnai rambut mereka, maka selisihilah mereka dengan mewarnai rambut).”

Dalam Sunan Abu Dawud, Nabi shallallahu álaihi wa sallam bersabda,

خالفوا اليهود فإنهم لا يصلون في نعالهم ولا في خفافهم

“Selisihilah orang Yahudi, karena mereka tidak melaksanakan shalat dengan menggunakan sandal dan sepatu mereka).”

-bersambung-

Belajar Tauhid

14 Nov, 23:25


من آداب المخالف مع مخالفه: التواضع ولين الجانب؛ فلا يتعامل مع مخالفة بالزهو والتكبر، فضلاً عن السخرية والاستهزاء بقوله، ولا يحط من قدرة لاختياره رأيًا مخالفًا، أو التشنيع عليه بما لا يقول به أو يلتزمه؛ لأن مقتضى العلم النافع الانكسار لله تعالى، ولين الجانب مع عباده

"Salah satu etika berhadapan dengan orang yang berbeda pendapat adalah bersikap rendah hati dan bersikap lembut; tidak seharusnya menyikapi perbedaan pendapat dengan keangkuhan dan kesombongan, apalagi dengan mengejek dan merendahkan ucapannya; serta tidak merendahkan kemampuan seseorang karena memilih pendapat yang berbeda, atau mencemoohnya dengan hal-hal yang bukan menjadi perkataan dan konsekuensi perkataannya, karena esensi dari ilmu yang bermanfaat adalah merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Tinggi, dan bersikap lembut terhadap hamba-hamba-Nya." [Al-Khilaf wa al-Munazharah hal. 97, Itsra al-Mutun]

#adab

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

14 Nov, 09:33


Karena masalah perceraian dan perpisahan antara pasangan suami istri adalah hal yang berat bagi jiwa dan seringkali diwarnai dengan ketegangan dan tarik-menarik, maka dalam surat ath-Thalaq diulang-ulang penyebutan terkait jalan keluar, kemudahan, pahala, dan harapan terhadap perubahan keadaan, serta dorongan untuk beriman kepada takdir Allah.

Perhatikanlah akhir-akhir ayat surat ath-Thalaq dan hukum-hukumnya.

Allah ta'ala berfirman,

لَا تَدۡرِی لَعَلَّ ٱللَّهَ یُحۡدِثُ بَعۡدَ ذَ ٰ⁠لِكَ أَمۡرࣰا

"Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru." [QS. Ath-Thalaq:1]

Allah ta'ala berfirman,

قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَیۡءࣲ قَدۡرࣰا

"Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." [QS. Ath-Thalaq:3]

Allah ta'ala berfirman,

وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا

"Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya." [QS. Ath-Thalaq:2]

Allah ta'ala berfirman,

وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ یُسۡرࣰا

"Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya." [QS. Ath-Thalaq:4]

Allah ta'ala berfirman,

وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یُكَفِّرۡ عَنۡهُ سَیِّـَٔاتِهِۦ وَیُعۡظِمۡ لَهُۥۤ أَجۡرًا

"Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan memperbesar pahala baginya." [QS. Ath-Thalaq:5]

Allah ta'ala berfirman,

سَیَجۡعَلُ ٱللَّهُ بَعۡدَ عُسۡرࣲ یُسۡرࣰا

"Allah kelak akan menganugerahkan kelapangan setelah kesempitan." [QS. Ath-Thalaq:7]

Sebagian ulama merekomendasikan untuk melakukan ruqyah dengan membaca surat ath-Thalaq karena di dalamnya terdapat pengulangan tentang jalan keluar dan kemudahan bagi setiap masalah yang dihadapi.

Dr. Muhsin al-Mathiriy

Sumber: https://t.me/qanattafsirwatadabor/2555

#tadabbur

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

12 Nov, 22:58


المرأةُ النَّاجِحةُ هيَ التِي تُهدِي الأُمَّةَ جِيلاً يَستَخرِجُ العِلمَ مِن دَفَائِنِ الكُتُبِ و أسرَارِهَا و يَعمَلُ علىٰ تَثقِيفِ المُجتَمَعِ و إنَارَةِ عُقُولِهم ..

و لَيسَت التِي خُدِعَتْ بِشِعارَاتٍ ذَاعَ صِيتُهَا و لَمَعَ بَريقُهَا تحتَ مُسمَّى الحَضَارةِ العَالمِيةِ المُعَاصِرة

"Wanita yang sukses adalah yang memberikan kepada umat suatu generasi yang dapat menggali ilmu dari khazanah buku-buku dan rahasia-rahasianya serta bekerja untuk mendidik masyarakat dan menerangi pikiran mereka...

Mereka bukanlah wanita yang tertipu oleh slogan-slogan yang terkenal dan berkilau di bawah sebutan peradaban dunia kontemporer."

#wanitashalihah

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

11 Nov, 06:53


Tasyabbuh bil Kuffar dalam Pandangan Hanabilah

💡 Pertanyaan
Dalam Kasyaf al-Qina' tercantum redaksi,

(و) يكره للرجل (لبسه زي الأعاجم، كعمامة صماء ونعل صرارة للزينة) للنهي عن التشبه بالأعاجم

"(Dan) dimakruhkan bagi laki-laki (memakai pakaian orang asing, seperti surban yang tidak memiliki ujung atau ikatan; dan mengenakan sandal yang dihias untuk perhiasan) karena terdapat larangan untuk menyerupai orang asing (kafir)."

Apakah Hanabilah menganggap makruh ini sebagai makruh tanzih atau makruh tahrim?

💡 Jawaban
Dalam topik tasyabbuh bil kuffar, Hanabilah menilai haram sebagian tindakan tasyabbuh dan menilai makruh sebagian yang lain, karena hukum tersebut bergantung pada tingkat kesamaan dan ketidaksamaannya.

Apa yang disebutkan dalam pertanyaan ini merupakan nash dari Hanabilah yang menyatakan makruh; dan di bagian yang lain dalam Kasyaf al-Qina' disebutkan pengharaman tasyabbuh dengan nash berikut:

ولما صارت العمامة الصفراء والزرقاء والحمراء من شعارهم، حرم على المسلم لبسها) قاله الشيخ تقي الدين. لكن في الزرقاء والصفراء واضح، لا في الحمراء (والظاهر: أنه يجتزئ بها) أي: بالعمامة الزرقاء ونحوها، كالذي اعتاده اليهود ببلدنا (في حق الرجال عن الغيار ونحوه) كشد الزنار (لحصول التمييز الظاهر بها، وهو في هذه الأزمنة وقبلها كالإجماع؛ لأنها صارت مألوفة لهم، فإن أرادوا العدول عنها، مُنِعوا. وإن تَزَيَّا بها مسلم، أو علَّق صليبًا بصدره حَرُم) لحديث: «من تَشَبَّهَ بقوْمٍ فهو منهم». ويكون قولهم فيما تقدم: يُكره التشبه بزي أهل الكتاب ونحوهم، مخصوصًا بغير ما هنا. والفرق ما في هذه من شدة المشابهة

"Dan ketika surban kuning, biru, dan merah menjadi simbol mereka (orang kafir), maka haram bagi seorang muslim untuk memakainya) kata Sheikh Taqiyuddin (Ibnu Taimiyah); namun (keharamannya) jelas untuk yang surban biru dan kuning, (tapi) tidak untuk yang merah.

Menurut pendapat yang lebih tepat, ketidakbolehan tersebut terbatas pada penggunaan surban biru dan sejenisnya seperti yang sering digunakan oleh kaum Yahudi di negeri kami (dalam hal pakaian luar laki-laki dan sejenisnya); seperti halnya mengikat sabuk (untuk mendapatkan perbedaan yang jelas, dan pakaian tersebut pada zaman ini dan sebelumnya seperti konsensus; karena sudah menjadi kebiasaan bagi mereka, jika mereka ingin berpaling dari kebiasaan itu, mereka pun dilarang. Jika seorang muslim mengenakan pakaian itu, atau menggantung salib di dadanya, maka hal itu haram) berdasarkan hadis, "Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka".

Dan pernyataan mereka (Hanabilah) sebelumnya bahwa dimakruhkan menyerupai pakaian ahli kitab dan sejenisnya, khusus untuk selain apa yang dinyatakan di sini. Perbedaan (antara makruh dan haram) terletak pada tingkat tasyabbuh (penyerupaan) yang dilakukan."

Selesai kutipan.

Sumber: https://t.me/hnabla1444/624

Belajar Tauhid

10 Nov, 04:30


المرأة الصالحة جزء من سعادة المرء؛ لأنّ فيها صفات لا تتوفر إلا في الصّالحة من النّساء، كالإخلاص والنّصح و الصّدق، والأمانة، والوفاء، وحفظ المال، واحترام الزّوج، وصيانة العرض، وحسن التّربية للأولاد.

ثمّ إن صلاحها ينعكس على الأبناء غالبًا؛ لشدّة مباشرتها لهم، وعنايتها بهم، و توجيهها المستمر لهم، وهذا أيضًا من جملة السّعادة التي يجعلها الله عزّ وجل في الزّوجة الصالحة

"Wanita yang salehah adalah bagian dari kebahagiaan pria; karena di dalam dirinya terdapat sifat-sifat yang hanya terkumpul pada wanita yang salehah, seperti keikhlasan, ketulusan, kejujuran, amanah, kesetiaan, menjaga harta, menghormati suami, menjaga kehormatan, dan mendidik anak-anak dengan baik.

Kemudian, kebaikannya sering kali tercermin pada anak-anak; karena kedekatannya yang kuat dengan mereka, perhatian yang diberikan, dan bimbingan yang terus-menerus kepada mereka. Hal ini juga merupakan salah satu kebahagiaan yang Allah jadikan pada diri istri yang salehah."

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr dalam 'Asyru Rakaiz fi Tarbiyah al-Abna hal. 9

#wanitashalihah

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

09 Nov, 06:26


Allah ta'ala berfirman,

وَلَو عَلِمَ اللَّهُ فيهِم خَيرًا لَأَسمَعَهُم وَلَو أَسمَعَهُم لَتَوَلَّوا وَهُم مُعرِضونَ

"Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu)." [QS. Anfal: 23]

Ibnu Taimiyah menuturkan,

ودلت الآية على أنه ليس لكل من سمع وفقه يكون فيه خير; بل قد يفقه ولا يعمل بعلمه فلا ينتفع به فلا يكون فيه خيرًا ودلت أيضًا على أن إسماع التفهيم إنما يطلب لمن فيه خير فإنه هو الذي ينتفع به فأما من ليس ينتفع به فلا يطلب تفهيمه

"Ayat ini menunjukkan bahwa tidak setiap orang yang mendengar dan memahami memiliki kebaikan; bahkan seseorang bisa memahami tetapi tidak mengamalkan ilmunya, sehingga tidak mampu mengambil manfaat dan tidak memiliki kebaikan.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa memperdengarkan pengajaran hanyalah diperlukan bagi orang yang memiliki kebaikan, karena merekalah yang akan mengambil manfaat. Sedangkan bagi orang yang tidak mau mengambil manfaat, tidak perlu untuk diberikan pengajaran/pemahaman." [Majmu' al-Fatawa]

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

07 Nov, 05:43


تقوى الرجُلِ تبدأ من غضِّ البصر ،
وتقوى الْمراة تبدأ في عدم لفت النظر

"Ketakwaan seorang pria bermula dari menundukkan pandangan; dan ketakwaan seorang wanita bermula dari tidak menarik perhatian."

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

06 Nov, 14:50


Sering menyalahkan, mencela, dan memata-matai; akan membuat orang menjauh darimu dan menghindar untuk duduk bersamamu.

Hal yang sebaiknya dilakukan adalah menyeimbangkan antara pujian yang baik dan nasihat yang lembut.

Allah ta'ala berfirman,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu." [QS. Ali Imran:159]

Sumber: https://t.me/https3E/334

#tadabbur

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

05 Nov, 13:51


Di antara do'a Ali ibn Husain ibn Ali ibn Abi Thalib radhiallahu 'anhum adalah,

اللهم لا تكلني إلى نفسي فأعجز عنها، ولا تكلني إلى المخلوقين فيُضيِّعوني

Allohumma laa takilniy ilaa nafsiy fa a'jizu 'anha wa laa takilniy ilaa makhluuqiin fa yudhoyyi'uuniy

"Ya Allah, janganlah Engkau serahkan aku pada diriku sendiri, karena pastilah aku takkan mampu; dan janganlah Engkau serahkan aku kepada makhluk, karena pastilah mereka akan menyia-nyiakanku."

Siyar A'lam An-Nubala 396/4

#doa

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial

Belajar Tauhid

31 Oct, 22:22


النساء الحقيقيَّات لا يعالجن مشكلاتهن بالبُكاء،

لكن يربِّتن على قلوبِ صغارهن،
يعانقن أطفالِهن،
يختزلن حُزنهن في كعكةٍ،
في بيتٍ مُرتَّبٍ نظيفٍ،
وفي عائلةٍ دافئةٍ هانئة.

أعتقدُ أنَّ النساء خارقات!

هذه القوى السحريَّة التي تجعل كل شيءٍ حزين يمرن عليه، يصير لطيفًا هادئًا مؤنِسًا،
وكل خائفٍ يرفقن به، يصير آمنًا مطمئنًا آنسًا،

وكل أمرٍ يتخلَّله طيفٌ أنثوي، يغدو رقيقًا حنونًا طيِّبًا أبدًا.

"Perempuan sejati tidak menyelesaikan masalah mereka dengan menangis,

tetapi mengusap hati kecil mereka, memeluk anak-anak mereka, mengabadikan kesedihan mereka dalam sebuah kue, di rumah yang rapi dan bersih, dan dalam keluarga yang hangat dan bahagia.

Saya percaya bahwa perempuan itu luar biasa!

Kekuatan ajaib ini membuat segala sesuatu yang menyedihkan yang mereka lalui, menjadi lembut, tenang, dan menyenangkan, dan setiap ketakutan yang mereka dampingi, menjadi aman, tenang, dan menyenangkan,

dan setiap hal yang dilalui dengan sentuhan feminin, akan menjadi lembut, penuh kasih, dan baik selamanya."

#wanitashalihah

🌐 Channel Whatsapp Belajar Tauhid: https://t.ly/belajartauhid

🌐 Channel Telegram Belajar Tauhid: https://t.me/belajartauhidofficial