KARAKTER ORANG BERJUZ DIRI 23
Lam adalah huruf ke-23 (Hijaiyah). Dalam struktur ‘ain, ‘ain ke-23 dimaknai sebagai manusia (bayi). Indikasi awal dari karakter orang yang berjuz 23, ia tidak boleh melepaskan diri dan bergantung kepada orang lain. Biasanya ia sangat manja dan selalu ingin dilayani.
Seorang juz 23 bagaikan seorang yang baru lahir atau bayi. Oleh karena itu, ia memiliki kemanjaan psikologis, sehingga hidupnya selalu memerlukan kehadiran orang lain, yang bersedia membantu atau melindunginya. Seorang bayi tak dapat hidup tanpa seorang Ibu atau pengasuh. Oleh karena itulah, seorang juz 23 baru dapat menemukan dirinya secara utuh ketika ia berada di ”pangkuan” atau belaian orang lain.
Seorang Juz 23 mudah tertarik dengan seseorang berdasarkan fisik. Namun, dalam memilih pasangan orang Juz 23 termasuk antara yang sangat selektif, apalagi bila melangkah pada tahap berumah tangga. Bagi kaum Adam, ada semacam kecenderungan tertentu dalam memilih pasangan hidup. Seorang Juz 23 menyukai pasangan yang lebih tua atau lebih dewasa tepatnya. Bukan berarti ia termasuk odipus komplek (Oedipus complex). Oleh karena itu dalam memilih pasangan ia ingin isterinya juga boleh menjadi seorang figura ibu baginya.
Apabila ada seorang yang mengalami kecenderungan ”Oedipus Kompleks”, yang selalu menyayangi orang yang lebih tua, atau lebih gagah bagaikan ayahnya, boleh jadi kecenderungan ini dimiliki oleh seorang juz 23. Seorang juz 23 lelaki, terkadang juga memiliki obsesi untuk memiliki pasangan seorang wanita yang lebih tua, yang dapat berperanan sebagai kekasih sekaligus sebagai seorang ibu. Dan pada umumnya, seorang juz 23 laki-laki selalu berobsesi untuk memiliki lebih dari satu pasangan. Kalau itu tidak terjadi, maka yang ia lakukan berganti-ganti pasangan. Dengan bahasa yang lebih populer, ”playboy”. Dengan demikian, maka ia dapat menemukan ketenangan dan eksistensi dirinya.
Melihat perilaku seorang juz 23, apabila ia laki-laki, janganlah hairan jika ia selalu berhasrat ingin memburu lawan jenis. Kerinduan akan orang lain untuk hadir di sisinya lebih diaktualisasikan dalam rangka menemukan perlindungan ”seksual” dalam arti yang luas, termasuk perlindungan psikologis oleh lawan jenis. Dengan kata lain, motif yang paling jelas bagi seorang juz 23 dalam mencari pasangan sebenarnya perlindungan psikologis, atau lebih tepatnya ”perlindungan seksual” dari lawan jenis. Oleh karenanya, lawan jenis yang diharapkan biasanya orang yang lebih dewasa atau ”matang”, sehingga mahu memberikan perlindungan psikologis, ba- gaikan seorang ibu yang bersedia membimbing dan mengasuhnya.
Seorang juz 23, apabila ia seorang wanita pula, pada umumnya selalu bersikap baik kepada setiap laki-laki. Sikapnya yang ”attractive” itu seolah mengundang seseorang, terutama laki-laki, untuk mendekati dan mendampinginya. Dengan sikapnya itu, maka jangan hairan jika seorang juz 23 wanita sering membuat laki-laki tertarik kepadanya kerana sifat wanita kebudak-budakan dan manja . Sebaliknya, lelaki pada umumnya kemudian juga tertarik pada perilaku seorang juz 23, yang pada umumnya manja bagaikan seorang anak. Memang, seorang juz 23 hakikatnya manusia tanpa kepala atau bayi, siapa orang yang tidak suka kepada bayi. Setiap orang hampir dapat dipastikan menyayangi anak kecil atau bayi.
Yang negatifnya, bila figura seorang ibu tidak ia dapatkan pada isterinya, ada kemungkinan untuk mencari isteri lagi yang boleh menjadi seorang ibu. Namun, jika figura ibu ada pada isterinya, ia menjadi seorang yang sangat setia dan menyayangi dengan sepenuh hati. Dengan bahasa mudahnya, seorang juz 23 memerlukan perhatian yang lebih dan belaian manja dari pasangan masing-masing.