📝#PosterAFN
.
♾️ *Meraih Ganjaran yang Tidak Putus*
.
Dalam kehidupan dunia ini manusia berotasi di antara keadilan dan anugerah atau kebaikan dari Allah Ta’aala [1]. Siapa saja yang mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat maka ia telah mendapatkan keutamaan dari Allah disebabkan amal sholehnya, dan siapa yang mendapat hukuman maka itu adalah suatu keadilan dari Rabbul Alamin. Anugerah Allah begitu luas, ini dikarenakan rahmat-Nya yang maha luas, yang mana rahmat-Nya tersebut mendahului kemurkaannya [2]. Di antara anugerah-Nya yang luas tersebut, Allah menjadikan bagi hamba-hamba-Nya sebab-sebab untuk meraih pahala yang tidak terputus walaupun ia telah wafat. Dengan terus adanya aliran pahala ini maka seorang hamba akan semakin dekat kepada Allah, derajatnya semakin tinggi, ampunan Allah akan selalu menyertainya, dan ia akan semakin jauh dari murka Allah Ta’ala.
.
Amal Jariyah
Dasar dari mas’alah ini ialah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiallahu anhu:
“Ada tujuh amalan yang akan selalu mengalir pahalanya untuk seorang hamba sedangkan ia telah berada di kuburnya: (pahala) seorang yang mengajari ilmu, atau menggali sungai, atau menggali sumur, atau menanam pohon kurma, atau membangun masjid, atau mewariskan mushaf (Alquran), atau meninggalkan anak soleh yang akan memohonkan ampun baginya setelah kematiannya”. (Shohih Targhib Wat Tarhib, No. 73). [3]
.
Uraian Hadis
.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengabari bahwa siapa saja yang telah diwafatkan oleh Allah maka telah selesai pula kesempatannya untuk melakukan amalan, amalnya terputus, dan yang tersisa hanyalah melihat hasil apa yang ia usahakan sewaktu ia di dunia dari amal yang ia perbuat. Nabi bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal maka terputuslah amalannya … dst” (HR. Muslim, No. 1631) [4]
.
Inilah hukum asal dari kehidupan barzakh yang merupakan perhentian pertama menuju akhirat.
.
Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga mengabari bahwa ada amalan-amalan yang apabila seorang hamba mengamalkannya sewaktu di dunia maka ia akan mendapatkan pahala dari amalan tersebut walaupun ia telah di alam kubur. Pada hadis yang agung ini Nabi shallallahu alaihi wa sallam merinci amal-amal tersebut yaitu:
.
Mengajari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i [5], yang dengannya seorang hamba mengetahui hak Allah, dan apa-apa yang wajib baginya, serta seorang hamba bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan benar.
Menggali sungai, yang dengannya manusia maupun hewan bisa memanfaatkan air sungai rersebut untuk menyambung hidup mereka dan memenuhi kebutuhan-kebutahan mereka.
Menggali sumur, yang airnya akan bermanfaat bagi orang-orang banyak;
Menanam pohon kurma, dan masuk dalam kategori ini juga pohon-pohon jenis lain yang bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Membangun masjid, yang mana masjid merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah, dan tempat sebaik-baik amalan yang dikerjakan oleh manusia seperti: sholat, majelis taklim, dll.
Mewarisi atau meninggalkan mushaf Alquran, bagi keluarga atau orang lain, yang melalui mushaf orang-orang bisa membaca, mamahami, mempelajari, dan menghafal kalam Rabb mereka yang merupakan hidayah bagi mereka.
Anak sholeh yang akan senantiasa memohonkan ampun baginya kepada Allah
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya seseorang benar-benar diangkat derajatnya di surga, maka dia berkata: dari mana (aku bisa mendapatkan derajat) ini?, maka dikatakan kepadanya: dengan istigfar anakmu untukmu”. (Shohih Ibn Majah, no. 2968). [6]
.
Maka sebagai seorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya ia memanfaatkan kesempatan ini, dengan memperbanyak sebisa mungkin amal jariyah ini selama masih di kehidupan dunia ini, karena sesungguhnya kehidupan Akhirat adalah sebenar-benar kehidupan, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: