⁃ Teh Desi Ncim -
📍Masjid Al-Lathiif Bandung
✍️ @tulisanensa
Orang yang berfokus dihari ini dan memaksimalkan yang bisa dia lakukan di hari ini.
Sikap seorang Mu’min terhadapan Masa Lalu
1. Memaafkan
2. Mengambil Jikmah
3. Bertaubat
Memaafkan diri kita di masa lalu, boleh menyesal tapi tidak berlarut dalam menyalahkan diri sendiri, orang lain apalagi takdir Allah.
Tapi kenapa Allah uji kita? Sesuatu itu bisa terjadi karena atas izin Allah? Karena Allah menghendaki adanya hikmah dan kebaikan yang bisa kita lakukan.
Jalan terbaik dalam menghadapi kedzoliman orang lain adalah dengan berilmu.
Mengambil hikmah dari apa yang bisa terjadi, lalu bertaubat sebenar-benarnya.
Bukan masalahnya yang berat, bukan Allah yang salah ngasih ujian, tapi Allah memberikan ujian sesuai dengan kapasitasnya kita.
Semuanya pasti berlalu,
semuanya pasti Allah bantu.
Ga mungkin Allah tidak
membiarkan kita sendiri.
1. Tawakal Ilallah
2. Optimis dari berprasangka baik
3. Berencana dengan bijak
4. Bersikap sabar dan tawadhu
5. Memiliki orientasi Ukhrowi
Gunakan kalimat yang baik, pikirkan yang baik-baik, ini akan menjadi indikator ketenangan seseorang didalam rumah.
Kalo ingin rumahnya tenang, damai, mulai dari memperbaiki lisan kita.
Kita punya apa yang bisa kita lakukan? kita tulis dan harapkan kepada Allah, munajat kepada Allah. Serahkan semuanya kepada Allah.
Manusia hanya bisa ikhtiar di tataran proses, Urusan hasil itu dari Allah.
Kita jangan ngambil perannya Allah.
Pada akhirnya banyak yang tergelincir berprasangka buruk pada Allah ketika hidupnya tidak sesuai dengan maunya.
Bersikap sabar dan tawadhu..
Kita gapernah tau hadiah didepan sana seistimewa apa, maka jangan salah merespon masalah.
Melakukan sesuatu yang bermakna untuk akhiratnya kita. Kita diciptakan untuk ibadah, bukan kesia-siaan. Maka, 24 jam yang Allah berikan sudahkah maksimal kita manfaatkan?
Ibadah itu segala hal yang kita lakukan, yang bisa menjadikan hati kita gelisah karena lupa dalam melibatkan Allah.
Apa yang perlu kita SADARI
dalam kehidupan ini?
1. Sadar Tujuan
“Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Qs. Ghafir ayat 39)
Dikondisi apapun kita harus menyadari, jika tujuan kita yang sebenarnya adalah akhirat.
Sedih dan bahagia akan Allah pergilirkan.
Ga selamanya kita sedih, Ga selamanya juga kita bahagia.
Sadari dan yakini jika hidup kita akan Allah pergilirkan. Kita husnudzon billah, jika suatu saat nanti Allah akan memberikan apa yang kita inginkan.
Ketika diposisi dibawah Allah menyuruh bersabar, maka kita harus bersabar.
Ketika diposisi diatas Allah menyuruh kita bersyukur, maka kita harus bersyukur.
Mau dikondisi apapun saat ini adalah fase terbaik dari Allah. Raih dengan ketakwaan.
2. Sadar Kedudukan
“Tidaklah Aku menciptakan jin dann manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Qs. Adz-Dzariyat ayat 56)
Orang yang senantiasa istiqomah dalam ibadahnya, menyadari apa yang harus dilakukan adalah beribadah dan bertakwa kepada-Nya.
Beribadah kepada Allah adalah bentuk integritasnya kita sebagai hamba-Nya.
3. Sadar Peran
“Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qs. Al-Baqarah ayat 30)
Jangan dzolim sama diri,
pastikan kita ada di fitrah yang benar.
Cek hatinya, adakah setiap sinyal-sinyal yang Allah kasih agar tidak melakukan hal yang negatif? merasa bersalah atas sikap yang tidak baik? bersyukurlah jika itu masih ada, respon dengan baik.
Islamic Mindful Living
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dah siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Qs. Ali Imran)
Bertaqwa itu harus…