#Shining
“Dibalik Luka, Ada Bahagia”
- Teh Desi Ncim -
📍Masjid Al-Lathiif Bandung
✍️ @amalsholehdotcom @tulisanensa
Kewajiban antar muslim adalah menghadiri undangan jika diundang, mengucapkan salam karena salam itu adalah doa. Ketika ada temen yang sakit coba jenguk, jangan mau temenin pas seneng aja, giliran temennya sedih malah meninggalkan ramai-ramai.
Jangan sampe ketika ada yang bercerita malah adu nasib. Toxic positivity, itu ketika ada yang cerita malah adu nasib mengatakan masalahnya belum seberapanya dari yang dia rasakan.
Jika kita menorehkan memori keburukan 5, maka berikan 10 memori kebaikan untuk anak kita agar yang diingar memori kebaikannya.
Kalo ada yang cerita, kita validasi dulu yang mereka ceritakan, “Pasti berat jadi kamu, aku belum tentu sanggup.” tapi empati aja ga cukup, karena nanti dia menuhankan perasaannya. Setelah itu baru reminder pada kebaikan, jangan mengingatkan tanpa memvalidasi perasaannya.
Sediakan ruang untuk duka diri kita sendiri, gapapa kalo mau sedih dulu.
Ketika kita ada di masjid, di majelis ilmu. Kita akan merasa penuh hatinya, adanya ketenangan karena kita dibersamai oleh orang-orang yang terkoneksi sama Allah.
Allah tidak akan menghilangkan ujian di hidup kita, selama kita masih ada di dunia.
Ketika ada luka.. Jangan bergantung kepada sosok, jangan bergantung pada metode dan cara, itu semua perantaranya Allah, hanya Allah yang menyembuhkan kita.
Orang-orang yang beriman, akan berpikir jika apapun yang terjadi pada hidupnya itu Innalillahi Wa Innailaihi rojiun.
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kami akan kembali."
Kita seringkali melihat yang paling kontras,
itu bisa jadi luka atau hal yang menyakitkan.
Kita bisa shalat aja, itu bagian dari nikmat dari Allah buat kita. Nikmatnya Allah itu bukan untuk dihitung, tetapi untuk disyukuri.
Kasih sayang Allah itu lebih besar daripada ujian yang Allah berikan. Jangan bergantung pada makhluk tapi pada Allah saja.
Nikmatnya Allah itu banyak, seperti di Qs. Ar-Rahman,
“Dari kecil sampai sekarang, mungkin kita bisa mengingat berapa kali kita diuji, tapi kita tidak bisa menghitung nikmat yang udah Allah kasih.”
Bukti Allah selalu pengen kita dekat, bukti kalo Allah pengen kita selamat, ketika kita berjalan, Allah akan berlari merangkul kita.
Fokus kepada nikmat Allah, jangan fokus pada luka dan siapa saja yang menyakiti kita.
“Dimana letak kebahagiaan? letaknya ada di hati, bukan memuaskan hawa nafsu kita, apalagi menggantungkan kebahagiaan kita ini kepada lisan orang lain.”
Hati yang senantiasa berharap hanya kepada Allah, dia akan bahagia.
Satu-satunya Sebab Kecewa
“Perumpamaan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai pelindung adalah seperti laba-laba betina yang membuat rumah. Sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba. Jika mereka tahu, (niscaya tidak akan menyembahnya)” (Qs. Al-Ankabut ayat 41)
Satu-satunya Sumber Rasa Puas
“Dan hanya kepada Tuhanmu lah kamu berharap.” (Qs. Al-Insyirah ayat 8)
Jangan menautkan kebahagiaan kepada selain Allah, nanti kecewa.
Tidak ada cara lain untuk menemukan kebahagiaan jiwa dengan terlebih dahulu MENGENAL DIRI.
Allah udah kasih banyak kenikmatan, kenapa kita suka lupa kalo nikmatnya itu banyak?
Pengetahuan Tentang Diri dimulai dengan Menjawab Pertanyaan Ini:
1. Siapa Aku?
2. Darimana Berasalnya?
3. Sedang Dimana?
4. Akan Kemana?
5. Dimana Kebahagiaan Sejati Ditemukan?
Ada aturannya Allah yang menjadi gas dan rem dari hidup kita ada dalam Al-Quran.
Seberapa sering kita terkoneksi dengan Al-Quran dalam satu hari?
Kalo belum bisa satu juz, maka sehalaman, kalo belum bisa juga coba se-ayat, belum bisa juga coba dengarkan dulu murottal.
Bentuk dari keistimewaannya kita, adalah ketika menyimpang ga langsung Allah beri azab-Nya. Allah malah menunggu kita untuk kembali dan bertaubat kepada-Nya.
Dari mana kita berasal? supaya mengingat untuk apa kita diciptakan, taat, taqwa, tawakal dan tunduk kepada Allah.
Pegang erat petunjuk Allah, agar kita tidak terjerat perangkapnya setan.