Jadi, saya memahami betul bahwa Sikap DPD FPI Jakarta bukan krn ingin bersanding / kompromi / mendukung Jokowi sebagaimana dituduhkan & difitnahkan, tapi sesungguhnya karena Pertimbangan Realita Politik di Pilgub Jakarta yg sangat Ruwet & Dilematis.
Bagi DPD FPI Jakarta memilih Cagub Non Muslim di Jakarta yg mayoritas muslim tentu tdk mungkin, krn tdk sesuai dg Ideologi FPI.
Dan bagi DPD FPI Jakarta memilih Paslon Cagub & Cawagub yg keduanya merupakan Kader Tulen dari Partai Merah yg Islamofobia, juga hal yg tdk mungkin selama masih ada pilihan lain yg lebih ringan mudhorotnya.
Disini Sikap DPD FPI Jakarta bukan krn faktor pribadi perorangan Paslonnya, tapi murni krn faktor Partai Pengusung Utamanya adalah Partai Politik yg tdk sejalan dg Ideologi FPI, bahkan secara nyata & jelas memiliki Rekam Jejak yang tdk bersahabat dg Perjuangan Islam, bahkan memusuhi Syariat Islam, dan Pimpinan Partainya pernah menista Rukun Iman kpd Hari Akhir tanpa mengaku salah dan tidak pernah bertaubat terkait penistaan tsb sampai saat ini.
Sdg sikap GOLPUT / COBLOS SEMUA bagi DPD FPI Jakarta juga BUKAN SOLUSI, krn justru akan menguntungkan Partai Merah yg terkenal dg Islamofobianya tsb, apalagi konon katanya Survey Paslonnya di Jkt belakangan ini sdg naik terus, shg patut utk diwaspadai.
Ada pun Pilih Paslon RIDO, walau pun Paslon ini diusung oleh KIM bentukan Pemerintah, bagi DPD FPI Jakarta bisa jadi SOLUSI PILIHAN, krn faktanya di dalam KIM masih ada Partai Islam & Partai Berbasis Islam spt PKS, PKB & PAN serta lainnya, ditambah lagi Paslon RIDO telah bersedia menanda-tangani PAKTA INTEGRITAS dg DPD FPI Jakarta utk Kepentingan Islam & Umatnya.
Sdg soal Kasus Penistaan Nabi Muhammad SAW yg menimpa Suswono sdh saya jawab melalui Surat saya yg telah dibacakan oleh Ketum FPI Hb Muhammas bin Husein Alattas saat digelar Reuni Aksi 411 pd tgl 4 November 2024 lalu, yg Intinya : Bahwa Suswono telah mengaku KHILAF tdk sengaja keseleo lidah tanpa niat / maksud menista Nabi Muhammad SAW, lalu beliau juga sdh mengaku salah & beristighfar mohon ampun kpd Allah SWT, juga mohon maaf kpd Umat Islam, serta berterima kasih kepada Para Habaib & Ulama yg telah menegurnya & memperingatkannya, shg Kasus Suswono tdk bisa disamakan dg Kasus Ahok yg menista Al-Qur'an berulang-kali dg sengaja dan scr arogan tidak mau mengaku salah, krn merasa dilindungi Rezim Jokowi, serta baru terpaksa minta maaf setelah ada Aksi Bela Islam Berjilid-Jilid yg dg izin Allah SWT menang & sukses mendorong Proses Hukum thd Ahok hingga dipenjara.
Dengan demikian bahwa Pertimbangan & Hasil Ijtihad Politik DPD FPI Jakarta scr Syariat mau pun Strategi Politik sudah benar dan bisa dimengerti, serta seyogyanya dimaklumi oleh SEMUA PIHAK.
Karenanya, FPI jangan khawatir. In-sya Allah, Umat Islam yg baik tdk akan kecewa dg FPI, selama FPI berdiri atas dasar Hujjah & Dalil yg bisa dipertanggung-jawabkan scr Syar'i.
Ada pun gonggongan Para Pembenci FPI, yg sejak dulu memang sudah Anti & Benci FPI, atau pun Propaganda Gerombolan Oportunis Politis yg merasa dirugikan dg Sikap DPD FPI Jkt tsb, tdk usah diambil pusing, krn hanya buang waktu & energi.
Sekali lagi saya tegaskan bahwa Hasil Ijtihad Politik DPD FPI Jkt scr Syariat mau pun Strategi Politik sudah tepat. In-sya Allah menjadi keputusan yg diridhoi & diberkahi Allah SWT. Aamiiin.
Begitu pula Pandangan Pribadi saya thd Hasil Ijtihad Politik DPD FPI Jawa Barat yg mendukung Paslon ASIH (Ahmad Syeikhu & Ilham Habibi) Nomor Urut 3 dalam Pilgub Jabar, sdh sesuai Arahan MAKLUMAT TRIPILAR ttg Pilkada Serentak 2024.
Sikap saya juga akan tetap sama thd semua Hasil Ijtihad Politik setiap DPD FPI utk Pilkada Tingkat I (Pilgub) & setiap DPW FPI utk Pilkada Tingkat II (Pilbup / Pilwalkot), di wilayahnya masing-masing, selama Musyawarah Pengambilan Keputusan Ijtihad Politik DPD FPI atau DPW FPI tersebut sesuai Aturan AD/ART Organisasi FPI dengan sepengetahuan Penasihat DPP FPI, serta sesuai Arahan Maklumat Tripilar tentang Pilkada Serentak 2024.