Kisah Guru di Indonesia
Lulus kuliah, dapat gelar S.Pd. harus ikut program PPG dan mendapat gelar Gr. agar profesional (katanya). Lulus PPG harus memenuhi syarat 24jp perminggu agar profesional (katanya). Saat mengajar, harus membuat perangkat ajar agar profesional (katanya). Perangkat ajar ini, harus di upload sebagai bukti membuat perencanaan mengadjar agar profesional (katanya). Saat mengajar, Guru perlu berdiferensiasi menghamba pada siswa agar profesional (katanya). Setelah mengajar, Guru melakukan evaluasi agar profesional (katanya). Sambil mengajar, Guru diberikan tugas tambahan seperti mendjadi walas sampai wakasek agar profesional (katanya). Saat di djam kosong, Guru perlu merevisi, membuat dan membentuk proses pembelajaran melalui kombel agar profesional (katanya). Disaat jam kosong lain, guru melihat PMM dan meningkatkan kompetensi di sana dan upload aksi nyata agar profesional (katanya)
Masih di jam kosong lain, Guru mengikuti webinar , belajar dan sertifikat di upload agar profesional (katanya). Guru ikut MGMP agar profesional (katanya). Baik saat mengadjar sampai melakukan aktifitas laind di atas, guru harus menyempatkan untuk membuat eviden atas aktivitas nja dan di upload di e-Kinerdja agar profesional (katanya)
Demi memenuhi syarat sebagai pegawai, Guru perlu membuat SKP pribadi agar profesional (katanya). Dangan lupa administrasi kenegaraan lain yang terikat sebagai pegawai seperti SPT, LHKPN dll agar profesional (katanya). Guru harus memastikan semua berdjalan sempurna secara pribadi, keprofesian dan kelembagaan agar profesional (katanya).
Oleh karena itu, Guru harus memastikan siswanya menjadi yang terbaik. Memfasilitasi anak djika ingin meningkatkan kompetensi (Data anak , konsul anak, rehab anak bermasalah, lomba ekstrakurikuler anak, home visit anak) semua terdata dan terlapor agar profesional (katanya). Guru perlu mengadakan, membuat, menyusun dan melakukan program sekolah demi mendukung pendidikan anak di sekolah agar profesional (katanya). Guru harus membuat media pembelajaran yang atraktif, inovatif, dan edukatif agar profesional (katanya). Guru harus modal dari TPG agar sarana dan prasarana pembelajaran kelas menyenangkan sesuai dengan kebutuhan siswa agar profesional (katanya). Saat melakukan itu semua, untuk beradaptasi dan brainstorming abad 21, guru perlu ikut program CGP agar profesional (katanya). Meskipun sudah ada PPG, CGP, PMM, MGMP, Kombel akan tetapi Guru perlu mengikuti PKG, webinar pemda, pelatihan pemda, pelatihan BBGP agar profesional (katanya). Guru tidak boleh cuti sembarangan, menyesuaikan dengan kalender pendidikan agar profesional (katanya). Ingin melanjutkan pendidikan? meningkatkan kompetensi? Anak-anak belajar bagaimana? kami persulit dengan syarat ya agar profesional (katanya).
Hak Guru telat, Gaji, tundjangan, TPG harus sabar karena pegawai dan biar kelihatan agar profesional (katanya).
Dengan waktu 24/7
Sampai titik mana kita sebagai guru secara individu bisa disebut profesional?