PUISI @puitis Channel on Telegram

PUISI

@puitis


masa depan telah berlangsung kemarin ,
dan hari ini tetap tak bisa menebus masa lalu !!!

PUISI (Indonesian)

Apakah Anda seorang pecinta sastra? Apakah Anda menyukai puisi yang penuh dengan makna dan emosi? Jika ya, maka channel Telegram 'PUISI' adalah tempat yang sempurna untuk Anda! Dikelola oleh pengguna bernama @puitis, channel ini menampilkan berbagai jenis puisi dari penulis terkenal maupun pemula. Dari puisi romantis hingga puisi yang membangkitkan semangat, Anda akan menemukan karya-karya yang menginspirasi di sini. Masa depan telah berlangsung kemarin, dan hari ini tetap tak bisa menebus masa lalu! Bergabunglah dengan kami di 'PUISI' dan biarkan kata-kata merajut emosi Anda dengan indahnya. Mari kita mendalami makna kehidupan melalui keindahan sastra!

PUISI

07 Jan, 12:59


ANGIN MALAM
By:Nadin Ekawati

Wahai angin malam...
Apa kau melihat ku?
Apakah kau mendengar ku?
Ya, ini aku
Aku yg asik mendengar suara mu
Suara yg amat sunyi
Suara yg membuat batun ku tenang
Namun sayang, kau hanya hadir di malam hari.

Sebenarnya aku ingin bercerita kepadamu
Bahwa hari ini, hari ku tidak berjalan dengan baik
Namun sayang, hati ini terlalu takut
Takut jika jiwa berontak ini muncul
Muncul di tempat yang tidak seharusnya
Aku ingin bercerita kepada ibu ku
Bahwa aku tidak kuat...
Tidak kuat dengan tekanan yang di berikan
Namun walaupun begitu,
Dia tetap ibuku, ibuku, dan ibuku
Aku tidak ingin jika jiwa berontak ini muncul
Datang sampai menyakiti hatinya
Jika ini bisa membuat nya bahagia
Bagiku tidak masalah.

Aku tau aku tidak boleh berputus asa
Namun untuk yang satu ini
Aku hanya ingin bertenang diri sebentar...
Lalu kembali dengan semua hal ini.
Aku berharap kau bisa mendengar ku....


#Bekasi, 25 Feb 2021

PUISI

31 Dec, 12:30


Lampu-lampu ini
Mengingatkanku pada masa lalu
Ketika aku masih sekolah
Ketika emak masih bisa membelikanku baju
Dan bapak masih bisa membelikanku sepatu, sepeda, juga buku-buku.

Mungkin, lampu-lampu ini adalah manifestasi, wujud nyata dari sebuah kenangan
Redup, namun cahayanya seperti cukup memberikan penerangan,
Menuntun siapapun yang ingin kembali.

Jalan ini.
Mengingatkanku pada masa lalu yang lain
Ketika aku harus berhenti sekolah
Ketika emak harus mulai menjual perabotannya satu persatu....
Dan bapak harus menenggak getir ketika ia meninggalkan kami.

Mungkin, jalan ini adalah sebuah gambaran nyata dari hidup itu sendiri,
Atau jalan ini adalah niscaya guru yang mengajarkanku.

Bahwa di tempat seramai kota ini, tepat di samping jalan Raya, kesunyian dan keterasingan bisa begitu angkuh...

PUISI

02 Dec, 23:17


Langit yg terilahat saat kau menengadahkan kepala,
entah itu impian
atau kenyaatan
akan terdengar suara lonceng saat kau tajamkan telinga .

Hari ini maupun besok, akan terus berbunyi
dentang lonceng yg jauh di atas awan
selalu nyanyikan pujian
untuk tanah sang pengembara.

PUISI

07 Nov, 08:59


#RIWAYAT#

sungai ini merah dulu airnya
oleh genangan darah
kakek nenek kami

sungai ini berbuncah dulu
oleh perlawanan
disambut letusan peluru

bangkai-bangkai mengapung
hanyut dibawa arus ke hilir
bangkai kakek nenek kami

bangkai-bangkai jepang mengambang
dibabat parang kakek nenek kami

demi hutan tanah air
ibu bumi kami
gagah berani
kakek nenek kami
menyerahkan riwayatnya
pada batang-batang pohon
sebesar seratus dekapan
pada sampan-sampan lincah
dari hulu ke hilir
memburu dada penjajah

bukan siapa-siapa
kakek nenek kamilah
yang merebut tanah air
tanyakan kepada yang mampu membaca
tanyakan kepada yang tak pura-pura buta
siapa

sekarang
saat aku berdiri di tepi sungai
yang mahaluas ini
kusaksikan hutan-hutan roboh
dan kayu-kayu gelondong berkapal-kapal itu
akan diangkut kemana
siapa punya

riwayat kita pahit di mulut
getir diucap buram di mata
akankah berhanti riwayat sampai di sini

1997 (Wiji Tukul)

PUISI

31 Oct, 12:12


Lampu-lampu ini
Mengingatkanku pada masa lalu
Ketika aku masih sekolah
Ketika emak masih bisa membelikanku baju
Dan bapak masih bisa membelikanku sepatu, sepeda, juga buku-buku.

Mungkin, lampu-lampu ini adalah manifestasi, wujud nyata dari sebuah kenangan
Redup, namun cahayanya seperti cukup memberikan penerangan,
Menuntun siapapun yang ingin kembali.

Jalan ini
Mengingatkanku pada masa lalu yang lain
Ketika aku harus berhenti sekolah
Ketika emak harus mulai menjual perabotannya satu persatu....
Dan bapak harus menenggak getir ketika ia meninggalkan kami.

Mungkin, jalan ini adalah sebuah gambaran nyata dari hidup itu sendiri,
Atau jalan ini adalah niscaya guru yang mengajarkanku.

Bahwa di tempat seramai kebun Raya Bogor, tepat di samping jalan Raya, kesunyian dan keterasingan bisa begitu angkuh...

PUISI

30 Oct, 23:56


Aku ingat ubud
Ketika pagi baru saja di sulut
Hangat dan damai senyum sang hyang Widhi
Dalam rupa matahari.

Aroma dupa menguar mengisi dada
Bercampur asap rokok lintingan
Doa-doa terselip di telinga
Dan Kamboja-kamboja jatuh di pelupuk mata
Sewarna senja kemarin, selepas hujan reda.

Aku ingat ubud
Di jalan ramayana
Di depan coco mart
nyaris kulepaskan nyawaku
Ketika lapar memadamkan segalanya
Pun tatap mataku
Yang lama tak sanggup lagi mereguk senja.

Aku ingat ubud,
Disana
Kusimpan separuh diriku
Kelak,
Aku pasti kembali.

PUISI

22 Sep, 18:00


Ketika aku memiliki segalannya
Aku lupa bagaimana caranya menekuk lutut
Membawa keningku membumi
Dan berterimakasih kepadaMU
Aku bahkan tak menganggapMU ada
aku merasa, bahwa semua yang telah kumiliki
Dan apapun yang telah kucapai
Adalah murni hasil dari kerja kerasku sendiri.

Lalu, ketika aku kehilangan segalanya
Dan tak punya apa-apa lagi yang tersisa
Aku lupa bagaimana caranya berdiri
Aku lupa bagaimana menengadahkan keningku ke cakrawala

Lalu, aku memulai untai serapah, kepadaMU
Aku merasa bahwa apa yang telah menimpaku
Adalah murni perbuatanMU
dan setiap detik, kuhabiskan waktu untuk mengumpat kepadaMU.

Pantaskah,gusti? Jika aku masih mengaku
Dan melebeli diri sebagai salah satu dari hambaMU?

PUISI

01 Sep, 11:17


September

Di berandamu gigil nafas november telah menderu
Melecut luka dan lebam di sepenjuru wajahmu
Namun kau memilih diam
Sebab dari sebalik perih luka-luka itu
Ada kedamaian yang kau rasakan.

September
Di jendela kamarmu, cahaya bulan mengantung
Ragu cahayanya mengetuk matamu yang terjaga
Di bawah bantalmu, terlipat ribuan doa dan harapan yang berdebu bergumul dengan waktu
Pada penghujung kedip matamu
November merebah, bisiknya

"Sudahkah lelah?"
Kau menggeleng, lalu langit padam
Dan segalanya hanya hitam.

PUISI

31 Aug, 11:54


Maghrib, ibu
Dan dari balik semesta yang bisu
Aku mengingat lagi wajahmu
Yang tersenyum ketika kau letakkan
Lauk terkahir itu keatas piringku
Dari bibirmu, kudengar :
Kamu habiskan ya, ibu tak lapar.
Dari perutmu, kudengar :
Genderang perang yang mengerikan.

PUISI

31 Aug, 00:09


Mak..
Kau adalah tempat ku kembali dari pelarian panjang yg sia sia ...
Tubuhmu adalah rumah dari segala resah.
Pelukmu adalah segala isi bumi.
Kau adalah nyala api yg abadi.
Tanpamu aku hanyalah cuil kerikil di trotoar jalan , terinjak injak sepatu Kenyataan ...

PUISI

22 Aug, 10:40


Entah kenapa, senja ini ku kunjungi tempat dimana kita biasa membicarakan tentang rindu, tentang pertemuan-pertemuan pertama.

Angin yang berlalu lalang, membawa aroma tubuh mu yang nyaris saja ku lupa.
Merah berlutut di kaki mega.
Aku terperangah, wahai kau yang begitu lekat di antara keping langkah ku.

. . . .
Lalu adzan maghrib melayang layang di udara, menyapu arah mata ku.
Gemetar dalam waktu, aku meraih remah remah bayangan wajah, yang berserakan di piring dan meja meja kehidupan.

PUISI

20 Aug, 22:13


langgam
pada sunyi ia telah mengabdi
selarik api dimatanya tak pernah berhenti menari
dan pada gunung-gunung yang menempa nafasnya
ia kerapkali singgahkan doa.

langgam
pada tilas jejak dari raibnya kata-kata
ia membaca tanda
seserak deru kemarau yang menelingkup pohonan
kesunyian dari jeda deburnya waktu
digurat jemarinya, ia sebutkan satu nama.

PUISI

20 Aug, 21:20


subuh kekasih
dan kita masih terjaga
dalam riuh yang merendah
dalam keheningan tanpa jeda
dan kesunyian itu
menelingkup dari sebalik dadamu

PUISI

02 Aug, 11:11


hei bung
saya sudah lelah dengan drama klasik percintaan
semua drama ini hanya penuh harapan
tanpa adanya kepastian

inginku hentikan
namun hati tak menginginkan
ingin ku biarkan
namun hati tak mau sudahan

apa maksudnya?
hati dan pikiran tak pernah mau bersatu
jiwa ini lelah
aku hanya bisa ungkapkan lewat kata tanpa bisa berkata
tapi aku yakin semua drama ini akan menjadi terbiasa

PUISI

21 Jul, 14:00


Kau Lahir saat dunia carut marut dilanda wabah
Dan orang orang di kursi pemerintahan
berebut dana bantuan.

Sementara rakyat miskin mati pelan-pelan
Satu demi satu.
Nak, lihatlah wujud dunia yang kelak kau tinggali

Wujud dunia yang kami warisi
Yang Penuh borok dan amis nanah
Bernama kebencian dan kemunafikan.

Kelak, kau hidup disini
Di tanah ini
Di atas makam kami
Yang mati karna ulah kami sendiri.
Semoga kelak, kau belajar dari ketololan kami.

PUISI

11 Jul, 03:21


-jejak-

Langkah-langkah kaki.
Lembut hentak saling berpijak.
Menjadi jejak.
Di atas tanah, di atas tubuh nurani.

PUISI

10 Jul, 14:28


Aku tak paham rumus interferensi, atau rumus silogisme,
Aku juga tak paham bagaimana menerjemahkan pergerakan inti atom dan zat zat lain yg menyusun tiap lekuk di tubuh mu.

Lagipula untuk apa ku pelajari hukum hukum alam semesta hanya untuk mengatakan bahwa aku mencintaimu, kekasih.

Karena, kau tau . . .
Kadang mencintai seseorang bisa sesederhana menyeduh kopi . . .

PUISI

22 Jun, 23:52


Kau bisa merampok kata- kataku ....
Tapi ingat satu hal pasti, bangsat ....
Kata-kata, tak akan pernah sekalipun menghianati tuannya ....
Kata-kata, ia selalu tau arah jalan untuk kembali kepadaku ....

PUISI

16 Jun, 15:52


Untuk beberapa saat aku diam ...
Takut pada nyala waktu ...
Takut pada kemungkinan-kemungkinan ...
Takut pada derak malam...
Takut pada kilat mata pisau di tanganku yg gemetar ketika kupandangi wajahmu, mak ...
Bukan karena aku pecundang ...
Tapi, hanya karena ...

PUISI

14 Jun, 11:57


Aku ingin, sekali lagi menyaksikan legam pada helai rambutmu, mak
Yang dulu begitu mesra memeluk erat tubuh cahaya ....