STANDARNYA KOQ BEDA?!
Sebagian orang yang bertalaqqi dengan kami kadang merasa ada kejanggalan, karena katanya sebagian standar kesempurnaan pelafalan yang kami pegang ada sedikit perbedaan dengan yang telah mereka pelajari sebelumnya. Terkadang juga ada beberapa penjelasan teoritis yang tidak selaras dengan apa yang kami jelaskan secara langsung.
Dalam praktik terutama, sebagian orang mengira bahwa standar bacaan kami itu adalah bacaan yang kaku, tegas, dan "lekoh". Padahal, siapa saja yang benar-benar selalu membersamai kami, akan tahu bahwa bacaan yang kami ajarkan adalah bacaan yang jelas, ringan, dan mudah. Bukan bacaan yang terhentak-hentak, melainkan bacaan yang lunak lagi mengalir.
Sedangkan sebagian orang yang katanya pernah belajar bersama kami ini, ternyata mengajarkan cara baca yang tegas, kaku, dan "lekoh". Jauh berbeda dengan apa yang kami praktikkan dan kami ajarkan. Padahal, menurut orang-orang yang bercerita ini, mereka para pengajar ini sering menyebut-nyebut nama kami saat mengajar.
Maka kami sampaikan bahwa orang yang pernah belajar pada kami itu jumlahnya ratusan, baik yang pernah menghadiri daurah secara langsung maupun online. Terutama sejak kami mencoba membuka kelas online pada tahun 2016, maka siapa saja bisa mendapatkan akses belajar. Apalagi dulu waktu awal-awal kami membuka kelas online, kami sering membuka kelas full free, sehingga pendaftar setiap angkatan itu mencapai 300-an orang.
Tentu saja tidak setiap mereka sempat kami koreksi satu demi satu. Bahkan, beberapa santri yang pernah belajar atau musyrif/ah yang pernah mengajar di tempat kami mengajar pun, tidak seluruhnya benar-benar intens kami pegang. Hanya beberapa orang saja yang kami pegang secara intens, dan kebanyakan di antara mereka masih mengikuti pembelajaran kami di MUQRI. Orang-orang inilah yang kami anggap bisa membawakan standar dan pemaparan teori secara selaras, karena selalu mengupdate berbagai informasi bersama kami.
Adapun mereka yang pernah belajar bersama kami, lalu kemudian tidak lagi membersamai kami, maka besar kemungkinan lama kelamaan akan mengalami "distorsi", baik dari sisi teori, karena kurang update, maupun dari sisi praktik, karena bisa jadi merekapun mendapatkan pembelajaran dari tempat lain yang sedikit banyak memengaruhi standar pembelajaran mereka. Maka, untuk standar yang seperti itu, kami katakan, bahwa itu bukanlah standar kami. Walaupun mungkin mereka pernah mendapatkan ijazah matan-matan Tajwid, atau bahkan tazkiyah untuk mengajarkan surah Al-Fatihah.
Sebetulnya kami sendiri tidak pernah melarang siapapun menyebut nama kami dalam pembelajaran mereka. Karena siapa saja yang pernah belajar bersama kami, maka tidak salah apabila mereka menyandarkan standar pembelajarannya pada kami. Walaupun, kami sendiri lebih senang untuk tidak disebut-sebut, apalagi kalau realitanya ternyata apa yang dinukil tersebut merupakan pendapat lama kami yang sudah kami tinggalkan.
Karena itu, kepada sahabat sekalian yang pernah belajar bersama kami, dan masih sering menyebut nama kami, mohon pastikan terlebih dahulu bahwa yang disampaikan tersebut memang benar-benar apa yang kami pegang. Bukan sekadar perkiraan atau "rasa-rasanya" semata. Pastikan juga untuk selalu mengupdate informasi yang kami sampaikan dalam daurah-daurah terbaru. Karena kami pasti akan mengubah pandangan yang kami nilai tidak relevan dengan kajian terbaru yang kami lakukan.
Wallahu a'lam.
- Muhammad Laili Al-Fadhli -