πΉ Qabil Hosseinli, penasihat Ilham Aliyev, dalam sebuah wawancara mengklaim bahwa masyarakat Azeri penutur bahasa Turki di Iran telah kehilangan hak-haknya setelah Revolusi Islam dan tidak diizinkan untuk menduduki posisi manajerial dalam sistem pemerintahan!
πΉ Klaim ini muncul sementara sejak awal Revolusi Islam, tidak ada pembatasan bagi etnis mana pun di Iran. Banyak pejabat tinggi negara yang berasal dari etnis Turki dan berasal dari Azerbaijan Iran. Kehadiran luas berbagai etnis di tingkat tinggi ini membantah klaim diskriminasi etnis dan menunjukkan persatuan serta solidaritas antara berbagai kelompok etnis di Iran.
πΉ Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Sayid Ali Hosseini Khamenei, adalah seorang Azeri yang tinggal di Mashhad dan secara asli berasal dari kota Khameneh di Provinsi Azerbaijan Timur. Selain itu, Dr. Masoud Pezeshkian, Presiden Iran, berasal dari Urmia.
πΉ Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata, yang merupakan pejabat militer tertinggi di Iran, berasal dari desa Afshar di Provinsi Azerbaijan Timur.
πΉ Tokoh-tokoh terkemuka seperti Ayatullah Ali Akbar Faiz Meshkini, sejak pembentukan Majelis Ahli Kepemimpinan hingga akhir hayatnya, menjabat sebagai ketua majelis ini. Ayatullah Abdul Karim Mousavi Ardabili juga menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung selama 8 tahun.
πΉ Abolhassan Banisadr, Presiden pertama Iran, berasal dari distrik Shirin Su di Kabupaten Kabudarahang, dan Mir Hossein Mousavi, Perdana Menteri terakhir Iran, juga merupakan bagian dari etnis Turki di Iran.
πΉ Contoh-contoh ini menunjukkan kehadiran luas dan pengaruh signifikan dari berbagai kelompok etnis, khususnya orang-orang Azeri, dalam manajemen dan politik tingkat tinggi di negara ini sejak Revolusi Islam hingga saat ini.
https://t.me/IsnewsIndonesia