Da’wah Mustofa Lumajang @damufm Channel on Telegram

Da’wah Mustofa Lumajang

@damufm


Da’wah Mustofa Lumajang (Indonesian)

Selamat datang di channel resmi Da’wah Mustofa Lumajang! Channel ini didedikasikan untuk berbagai informasi mengenai kegiatan dakwah Islam di Lumajang. Da’wah Mustofa Lumajang adalah komunitas dakwah yang bermula dari keinginan untuk menyebarkan ajaran Islam secara luas dan menyentuh hati umat. Di sini, Anda akan menemukan ceramah, kajian agama, serta berita terkini seputar dakwah di daerah Lumajang

Siapa sebenarnya Da’wah Mustofa Lumajang? Mereka adalah sekelompok individu yang peduli akan keberlangsungan Islam dan berusaha untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat sekitar. Melalui berbagai kegiatan dakwah, seperti ceramah, pengajian, dan kegiatan sosial, mereka berusaha untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada umat untuk lebih mendalami ajaran Islam

Apa yang bisa Anda dapatkan di channel ini? Tidak hanya informasi seputar kegiatan dakwah, tetapi Anda juga akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam mengenai ajaran Islam. Dengan bergabung di channel Da’wah Mustofa Lumajang, Anda akan menjadi bagian dari komunitas yang peduli akan penyebaran dakwah yang benar dan menginspirasi

Jadi, tunggu apalagi? Bergabunglah sekarang di channel resmi Da’wah Mustofa Lumajang (@damufm) dan ikuti berbagai kegiatan dakwah yang akan memberikan pencerahan bagi hati dan jiwa Anda. Mari bersama-sama memperkuat keberlangsungan Islam dan meraih keberkahan dari ajaran yang lurus. Terima kasih telah bergabung dan semoga menjadi bagian dari perjuangan dakwah yang penuh berkah!

Da’wah Mustofa Lumajang

18 Nov, 09:05


MOHON DIRENUNGI KISAH YANG SARAT MAKNA.
DAN KAMI SEDIKAN DENGAN 3 BAHASA

ARAB
INDONESIA DAN INGGRIS…

SEMOGA MANFAAT…☺️

Da’wah Mustofa Lumajang

18 Nov, 09:04


“Allah SWT provides for me,” he replied simply.

Hearing this answer, the imam sought further clarification. “Yes, I understand that. But what I mean is, where do you get the food to feed your family every day?”

The man replied gently, “There is a Jew who gives me two loaves of bread daily for my family.”

Upon hearing this, the imam nodded and said, “Oh, I see. Now I understand and believe.”

But the man suddenly looked at the imam with sharp eyes. “Subhanallah,” he said, his voice firm. “When I told you that Allah provides for me, you doubted it. Yet, when I mentioned a Jew as the source, you immediately believed. How disappointing.”

He sighed deeply before continuing, “By Allah, my prayers with you for the past 20 years have been in vain. I will redo all of them on my own as a form of penance.”

His words, filled with unwavering faith, left the imam silent, lost in profound reflection. He realized that true faith is not merely about performing obligations but also about having complete trust in Allah’s decree. This story became an eternal lesson for all who heard it.

Da’wah Mustofa Lumajang

18 Nov, 09:04


فِي قَرْيَةٍ هَادِئَةٍ وَمُبَارَكَةٍ، كَانَ هُنَاكَ رَجُلٌ لَا يَغِيبُ أَبَدًا عَنْ صَلَاةِ الْجَمَاعَةِ فِي الْمَسْجِدِ. فِي كُلِّ مَرَّةٍ يُرْفَعُ فِيهَا الْأَذَانُ، يَكُونُ هُوَ أَوَّلَ الْحَاضِرِينَ. أَثَارَتْ مُوَاظَبَتُهُ هَذِهِ دَهْشَةَ إِمَامِ الْمَسْجِدِ.

وَفِي صَبَاحِ أَحَدِ الْأَيَّامِ، بَعْدَ اِنْتِهَاءِ صَلَاةِ الْفَجْرِ، اِقْتَرَبَ مِنْهُ الْإِمَامُ وَسَأَلَهُ:

“يَا أَخِي، أَنَا مُعْجَبٌ بِإِخْلَاصِكَ، وَلَكِنْ هَلْ لِي أَنْ أَسْأَلَكَ؟ كَيْفَ تُعِيلُ أُسْرَتَكَ؟ أَلَا تَعْمَلُ؟”

اِبْتَسَمَ الرَّجُلُ بِهُدُوءٍ وَأَجَابَ: “ٱللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى هُوَ ٱلَّذِي يَرْزُقُنِي.”

فَقَالَ الْإِمَامُ مُتَسَائِلًا: “نَعَمْ، أَعْلَمُ ذَلِكَ. وَلَكِنْ قَصْدِي، مِنْ أَيْنَ تَحْصُلُ عَلَى طَعَامِكَ وَطَعَامِ أُسْرَتِكَ يَوْمِيًّا؟”

أَجَابَ الرَّجُلُ بِلُطْفٍ: “هُنَاكَ يَهُودِيٌّ يُعْطِينِي رَغِيفَيْنِ مِنَ الْخُبْزِ يَوْمِيًّا لِأُسْرَتِي.”

عِنْدَ سَمَاعِ ذَلِكَ، أَوْمَأَ الْإِمَامُ بِرَأْسِهِ وَقَالَ: “آهْ، ٱلْآنَ فَهِمْتُ وَصَدَّقْتُ.”

لَكِنَّ الرَّجُلَ نَظَرَ فَجْأَةً إِلَى الْإِمَامِ بِعَيْنَيْنِ حَادَّتَيْنِ وَقَالَ: “سُبْحَانَ ٱللَّهِ! عِنْدَمَا قُلْتُ لَكَ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلَّذِي يَرْزُقُنِي، شَكَكْتَ فِي كَلَامِي. وَلَكِنْ عِنْدَمَا ذَكَرْتُ ٱلْيَهُودِيَّ كَمَصْدَرٍ لِلرِّزْقِ، صَدَّقْتَ فَوْرًا. يَا لِلْأَسَفِ.”

تَنَهَّدَ الرَّجُلُ بِعُمْقٍ ثُمَّ قَالَ: “وَٱللَّهِ، إِنَّ صَلَاتِي مَعَكَ خِلَالَ ٱلْعِشْرِينَ عَامًا ٱلْمَاضِيَةِ أَصْبَحَتْ بِلَا فَائِدَةٍ. سَأُعِيدُهَا كُلَّهَا بِنَفْسِي كَفَّارَةً لِذَلِكَ.”

كَانَتْ كَلِمَاتُهُ ٱلْمَلِيئَةُ بِٱلْيَقِينِ تَهُزُّ ٱلْقُلُوبَ، مِمَّا جَعَلَ ٱلْإِمَامَ يَقِفُ صَامِتًا، غَارِقًا فِي تَفْكِيرٍ عَمِيقٍ. أَدْرَكَ حِينَئِذٍ أَنَّ ٱلْإِيمَانَ ٱلْحَقِيقِيَّ لَيْسَ فَقَطْ فِي أَدَاءِ ٱلْوَاجِبَاتِ، بَلْ أَيْضًا فِي ٱلثِّقَةِ ٱلْكَامِلَةِ بِتَدْبِيرِ ٱللَّهِ. أَصْبَحَتْ هَذِهِ ٱلْقِصَّةُ دَرْسًا خَالِدًا لِكُلِّ مَنْ سَمِعَهَا.


Di sebuah desa yang sejuk dan penuh keberkahan, ada seorang lelaki yang tak pernah absen menghadiri shalat berjamaah di masjid. Setiap waktu adzan berkumandang, ia selalu menjadi yang pertama tiba. Rutinitasnya ini membuat sang imam masjid heran. Suatu hari, setelah selesai shalat Subuh, sang imam mendekatinya.

“Wahai saudaraku, aku kagum dengan kesungguhanmu. Tapi izinkan aku bertanya, bagaimana caramu memenuhi kebutuhan keluargamu? Apakah engkau tidak bekerja?” tanya sang imam dengan penasaran.

Lelaki itu tersenyum tenang. “Aku dicukupi oleh Allah SWT,” jawabnya polos.

Mendengar jawaban itu, sang imam tetap ingin tahu lebih dalam. “Ya, aku tahu. Tetapi maksudku, dari mana engkau mendapatkan makanan untuk keluargamu setiap hari?”

Lelaki itu menjawab dengan suara lembut, “Ada seorang Yahudi yang setiap hari memberiku dua potong roti untuk keluargaku.”

Mendengar penjelasan itu, sang imam mengangguk sambil berkata, “Oh, begitu. Sekarang aku paham dan percaya.”

Namun, lelaki itu tiba-tiba memandang sang imam dengan mata yang berkilat tajam. “Subhanallah,” katanya dengan nada yang menusuk. “Ketika aku berkata bahwa aku dicukupi oleh Allah, engkau masih ragu. Tetapi ketika aku sebut seorang Yahudi sebagai pemberinya, engkau langsung yakin. Sungguh menyedihkan.”

Ia menghela napas panjang, lalu melanjutkan, “Demi Allah, shalatku selama 20 tahun ini bersamamu menjadi sia-sia. Aku akan mengganti semua shalat itu sendiri sebagai bentuk penebusan.”

Kata-katanya yang penuh keyakinan membuat sang imam terdiam, tenggelam dalam renungan mendalam. Ia menyadari bahwa keimanan tidak hanya soal melaksanakan kewajiban, tetapi juga soal keyakinan penuh terhadap takdir Allah. Kisah itu menjadi pelajaran abadi bagi mereka yang mendengarnya.


In a serene and blessed village, there lived a man who never missed a congregational prayer at the mosque. Each time the call to prayer was heard, he was always the first to arrive. His unwavering routine intrigued the mosque’s imam.

One morning, after completing the Fajr prayer, the imam approached him.

“My brother, I admire your dedication. But may I ask, how do you provide for your family? Don’t you have a job?” the imam asked curiously.

The man smiled calmly.

Da’wah Mustofa Lumajang

13 Nov, 23:47


Kewajiban Orang Tua dalam Mengajarkan Shalat kepada Anak

وَجُوبُ تَعْلِيمِ الصَّلَاةِ لِلصِّبْيَانِ

يَجِبُ عَلَى كُلٍّ مِنَ الأَبَوَيْنِ تَعْلِيمُ الصَّبِيِّ وَالصَّبِيَّةِ الْمُمَيِّزَيْنِ الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمَا بِهَا عَقِبَ بُلُوغِهِمَا تَمَامَ سَبْعِ سِنِينَ قَمَرِيَّةٍ، وَضَرْبُهُمَا عَلَى تَرْكِهَا عَقِبَ بُلُوغِهِمَا تَمَامَ عَشْرِ سِنِينَ كَذَلِكَ. وَلَا يُضْرَبُ إِلَّا بِقَدْرِ الْحَاجَةِ، وَلَا يَكُونُ مُبَرِّحًا، أَيْ: مُؤْلِمًا، وَمِنْ بَابِ أَوْلَى أَنْ لَا يُنْزِلَ دَمًا وَلَا يَكْسِرَ عَظْمًا، قَالُوا: وَلَوْ لَمْ يُفِدْ إِلَّا الضَّرْبُ الْمُبَرِّحُ تَرَكَ الْمُبَرِّحَ وَغَيْرَهُ. وَأَنْ لَا يَكُونَ عَلَى الْوَجْهِ أَوِ الرَّأْسِ أَوِ الْمَقَاتِلِ، وَأَنْ لَا يَتَرَتَّبَ عَلَيْهِ هَرَبُهُ وَضَيَاعُهُ.

قَالَ الإِمَامُ النَّوَوِيُّ: ((قَالَ أَصْحَابُنَا: وَيَأْمُرُهُ الْوَلِيُّ بِحُضُورِ الصَّلَوَاتِ فِي الْجَمَاعَةِ، وَبِالسِّوَاكِ، وَسَائِرِ الْوَظَائِفِ الدِّينِيَّةِ، وَيُعَرِّفُهُ تَحْرِيمَ الزِّنَا وَاللِّوَاطِ وَالْخَمْرِ وَالْكَذِبِ وَالْغِيبَةِ وَشِبْهِهَا))(۱).

(۱) «المجموع» (۳: ۱۱).
📕 نُورُ المِشْكَاةِ فِي أَحْكَامِ الطَّهَارَةِ وَالصَّلَاةِ عَلَى مَذْهَبِ الإِمَامِ الشَّافِعِيِّ

Wajib bagi setiap orang tua untuk mengajarkan shalat kepada anak laki-laki dan perempuan yang sudah mumayyiz (mampu membedakan yang baik dan buruk), serta memerintahkannya setelah mencapai usia tujuh tahun secara qamariyah (tahun hijriyah). Jika mereka meninggalkan shalat setelah mencapai usia sepuluh tahun, boleh dipukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan, hanya sebatas yang diperlukan, tanpa menyebabkan rasa sakit yang berlebihan.

Tidak diperbolehkan pukulan yang menyebabkan luka, mengeluarkan darah, atau mematahkan tulang. Jika tidak ada manfaat dari pukulan ringan dan hanya pukulan yang berat yang efektif, maka pukulan berat dan yang lainnya harus ditinggalkan. Pukulan juga tidak boleh dilakukan di wajah, kepala, atau bagian-bagian tubuh yang berbahaya, serta tidak boleh menyebabkan anak melarikan diri atau hilang.

Imam Nawawi berkata: “Para ulama kami berkata: Wali (orang tua atau pengasuh) harus memerintahkan anak untuk menghadiri shalat berjamaah, bersiwak (membersihkan gigi), serta melaksanakan tugas-tugas agama lainnya. Anak juga perlu diberitahu tentang haramnya zina, homoseksual, khamr (minuman keras), dusta, ghibah (menggunjing), dan yang semacamnya.”

(Sumber: “Al-Majmu’” (3:11))

Pagi penuh berkah insya Allah
Kamis kliwon
12 jumadil ula 1446
14 november 2024

Da’wah Mustofa Lumajang

13 Nov, 15:52


SELAMAT BERISTIRAHAT WAHAI SAUDARAKU SEMUA

SATU PESAN UNTUK KITA SEMUA,
SEMOGA KITA BISA UNTUK MENGAMALKAN-NYA…

Kewajiban Sosial dalam Islam

عَنْ أَبِي مُوسَى
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
(عُودُوا الْمَرِيضَ، وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ
وَفُكُّوا الْعَانِيَ)
رَوَاهُ الْبُخَارِيّ

(الْعَانِي): الأَسِيرُ
قَالَ فِي (النِّهَايَةِ): الْعَانِي: الأَسِيرُ
وَكُلُّ مَنْ ذَلَّ وَاسْتَكَانَ وَخَضَعَ

Dari Abu Musa رضي الله عنه,beliau berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jenguklah orang yang sakit,
berilah makan orang yang lapar,
dan bebaskanlah tawanan.”

(HR. Bukhari)

(Al-‘Āni) berarti tawanan.
Dalam kitab An-Nihayah, disebutkan bahwa al-‘Ani adalah tawanan atau setiap orang yang merasa terhina, lemah,
dan tunduk.

Kamis Kliwon,
12 Jumadil Ula 1446,
13 November 2024

Da’wah Mustofa Lumajang

12 Nov, 23:35


Agama ini simple mas bro
hanya kita yang terkadang membuat ruwet sendiri…

الحَسَنُ بنُ عليّ رَضِيَ اللهُ عنه: "الطَّرِيقُ واضِحٌ، ولَكنَّ الهَوَى فَاضِحٌ".
(الزّهد الكبير ٣٥٧)

Al-Hasan bin Ali ra berkata
Jalan itu sudah jelas,
tetapi hawa nafsu yang mempermalukan.
Maksudnya,
petunjuk kebenaran itu sebenarnya sudah jelas dan terang,
tetapi hawa nafsu sering membuat manusia tergelincir dan mempermalukan dirinya dengan mengikuti yang salah.

PAGI YANG PENUH KEBAHAGIAAN INSYA ALLAH SELAMAT BERAKTIFITAS

Rabu Wage
11 Jumadil Ula 1446
13 November 2024

Da’wah Mustofa Lumajang

12 Nov, 09:04


Kabar Gembira dari Kekasih yang Tercinta ﷺ untuk Umat Ini

بِشَارَةُ الحَبِيبِ المَحْبُوبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِهَذِهِ الأُمَّةِ
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “بَشِّرْ هَذِهِ الأُمَّةَ بِالتَّيْسِيرِ، وَالسَّنَاءِ وَالرِّفْعَةِ بِالدِّينِ، وَالتَّمْكِينِ فِي البِلَادِ، وَالنَّصْرِ”.
صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ

Dari Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه,
Beliau berkata
bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berikanlah kabar gembira kepada umat ini dengan kemudahan,
kedudukan yang mulia,
kemuliaan dalam agama, kekuasaan di berbagai negeri,
dan kemenangan.”

JANGANLAH PESIMIS DAN BERKECIL HATI,
BAGAIMANA-PUN KITA SEKARANG INI,
KARENA KEMENANGAN KEJAYAAN SUDAH BERADA DI HADAPAN KITA,
BERDASARKAN JANJI SANG BAGINDA…

Semoga shalawat dan salam dari ALLAH selalu tercurah keharibaan Beliau Saw.

SELAMAT SORE MENJELANG MAGHRIB…
Selasa Pon
10 Jumadil ula 1446
12 November 2024

Da’wah Mustofa Lumajang

12 Nov, 03:13


JANGAN JADI PRIBADI YANG LEMBEK…🫵

ٱلْغَائِبُونَ فِي ٱلْأَوْقَاتِ ٱلصَّعْبَةِ يَجِبُ أَنْ
يَظَلُّوا غَائِبِينَ إِلَى ٱلْأَبَدِ

Orang-orang yang menghilang di saat-saat yang sulit
memang semestinya tidak usah kembali untuk selamanya.

Selamat beraktifitas…💪
10 Jumadil Ula 1446
12 November 2024

Da’wah Mustofa Lumajang

11 Nov, 07:57


“Niat dan Tindakan dalam Melakukan Kebaikan Menurut Imam al-Haddad”

قالَ الحَبِيبُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَلَوِيٍّ الحَدَّادُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ:
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُعِنِ ٱلشَّخْصَ إِذَا نَوَىٰ فِعْلَ خَيْرٍ حَتَّىٰ يَشْرَعَ فِيهِ
📔 تَوْضِيحَاتُ ٱلْإِمَامِ ٱلْحَدَّادِ لِمَعَانِي بَعْضِ
أَحَادِيثِ خَيْرِ ٱلْعِبَادِ ﷺ ص ( ١٤ )

“Sesungguhnya Allah tidak menolong seseorang ketika ia berniat untuk melakukan kebaikan hingga ia memulai untuk melakukannya.”
📔 Penjelasan Imam al-Haddad tentang makna beberapa hadits Nabi ﷺ (halaman 14).

Da’wah Mustofa Lumajang

10 Nov, 05:28


“Rasa Cemburu: Cermin Kehormatan dan Akhlak Mulia”

غيرة الرجال في الجاهلية :

يحكى أن أعرابيا في الجاهلية زُفّت إليه عروسه على فرس ، فقام فقتل تلك الفرس التي ركبت عليها العروس ،

فتعجب الجميع من حوله وسألوه عن سرِّ عمله فقال لهم : خشيت أن يركب الخيال مكان جلوس زوجتي ولا يزال مكانها دافئًا !..

و من أغرب الأمور اللى تريك فعلاً كم كانت الغيرة موجودة :

امرأة تقدمت إلى مجلس القاضي موسى بن إسحاق بمدينة الريّ سنة 286 هـ فادّعى وكيلها بأن لموكِّلته على زوجها خمسمائة دينار ( مهرها ) ، فأنكر الزوج ..

فقال القاضي لوكيل الزوجة : شهودك..
قال : أحضرتهم ..
فطلب بعض الشهود أن ينظر إلى المرأة ، ليشير إليها في شهادته ،

فقام الشاهد و قال للمرأة : قومي ..
فقال الزوج : ماذا تفعلون ؟
قال الوكيل : ينظرون إلى أمرأتك كى يعرفوها
قال الزوج : إني أُشهد القاضي أنّ لها عليّ هذا المهر الذي تدّعيه ولا تُكشف عن وجهها ..

فقالت المرأة : فإني أُشهِد القاضي أني وهبت له هذا المهر وأبرأتُ ذمته في الدنيا والآخرة..
فقال القاضي وقد أُعجِب بغيرتهما : يُكتب هذا في مكارم الأخلاق .

يقول ابن القَيِّم :
" إذا ترحلت الغَيْرة من القلْب ، ترحلت منه المحبَّة ، بل ترحل منه الدِّين كله ". المبأدئ لا تتجزأ ، الانسان الذي عنده كرامة ونخوة هو من يقدر يصون بيته و أهله ..

و كما قال الشاعر :
إِنَّ الرِّجَالَ النَّاظِرِينَ إِلَى النِّسَا .. مِثْلُ الكِلاَبِ تَطُوفُ بِاللَّحْمَانِ
إِنْ لَمْ تَصُنْ تِلْكَ اللُّحُومَ أُسُودُهَا .. أُكِلَتْ بِلاَ عِوَضٍ وَلاَ أَثْمَانِ

ومما قيل أيضًا :
إن من لا غيرة له _ لادين له .
وإذا أردت أن تعرف حقيقة الرجل فانظر إلى غيرته ..

Pada masa jahiliah, dikisahkan seorang pria desa yang menikah dan istrinya diantarkan kepadanya menaiki seekor kuda. Namun, pria itu kemudian membunuh kuda tersebut. Orang-orang terkejut dan bertanya alasannya, lalu ia menjawab, “Aku takut jika ada orang lain yang duduk di tempat yang sama, di mana tempat itu masih terasa hangat setelah istriku duduk di sana.”

Dalam kisah lain yang menunjukkan besarnya rasa cemburu kala itu, seorang wanita membawa kasusnya ke pengadilan di hadapan Qadhi Musa bin Ishaq di kota Rey pada tahun 286 H. Melalui perwakilannya, ia menuntut suaminya agar membayar mahar yang dijanjikan sebesar 500 dinar, namun suaminya membantahnya.

Qadhi kemudian meminta saksi untuk melihat langsung wanita itu demi memastikan identitasnya. Salah satu saksi meminta wanita itu berdiri agar dapat mengenalinya. Namun, suaminya segera menolak, berkata, “Apa yang kalian lakukan? Tidak perlu melihat wajah istriku.”

Dengan itu, sang suami bersaksi di hadapan Qadhi bahwa ia mengakui hutang maharnya kepada istrinya, agar wanita itu tidak perlu membuka wajahnya di depan umum. Menyaksikan ketulusan suaminya, wanita itu lalu berkata, “Aku bersaksi di hadapan Qadhi bahwa aku membebaskan suamiku dari hutang ini, baik di dunia maupun di akhirat.”

Qadhi pun menulis kisah ini sebagai contoh dari akhlak yang mulia.

Ibnul Qayyim berkata, “Jika rasa cemburu hilang dari hati, maka hilanglah pula cinta bahkan agama dari hati itu.” Pribadi yang memiliki kehormatan dan rasa tanggung jawab adalah yang mampu menjaga keluarga dan kehormatannya.

Seperti kata penyair:
“Sesungguhnya para lelaki yang memandang wanita seperti anjing yang mengitari daging.
Jika singa tidak menjaga daging itu, maka akan termakan tanpa harga dan tanpa balasan.”

Juga dikatakan, “Siapa yang tidak punya rasa cemburu, maka ia tidak memiliki agama.” Jika ingin mengenal seorang lelaki, lihatlah seberapa besar rasa cemburunya.

Da’wah Mustofa Lumajang

09 Nov, 21:47


Menahan Diri untuk Tidak Menikah Lagi demi Menghindari Kesedihan Istri

إِذَا تَرَكَ أَنْ يَتَزَوَّجَ كَيْ لَا يَدْخُلَ الْغَمَّ عَلَى زَوْجَتِهِ الَّتِي عِنْدَهُ ، كَانَ مَأْجُورًا
📔 «فَتْحُ الْقَدِيرِ» لِلْإِمَامِ ابْنِ الْهُمَامِ (٣/٢٣٩)

“Jika seseorang meninggalkan keinginan untuk menikah lagi demi menghindari kesedihan yang mungkin dirasakan istrinya yang ada bersamanya, maka ia akan mendapatkan pahala karenanya.”

📔 Fath al-Qadir oleh Imam Ibn al-Humam (3/239)

Da’wah Mustofa Lumajang

09 Nov, 19:13


قِف على باب كَريمٍ كُلَّما .. طَرقَ الطارِقُ بِالخَيرِ فَتح
‏وقل رَبِّ حقّق لي بطه المُصطَفى .. أَملاً صدري له اليَوم اِنشَرَح
‏وَاِنصرِ الإِسلامَ وَاِجمَع شَملنا .. وَاِمنَع الأَكدارَ عنّا وَالترح
‏وَصلاةٌ منكَ تَهدي لِلَّذي .. جاءَ بِالدين وَلِلدين نصح

Berdirilah di pintu Tuhan Yang Maha Pemurah,
setiap kali seorang hamba mengetuk pintu-Nya dengan kebaikan,
Dia pun membukanya.
Dan ucapkanlah,
“Wahai Tuhanku, dengan perantara Thaha,
sang pilihan

(Nabi Muhammad ﷺ),
kabulkanlah harapan yang membuat dadaku lapang hari ini.
Dan menangkanlah Islam,
satukanlah barisan kami,
jauhkanlah kami dari segala duka dan kesedihan.
Serta limpahkanlah shalawat kepada beliau yang datang membawa agama dan memberi nasehat demi agama.”

Da’wah Mustofa Lumajang

09 Nov, 19:02


Kesucian dan Malu: Keindahan Sejati Wanita Surga

Ketika Allah menggambarkan wanita-wanita surga,Allah Swt berfirman:

“{قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ}..”

(mereka menundukkan pandangan)

kemudian Allah Swt berfirman

“{كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ}..”

(seolah-olah mereka adalah permata yaqut dan marjan).

Allah mendahulukan sifat kesucian dan rasa malu sebelum kecantikan dan keindahan.
Karena tak ada nilai bagi wanita yang cantik tanpa kesuciannya.

Da’wah Mustofa Lumajang

09 Nov, 18:52


Rasa Malu kepada Sayyidina Utsman bin Affan ra
yang Bahkan Malaikat-pun Merasa Malu Kepadanya

حِينَ سَأَلَتْ أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا النَّبِيَّ ﷺ عَنْ سَبَبِ اعْتِدَالِهِ عِنْدَ دُخُولِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، قَالَ: “أَلَا أَسْتَحْيِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحْيِي مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ؟”

Ketika Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah rah bertanya kepada Nabi Saw
mengapa beliau bersikap lebih sopan saat Sayyiduna Utsman bin Affan masuk, Nabi Saw menjawab, “Apakah aku tidak boleh merasa malu kepada seseorang yang bahkan malaikat pun merasa malu kepadanya?”
#Dzu an-Nurain “Utsman bin Affan” ra.

Da’wah Mustofa Lumajang

09 Nov, 06:42


“Pandangan Para Ulama tentang Cinta dan Pengaruhnya pada Karakter Manusia”

Ini adalah pandangan tentang cinta,
yang dianggap dapat memperhalus dan memperbaiki kepribadian seseorang,
terutama bagi mereka yang memiliki jiwa yang luhur.
👇🏻
قيلَ لأحدِهم: إنَّ ابنكَ قد عَشِقَ.
أجابَ: أيُّ بَأسٍ بِهِ؟ إنَّهُ إذا عَشِقَ .. نَظُفَ .. وَظَرُفَ .. وَلَطُفَ

وقالَ غيرُهُ: العِشقُ لا يَصلُحُ إلّا لِذِي مروءةٍ ظاهِرةٍ وخَليقَةٍ طاهِرةٍ ..

وقيلَ ليحيى بنِ معاذٍ الرازيِّ: إنَّ ابنَكَ قد عَشِقَ فُلانَةَ ..
فقالَ: الحَمدُ للهِ الذي صيَّرَهُ إلى الطَّبعِ الآدميِّ!

وحينَ بَلَغَ أحدَ الأئمةِ في مَجلِسِهِ أنَّ ابنَهُ قد عَشِقَ شَكَرَ اللهَ وأَردَفَ:
الآنَ رَقَّت حَواشيهِ .. ولَطُفَت معانيهِ .. ومَلَحَت إشاراتُهُ .. وظَرُفَت حركاتُهُ .. وحَسُنَت عِباراتُهُ .. وجادَت رَسائِلُهُ .. وجَلَّت شَمائِلُهُ .. فَواظِب المَليحَ .. وجَنِّب القَبيحَ ..

وسُئِلَ أحدُ العُلَماءِ: هل سَلِمَ أحدٌ من العِشقِ؟
فقالَ: نَعَم .. الجَلفُ الجافي الّذي لَيسَ لَهُ فَضلٌ ولا عِندَهُ فَهمٌ.

Dikatakan kepada seseorang: “Anakmu telah jatuh cinta.”
Ia menjawab:
“Apa salahnya?
Jika ia jatuh cinta,
ia akan menjadi lebih bersih,
lebih anggun,
dan lebih lembut.”

Dan orang lain berkata:
“Cinta hanya cocok untuk orang yang memiliki muru’ah (kehormatan diri) yang nyata dan kepribadian yang murni.”

Dan dikatakan kepada Yahya bin Mu’adz al-Razi bahwa anaknya telah jatuh cinta kepada seorang gadis.
Ia berkata:
“Alhamdulillah yang telah menjadikannya memiliki naluri manusia!”

Ketika seorang imam mendengar dalam majelisnya bahwa anaknya telah jatuh cinta,
ia bersyukur kepada Allah dan menambahkan:
“Sekarang sikapnya menjadi lebih lembut,
maknanya menjadi lebih halus, gerakannya menjadi lebih anggun, dan bahasanya menjadi lebih indah.
Tulisannya menjadi lebih baik,
dan sifat-sifatnya menjadi lebih luhur.
Maka,
perhatikanlah yang indah dan jauhilah yang buruk.”

Dan seorang ulama ditanya: “Apakah ada orang yang selamat dari cinta?”
Ia menjawab:
“Ya,
hanya orang yang kasar dan kaku yang tidak memiliki keutamaan dan pemahaman.”

Da’wah Mustofa Lumajang

09 Nov, 04:46


Rendah Hati-nya Para Salaf

قال الحبيب أحمد بن عبد الرحمن السقاف ( والد الحبيب عبد القادر السقاف ) :

وقد كان السلف الصالح يبذلون النصيحة لكل مسلم ويعتقدون انه افضل منهم وخير منهم ‘ لانه ربما كان قدره عند الله عظيما وربما سبقت له من الله الحسنى وختم له بخير قال الحبيب عبدالله الحداد :

ماذا يقول المنكرون - فيمن له قلب سليم
على جميع المسلمين - وقصده المولى الكريم
ويعتقد في نفسهِ - بأنه عبد ذمـــيــم
لولا عناية ربـــــه - لكان بطّالا ضلـول
الله حسبي وكفى - قل ما تشاء ياذا الفضول

Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman As-Saqqaf (ayah dari Al-Habib Abdul Qadir As-Saqqaf) berkata:
“Para ulama terdahulu selalu memberikan nasihat kepada setiap Muslim dan meyakini bahwa orang lain lebih baik daripada diri mereka sendiri. Mereka berpikir begitu karena bisa saja orang lain memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, atau mungkin Allah telah menetapkan kebaikan untuknya, dan ia akan mendapatkan akhir hidup yang baik.”
Al-Habib Abdullah Al-Haddad berkata:
Apa yang bisa dikatakan oleh mereka yang mengingkari, tentang seseorang yang memiliki hati yang bersih terhadap semua Muslim,
dan tujuan hidupnya hanya untuk Allah Yang Maha Pemurah?
Ia merasa bahwa dirinya hanyalah hamba yang hina.
Jika bukan karena kasih sayang Tuhannya,
ia mungkin sudah menjadi orang yang tersesat.
Cukuplah Allah bagiku,
katakanlah apa saja yang ingin kamu katakan,
wahai yang suka mencampuri urusan orang lain.

Da’wah Mustofa Lumajang

08 Nov, 19:08


قُل لِلْبَلَاغَةِ غُضِّي الطَّرْفَ وَاحْتَشِمِي ..
فَمَدْحُ أَحْمَدَ يَعْلُو هَامَةَ الكَلِمِ… 💚💚


“Katakan pada balaghah(seni berbicara dan menulis), tundukkan pandangan dan jagalah kehormatanmu…
Karena pujian untuk Ahmad (Nabi Muhammad
Saw)
berada di atas puncak segala kata.”
💚💚

Bait ini menyiratkan bahwa meskipun keindahan bahasa memiliki kedudukan tinggi, kemuliaan Nabi Muhammad jauh lebih agung. Bahkan,
pujian tertinggi pun tidak mampu mencapai derajat keagungan beliau.

Da’wah Mustofa Lumajang

08 Nov, 11:33


Keutamaan Memperbanyak Doa di Hari Jumat

الإِمَامُ النَّوَوِيُّ رَحِمَهُ اللهُ: “يُسْتَحَبُّ الإِكْثَارُ مِنَ الدُّعَاءِ فِي جَمِيعِ يَوْمِ الجُمُعَةِ مِنْ طُلُوعِ الفَجْرِ إِلَى غُرُوبِ الشَّمْسِ رَجَاءً لِمُصَادَفَةِ سَاعَةِ الإِجَابَةِ”.
(الأذكار، ص١٦٣)

Imam al-Nawawi ra berkata: “Disunnahkan untuk memperbanyak doa sepanjang hari Jumat,
mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam,
dengan harapan bertemu dengan waktu ijabah(waktu mustajabnya doa).”
(Sumber:Al-Adzkar,hlm.163)

Tanda Ahli Sunnah

قَالَ سَيِّدِي زَيْنُ العَابِدِينَ عَلِيُّ بْنُ الحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ: “عَلَامَةُ أَهْلِ السُّنَّةِ كَثْرَةُ الصَّلَاةِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”.

“Sayyidiy Zainul Abidin Ali bin Husain bin Ali radhiyallahu ’anhum berkata:
Tanda ahli sunah adalah banyak bershalawat kepada Rasulullah Saw.’”
(Sumber:Al-Qaul al-Badi’ karya al-Sakhawi,hlm.60)