Muslim Level Up @byBagasrais.r @bybagasraisr Channel on Telegram

Muslim Level Up @byBagasrais.r

@bybagasraisr


Sharing santai, bertumbuh bersama insyaAllah.

Muslim Level Up @byBagasrais.r (Indonesian)

Selamat datang di Muslim Level Up, saluran Telegram yang dibuat oleh @bybagasraisr! Di sini, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam perjalanan spiritual dan pertumbuhan pribadi Anda. Dengan moto 'Sharing santai, bertumbuh bersama insyaAllah', kami menyediakan konten-konten inspiratif, motivasi, dan pengetahuan tentang Islam yang dapat membantu meningkatkan pemahaman Anda tentang agama ini. Bersama-sama, kami belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bermakna, dan lebih dekat dengan Tuhan. Jadi, jika Anda mencari tempat untuk mendapatkan motivasi, inspirasi, dan pengetahuan baru seputar Islam, bergabunglah dengan kami di Muslim Level Up! Mari kita bersama-sama menapaki perjalanan menuju kesempurnaan iman. Ayo, bergabung sekarang dan bersiaplah untuk meningkatkan level spiritual Anda!

Muslim Level Up @byBagasrais.r

13 Jan, 01:03


Alhamdulillah, selesai terupload 10 episode, podcast, series “10 pelajaran di tahun 2024”.

Kalo mau dengerin dari episode 153 - 162

Searching aja di Spotify “Muslim Level Up”.

—-

Makasih banyak yang udah jadi pendengar setia :D

Mohon doanya semoga segera rilis series terbaru. Aamiinn

Muslim Level Up @byBagasrais.r

25 Dec, 10:44


*Mindset berpetualangnya jangan diilangin*

Zaman kecil kita sangat menikmati aktivitas kita. Kita cuma ngikutin jiwa penasaran kita, dan kita nggak peduli sama hasil yang bakalan dicapai. Termasuk juga, kita nggak peduli sama penilaian orang. Pas kecil, kita masih punya spirit berpetualang.

Semakin beranjak dewasa, sebagian dari kita mulai kehilangan spirit berpetualangnya. Karena udah nggak pernah ngerasain serunya ‘berpetualang’, emosi negatif perlahan jadi semakin mendominasi. Stres, burn’out, depresi, dan nggak punya motivasi.

Menurut suatu eksperimen yang dilakuin New York University dan University of Miami pada tahun 2020, menyebutkan bahwa orang yang memiliki pengalaman dengan berpetualang, jauh lebih bahagia, lebih bersemangat, dan lebih rileks.

Jadi eksperimennya tuh gini, para ilmuwan melibatkan 130 partisipan, di mana para peneliti mendapat persetujuan buat mantau lokasi mereka dengan GPS di ponsel mereka. Selama beberapa bulan, para peneliti secara rutin ngirim pesan ke para partisipan, buat nanyain gimana keadaan emosi mereka. Seberapa bahagia, bersemangat, atau seberapa rilek para partisipan.

Nah hasilnya, mereka yang berpetualang — pulang kerja lewat jalan yang berbeda, ke tempat kopi yang berbeda dari biasanya, ngelakuin aktivitas di luar rumah, coba mendatangi suatu tempat yang lebih jauh — lebih bahagia, lebih bersemangat, dan lebih rileks.

Ini yang saya maksud ‘mindset berpetualangnya jangan diilangin’. Aktivitas dan tempat yang berbeda, akan mendorong energi positif. Karena udah secara naluriah, kalo kita ngelakuin itu-itu aja (apa lagi sesuatu yang nggak kita sukai), manusia cenderung bosen. Kalo udah bosen, dorongan buat ngelakuin sesuatu perlahan jadi ilang. Kalo nggak ngapa-ngapain yang positif, pasti jadinya ngapa-ngapain yang negatif.

Kalo 2024 kurang berpetualang, semoga 2025 bisa ngerasain lagi yang disebut PETUALANGAN. 😬

Muslim Level Up @byBagasrais.r

21 Dec, 14:27


Jiwa kita itu sejatinya kuat

Sewaktu di Masjid, sambil nunggu iqomah buat sholat isya’, awalnya saya udah punya niat ‘Nanti pak ini saya mintain jadi imam aja ah, gantiin saya’ karena qodarullah saya sedang flue dan lumayan sering batuk-batuk. Saya khawatir kalo saya yang jadi imam, bakalan sering batuk dan bakalan ganggu kekhusyu’an jama’ah.

Tapi seketika, Allah izinkan saya buat inget hadis yang artinya “…berdoalah dalam kondisi kamu sangat yakin Allah akan mengabulkannya”. Sesaat setelah iqomah selesai.

Akhirnya, saya nggak jadi minta tolong bapak-bapak lainnya, saya memutuskan buat mengimami sholat isya berjama’ah. Sambil pasang mic, sebelum takbiratul ihram, saya berdoa dengan seyakin-yakinnya.

”Ya Allah mudahkanlah hamba untuk bisa menahan batuk ini”
”Ya Allah mudahkanlah hamba untuk bisa mengimami sholat isya dengan khusyuk”.

Kemudian Al-Faqir ini memulai takbiratul ihram, dan atas izin Allah, dari takbiarul ihram sampe salam, saya nggak pernah batuk sama sekali. Barulah selesai salam, seketika saya langsung nggak bisa menahan gatalnya tenggorokan.

—-

Cerita ini saya tulis, karena saya inget nasihat seorang ulama yang bernama Syaikh Abdurrazaq Al-Badr. Seinget saya beliau pernah bilang, “Jiwa kita itu sejatinya kuat…”

Mungkin sering kan terbesit? Semisal kalimat,

”Ah kayaknya nggak mungkin”
”Ah ini saya tidur di atas jam 11, pasti subuhnya bakal kelewat”
”Nanti belajarnya 20 menit aja lah, dah ngantuk berat”
”Aku nggak bakalan bisa lepas dari dosa ini sih…”
”Ah nggak bisa lah ini diselesaiin sehari”.
”Aku udah nggak bisa sabar lagi..” Dan seterusnya.

Padahal, bisa jadi jiwa kita jauh lebih kuat dari apa yang kita duga-duga. Kita cuman perlu yakin seyakin-yakinnya, sembari berdoa kepada Allah dengan kondisi yakin pula, kalo doa kita bakalan diijabah.

Tentunya sambil melihat faktor-faktor yang lainnya.

Jadi buat yang ngerasa jiwa lemah, coba mulai sekarang bangun mindset bahwa JIWAKU ITU SEJATINYA KUAT atas izin Allah.

"Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia Mahabijaksana, Maha Mengetahui." Qs. Al-An'am 18

Muslim Level Up @byBagasrais.r

19 Dec, 00:32


*Menghabiskan waktu bareng keluarga*

Kita perlu ‘menghabiskan waktu bareng keluarga’. Tapi apa sebenernya makna kalimat ‘menghabiskan waktu’ di sini?

Apa berarti 24 jam? 168 jam?

Kata Pakdhe Brian Tracy, maksud menghabiskan waktu di sini adalah soal KUALITAS kita gunain waktu itu. Sama kayak kita kerja. Bukan soal 8 jam, tapi apa yang kita lakuin selama 8 jam itu?

Ada orang kerja 8 jam cuma selesaiin satu kerja yang remeh temeh. Ada juga yang kerja 4 jam tapi bisa nyelesaiin kerjaan yang bernilai tinggi.

Ngabisin waktu sama keluarga juga sama. Bukan cuman soal seberapa lama kita habisin waktu sama mereka, tapi juga soal kualitas dari pertemuan itu.

Ini mungkin jadi jawaban sebagian orang, yang ngerasa ‘aku tuh udah jadwalin waktu sama keluarga’, atau ‘aku tuh udah banyak habisin waktu sama keluarga’, tapi hubungannya nggak semakin baik malah semakin longgar.

Di antara jawabannya adalah, ‘apa yang udah kita lakuin ketika ngabisin waktu bareng keluarga?’

Karena sebagian orang yang pernah saya liat, ketika lagi bareng-bareng sama keluarganya, mereka terus-terusan ngurusi kerjaannya, mainan HP, sibuk sama orang sekitar, bahkan selama bareng-bareng itu obrolannya justru soal kerjaan. Yang seharusnya, lebih bagus kalo milih topik yang cocok diobrolin bareng keluarga.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

16 Dec, 13:50


Saya ada rencana mau adain webinar, judulnya ini:

"7 Cara Menyusun Resolusi yang Realistis dan dapat dicapai"

*Bayar apa gratis mas?*

Pengennya gratis, tapi kalo gratis khawatir jadi nyepelein. Jadi saya buat berbayar. 10rb aja (seharga jajan siomay, atau 5x parkir roda 2).

Kalo mau ikutan, bisa isi form ini dulu:

https://forms.gle/6CYgAcj3CUKBxMBk8

Muslim Level Up @byBagasrais.r

11 Dec, 09:06


*Ternyata, distraksi terbesar itu dari diri sendiri.*

Kata Pakdhe Nir Eyal (penulis buku indistractable), 10% distraksi berasal dari luar. Dan 90% sisanya, berasal dari diri sendiri.

Kenapa orang gampang ke-distract sama HP? Sebenernya bukan masalah HP-nya. Tapi berhubungan dengan emosinya. Mungkin lagi boring, ngerasa loneliness, sedih, dan perasaan negatif lainnya, yang akhirnya mendorong seorang tersebut jadi gampang terdistraksi.

Kalo kata para expert di pengembangan diri, ini soal WILL POWER. Kekuatan untuk mengendalikan diri dan fokus. Semakin bagus will powernya, semakin orang itu nggak gampang terdistraksi dan lebih bisa fokus dalam jangka waktu lebih lama.

Saya jadi inget, nasihat dari ustadz Aris Munandar ketika mengkaji kitab syarah riyadhussholihin. Kurang lebih begini perkataan beliau,

”Memasukkan kebahagiaan kepada diri sendiri itu penting. Kenapa orang itu milih mabuk? Karena mereka nggak bahagia. Kenapa ada orang itu selingkuh? Karena nggak bahagia. Kenapa milih narkoba? Karena nggak bahagia…”



Kesimpulannya, distraksi terbesar itu sebenernya dari diri sendiri. Semakin emosi kita bagus, semakin kita bahagia, insyaAllah kita semakin nggak gampang terdistraksi.

Distraksi dari luar, cuman berperan 10%. 90% sisanya, adalah dari diri kita sendiri.

Oiya, kata Pakdhe Nir Eyal, Distraction itu adalah sebuah aksi yang semakin menjauhkan kita dari aktivitas yang pengen kita lakuin. Sedangkan Traction, adalah aksi yang mendekatkan kita kepada apa yang sebenernya kita inginkan.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

05 Dec, 07:06


Prepare Romadhon, dari sekarang

Dulu di antara para ulama kita, mereka menyiapkan Romadhon dari 6 bulan sebelumnya. Teringat perkataan beliau, Ust. Nuzul Dzikri Hafidzahullah yang kurang lebih begini, "Ramadhan itu Marathon. 30 hari kita dituntut untuk beribadah dengan level terbaik. Dan grafiknya harus naik terus. Kalau kurang persiapan, tentu bakalan berat banget."

--

Dan di antara persiapan Ramadhan, kita bisa mulai belajar fikih ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Kenapa? Ya supaya nanti pas udah Ramadhan, kita bisa fokusin buat belajar yang lain. Kan agak aneh nggak sih? Kita mau ikut lomba, tapi pas perlombaan udah mulai, kita baru cari tau 'gimana tata cara lombanya?' Atau bahkan kita masih NOL banget soal 'syarat dan ketentuan ikut lombanya?'

Terus biasanya, nanti Romadhon itu buanyak banget kelas-kelas yang bagus-bagus maasyaaAllah. Kan eman aja, kalo kita harus ngelewatin momen itu, dan justru masih belajar basicnya. Ya nggakpapa sih, cuman eman aja.

"Terus di mana mas belajarnya?"

Alhamdulillah udah saya siapin rekaman fikih puasa dari kitab Raudhul mur'bi (yang dibahas guru saya). Plus ada beberapa eBook yang bisa di download gratis.

Cara aksesnya:

1. Masuk ke website www.bagasraisr.com
2. Plih menu lain-lain
3. Pilih "Fikih puasa"

Saran saya, bisa dicicil aja. Sehari 15 menit juga nggakpapa. Nggak lama insyaAllah. Karena emang khusus yang bab puasa aja pembahasannya.

--

Semoga Allah pertemukan kita dengan bulan Romadhon. Aamiinn
(*Boleh dishare juga ya, link belajarnya)

Muslim Level Up @byBagasrais.r

02 Dec, 02:23


*Di antara indikator akhlak mulia.*

Allah ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka (Nabi Ibrahim,Ishaq, Ya’qub) dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.”
Qs. Shad - 46

Kalo di tafsir Muyassar, maksud akhlak yang tinggi adalah *hatinya selalu terpaut sama Akhirat, semua aktivitasnya sesuai apa yang Allah ridhoi, dan sembari mengingatkan manusia buat inget akhirat.*

Dari ayat ini kita semakin paham, kalo indikator punya akhlak kelas atas itu ya harus jadi AKHIRAT ORIENTED. Tentu nggak cuman sekedar lisan aja. Tapi amalan hati dan amalan anggota badannya mencerminkan itu.

”Latihannya gimana mas?”

Bisa coba beberapa hal ini:

1. Sebelum ngapa-ngapain, sempet ada jeda buat perbaiki niat. Minimal banget baca bismillah. Setiap pindah aktivitas, atau setiap mau memulai aktivitas, minimal banget bismillah.
2. Banyakin referensi ilmu syariat, jadi ketika kita ngelakuin sesuatu, kita yakin kalo ini tuh sesuatu yang Allah ridhoi.
3. Jangan bosen jadi orang baik. Apapun keadaannya, jangan bosen jadi orang baik. Dan orang baik itu yang ngelakuin semuanya karena mengharap pahala dari Allah.
4. Teruslah share sesuatu yang bermanfaat. Jangan minder. Selama itu baik, dan kita yakin karena pernah belajar, jangan malu buat memulai share kebaikan.
5. Terus menerus berdoa, minta sama Allah. Supaya dimudahkan jadi seorang yang Akhirat oriented. Misal berdoa “Ya Allah, jadikanlah segala urusan hamba termasuk amal sholeh.” atau “Ya Allah, mudahkanlah hamba jadi hamba yang akhirat oriented”.

Wallahu a’lam

Muslim Level Up @byBagasrais.r

01 Dec, 07:07


*Marshmellow test*

Anak-anak umur 4 tahunan disuruh masuk ke ruangan, terus dikasih challenge. Kalo mau nunggu sebentar, dia bakalan dapet 2 bungkus marshmellow. Kalo nggak mau nunggu, anak tersebut bisa langsung makan 1 bungkus marshmellow.

Ada yang nggak kuat, ada juga yang kuat. Dan setelah coba diteliti kurang lebih 13 tahunan setelahnya, Walter michel, seorang psikolog di Stanford University yang pertama kali melakukan riset ini (di tahun 1970-an), menemukan kalo ternyata anak-anak yang bisa menahan godaan buat segera makan marshmellow, mereka punya kehidupan yang lebih baik.

Emosinya lebih stabil. Lebih produktif, lebih efisien, mudah bergaul, dan kualitas kehidupannya jauh lebih baik. Sedangkan anak-anak yang nggak bisa menahan godaan, ketika dewasa mereka cenderung menjalani hidup dengan minim motivasi, suka mengeluhkan keadaannya, kurang bisa bergaul, dan gampang stres.

—-

Kesimpulannya, orang-orang yang bisa menahan dorongan hati, dari hal-hal instan, mereka punya kecendurungan kehidupannya lebih baik. Emosinya lebih bagus. Dan emosi yang bagus, mempengaruhi performanya.

Allah ta’ala juga berfirman,

”Siapa yang bisa menahan hawa nafsunya, maka surgalah tempat kembalinya..” (Qs. An-Naziat 40-41)

*Jadi mulai sekarang, coba latih jiwa kita. Di antara cara efektif buat ngelatih dari hal-hal instan, coba gunain timer.*

Misal.

Mau baca Al-Qur’an, pasang timer dulu di HP misal 15 menit. Sebelum alarm bunyi, jangan berhenti. Paksa diri.

Mau kerja fokus, pasang timer 25 menit. Selama 25 menit paksa diri buat nggak pegang apa-apa, kecuali fokus kerja.

Selamat mencoba.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

21 Nov, 12:41


*100 hari lagi menuju Ramadhan insyaAllah*

Tiba-tiba liat tulisan orang di Threads, terus barusan buka HP liat lagi di salah satu channel WA.

Ya Allah semoga kita semua masih dikasih rezeki bisa ketemu Ramadhan dalam kondisi performa terbaik, keuangan terbaik, dan kondisi mental terbaik. Aamiinn

—-

Btw monggo sambil baca-baca beberapa eBook soal Ramadhan (saya mau share duluan sebelum nanti banyak yang share) 👀😄

https://drive.google.com/file/d/1vUU1McNGiZAm0uriB0beKUd6MUJDMOkP

—-

Mungkin next saya siapin juga di Website, kebetulan ada rekaman audio bahasan kitab puasa yg pernah dikaji sama guru saya.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

18 Nov, 07:46


*Ati-ati kalo ngobrol, jangan men-generalisasi*

Gen Z tuh begini, kalo Millenial begini, dan seterusnya.

Kalimat yang men-generalisasi kayak ini sebaiknya perlu dihindari, apalagi kalo ranahnya lagi ngomongin sisi negatifnya. Dosanya jadi double-double.

Teringat salah satu pelajaran di kitab Akhta’ fii Muhaadatsati wal Mujaalasah (kitab yang bahas adab ngobrol) karya Syakh Ibrohim Al-Hamd.

Di antara adab ketika ngobrol adalah dengan *nggak men-generalisasi.*

”Kalo orang sunda begini”, “Kalau gen Z tuh sekarang emosian”, dan seterusnya.

Faktanya, nggak semua orang begitu. Jadi ketimbang bilang ‘Gen Z tuh gampang emosian’, mending diganti ‘sebagian gen Z kayaknya agak gampang emosian’, perkataan ini lebih aman insyaAllah.

_"Kenapa nulis ini mas?"_

Beberapa kali sering banget liat konten" yang men-generalisasi kayak gitu. Seakan jadi biasa aja, padahal itu bukan adabnya seorang muslim level up.



Semoga kita lebih ati-ati lagi ketika ngobrol. Aamiinn

Muslim Level Up @byBagasrais.r

26 Oct, 01:37


*Kecerdasan emosional, lebih penting dari kecerdasan intelektual*

Ada murid SMA yang pinter banget (bahkan paling pinter di kelasnya). Yang punya cita-cita kuliah di Fakultas kedokteran di Harvard university. Sayangnya siswa sepinter ini, justru berani menusuk guru fisikanya karena mendapatkan nilai 80 bukan 100.
(detail kisahnya ada dibuku Emotional Intelligence karya Daniel Goleman)



Kisah barusan udah sangat menggambarkan, kalo yang katanya PINTER, sebenernya BODOH. Kapan yang pinter jadi bodoh? Kalo nggak bisa mengusai emosinya. Bahasa syar’inya, ketika nggak bisa melawan hawa nafsunya.

Udah bukan rahasia lagi lah ya, kalo yang nilai akademiknya tinggi, belum tentu dewasa. Belum tentu nasihatnya (duniawinya) bisa diterima. Belum tentu cocok dijadiin temen deket apalagi pasangan.

Teringat sebuah hadits, Rasulullah bersabda

”Orang yang cerdas adalah yang bisa menahan hawa nafsunya..”

atau di hadis yang lain

”Orang yang kuat, adalah yang bisa menahan amarahnya ketika sedang marah”

—-

Jangan sekedar cari tau gimana jadi pinter pikirannya. Tapi cari tau dan dalami juga, gimana supaya bisa lebih pinter mengontrol emosi.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

24 Oct, 07:35


Atas izin Allah, selesai setting halaman kelas audio di website saya.
Semoga next Allah mudahin buat upload modul-modul lainnya.

Monggo kalo mau akses. Boleh disebarluaskan, tapi nggak boleh diperjualbelikan ya

Cara akses:

01. Masuk ke website www.bagasraisr.com
02. Pilih menu - Lain lain - Kelas Audio
03. Tinggal akses
---

Semoga bermanfaat.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

23 Oct, 10:17


Waktu itu pas lagi coba rapiin file mingguan, ketemu beberapa modul audio yang pernah saya buat.

Akhirnya kepikiran buat naruh di WEBSITE. Biar nggak mubadzir 😄

Alhamdulillah atas izin Allah, nyempetin rapiin file mingguin seringnya bikin kerja jadi lebih efisien dan ketemu ide baru.

Clear file, clear mind? 😄

—-

Oiya ini salah satu modulnya. Monggo. GRATIS

https://bagasraisr.com/berkumpuldenganyangsefrekuensi/

Muslim Level Up @byBagasrais.r

22 Oct, 13:16


*Temenan itu didoain, buat dikatain*

Kamis kemarin, waktu kajian kitab Mukhtashor Minhajil Qosidhin karya Ibnu Qudamah, ada satu faidah menarik.

”Di antara faidah nyari temen sholeh itu, biar saling mendoakan”

Dulu Imam Syafi’i punya list nama-nama yang biasa beliau sebut dalam doanya. Imam Ahmad juga biasa menyebut 6 nama ketika beliau berdoa di sepertiga malamnya.

Kita yang katanya udah TEMENAN deket sama seseorang, udah sering doain belum? Doain bener-bener sebut namanya. Udah belum? Kalo malah disebut namanya karena lagi diGhibahin, aduuhhh, bukan itu namanya….

Mulai hari ini, coba biasain ketika berdoa, sebutin nama temen-temen kita atau orang-orang yang berjasa di hidup kita.

Doakan kebaikan, sebagai kita suka doa itu buat diri kita sendiri. Karena ketika seorang mendoakan kebaikan buat sodaranya dan sodaranya nggak tau? Maka malaikat akan mengatakan, “Begitu juga dengan engkau…” (sebagaimana dalam hadits)

Temenan itu didoain kebaikan. Bukan dikatain, dijelekin, dighibahin, direndahin. Bukan temen itu namanya.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

16 Oct, 13:11


*Kualitas tidur itu penting, bukan cuman kuantitas*

Sebanyak apapun tips produktifitas yang berusaha dijalanin, kalo kualitas tidurnya nggak diperhatiin, ya sama aja bohong.

Allah ta’ala berfirman:
”Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat”. Kalo ditafsir muyassar, maksudnya istirahat untuk badan.

Lebih dari 2 ayat bahkan yang secara spesifik menyebutkan tentang tidur, karena saking pentingnya.

Ada satu faedah yang saya dapetin dari Ustadz Rezki Hafidzahullah, kenapa kok sebelum tidur kita dianjurin buat banyak dzikir? Di antaranya supaya biar nggak diganggu setan. Biar dapet tidur yang berkualitas.

Sebelum tidur? Sunnahnya mengibas kasur. Wudhu. Dzikir-dzikir.
Ketika bangun? Supaya terlepas dari ikatan setan, berdoa, wudhu, dan sholat subuh.

Bahkan dzikir sebelum tidur itu kalo kita telaah, emang lumayan banyak redaksi dzikirnya. Karena saking pentingnya tidur buat orang beriman.

Tidur itu nggak cuman sekedar kuantitas, tapi juga soal kualitas. Makanya di antara sifat para penghuni surga, mereka sedikit tidurnya. Kualitas tidurnya bagus.

Allah ta’ala berfirman :
”Di dunia, mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam” . Qs Adz-Dzariyat : 17



Kesimpulan:

- Tidur itu modal buat beramal sholeh. Sesuatu hal yang penting banget diperhatiin.
- Jangan cuman fokus ke kuantitas tidur, tapi fokus juga ke kualitas tidur
- Supaya tidurnya berkualitas, mulai rutinin wudhu dan dzikir sebelum tidur

Muslim Level Up @byBagasrais.r

11 Oct, 01:23


#TulisanEdisiJemuah

Kondisi seberat apapun, seketika bisa berbalik kalo Allah udah takdirkan.

Allah ta’ala berfirman di Qs. Al-Ahzab : 9,

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.



Di Tafsir Muyassar disebutin, ayat ini lagi menceritakan kondisi orang beriman di Perang Khandaq. Waktu itu, orang musyrik di luar mekah + orang-orang yahudi + orang munafik yang ada di dalam madinah dan sekitarnya, mereka bersatu padu buat mengepung orang beriman.

Bayangin, sengeri apa kondisi orang beriman? Di kepung sama pasukan yang begitu banyak, dari segala arah. Seakan udah nggak ada jalan keluar lagi.

Tapi apa yang terjadi? Allah turunkan tentaranya. Malaikat dan angin topan yang bikin tenda-tenda mereka kocar-kacir nggak karuan.



Dari kisah ini, saya cuman mau reminder aja sih. Siapa tau kamu lagi ada di kondisi yang begitu beratnya, seakan nggak ada jalan keluar lagi, mau nyerah, saya cuman mau ingetin, ada Allah :)

Jangan putus asa dari Rahmat-Nya. Tetep semangat nyari solusi, bersamaan dengan itu, serahkan semua urusan kita kepada Allah. Jangan ambil jalan-jalan yang Allah murkai, pertolongan Allah sejatinya begitu dekat buat hambanya yang beriman.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

10 Oct, 15:17


Cara sederhana biar nggak kehabisan stok ide adalah dengan nulis ide setiap harinya.

”Emang tiap hari ada ide yagn bisa ditulis mas?” Ada buanyaak (kalo kita coba hadir).

Saya jadi keinget, obrolan saya kala itu sama mas aji darmawan. Beliau bilang gini, “Ide itu bagaikan benih mas, perlu ditangkep, ditanem, disirami, sampe akhirnya bisa berbuah. Ide itu bertebaran di mana-mana..”

Banyak orang ngira kalo ide itu bisa segera jadi buah, padahal ide itu ibarat masih benih. Makanya jangan heran kalo yang grusa-grusu eksekusi idenya (yang belum mateng), seringnya nggak jadi apa-apa. Sering berhenti di tengah jalan. Kenapa? Karena terlalu dini.

Bukan cuman buat yang bergelut di dunia konten kreator ya, nulis ide itu bisa diimplementasiin buat siapa aja yang pengen jadi #MuslimLevelUp.

”Caranya gimana mas?”

Sama kayak bangun kebiasaan, MULAI DARI YANG PALING GUAMPANG BANGET. Ada sebuah riset yang pernah saya baca, kalo mau jadiin sesuatu itu gampang, coba lakuin dengan durasi kurang dari 20 detik.

Buka instagram, buka tiktok, youtube, lebih dari 20 detik? Saya yakin lebih cepet. Itulah kenapa scrolling media sosial segampang itu jadi habit kebanyakan orang. Orang dibalik itu udah tau penelitian ini. Haha.

Cara paling gampang menurut saya, catet di notes bawaan HP. Yang nggak perlu akses internet, juga bisa di akses.

Formatnya sederhana aja.

10 Oktober - Dapet insight dari mas bagas buat nulis ide harian.

Nggak usah panjang-panjang. Seuprit kalimat aja. Kapan-kapan bisa dikembangin lagi. Sehari satu, sebulan ada 30 ide. Sehari dua, sebulan bisa 60 ide. Belum kalo dikembangin lagi? InsyaAllah nggak bakalan kebahisan ide wkwkwk.

Selamat mencoba.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

03 Sep, 15:22


Atas izin Allah rilis tulisan ini.
Semoga jadi wasilah semakin sedikitnya perzinaan. Aamiinn

Monggo boleh dishare, gratis, tanpa ada syarat" apapun.

Jazakumullah khoyron

https://bagi.to/Seriusandehzinaitunggakboleh

Muslim Level Up @byBagasrais.r

02 Sep, 13:07


Bismillah.

Sekilas info.
Kebetulan saya ada paketan Zoom yg kuoata 100 orang dan masih banyak jadwal kosognya.

Mungkin di sini ada temen” misal yang butuh buat kegiatan apa aja yang penting positif, bisa japri saya.

Siapa tau zoom saya bisa dipakek 😬

*japri dulu aja kalau ada yang butuh.

Matursuwun.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

19 Aug, 15:13


*Tukang parkir yang expert*

Beberapa hari lalu, saya ngeliat ada seorang tukang parkir yang expert banget. Beliau ngatur lalu lintas di salah satu pertigaan, nggak jauh dari rumah saya.

Setiap pagi, di pertigaan itu emang padet banget. Karena nggak jauh dari situ banyak sekolahan. Ada SMK, ada SMA Islam, SMA negeri bahkan ada 2, belum lagi SMP, SD, TK, juga ada. Emang lingkungan pemukiman yang banyak sekolahan juga. Udah kebayang lah ya, padetnya kayak gimana.

Sembari beli sesuatu, saya suka liatin gimana bapaknya ini ngatur lalu lintas. Ngatur gimana supaya nggak semakin macet, dan ngatur supaya bisa gantian dari setiap arah.

Saya liat, peluitnya itu jarang nggak ada suaranya. Hampir bunyi terus. Gerakan bapak tersebut juga gesit. Tangannya nggak berhenti ngasih aba-aba. Berani, cekatan dan tetep tenang. Ajib lah pokoknya.

(sekian gambaran tukang parkir yang expert ini)

--

Satu pelajaran yang saya dapetin adalah,

*Jadi expert itu soal repetisi (pengulangan).*

Semakin terus diulang, semakin terasah. Mungkin kalimat ini terkesan biasa, tapi kayaknya banyak dari kita sering lupa sama kalimat barusan wkwk.

Dikit-dikit ganti skill. Satu belum selesai, coba lainnya. Nggak sabaran, dan sebagainya.

—-

Kesimpulannya, berusahalah terus mengulang skill yang pengen kita dalami. Jangan cuman teori. Banyakin praktek. Pengetahuan cuma jadi pengetahuan, kalo nggak diolah. Kalo nggak diamalin.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

11 Aug, 01:12


*Dua pertanyaan sederhana bikin hidup lebih bermakna insyaAllah*

Kenapa dan Bagaimana.

Weekend jangan cuman buat libur, healing, mager”an. Ya boleh sih, asal nggak kebablasan 😄

Tapi nyempetin buat MEREVIEW sepekan kemarin, juga perlu dicoba dan dibiasain.

Lebih dalem lagi, buat MEREVIEW hidup.

Coba gunain 2 kalimat tanya tadi.

*Kenapa*- Ini bikin kita fokus ke akar permasalahan

*Bagaimana* - bikin kita fokus sama solusi.



Kenapa ya laptopku mulai lemot? Mungkin akar permasalahannya adalah terlalu banyak file.

Bagaimana supaya nggak lemot? Mungkin waktunya jadwalin beresin file.

—-

Kenapa ya, suami/istriku sering banget nggak nyaman diajak ngobrol? Bisa jadi akar masalahnya, karena satu sama lain udah terlalu sibuk sama urusannya.

Bagaimana caranya supaya lebih harmonis? Mungkin waktunya jadwalin waktu satu jam setiap hari buat ngobrol.

—-

Kenapa ya, kok subuhku sering telat dan nggak bisa dapet 2 rakaat sebelum subuh? Bisa jadi akarnya karena tidur selalu di atas jam 10.

Bagaimana biar bisa rutin subuh tepat waktu? Mulai jadwalin tidur dibawah jam 10.

Dsb.

—-

Selamat mencoba 😬

Muslim Level Up @byBagasrais.r

31 Jul, 03:34


*Semakin kita ilmui, semakin timbul rasa cinta, dan semakin motivasi terjaga. Motivasi yang terus terjaga, bakalan melahirkan usaha. Usaha melahirkan progress/hasil.*

Di antara motivasi yang perlu kita jaga terus, adalah motivasi buat beramal sholeh. Kalo motivasi ini semakin tipis, semakin kita nggak punya motivasi buat ngelakuin hal-hal produktif lainnya.

Kerja males, bersosial males, bikin projek kebaikan males, belajar males, ngafalin Qur’an males, sholat males, olahraga males, pokoknya bakalan sering males di hal-hal yang bermanfaat. Kenapa? karena motivasinya nggak terjaga.

_”Berarti kalo mau pengen motivasi beramal sholehnya terjaga, kita perlu mengilmui surga ya mas?” Mengilmui tentang surga, lahir kecintaan, motivasi beramal sholeh meningkat. Gitu mas?”_

Bener. Ada satu ayat, yang mana ini mencakup semua kenikmatan yang ada di Surga. Allah ta’ala berfirman:

“Di dalam surga itu terdapat segala apa yang diidamkan oleh jiwa dan sedap (dipandang) mata.”

Qs. Az-zukhruf 71

—-

Jiwa pengennya apa, di Surga ada semua. Makan dan minum enak sepuasnya? Pasangan yang ideal? Bangunan-bangunan mewah? Pakaian bagus? Circle yang positif? Suasanya syahdu? Semua ada di Surga. Allahu akbaar.

Semoga satu ayat ini, udah cukup bikin kita semakin jatuh cinta sama Surga, dan semoga Allah jaga motivasi kita semua buat terus beramal sholeh dengan ikhlas dan mengikuti Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

—-

*Ayatnya perlu banget di hafal sih. Buat jadi moodbooster tiap hari. Singkat kok, nggak sampe 10 menit paling apal insyaAllah.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

28 Jul, 13:58


4 Elemen untuk hidup lebih bermakna

Di antara ciri-ciri orang yang ngejalani hidup kurang bermakna:

•⁠ ⁠Nggak semangat ngejalani hidup
•⁠ ⁠Hidup ngerasa hampa
•⁠ ⁠Nggak produktif (nggak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat)
•⁠ ⁠Nggak bahagia

“duh mas, kayaknya aku ngejalani hidup yang kurang bermakna banget”

Tenang, ini ada kisi-kisi dari Prof. Howard Stevenson. Kata pakdhe Howard, ada 4 elemen yang perlu kita perhatiin kalo pengen hidupnya lebih bermakna.

1.⁠ ⁠Achievement
2.⁠ ⁠Happiness
3.⁠ ⁠Significance
4.⁠ ⁠Legacy

Achievement itu soal pencapaian. Kalo kita nggak punya target hidup, dan nggak pernah mencapai sesuatu apapun, biasanya kita jadi nggak semangat ngejalani hidup.

Happiness itu soal kebahagiaan. Kalo di kasih rating 1-10, udah berapa kebahagiaan kita?

Significance itu soal kebermanfaatan. Kalo Legacy itu sesuatu yang kita tinggalin, setelah kita nggak ada.

Kalo mau detail materi ini, bisa Akses lewat website saya. Menu - Membership - Plih kelas Islamic self development.

——

Cuman ini khusus membership #MuslimLevelUp ya. Kalo mau daftar bisa lewat sini

https://bagasraisr.com/new-membership-muslim-lv-up/

Bayar sekali seumur hidup.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

25 Jul, 10:00


*Reminder, nanti maghrib ada kajian pensucian jiwa*

Ba’da maghrib - isya WIB (kurang lebih jam 18.00 WIB mulai)

---

Join Zoom Meeting
https://usTauhid123m.us/j/84685439017?pwd=NDaPVGaRUbNvsMDaIRwUzsJodIxiLs.1

Meeting ID: 846 8543 9017
Passcode: Tauhid123



Rekaman kelas hanya untuk memberhsip. Daftarnya, cek di wesbite saya bagasraisr.com - scroll ke bawah, nanti ada daftar membership.

*Bayar sekali seumur hidup.*

Muslim Level Up @byBagasrais.r

24 Jul, 13:39


Mending otak buat mikir bikin karya, ketimbang pusing cuman buat mikirin password.

Suka capek nggak sih? Salah password mulu? karena lupa, saking banyaknya gonta ganti password? wkwk

Gmail punya 3, instagram ada 4 akun, facebook, tiktok, password M-Banking, password wifi, password website, password apa lagi? Hahaha

Saya pribadi pernah ngalami juga soalnya kayak gitu. Password M-Banking yang sering lupa, karena pakek ATM-nya lebih dari satu (kepentingan pekerjaan), sering ada info ganti password, dan akhirnya sering lupa.

_”Wah iya mas, ribet banget kalo soal password. Belum lagi nomer yang buat verifikasi seringnya lupa diisi pulsa dan nggak bisa dipakek verifikasi”_

Ini saya kasih tips, biar nggak lupa-lupa lagi dengan berbagai banyak akun yang butuh password. Nggak cuman itu, insyaAllah dengan kekuatan password yang susah dibobol.

Inti rumusnya cuman kalimat berikut:
*”Gabungin 4 elemen” (mau lebih ya silakan)*

Misal,

4 angka terakhir nomer HPibu.
Inisial pasangan
Nama platform
@01 atau
3 Symbol

Jadinya begini misal.

4321FBFInstagram**#
0987SRGmail

Keliatannya ribet kan passwordnya? Padahal ya ada polanya. Jadi kalo ganti platform? Tinggal ganti aja salah satu elemennya. Selesai. Nggak ribet wkwk.

Lagi marak juga pembobolan, kudu pinter-pinter bikin password. Plus, sudahi lupa password, hahaha. Otak kita mending buat mikirin karya, ketimbang cuman buat mikirin password.

Selamat mencoba 😀

Muslim Level Up @byBagasrais.r

17 Jul, 03:21


Tips unik dan sederhana untuk mengatasi galau

Menurut saya, galau ini hal wajar ya. Di KBBI waktu saya searching, galau artinya kacau tidak karuan (pikirannya).

”Kenapa orang bisa galau mas?” Banyak faktor. Di antaranya faktor mata. Pernah disebutin sama Ibnu Qoyyim di kitab Ad-Daa wa Ad-Dawaa, yang intinya,

”Siapa yang membiarkan matanya jelalatan, siap-siap pikiran dan hatinya terpengaruh.”

Makanya di Qs.An-Nurr ayat 30 disebutin,
”Katakanlah kepada orang yang beriman untuk menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya…”

Pandangan dikaitkan sama tindakan. Pandangan kita terjaga, pikiran terjaga, tindakan juga bakalan terjaga.

Jadi seseorang terserang galau, di antaranya karena kebanyakan liat hal-hal yang bikin galau.

Ada satu tips unik yang saya dapetin di kitab Humuum tholabul ‘ilm kalau nggak karya Syaikh Sholeh Al-Ushaymi atau ‘ilaajul Humuum (terapi galau) karya Syaikh muhammad sholeh al munajjid.

Yaitu, coba pakek pakaian yang nggak monochrome. Kuning, atau warna-warna cerah.

Allah berfirman di Qs. Al-Baqarah 69

“Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah *sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya".*

Kalo lagi galau, sedih, atau mager, coba pakek baju yang lebih seger warnanya. Sepengalaman saya, ini beneran berpengaruh. Selamat mencoba

---

Salah satu tips ini saya tulis juga dibuku kedua saya yang membahas perihal mengatasi kecemasan. Mohon doanya semoga Allah mudahkan bisa selesai.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

15 Jul, 04:25


*Kalo tugas udah kelar, sebaiknya ngapain?*

Yang lebih ideal, setelah tugas kelar adalah berdzikir kepada Allah.

Sebagian orang terjebak sama aktivitasnya sampe nggak ada waktu buat ngaji, justru karena salahnya sendiri.

Salah memaknai produktifvitas. Produktif dimaknai menyelesaikan banyak tugas. Jadi setelah tugas selesai, lanjut bikin tugas lagi. Kalo nggak ada tugas? Bahkan mikir gimana ada tugas lagi.

Tugas kantor selesai? Lanjut projek pribadi. Projek pribadi selesai? Lanjut projek sampingan. Projek sampingan selesai? Lanjutin projek kantor lagi.

”Mas, yang penting kan bermanfaat?”

Iyaa bener. Tapi kalo sampe nggak ada waktu baca arti Al-Qur’an, nggak ada waktu ikut kajian fikih, aqidah, takziyatunnafs, nggak ada waktu buat duduk di masjid, khawatirnya ‘apa yang dianggep manfaat, ternyata bukan sesuatu yang manfaat’, kalo dijalani tanpa ilmu.

Allah ta’ala berfirman di Qs. Al-Insyirah ayat 7-8

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

Ditafsir muyassar disebutkan,

فإذا فرغت من أمور الدنيا وأشغالها فَجِدَّ في العبادة، وإلى ربك وحده فارغب فيما عنده

Terjemahan,

Kalo kita udah selesai sama urusan dan kepentingan duniawi, maka bersungguh-sungguhlah dalam beribadah. Hanya kepada Allah-lah kita berharap apa yang ada di sisi-Nya.



”Implementasinya gimana mas?”

Misal, selesai bikin video. Sempetin waktu buat duduk di masjid sambil baca Al-Qur’an atau ibadah-ibadah lainnya yang mendekatkan diri kepada Allah.

Selesai pulang kerja, maghrib - isya ikut kajian, atau baca hadits-hadits.

Atau misal selesai 1 tugas, baca Al-Qur’an 3 menit, bersyukur “Alhamdulillah ya Allah, engkau mudahkan tugas pertama selesai”, berdoa “Ya Allah, mudahkan tugas selanjutnya.” baru lanjut tugas/todolistnya.



Jangan dikira belajar agama itu bukan termasuk hal yang bermanfaat bagi umat. Salah. Bahkan dengan belajar, kita bisa lebih bermanfaat bagi umat.

”Karena banyak orang yang lupa ilmunya, tapi terlalu semangat pengen bermanfaat ya mas? Akhirnya malah blunder ya?”

Iya bisa jadi gitu. Dan bisa jadi kita sendiri demikian.

Muslim Level Up @byBagasrais.r

14 Jul, 04:01


*2 Kegiatan di hari Ahad yang bikin kita jadi #MuslimLevelUp*

Ahad identik sama waktu libur. Libur, identik sama kegiatan santai. Santai, identik sama rebahan, scrolling media sosial, nonton kartun, selesaiin serial netflix, jalan-jalan dsb.

Apa itu salah? Setelah sepekan sibuk sama kerjaan, perkuliahan dan selainnya?

Patokan boleh atau enggak adalah syariat. Selama syariat enggak melarang, brarti boleh.

Rebahan itu boleh, selama rebahannya nggak bikin lupa sholat. Scrolling media sosial, atau jalan-jalan, ya boleh-boleh aja. Selama nggak liat yang haram dan nggak ninggalin kewajiban.

Cara orang istirahat di akhir pekan beda-beda. Dan di tulisan ini saya cuman mau ngasih opsi, 2 kegiatan sederhana yang bisa kita lakuin di hari ahad, yang insyaAllah *bikin kita jadi #MuslimLevelUp di pekan depannya.*

*1. Refleksi*

Sesimpel ambil kertas polos dan siapin bulpoin. Tulis apa yang berjalan dengan baik dan mana yang kurang baik, atau bisa keluarin aja apa yang ada di kepala. Ide, gagasan, rencana, keinginan, dsb.

Biar nggak bingung, dikelompokin aja.

Personal
Family
Work
Social
Spiritual

contoh:

personal : “Ternyata baca buku mulai jarang.”
Spiritual: “Ya Allah, sepekan ini nggak ikut kajian sama sekali…”
Social : “Alhamdulillah, sepekan kemarin quality time-nya lebih banyak”.

*2. Analysis dan bikin strategi baru*

Strategi baru nggak akan muncul, kalo kita cuman sekedar ngejalani, tanpa adanya refleksi dan analisis.

contoh, kalo kita ngerti ‘ternyata sepekan ini quality time sama pasangan cuma 1 jam” maka akan ada strategi baru supaya ada waktu lebih buat quality time.

”Oh ternyata sepekan ini total waktu buat baca Al-Qur’an cuman 30 menit” Maka pekan depan, insyaAllah bakalan lebih semangat baca Al-Qur’annya.

”Oh ternyata yang cukup nguras energi itu karena bingung besok mau makan apa” Kalo tau hal ini, strategi bikin list menu makanan buat sepekan bakalan muncul.



Kalo mau materi detailnya, saya sempet bahas ini di membership muslim level up.

Bayar sekali seumur hidup.

https://bagasraisr.com/new-membership-muslim-lv-up/

Muslim Level Up @byBagasrais.r

10 Jul, 14:28


*Indikator produktifitas kita mulai menurun.*

Produktif = Menghasilkan sesuatu. Semakin kita menghasilkan sesuatu, semakin kita produktif.

Kata ‘sesuatu’ bisa punya banyak makna. Tapi seenggaknya dalam islam, ‘sesuatu’ bisa kita artikan sebagai KEBERMANFATAN.

Sebagaimana dalam hadits,

”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain.” HR.Ahmad

—-

Jadi menurut saya, indikator produktivitas kita mulai menurun, adalah ketika kebermanfaatan kita juga mulai menurun.

Entah kebermanfaatan di Kantor, lingkungan rumah, media sosial, dan keluarga.

Nggak masalah, ketika kita kadang berkurang kebermanfaatannya di media sosial, kalo kita lagi berusaha lebih manfaat di Kantor dan keluarga.

Jadi masalah kalo di sosial media kita mulai turun kebermanfaatannya, keluarga juga nggak dapetin kebermanfaatan dengan adanya kita, di pekerjaan juga nggak ada kontribusi.

Kesimpulannya, semakin kita mulai kurang bermanfaat, itu bisa jadi salah satu indikator, kalo kita mulai nggak produktif.