Cerita Edgar Hamas @tulisanedgar Channel on Telegram

Cerita Edgar Hamas

@tulisanedgar


Tulisan-tulisan, opini dan cerita tentang diri, kehidupan, sejarah hingga peradaban

Cerita Edgar Hamas (Indonesian)

Selamat datang di channel Telegram Cerita Edgar Hamas! Disini, Anda akan menemukan berbagai tulisan, opini, dan cerita menarik tentang diri, kehidupan, sejarah, dan peradaban. Dikelola oleh pengguna dengan username @tulisanedgar, channel ini merupakan tempat yang tepat untuk mengeksplorasi pikiran-pikiran yang dalam dan menarik. Siapa sebenarnya Edgar Hamas? Apa yang membuat tulisan-tulisannya begitu menarik? Edgar Hamas adalah seorang penulis dan pemikir dengan wawasan luas tentang berbagai aspek kehidupan. Melalui channel ini, ia berbagi pemikirannya yang unik dan penuh makna kepada para pembaca. Dari cerita-cerita pribadi hingga analisis mendalam tentang sejarah dan peradaban, setiap tulisan Edgar Hamas pastinya akan memikat dan menginspirasi Anda. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dan menikmati konten-konten bermutu dari channel Cerita Edgar Hamas! Mari kita bersama-sama mengeksplorasi dunia tulisan dan cerita yang penuh warna bersama Edgar Hamas.

Cerita Edgar Hamas

28 Dec, 02:10


Dulu sekali, ayah pernah menulis di buku agenda saya: perjuangan itu dirintis oleh orang cerdas, diperjuangkan oleh orang ikhlas dan dimenangkan oleh para pemberani.

Kecerdasan memecah sunyi, keikhlasan jadi napas panjangnya, dan keberanianlah yang melakukan sentuhan akhirnya.

Sebab hanya orang-orang peka yang mampu membaca krisis. Ingat apa yang pernah dikatakan KH Rahmat Abdullah suatu hari,

"Seonggok kemanusiaan terkapar. Siapa yang mengaku bertanggung jawab? Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya, semua atau sebagiannya…"

Kepekaan tanpa rasa ikhlas untuk berjuang tidak akan bertahan lama. Rasa ingin mengubah itu perlu dipupuk lama dan siap berbenturan dengan realitas. Hanya mereka yang ikhlas yang bisa melakukannya.

Orang, kalau sudah ikhlas, langkahnya akan ringan untuk meninggalkan zona nyaman.

Ikhlas adalah napas panjang perjuangan, namun ia makin sempurna dengan keberanian untuk menciptakan momentum.

Keberanian akan menginspirasi orang-orang untuk mengikuti jalannya. Ia yang tadinya sendiri akan menjadi ramai, akan menjadi bersama-sama. Dan kemenangan tercipta.

Cerita Edgar Hamas

23 Dec, 06:49


Orang bijak pernah bilang, "bahwa semakin kamu tahu, semakin kamu sadar bahwa kamu tidak benar-benar tahu."

Apakah kamu sudah pernah merasakannya? Misal, ketika melihat Al Fatihah dengan ilmu yang bertambah, maknanya lebih dalam dan kita sadar "selama ini gue kemana aja?"

Ketika kita belajar semesta, lalu dibuat takjub dengan ayat-ayat Al Qur'an yang menggambarkan proses terciptanya alam raya yang related banget dengan apa yang kita pelajari.

Dan kita bergumam, "jadi, selama ini ada banyak hal dalam Islam yang tak benar-benar aku ilmui?"

Atau, ketika kita mulai memahami bahwa nabi-nabi itu bukan hanya 25. Dengan mengaji, kita jadi tahu bijaksananya Yusya bin Nuun, tentang hikmah Uzair.

Kita jadi tahu bahwa, ternyata Al Aqsha menjadi ruang yang menyimpan memori ribuan utusan Allah dari segala timeline.

Dan akhirnya kita sadar: bahwa apa yang kita kira tahu, tidak benar-benar kita tahu.

Dengan belajar lagi, mengilmui lagi, kita seperti mengumpulkan potongan puzzle untuk dirangkai menjadi cara pandang hidup yang lebih indah, lebih megah.

Termasuk dalam memahami hari ini, yang tak bisa kita cari jawabnya di zaman ini; mungkin saatnya menggali masa lalu. Menelisik detail-detail yang belum nampak saat kita mempelajarinya di masa taman Qur'an sore hari.

Tentang mencari pahlawan yang hilang. Untold Muslim Legends.

Cerita Edgar Hamas

21 Dec, 10:12


Bismillah. Coming Soon 2025

Cerita Edgar Hamas

21 Dec, 03:04


Channel photo updated

Cerita Edgar Hamas

14 Dec, 10:08


_"Damascus : Gate of History"_ road to Brigade Hasan bin Tsabit Summit 2024 #TURNBACKAQSA

mengulas sejarah, masa kini dan masa depan Suriah untuk pembebasan Baitul Maqdis

Malem malem ngobrolin yang lagi seru banget kayak nya asik yaa?

yep, kita pengen ngobrol soalan Suriah, tentang Ibukota Damaskus, Kota yang punya Gelar "Gate of Victory"

karena sepanjang sejarah pembebasan Baitul Maqdis, Damaskus selalu menjadi pintu gerbang nya

Seru banget kayak nya yaa gimana ceritanya, kita mau cari tau relevansi dengan Baitul Maqdis, Palestina.

sharing tentang gimana sejarah senantiasa mengulangi dirinya sendiri.

bareng sama abang abang pejuang :

🔻 Ustadz Edgar Hamas ( Islamic Historyteller )
🔻 Bang Muhammad Rizki ( Activist, Humanitarian )
🔻 Host by Risky Hardiansyah

🔻 AHAD, 15 Desember 2024
🔻 20:15 - 22:00 WIB
🔻 Daftar di : bit.ly/roadtoturnbackaqsa1
🔻 CP : 081779533050

yuk ajakin temen, sodara, semua, kita update informasi dan ilmu bareng 🔻💚🤩💚

ONLINE | FREE | PUBLIC FORUM

Cerita Edgar Hamas

27 Nov, 00:45


Muslim yang hebat, adalah yang memiliki dua cara pandang:

Ia yakin janji Allah pasti benar.
Dan di saat yang sama, ia tidak bodoh amat dengan realitas yang ada.

Nah, salah satu bentuk kita tetap berjuang memilih yang terbaik di realitas yang pahit ini, adalah dengan tetap menggunakan hak pilih kita dalam pilkada.

Pilih yang terbaik di antara yang baik-baik. Atau setidaknya, pilih yang paling sedikit mudharatnya di antara yang buruk-buruk.

Sebab kita punya hak untuk memilih, maka gunakan itu sebagai bentuk tanggungjawab kita untuk menyelamatkan daerah kita dari calon-calon pemimpin yang buruk.

Lebih baik lagi, jika kita berpartisipasi menjadi saksi; membantu agar kecurangan terminimalisir dan yang buruk tak merasa bisa melakukan apa saja.

Diamnya kita pada kezaliman,
Adalah kezaliman.

Yuk, hari ini, gunakan hak pilih kita 🇮🇩

Cerita Edgar Hamas

17 Nov, 06:59


⭐️⭐️⭐️OFFLINE BOOK TALKS⭐️⭐️⭐️

“MEN AROUND AQSA”

Meet Up, Booktalk, & Book Signing

Bersama Ustadz Edgar Hamas
🗓️ Ahad 24 November 2024
09.00-11.30 WIB
🔻 di BEFORIA Space and Coffee, Tangerang Selatan.

REGISTRASI SEKARANG DI,
bit.ly/booktalkgensa
bit.ly/booktalkgensa
bit.ly/booktalkgensa

TERBUKA UMUM, IKHWAN & AKHWAT

TERBATAS HANYA 100 SEAT!

Contact Person : wa.me/6285973872024 ( Syfa )

Cerita Edgar Hamas

13 Nov, 09:24


Bagaimana ke depannya, jika kini umat Islam Indonesia hanya 38,9% saja yang shalat?

Edgar Hamas | @ceritaedgar

Itulah pertanyaan yang hadir tiba-tiba, setelah membaca sebuah survey tentang seberapa besar kaum muslimin yang shalat hari-hari ini di negeri kita. Angkanya pilu, ya? Tragis.

Saya terdiam beberapa saat, merenungi betapa naifnya saya jika berani membayangkan kita bisa membebaskan Al Aqsha jika keadaan kita masih begini. Alih-alih membebaskan Al Aqsha, jadi umat yang benar saja masih jauh sekali.

Maka jika ada yang bertanya kapan kemenangan datang? Kapan zion kalah? Berhentilah bertanya dan bercermin sendirilah. Sebab umat Islamnya jadi turis di agamanya sendiri. Mending kalau jadi turis, bahkan hari-hari ini banyak muslim yang mengejek agamanya sendiri. Terakhir, ada yang menganggap orang shalat 5 waktu di masjid yang sama adalah pengangguran. Udah sih ini mah. Mau berharap apa.

Untungnya, Alhamdulillah-nya, bumi masih berputar. Untungnya, hidup terus berjalan. Dan saya selalu ingat kata seorang ulama, Dr Raghib Sirjani, "Allah tidak akan membiarkan umat ini mati." Ummatun Lan Tamuut. Kalau bukan karena kasih sayang Allah, mungkin kita semua sudah binasa.

Kabar baiknya, perubahan selalu diinisiasi bukan oleh kebanyakan orang. "Transformation in our world never begins with the many; it always starts with a select few."

Oleh mereka orang-orang sedikit yang tetap datang mengaji menambah ilmu di saat yang lainnya bermain. Oleh orang-orang sedikit yang tetap peduli memperbaiki umat meski lawannya adalah media yang sebegitu masifnya mencuci isi kepala. Oleh orang-orang sedikit yang tetap berdakwah meski yang lain lupa.

Mereka, yang sedikit itu, jadilah kita salah satunya.

Sebab yang sedikit itu, mereka yang melakukan perubahan meski dalam keheningan, kelak Allah akan menolong umat ini mendapatkan momentumnya.

Dan, ya, mari aku dan kamu memperbaiki shalat. Sebab shalat kita dilihat anak-anak kita, diperhatikan murid-murid kita. Dan mereka adalah para penerus sujud, yang akan melengkapi narasi kebangkitan umat ini di masa depan.

Suatu hari, Malik bin Dinar rahimahullah melihat seorang lelaki yang buruk dalam shalatnya. Kemudian beliau berkata, "aku sungguh kasihan pada keluarganya..."

Seseorang bertanya, "kenapa anda kasihan pada keluarganya? Kan yang buruk shalatnya adalah orang itu?", kemudian Malik bin Dinar menjawab: "karena orang itu adalah ayah mereka, dan darinya lah anak-anaknya akan belajar shalat." (Hilyatul Auliya)

(Data survei berasal dari Indonesia Moslem Report 2019 yang diterbitkan oleh Avara Research)

Cerita Edgar Hamas

06 Nov, 04:54


Apa Mungkin Indonesia yang Bebaskan Al Aqsha?

Pertanyaan itu sempat aku percayai, dan kini agak mengernyitkan dahi. Masalah kita yang terlalu banyak ini, pasti butuh waktu dan usaha sangat keras untuk menyelesaikannya. Rasa-rasanya, bangsa ini masih jauh dari peran besarnya untuk membebaskan Al Aqsha. Jauh. Jauh sekali. Mungkin, karena realitas terlalu pahit dan cita-cita yang terlalu luhur, jadi bayangan jaraknya terlampau jauh dalam benak.

Tapi semua pesimisme itu diobati dalam pertemuan bersama rekan-rekan Qudwah Indonesia beberapa hari lalu. Bertemu dengan orang-orang yang setiap harinya mengurus segala pembelaan pada negeri para nabi itu membuatku kembali sadar: bahwa selalu ada optimisme bahkan di tengah sumur gelap, seperti kisah Yusuf. Selalu ada harapan meski realitas tak menutup semua pintu, seperti kisah Nabi Zakaria.

Ah, dua nama itu saja, adalah nabi-nabi pejuang di bumi Palestina.

"21 tahun lagi Indonesia emas, dan target kita, 20 persen generasi emas di masa depan adalah generasi pembebas Al Aqsha, ustadz", tutur Ustadz Lukman Hakim direktur Qudwah. Ini dia! Ini arah yang saya sudah lama tak dapatkan. Ini dia masterplan yang sudah lama tak saya dengar. Ketika beberapa orang masih bingung harus memulai dari mana, saya bersyukur pada Allah, bahwa sudah ada orang-orang yang secara serius membuat kurikulum Al Aqsha, datang ke masjid dan sekolah, ke kampus dan desa-desa.

Seorang guru mengatakan bahwa salah satu ilmu terpenting bagi manusia adalah matematika, karena ilmu ini adalah cara yang membuat pikiran kita mampu mengolah rencana dengan angka-angka terukur dan akurat. Dan pembebasan Al Aqsha, sangat mungkin terjadi dari bangsa Indonesia, jika ada rencana pencapaian yang jelas, akurat dan efektif. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan amal-amal bersama, bukan perseorangan.

Akan ada berapa ratus sekolah yang kita kunjungi untuk mengedukasi tentang Palestina. Akan ada berapa ribu masjid, berapa ratus universitas dan berapa puluh ribu relawan. Ustadz Lukman memberi sebuah bayangan, "kalau sekarang kita mengedukasi anak SMP, maka 21 tahun lagi (2045) mereka akan jadi para orangtua." Anak TK/SD hari ini akan jadi mahasiswa, anak kuliah hari ini akan jadi pemegang kebijakan di masa depan.

Jika awareness pembebasan Al Aqsha menyala pada anak muda masa kini dengan jangkauan yang sudah ada, maka esok kita akan punya, setidaknya 20% generasi emas yang siap bebaskan Al Aqsha.

Dulu, di masa Shalahuddin, 20% prosentase tentaranya berasal dari Maroko, begitu tulis Dr Hasna Asy Syarif Al Kattani. Maroko ini jauh dari Palestina, tapi mereka memiliki porsi besar dalam pasukan Shalahuddin. Kenapa? Karena masyarakat Maroko kala itu paling banyak pengalamannya menghadapi pasukan Salib. Mereka teruji dengan masalah. Mereka siap secara mental, dan terukur secara jumlah.

Apa mungkin, kelak 20% pembebas Al Aqsha masa depan bukan dari Maroko barat, tapi Indonesia dari timur? Langkahmu, akan menjawab.

—edgarhamas, Founder Gen Saladin

Cerita Edgar Hamas

05 Nov, 05:23


Agar kau tahu, bahwa berperan pun tak selamanya harus dengan nama bersinar...

Itulah salah satu hikmah yang kita dapat dari sebuah ayat, "Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu..." (QS An Nisa 164)

Di antara ratusan ribu utusan, ada puluhan nabi yang Allah sebutkan namanya. Pun, ada manusia-manusia terbaik yang tidak Allah sebutkan. Apakah karena yang disebutkan lebih mulia dari yang tidak disebut? Tentu tidak.

Sebab Allah gelari semua manusia hebat itu sebagai Rasul; disebut kisahnya maupun tidak. Semuanya beramal yang terbaik. Semuanya beraksi yang paling nyata. Dan, urusan nama yang diabadikan atau tidak, mereka tidak pernah ambil pusing memikirkannya.

Sebab itu adalah hikmah yang Allah kehendaki. Ada yang dibuat bersinar dan itu tidak ada hubungan dengan menambah pahalanya. Ada yang tidak dikisahkan, dan itu tidak mengurangi ganjaran baik dari perjuangannya.

Jadi, pada akhirnya ini tentang peran. Mau kelak kita diberi bonus nama yang dikenal, atau Allah jaga nama kita dalam kesepian yang hening: Allah sekali-kali tidak akan lupa amal-amal baik bahkan meski dilakukan dalam senyap.

Bahkan, kau tahu, para ulama salaf sangat menghindari keterkenalan. Hasan Al Bashri menasihati, "tidaklah seseorang menghendaki keterkenalan, kecuali akan ia dapati penyakit di hatinya."

Fudhail bin Iyadh melengkapi narasi ini, "Jika engkau mampu untuk tidak dikenal, maka lakukanlah. Tidak mengapa engkau tidak dikenal, dan tidak mengapa engkau tidak dipuji. Tidak ada kebaikan pada pujian manusia."

—edgarhamas

Cerita Edgar Hamas

18 Jul, 11:17


Bismillah teman-teman...

Mau ngabarin, hari ini hari terakhir PO LOST Islamic Victory 2. Terimakasih yaa bagi teman-teman yang sudah ikut pesan.

Bagi yang belum dan memang berencana memesan, masih ada kesempatan hari terakhir ini. Dapatkan juga diskon 25% semua buku-buku GenSa (kecuali The Untold Islamic History 1 karena stoknya habis)

Langsung bisa ke sini : gensaberilmu.com

Learn History, Repeat Victory

Cerita Edgar Hamas

18 Jul, 10:42


https://vt.tiktok.com/ZSYtquEjT

Cerita Edgar Hamas

17 Jul, 02:42


Bismillah, cuma mau ngabarin Gensatroops nih,

Pre Order Lost Islamic Victory 2 dan diskon 25% untuk semua buku-buku GenSa akan berakhir 18 Juli ini.

Mumpung ada kesempatan, silahkan teman-teman yang mau memanfaatkannya. Dapatkan harga spesial untuk semua buku-buku GenSa.

Karena hanya dengan ilmu, kita bisa membaca peta jalan membebaskan Al Aqsha....

Check out di sini
>>>> gensaberilmu.com

Cerita Edgar Hamas

10 May, 17:40


ما قيل في العقل والعقلاء : قال صالح بن عبد الكريم رحمه الله: جعل الله - عزَّ وجلَّ - رأس أمور العباد العقل، ودليلهم العلم، وسائقهم العمل، ومقوِّيَهم على ذلك الصبر. [موسوعة ابن أبي الدنيا 6/473].

Cerita Edgar Hamas

10 May, 17:33


الحلم والعفو والصفح وذم الغضب وعلاجه : قال عمرو بن العاص رضى الله عنه : إني لأصبر على الكلمة لهي أشد علي من القبض على الجمر، ما يحملني على الصبر عليها إلا التخوف من أخرى شر منها. [موسوعة ابن أبي الدنيا 4/38].

Cerita Edgar Hamas

10 May, 17:29


Maaf ya teman-teman saya jadi banyak post quote bahasa Arab. Ini jadi bahan-bahan tulisan saya ke depannya.

Cerita Edgar Hamas

10 May, 17:28


قال سفيان بن حسين: " ذكرت رجلاً بسوء عند إياس بن معاوية، فنظر في وجهي، وقال أغزوت الروم؟ قلت: لا، قال: فالسند والهند والترك؟ قلت: لا، قال: أفتسلم منك الروم والسند والهند والترك، ولم يسلم منك أخوك المسلم؟! قال: فلم أعد بعدها

إسماعيل بن عمر بن كثير, البداية والنهاية

Cerita Edgar Hamas

10 May, 17:25


قال أبو الدرداء رضى الله عنه : من يتبع نفسه كل ما يرى في الناس: يطل حزنه، ولا يشف غيظه. [موسوعة ابن أبي الدنيا 7/523].

Cerita Edgar Hamas

10 May, 16:43


https://www.aljazeera.net/amp/news/2024/3/16/%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%AD%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%82%D9%84%D9%8A%D8%A9-%D9%84%D9%84%D8%AC%D9%86%D9%88%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B3%D8%B1%D8%A7%D8%A6%D9%8A%D9%84%D9%8A%D9%8A%D9%86

Cerita Edgar Hamas

10 May, 16:24


﴿ إِذْ يُوحِى رَبُّكَ إِلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ أَنِّى مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۚ سَأُلْقِى فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلرُّعْبَ فَٱضْرِبُوا۟ فَوْقَ ٱلْأَعْنَاقِ وَٱضْرِبُوا۟ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ ﴿١٢﴾ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ شَآقُّوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ ۚ وَمَن يُشَاقِقِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ ﴾ [ سورة الأنفال آية:﴿١٢﴾ ] فجعل إلقاء الرعب في قلوبهم و الأمر بقتلهم لأجل مشاقتهم لله و رسوله، فكل من شاق الله و رسوله يستوجب ذلك. ابن تيمية:3/259.

Cerita Edgar Hamas

10 May, 16:24


ليس في الوجود شيء أشرف من العلم، كيف لا وهو الدليل. فإذا عدم وقع الضلال.

Cerita Edgar Hamas

10 May, 16:24


ليس في التكليف أصعب من الصبر على القضاء، ولا فيه أفضل من الرضى به. فأما الصبر: فهو فرض. وأما الرضا فهو فضل.

Cerita Edgar Hamas

10 May, 16:24


نظرت فيما تكلم به الحكماء في العشق وأسبابه وأدويته وصنفت في ذلك كتاباً سميته بذم الهوى. وذكرت فيه عن الحكماء أنهم قالوا: سبب العشق حركة نفس فارغة

Cerita Edgar Hamas

10 May, 16:24


اعلم أن الزمان لا يثبت على حال كما قال عز وجل: " وتلكَ الأيامُ نداولها بينَ الناس " . فتارة فقر، وتارة غنى، وتارة عز، وتارة ذل، وتارة يفرح الموالي، وتارة يشمت الأعادي. فالسعيد من لازم أصلاً واحداً على كل حال، وهو تقوى الله عز وجل فإنه إن استغنى زانته، وإن افتقر فتحت له أبواب الصبر، وإن عوفي تمت النعمة عليه، وإن ابتلى حملته، ولا يضره إن نزل به الزمان أو صعد، أو أعراه أو أشبعه أو أجاعه

Cerita Edgar Hamas

27 Apr, 13:31


قال أبو حازم الأعرج رحمه الله : «إن كان يغنيك ما يكفيك، فأدنى عيشك يكفيك، وإن كان لا يغنيك ما يكفيك فليس في الدنيا شيء يغنيك

Cerita Edgar Hamas

15 Apr, 14:45


Mungkin teman-teman cukup kaget, biasanya saya akan banyak melakukan pembacaan dulu tentang suatu masalah, baru kemudian menulis tentang kesimpulan.

Tapi, untuk case Iran, saya memiliki cara berpikir yang lebih tegas. Iya, mereka menyerang Israel. Benar, mereka melawan zionis. Silahkan saja, itu hak mereka pula karena kepentingannya dijegal oleh Israel.

Tapi, apakah kemudian kita mendukung Iran?

Kalimat dari Syaikh Hatim Al Huwaini ini cukup mewakili bagaimana sikap saya kalau sudah bicara tentang Syi'ah Iran...

‏لا يرجو الخير من إيران إلا من كان جاهلاً بالعقيدة، جاهلاً بالتاريخ، جاهلاً بالواقع أيضًا.

"Tidaklah ada orang yang mengharap kebaikan dari Iran, kecuali ia berarti jahil akidahnya, tak tahu sejarah, dan tak memahami realitas pula."

Syi'ah, sejak dalam perjalanan sejarah umat ini lebih banyak menjadi duri bagi Kaum muslimin. Untuk membebaskan Palestina, Shalahuddin membersihkan dulu pemahaman umat dari Syi'ah sampai-sampai beliau menutup Al Azhar yang kala itu menjadi mercusuar Syi'ah.

Baghdad jatuh tahun 1258, dan salah satu aktor utama penyebab jatuhnya ia adalah justru perdana menteri Abbasiyah sendiri. Ibnul Alqami namanya, seorang Syi'ah yang memiliki kebencian pada Ahlussunah.

Dulu pula di zaman Kekhalifahan Utsmani, ada sebuah ungkapan...

لولا الشاه ، لوصلت الدولة العثمانية إلى الراين

"Kalau bukan karena Syah (Iran), maka Negeri Utsmani sudah mencapai sungai Rhein (sebuah sungai yang membentang di Eropa Tengah dan Barat)"

Itulah kenapa saya tidak —mungkin belum— bisa jika ada orang yang bilang bahwa Iran layak menjadi pembebas Palestina. Atau yang berkata bahwa Syi'ah menyelamatkan Palestina.

Tidak. Tidak begitu caranya. Kamu tahu kan bahkan ketika rudal-rudal Iran menembak Israel, pemandangan itu dilihat oleh warga Gaza. Sebagian mereka berkata...

"Ya Allah, pukullah orang-orang zalim dengan orang-orang zalim lainnya..."

Justru inilah saatnya kita banyak-banyak muhasabah. Para Syi'ah yang mencela Umar, mengkafirkan Aisyah dan memurtadkan sahabat kok bisa berbuat sejauh itu kepada zionis, sementara kita yang memiliki akidah Ahlussunah seakan tak bisa banyak berbuat?

Sedih, marah, takut, malu, khawatir, kesal. Semua jadi satu.

Saya tidak ingin berteori dan menganalisa jauh-jauh tentang bagaimana Iran ke depannya. Tapi dari sejarah, kamu akan tahu bahwa alamat pembebasan Al Aqsha bukan pada mereka. Alamatnya ada pada kita, tapi kita belum melangkah.

Jika memang mereka benar dan jujur, maka itulah amal mereka. Dan Gaza bisa tidur nyenyak malam-malam ini, itupun kebahagiaan bagi kita.

Tapi, selalu mawas dan hati-hati menilai. Jalan panjang pembebasan Al Aqsha tidak mungkin diisi dengan orang-orang yang mudah berkompromi pada hal yang salah.

Oleh : Cerita Edgar

Cerita Edgar Hamas

24 Mar, 16:03


Channel name was changed to «Cerita Edgar Hamas»