Kadang rasanya sulit sekali untuk bangun pagi dan mempersiapkan diri ke sekolah. Bukannya senang bertemu teman-teman atau bersemangat menanti pelajaran baru, justru rasa takut yang muncul. Tiap hari rasanya seperti mengulang mimpi buruk yang tak pernah selesai. Melangkah di lorong-lorong sekolah sendirian, duduk di kelas tanpa ada yang mengajak bicara, bahkan saat istirahat hanya bisa melihat orang lain berkumpul dan tertawa, aku tetap sendirian. Tidak ada yang menyapa, tidak ada yang menanyakan kabarku, seakan aku hanyalah bayangan yang tak terlihat.
Awalnya, aku mencoba untuk berbaur, berusaha ramah, tapi respon yang kuterima hanya sapaan yang sekilas, lalu diabaikan. Perlahan-lahan, aku mulai merasa lelah untuk berusaha. Tak ada yang benar-benar peduli. Semua itu mulai membuatku berpikir, mungkin memang tak ada tempat buatku di sini. Rasanya sangat menyakitkan, terutama saat melihat orang lain dengan mudah membentuk lingkaran pertemanan. Aku ingin seperti mereka, tertawa bersama, punya teman untuk cerita, atau sekadar punya seseorang yang berjalan di sampingku.
Kesepian ini akhirnya tak hanya membuat hatiku sakit, tapi juga berdampak pada kesehatanku. Sering kali aku merasa lemas, tak punya energi, dan tubuhku mulai mudah sakit-sakitan. Malam-malamku menjadi sulit tidur, pikiranku selalu dipenuhi rasa cemas dan ketakutan menghadapi hari esok yang sepi lagi. Kadang aku merasa ingin menyerah, berhenti saja ke sekolah, karena takut harus menghadapi semuanya sendirian.
Namun di satu sisi, aku juga tahu bahwa aku tak bisa terus seperti ini. Tanpa adanya teman atau dukungan, aku takut bagaimana masa depanku nanti. Hidup sendirian, tanpa ada yang bisa diajak berbagi, terasa seperti berjalan di lorong panjang yang gelap dan kosong. Rasanya semakin hari semakin berat. Sekolah, yang seharusnya menjadi tempat belajar dan tumbuh bersama, malah menjadi tempat yang penuh ketakutan dan rasa terasing bagi diriku.
Setiap malam, aku hanya bisa berharap... berharap suatu hari nanti ada seseorang yang bisa mengerti. Seseorang yang bisa menerima aku apa adanya dan mau berteman tanpa menilai atau menghakimi. Aku tahu, ini bukan keinginan yang berlebihan. Semua orang ingin punya teman, dan aku hanya ingin merasakan sedikit kebahagiaan itu. Namun, hingga hari ini, harapan itu masih sebatas impian yang samar. Aku hanya bisa bertahan, menjalani hari demi hari dengan harapan kecil di hati, berharap bahwa suatu hari, hidupku akan berubah, dan kesendirian ini akan berakhir.