saya punya teman, kakak kelas saya sendiri.
dia sudah menikah, umurnya 30an.
dia punya anak, anaknya laki semua 3.
ini nyata adanya, karna ini betul2 terjadi di lingkungan saya tinggal.
bahkan ini baru 1 kasus aja yang saya ceritakan, sementara banyak kasus2 lain yang serupa dan sama persis.
jadi kakak kelas saya ini orang berada, uang dan hartanya berkecukupan.
tapi maaf, kakak kelas saya ini tidak pandai mengaji, bahkan sering minta ajarin saya.
begitu juga istrinya, kurang pandai.
jadi karna kakak kelas saya kurang pandai mengaji, saya tanya ke dia, apa dulu waktu kecil gapernah diajarin mengaji langsung sama orangtuanya? jawabannya tidak.
dulu dia ngajinya ke guru les mengaji, berangkat ngaji, sesampainya di tempat ngaji, apakah ngaji? iya. tapi setelah itu apa? jajan, senang2 sama teman2 mengajinya, langsung lupa deh sama apa yang dipelajari, karna gak dipelajari ulang dirumah, dan gapernah ditanya ortunya, yang ada di pikiran ortunya cuman, "ah anakku ngaji dan sekolah tiap hari, berarti aku udah memenuhi kebutuhannya".
alhasil ya sampe beranjak dewasa begitu.
dan berlanjut ke anak2nya sekarang, juga diberlakukan sama.
okelah, mungkin kakak kelas saya ini pandai dalam hal mencari uang, istrinya juga, tapi itu saja belum cukup.
sebagai orangtua sudah sepantasnya memberi bekal yang cukup buat anaknya. bukan 'bekal' makanan, tapi bekal agar nanti anaknya pas sudah besar tidak nahan malu seperti yang ada di vt itu dan di komentar itu.
jangankan vt nya, kakak kelas saya saja malu sekarang. karna gak pandai ngaji.
kadang saya miris sekali melihat sifat yang seperti itu di lumrahkan secara turun temurun.
padahal dari segi tanggungjawab saja sudah terlihat asal asalan.
kenapa tidak belajar dari apa yang sudah dialami? kenapa tidak mencoba punya fikiran, "rantai kebodohan yang pernah saya alami tidak boleh terjadi di anak saya nanti."?
kalo kamu gimana? jangan ya dek ya.
pengajaran sekecil apapun itu, harus diberikan ke anak. jangan cuma menyerahkan itu ke gurunya.
apa yang dia pelajari, kamu harus ikut campur dan ikut andil untuk melihat perkembangannya.
kalo cuma nyekolahin setinggi tingginya, semua orangtua juga bisa dek kalo ada uangnya. tinggal keluarin duit aja beres.
tapi yang sulit itu jadi orangtua yang bertanggungjawab lahir batin, yang peduli sekali terhadap perkembangan anaknya, dan mengajari apa yang dia bisa, selalu mengusahakan apa yang anaknya belum bisa, dalam hal apapun itu, orangtua yang seperti itu sekarang sangat sedikit sekali jumlahnya.
jadi semoga kita kita ini, termasuk kedalam orangtua yang 'sedikit' itu.
yuk belajar lagi sebelum nikah.