*BUMI*
*"Harga Saham Ini Hanya Rp 139, Tapi Telah Naik 46% Sejak Awal 2024, Pilih Beli / Jual?"*
Jumat, 6 Desember 2024 | 06.24 WIB
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hingga Desember 2024 masih di level 100-an. Meskipun harganya terbilang receh, saham ini sudah memberi cuan besar sejak awal tahun 2024. Lalu, apakah saham BUMI perlu dibeli atau dijual?
Harga saham BUMI pada perdagangan Kamis 5 Desember 2024 ditutup di level 139, sama seperti sehari sebelumnya. Sejak awal tahun, harga saham BUMI yang merupakan milik keluarga Bakrie ini telah menguat 44 poin atau 46,32%.
Dengan pergerakan harga tersebut, sejumlah analis menilai saham BUMI layak dicermati pada perdagangan pekan pertama Desember 2024 ini. Bahkan, ada analis yang rekomendasi beli saham BUMI.
Hal ini karena BUMI memiliki kinerja bagus pada tahun 2024 ini. BUMI membukukan laba bersih senilai US$ 122,86 juta hingga kuartal III-2024. Sebagai gambaran saja, keuntungan BUMI tersebut setara dengan Rp 1,95 triliun jika dikonversi memakai kurs Jisdor Rp 15.950 per dolar Amerika Serikat.
_*Laba bersih BUMI melonjak 110,88% apabila dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Kala itu, emiten tambang Grup Bakrie dan Salim ini mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 58,26 juta.*_
Lonjakan bottom line BUMI terjadi ketika top line merosot. Pendapatan BUMI menyusut 21,09% (yoy) dari US$ 1,17 miliar menjadi US$ 926,88 juta sampai dengan kuartal III-2024.
Hasil itu terutama disebabkan penjualan batubara BUMI yang menurun 28,33% (yoy) dari US$ 1,14 miliar ke level US$ 818,40 juta. Ketika pendapatan dari batubara anjlok, kontribusi dari komoditas emas melonjak.
BUMI mencatatkan penjualan emas senilai US$ 106,47 juta atau melejit 235,44% (yoy) dari sebelumnya hanya US$ 31,74 juta. Per September 2024, BUMI juga telah mencatatkan penjualan dari perak sebesar US$ 1,99 juta.
Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan BUMI ikut menyusut 23,95% (yoy) menjadi US$ 833,27 juta. Hasil ini membuat BUMI mengantongi laba bruto sebesar US$ 93,60 juta hingga September 2024 atau tumbuh 18,60% (yoy).
Pada periode sama, beban usaha BUMI naik 9,96% (yoy) menjadi US$ 68,18 juta. Meski begitu, laba usaha BUMI mampu melonjak sebanyak 50,23% (yoy) dari US$ 16,92 juta menjadi US$ 25,42 juta per September 2024.
Nilai signifikan lain berada pada pos manfaat pajak penghasilan yang dibukukan BUMI sebesar US$ 49,40 juta per September 2024. Sedangkan pada periode sama tahun lalu, BUMI menanggung beban pajak penghasilan sebesar US$ 6,71 juta
Hasil tersebut mendongkrak laba periode berjalan BUMI yang melonjak 99,25% (yoy) dari sebelumnya US$ 68,46 juta menjadi US$ 136,41 juta hingga September 2024.
Direktur & Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengungkapkan, secara operasional BUMI masih fokus mengejar target produksi batubara di level 76 juta - 78 juta ton hingga akhir tahun 2024. Sekitar 70% produksi BUMI berasal dari PT Kaltim Prima Coal dan 30% bersumber dari Arutmin Indonesia.
Hingga September 2024, BUMI telah memproduksi batubara sebanyak 58,3 juta ton. Sekitar 70% batubara BUMI ditujukan ke pasar ekspor. Dileep bilang, di sisa tahun ini BUMI akan menjaga performa operasional dan keuangan.
_*Guna mencapai hal itu, BUMI pun fokus pada sejumlah strategi. "Mengoptimalkan biaya, manajemen margin, mengurangi inventaris, menghasilkan campuran kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar," ungkap Dileep kepada Kontan.co.id, Selasa (3/12).*_
_*Dileep belum membeberkan secara rinci mengenai outlook pasar dan harga batubara untuk tahun depan. Dileep hanya memberikan gambaran, pada tahun 2025 BUMI berencana meningkatkan produksi batubara menjadi sekitar 80 juta ton. "Let's wait and see," kata Dileep.*_