*Rabu 23 Oktober 2024*
Dow... 42,924.89 -6.71 -0.02%
S&P 500… 5,851.20 -2.78 -0.05%
FTSE 100… 8,306.54 -11.70 -0.14%
Nikkei… 38,411.96 -542.64 -1.39%
Indo 10 Yr… 6.68 +0.04 +0.61%
VIX… 18.20 -0.17 -0.93%
Indo CDS 5Y… 69.90 +1.19 +1.73%
TLKM (US)… 19.04 -0.70 -3.55%
EIDO… 22.38 -0.09 -0.40%
Oil... 72.09 +1.53 +2.17%
Gold… 2,749.01 +29.16 +1.07%
Timah… 30,643.00 -103.00 -0.34%
Nikel… 16,054.31 -381.53 -2.32%
Silver… 34.86 +1.07 +3.17%
Copper… 9,437.80 +17.04 +0.18%
Natural Gas… 2.31 -0.00 -0.04%
CPO… 4,450.00 +84.00 +1.92%
Coal*... 144.70 -0.90 -0.62%
Softwood Kraft Pulp 5,780.00 -4.00 -0.07%
*(Newcastle/Oktober)
*Key Highlights*
Pada perdagangan kemarin, indeks di bursa Wall Street kembali ditutup bervariasi dengan mayoritas melemah tipis. Berlanjutnya kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor sepuluh tahun (+2 bps) seiring pesimisme investor terhadap agresifitas The Fed dalam melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan menjadi katalis negatif utama di pasar. Sementara itu investor juga mencermati laporan keuangan beberapa emiten yang dirilis kemarin seperti General Motors, Philip Morris, dan Verizon. Berdasarkan FactSet seperlima konstituen S&P500 sudah melaporkan kinerja keuangannya di kuartal ketiga tahun ini dengan mayoritas membukukan laba bersih yang lebih baik dari ekspektasi.
*Berita*
1. CNMA berhasil mencetak pertumbuhan kinerja hingga September 2024. Pendapatan dana laba bersih CNMA kompak tumbuh dua digit. Per September 2024, CNMA mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 529,77 miliar. Capaian ini meningkat 36.57% yoy dari Rp 613,55 miliar per September 2023. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan CNMA sebesar 12.14% yoy menjadi Rp 4,27 triliun. Per September 2022, CNMA hanya meraup pendapatan sebanyak Rp 3,88 triliun. Rinciannya pendapatan dari bioskop mencapai Rp 2,67 triliun atau naik 16.92% yoy. Kemudian pundi-pundi dari makanan dan minuman tumbuh 5.92% yoy menjadi Rp 1,44 triliun. Pendapatan dari segmen iklan berkontribusi sebesar Rp 54,97 miliar atau turun 14.53% yoy.
2. PTRO membentuk anak perusahaan baru bernama PT Petrosea Infrastruktur Nusantara (PIN) pada 8 Oktober 2024. Sekretaris Perusahaan PT Petrosea Tbk Anto Broto menjelaskan, pendirian PIN sebagai subholding Petrosea tersebut bertujuan untuk menunjang aktivitas holding dan konsultasi manajemen di bidang infrastruktur. Di perusahaan baru tersebut PTRO menguasai sebanyak 99.99% saham PT PIN dan 0.10% sisanya digenggam oleh PT Rekakarsa Karya Nusantara, sehingga total saham PIN telah mencapai 100%. Lebih jauh, pendirian anak usaha baru tersebut juga sudah dinyatakan dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 83 tanggal 30 September 2024 yang dibuat di hadapan Notaris Ungke Mulawanti di Kabupaten Bekasi dan telah mendapatkan pengesahan pendirian dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
3. DAYA pemilik lisensi gerai Watsons di Indonesia telah membukukan laba bersih pada tahun ini, setelah pada tahun sebelumnya mencatatkan kerugian. DAYA pun menyiapkan sederet strategi untuk mempertahankan kinerja keuangannya. Berdasarkan laporan keuangannya, Duta Intidaya atau Watsons Indonesia telah membukan laba bersih Rp17,07 miliar pada semester I/2024, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp13,11 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di akhir tahun ini, Watsons Indonesia juga berencana meluncurkan toko baru di Lombok. Kemudian, pada 2025, Watsons Indonesia berencana akan terus melakukan ekspansi gerai. Strategi lainnya yakni meningkatkan kinerja bisnis O+O atau offline + online, dengan menggaet market place. Lalu, perseroan mendorong merek-merek lokal untuk bergabung sebagai mitra eksklusif.
*Recommendation*
1. ACES Buy
2. GOTO Buy
3. BREN Buy
4. UNTR Buy
5. TINS Buy
6. MEDC Buy
*Market Comment*