Perpustakaan UIN IB @uiniblib Channel on Telegram

Perpustakaan UIN IB

@uiniblib


Nomor Pokok Perpustakaan : 1371092D0000002

Promotional Article for Perpustakaan UIN IB Telegram Channel (Indonesian)

Selamat datang di Perpustakaan UIN IB! Channel Telegram resmi untuk memberikan informasi terkini terkait koleksi buku, jurnal, dan sumber belajar lainnya yang tersedia di Perpustakaan UIN Imam Bonjol. Channel ini dikelola dengan nomor pokok perpustakaan 1371092D0000002 untuk memastikan Anda mendapatkan akses langsung ke berbagai informasi penting seputar perpustakaan

Perpustakaan UIN IB adalah tempat yang ideal bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum yang ingin mendalami ilmu agama, keislaman, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Dengan koleksi yang terus diperbarui dan fasilitas yang modern, Perpustakaan UIN IB siap menjadi mitra belajar terpercaya bagi semua kalangan

Melalui channel Telegram ini, Anda akan mendapatkan pemberitahuan mengenai acara-acara, diskusi, dan workshop yang diselenggarakan oleh perpustakaan. Selain itu, Anda juga dapat menemukan sinopsis buku terbaru, review jurnal terkini, dan rekomendasi bacaan yang menarik

Jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dengan komunitas pembelajar yang aktif dan terbuka di Perpustakaan UIN IB. Dapatkan akses langsung ke sumber belajar berkualitas dan jadilah bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan bersama kami. Segera bergabung dengan channel Telegram @uiniblib dan nikmati manfaatnya sekarang juga!

Perpustakaan UIN IB

12 Jan, 22:57


*Keimanan Kepada Hari Akhir Merupakan Pelipur Lara bagi Anak-Anak*

*Dalil Pertama*: Anak-anak yang mewakili setengah umat manusia tidak akan mampu menerima kenyataan yang tampak menyakitkan saat terjadi kematian, kecuali dengan kekuatan moral yang lahir dari adanya “iman kepada surga”, yang terdapat dalam diri mereka yang lemah. Keimanan itulah yang membuka pintu harapan bersinar bagi tabiat mereka yang halus dan demikian rapuh, serta menangis karena sebab yang paling sepele sekalipun.

Maka, dengan keimanan tersebut mereka dapat hidup dengan nyaman, senang, dan gembira. Maka, si anak mukmin itu pun mengajak dirinya berbicara tentang surga. Ia berkata, “Adikku atau temanku tercinta yang telah meninggal, sekarang telah menjadi salah seekor burung di surga. Ia terbang di surga ke mana saja ia suka dan hidup dalam kondisi yang paling menyenangkan.”

Andai iman kepada surga tidak ada, tentu kematian yang menimpa anak-anak semisalnya atau orang dewasa sekalipun akan menghancurkan kekuatan moral orang-orang yang tidak memiliki daya dan kekuatan tersebut, serta akan merusak jiwa mereka, dan meremukkan kehidupan mereka sehingga ketika itu seluruh jasad, roh, kalbu, akal mereka ikut menangis bersama dengan tangisan mata.

Kemungkinannya ada dua: kepekaan mereka mati dan perasaan mereka mengeras. Atau, mereka menjadi seperti hewan yang tersesat dan malang.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 88-89

Perpustakaan UIN IB

12 Jan, 13:21


*Keimanan Kepada Hari Akhir Merupakan Pelipur Lara bagi Anak-Anak*

*Dalil Pertama*: Anak-anak yang mewakili setengah umat manusia tidak akan mampu menerima kenyataan yang tampak menyakitkan saat terjadi kematian, kecuali dengan kekuatan moral yang lahir dari adanya “iman kepada surga”, yang terdapat dalam diri mereka yang lemah. Keimanan itulah yang membuka pintu harapan bersinar bagi tabiat mereka yang halus dan demikian rapuh, serta menangis karena sebab yang paling sepele sekalipun.

Maka, dengan keimanan tersebut mereka dapat hidup dengan nyaman, senang, dan gembira. Maka, si anak mukmin itu pun mengajak dirinya berbicara tentang surga. Ia berkata, “Adikku atau temanku tercinta yang telah meninggal, sekarang telah menjadi salah seekor burung di surga. Ia terbang di surga ke mana saja ia suka dan hidup dalam kondisi yang paling menyenangkan.”

Andai iman kepada surga tidak ada, tentu kematian yang menimpa anak-anak semisalnya atau orang dewasa sekalipun akan menghancurkan kekuatan moral orang-orang yang tidak memiliki daya dan kekuatan tersebut, serta akan merusak jiwa mereka, dan meremukkan kehidupan mereka sehingga ketika itu seluruh jasad, roh, kalbu, akal mereka ikut menangis bersama dengan tangisan mata.

Kemungkinannya ada dua: kepekaan mereka mati dan perasaan mereka mengeras. Atau, mereka menjadi seperti hewan yang tersesat dan malang.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 88-89

Perpustakaan UIN IB

12 Jan, 13:20


*Urgensi Keyakinan Terhadap Kebangkitan Bagi Kehidupan Sosial*

*Pendahuluan*

Pendahuluan ini berisi dua poin. Pertama-tama kami akan menjelaskan secara singkat satu rangkuman universal di antara sekian banyak rangkuman kehidupan dan manfaat spiritual dari akidah kebangkitan seraya menerangkan sejauh mana urgensi keyakinan ini bagi kehidupan manusia, terutama kehidupan sosial.

Kami juga akan mengemukakan sebuah argumen yang bersifat komprehensif di antara sekian banyak argumen tentang keimanan pada kebangkitan seraya menerangkan tingkat kejelasannya di mana ia sama sekali tidak dicampuri oleh keraguan.

*Poin Pertama*: Sebagai contoh dan analogi, kami akan menunjukkan empat dalil dari ratusan dalil yang membuktikan bahwa keyakinan tentang akhirat merupakan pilar utama kehidupan sosial dan individu manusia sekaligus sebagai pilar seluruh kesempurnaan dan kebahagiaannya.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 87-88

Perpustakaan UIN IB

12 Jan, 13:20


https://youtu.be/b_9NVekZR0E

Perpustakaan UIN IB

12 Jan, 13:20


*Kehidupan Setelah Kematian Itu Pasti Adanya*

Dalam “Sinar Kesembilan” ini kami akan menjelaskan satu dalil yang sangat kuat dan argumen yang tak terbantahkan tentang poros iman yang dijelaskan oleh ayat-ayat al-Qur’an. Yaitu masalah kebangkitan. Allah telah memberikan pertolongan _rabbâni_ kepada “Said lama” di mana tiga puluh tahun yang lalu pada akhir tulisannya, _Muhâkamât_, yang ditulis sebagai pendahuluan dari tafsir _Isyârât al-I’jâz fî Mazhân al-Îjâz_ beliau menulis sebagai berikut:

Tujuan Kedua: Akan menjelaskan dua ayat yang menerangkan tentang hari kebangkitan. Namun beliau memulai dengan kalimat, “Dengan demikian, _bismillâhirrahmânirrahîm_.” Lalu berhenti, dan beliau tidak lagi memiliki kesempatan untuk menulis. Maka, beribu-ribu dan sebanyak bukti-bukti kebangkitan kuucapkan syukur kepada Sang Pencipta Yang Maha Pemurah atas limpahan taufik-Nya untuk menjelaskan tafsiran tersebut tiga puluh tahun kemudian. Allah mengaruniakan kepadaku penafsiran ayat pertama, yaitu:

ﻓَﺎﻧْﻈُﺮ ﺍِﻟﻰ ﺁﺛَﺎﺭِ ﺭَﺣْﻤَـﺖِ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﻛَﻴْﻒَ ﻳُﺤْﻴﻰِ ﺍﻟﺎَﺭْﺽَ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﻮْﺗِﻬَﺎ ﺍِﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﻟَﻤُﺤﻴﻰِ ﺍﻟْﻤَﻮْﺗﻰ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪﻳﺮٌ (ﺍﻟﺮﻭﻡ: ٠٥).
_“Perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”_ (QS. ar-Rûm [30]: 50). Hal itu terjadi sekitar sepuluh tahun kemudian. Penafsiran tersebut kemudian menjadi “Kalimat Kesepuluh” dan
“Kalimat Kedua Puluh Sembilan”. Keduanya merupakan bukti kuat yang membungkam para pengingkar.

Sekitar sepuluh tahun sesudah penjelasan tentang benteng kebangkitan yang demikian kukuh, Allah SWT menganugerahiku penjelasan tentang ayat-ayat yang disebutkan sebelumnya. Ia kemudian menjadi risalah yang kita bahas sekarang ini. “Sinar Kesembilan” ini merupakan penjelasan tentang sembilan kedudukan mulia yang ditunjukkan oleh ayat-ayat al-Qur’an disertai sebuah pendahuluan yang penting.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 86-87

Perpustakaan UIN IB

12 Jan, 13:19


https://youtu.be/6qDaarjDIIg

Perpustakaan UIN IB

12 Jan, 13:19


*Bukti Keberadaan Alam Akhirat*

ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﻓَﺴُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺣﻴﻦَ ﺗُﻤْﺴُﻮﻥَ ﻭَﺣﻴﻦَ ﺗُﺼْﺒِﺤُﻮﻥَ٭ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻓﻰِ ﺍﻟﺴَّﻤﻮﺍﺕِ ﻭَﺍْﻟﺎﺭْﺽِ ﻭَﻋَﺸِﻴًّﺎ ﻭَﺣﻴﻦَ ﺗُﻈْﻬِﺮُﻭﻥَ٭ ﻳُﺨﺮِﺝُ ﺍﻟﺤَﻰَّ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﻤَﻴَّﺖَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻰِّ ﻭَﻳُﺤْﻴﻰِ ﺍﻟﺎﺭْﺽَ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﻮْﺗِﻬَﺎ ﻭَﻛَﺬﻟِﻚَ ﺗُﺨْﺮﺟﻮﻥَ ٭ ﻭَﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﺍَﻥْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺗُﺮَﺍﺏٍ ﺛُﻢَّ ﺍِﺫَﺁ ﺍَﻧْﺘُﻢْ ﺑَﺸَﺮٌ ﺗَﻨْﺘَﺸِﺮُﻭﻥَ٭ ﻭَﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪ ﺍَﻥْ ﺧَﻠَﻖَ ﻟَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺍَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ﺍَﺯْﻭَﺍﺟًﺎ ﻟِﺘَﺴْﻜُﻨُﻮﺍ ﺍِﻟَﻴْﻬَﺎ ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢْ ﻣَﻮَﺩَّﺓً ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔً ﺍِﻥَّ ﻓﻲ ﺫﻟِﻚَ ﻟﺎﻳﺎﺕٍ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳَﺘَﻔَﻜَّﺮﻭﻥَ ٭ ﻭَﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﺧَﻠْﻖُ ﺍﻟﺴَّﻤﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟﺎَﺭْﺽِ ﻭَﺍْﺧْﺘِﻠﺎﻑُ ﺍَﻟْﺴِﻨَﺘِﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟْﻮَﺍﻧِﻜُﻢْ ﺍِﻥَّ ﻓﻰ ﺫﻟِﻚَ ﻟﺎﻳَﺎﺕٍ ﻟِﻠْﻌَﺎﻟِﻤﻴﻦَ٭ ﻭَﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻣَﻨَﺎﻣُﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟّﻴْﻞِ ﻭﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻭَﺍْﺑﺘﻐَﺂﺅُﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﻓـَﻀْﻠِﻪِ ﺍِﻥَّ ﻓﻰ ﺫﻟِﻚَ ﻟﺎَﻳَﺎﺕٍ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳَﺴْﻤَﻌُﻮﻥَ٭ ﻭَﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪ ﻳُﺮﻳﻜُﻢُ ﺍْﻟﺒَﺮْﻕَ ﺧَﻮْﻓًﺎ ﻭَﻃَﻤَﻌًَﺎ ﻭَﻳُﻨَﺰِّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤﺂﺀِ ﻣَﺂﺀً ﻓَﻴُﺤْﻴﻰ ﺑِﻪِ ﺍْﻟﺎَﺭْﺽَ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﻮْﺗِﻬَﺎ ﺍِﻥَّ ﻓﻰ ﺫﻟِﻚَ ﻟﺎﻳَﺎﺕٍ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳَﻌْﻘِﻠُﻮﻥَ٭ ﻭَﻣﻦْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﺍَﻥْ ﺗَﻘُﻮﻡَ ﺍﻟﺴَّﻤﺂﺀُ ﻭَﺍْﻟﺎَﺭﺽُ ﺑِﺎَﻣْـﺮِﻩ ﺛـُﻢَّ ﺍِﺫَﺍ ﺩَﻋـَﺎﻛـُﻢْ ﺩَﻋْـﻮَﺓً ﻣِﻦَ ﺍﻟﺎَﺭْﺽِ ﺍِﺫﺍ ﺍَﻧْﺘُـﻢْ ﺗَﺨﺮُﺟُﻮﻥَ٭ ﻭَﻟَﻪُ ﻣَﻦْ ﻓﻰِ ﺍﻟﺴَّﻤﻮﺍﺕِ ﻭَﺍْﻟﺎﺭْﺽِ ﻛُﻞٌّ ﻟَﻪُ ﻗَﺎﻧِﺘُﻮﻥَ٭ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬﻯ ﻳَﺒْﺪَﺅُﺍ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖَ ﺛُﻢَّ ﻳُﻌﻴﺪُﻩُ ﻭَﻫُﻮَ ﺍَﻫْﻮَﻥُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤﺜَﻞُ ﺍﻟﺎَﻋْﻠﻰ ﻓﻰِ ﺍﻟﺴَّﻤﻮﺍﺕِ ﻭَﺍﻟﺎﺭْﺽِ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﺰﻳﺰُ ﺍﻟﺤَﻜِﻴﻢُ.

_“Maka, bertasbihlah kepada Allah di waktu kalian memasuki petang dan subuh. Milik-Nyalah segala puji di langit dan di bumi serta di waktu kalian berada pada petang hari dan di waktu zuhur. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Dia menghidupkan bumi sesudah matinya. Seperti itulah kalian akan dikeluarkan (dari kubur). Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan kalian dari tanah, kemudian tiba-tiba kalian (menjadi) manusia yang berkembang-biak. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang._

_Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi serta bahasa dan warna kulit kalian yang berbeda-beda. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang mengetahui. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidur kalian di waktu malam dan siang hari dan usaha kalian mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang mendengarkan._

_Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepada kalian kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang menggunakan akalnya. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kalian sekali panggil dari bumi, seketika itu kalian keluar (dari kubur). Kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semua hanya tunduk kepada-Nya._

_Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian menghidupkannya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Bagi-Nyalah sifat Yang Maha Tinggi di langit dan di bumi. Dialah yang Mahaperkasa dan Mahabijaksana.”_

(QS. ar-Rûm[30]: 17-27).

Perpustakaan UIN IB

12 Jan, 13:18


*Hikmah Dibalik Mengenal Dan Menisbatkan Diri Kepada Allah SWT*

Jadi, sebagaimana segala sesuatu menisbatkan diri kepada tuannya, merasa bangga dengan afiliasi tersebut, serta merasa mulia dengan kedudukan di sisinya, demikian pula dengan manusia. Ketika dengan keimanan ia menisbatkan diri kepada Dzat Mahakuasa yang _qudrah_-Nya tak terhingga, serta kepada Penguasa Mahakasih yang memiliki rahmat yang luas, lalu ia mengabdi dengan _ubûdiyah_, maka ajal dan kematian berganti dari sebuah kemusnahan abadi menjadi tiket menuju alam abadi.

Kalian dapat mengukur betapa manusia sangat menikmati _ubûdiyah_-nya kepada Tuhan, merasa senang dengan iman yang terdapat dalam kalbunya, bahagia dengan cahaya Islam, serta bangga dengan Tuhannya yang Mahakuasa dan Penyayang seraya bersyukur atas nikmat iman dan Islam. Sebagaimana hal itu kunyatakan kepada saudaraku para siswa tersebut, kunyatakan pula kepada para tahanan bahwa: “Siapa yang mengenal dan menaati Allah, akan bahagia meskipun hidup di dalam penjara. Namun, siapa yang melalaikan dan melupakan-Nya, akan sengsara meskipun hidup di dalam istana.”

Seorang yang terzalimi pada suatu hari, saat berada di podium kematian, berteriak di hadapan kaum yang zalim dengan sangat bahagia: “Aku tidak akan berakhir pada kefanaan dan kemusnahan abadi. Namun, aku akan terbebas dari penjara dunia menuju kebahagiaan abadi. Akan tetapi, aku melihat kalian akan dihukum dengan kematian abadi lantaran menganggap kematian itu sebagai suatu kefanaan dan ketiadaan. Dengan demikian, dendamku telah terbalaskan.” Ia pun menyerahkan nyawanya dengan tenang seraya mengucap _lâ ilâha illallâh.”_
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﻟﺎ ﻋِﻠْﻢَ ﻟَﻨﺂ ﺍِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﻋَﻠَّﻤْﺘَﻨَﺎ ﺍﻧّﻚَ ﺍَﻧْﺖَ ﺍﻟﻌَﻠﻴﻢُ ﺍﻟﺤَﻜﻴﻢ

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 80-81

Perpustakaan UIN IB

07 Jan, 15:34


*Menjadikan Qonaah sebagai Pedoman Hidup*

Ketahuilah dengan pasti bahwa _qana’ah_ adalah bentuk syukur yang menguntungkan. Sementara tamak adalah bentuk kekufuran yang merugikan. Hemat adalah bentuk penghormatan terhadap nikmat yang indah dan berguna. Sementara boros adalah sikap meremehkan nikmat, dan sikap meremehkan adalah buruk dan berbahaya.

Jika engkau cerdas, biasakan dirimu untuk bersikap qana’ah serta berusahalah untuk selalu ridha. Jika tidak mampu, ucapkan, “Yâ shabûr” (Wahai Yang Mahasabar). Hiasi dirimu dengan sabar. Terimalah hakmu dan jangan pernah mengeluh. Ketahuilah apa yang engkau keluhkan dan kepada siapa engkau mengeluh. Sebaiknya engkau diam saja! Jika terpaksa harus mengeluh, keluhkan dirimu kepada Allah. Sebab kekurangan ada pada dirimu.

Said Nursi, Al Maktubat, hlm. 484

Perpustakaan UIN IB

07 Jan, 15:33


https://youtu.be/3OGrttjdj_I?si=OUNc1GXlsC90DDS5

Perpustakaan UIN IB

07 Jan, 15:33


*Iman Merupakan Titik Sandaran yang Kuat Bagi Manusia*

Demikianlah, setiap ilmu dari sekian banyak ilmu yang ada menunjukkan keberadaan Sang Pencipta alam, serta memperkenalkan-Nya kepada kita lewat nama-nama-Nya yang mulia, lalu dengan nama-nama tersebut kita dapat mengetahui sifat-sifat dan kesempurnaan-Nya. Hal itu dengan berbagai analogi dan ukuran yang luas, cermin yang khusus, mata yang tajam, dan pandangan yang disertai pengambilan pelajaran. Kukatakan kepada para siswa yang masih muda itu bahwa hikmah mengapa al-Qur’an mengulang-ulang ungkapan ayat berikut:

ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍْﻟﺄَﺭْﺽَ
_“(Dzat yang) menciptakan langit dan bumi”_
ﺭﺏّ ﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ﻭﺍﻟﺄﺭﺽ
_“Tuhan Pemelihara langit dan bumi”._ Keduanya adalah untuk menunjukkan kepada hakikat tersebut, untuk menetapkan argumen tauhid yang demikian cemerlang, serta untuk memperkenalkan Sang Pencipta Yang Mahaagung kepada kita. Akhirnya mereka menjawab, “Puji dan syukur yang tak terhingga kami ucapkan kepada Tuhan Sang Pencipta atas pelajaran ini, yang merupakan hakikat mulia. Semoga Allah memberikan balasan terbaik dan ridha-Nya kepadamu.”

Kujawab, “Manusia merupakan mesin hidup yang merasakan ribuan penderitaan dan menikmati ribuan jenis kesenangan. Meski sangat lemah, namun manusia memiliki musuh yang tak terhingga, entah yang terlihat ataupun yang tak terlihat. Meski sangat papa, namun ia memiliki keinginan yang tak terhingga, baik yang bersifat lahir maupun batin. Manusia adalah makhluk yang malang, yang senantiasa merasakan derita kehilangan dan perpisahan.

Walaupun kondisinya demikian, namun berkat afiliasi dengan Penguasa Yang Mahaagung lewat iman dan _‘ubûdiyah_, ia menemukan “titik sandaran” yang sangat kuat, yang menjadi tempat berlindung dari seluruh musuh. Ia juga menemukan “titik tambatan” untuk memenuhi semua kebutuhan, keinginan, dan impiannya.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 78-80

Perpustakaan UIN IB

06 Jan, 01:07


*Bagaimana "Ilmu Hikmah" Memperkenalkan Pencipta Alam Semesta*

Contoh keenam: misalkan terdapat sebuah kitab yang pada setiap barisnya dituliskan sebuah buku dengan tulisan yang unik. Lalu, pada setiap katanya terdapat surah al-Qur’an. Seluruh persoalan yang dibahas di dalamnya sarat dengan makna yang mendalam. Semuanya saling mendukung. Kitab menakjubkan tersebut tentu menjelaskan kecakapan penulisnya yang luar biasa. Dengan kata lain, kitab semacam itu memperkenalkan penulis dan penyusunnya dengan cara yang sangat terang seterang mentari dan menjelaskan kesempurnaan kapasitasnya.

Ia melahirkan rasa kagum dan hormat di hati para pembacanya sehingga mereka terus-menerus memberikan pujian dengan berkata, _“tabârakallâh, subhânallâh, mâ syâ Allâh.”_ Demikian pula dengan kitab alam yang besar ini di mana pada satu lembaran darinya yang berupa permukaan bumi serta dalam satu bagiannya yang berupa musim semi, ditulis sekitar 300 ribu jenis buku yang beragam. Yaitu, kelompok hewan dan tumbuhan. Masing-masing laksana sebuah buku. Masing-masing ditulis secara bersamaan dan berbaur tanpa ada yang salah, keliru, dan terlupa.

Ia ditulis dengan sangat rapi dan sempurna. Bahkan, pada setiap katanya laksana pohon dituliskan sebuah untaian syair yang menakjubkan. Lalu, pada setiap titiknya laksana benih, dituliskan sebuah indeks buku secara sempurna. Sebagaimana hal itu dapat disaksikan dengan jelas di hadapan kita sekaligus memperlihatkan bahwa di baliknya terdapat pena mengalir yang menuliskannya. Kalian dapat mengukur betapa kitab alam yang besar ini, di mana pada setiap katanya terdapat begitu banyak makna dan hikmah yang beragam, serta kalian dapat mengetahui betapa al-Qur’an terbesar yang berwujud konkret berupa alam ini (ayat-ayat kawniyah), menunjukkan Sang Pencipta dan Penulisnya.

Demikianlah jika dianalogikan dengan kitab yang disebutkan dalam contoh di atas. Ini sesuai dengan ilmu hikmah yang kalian pelajari, atau seni baca dan tulis, dengan perbandingan yang lebih besar dan pandangan yang luas terhadap jagat raya. Bahkan, kalian dapat memahami bagaimana ia memperkenalkan Sang Pencipta Yang Mahaagung lewat _Allâhu Akbar_, bagaimana ia mengajari cara penyucian lewat _subhanallâh_, serta bagaimana membuat kita mencintai Allah dengan pujian _alhamdulillâh_.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 77-78

Perpustakaan UIN IB

06 Jan, 01:06


https://youtu.be/7a-5h90Qllw
Hakikat Dunia

Perpustakaan UIN IB

06 Jan, 01:06


*Tiga Makna Dunia*

Lalu, aku melihat dunia yang digandrungi sebagian besar manusia serta memperdaya mereka. Aku menyaksikan dengan cahaya al-Qur’an bahwa ada tiga dunia yang saling bertumpuk:
1. Dunia yang mengarah kepada Asmaul Husna. Yakni, dunia sebagai cermin yang menampakkan manifestasi Asmaul Husna.
2. Dunia yang mengarah kepada akhirat. Yakni, dunia yang merupakan ladang akhirat.
3. Dunia yang mengarah kepada ahli dunia. Yakni, du­nia yang merupakan tempat permainan dan senda gurau orang-orang yang lalai.

Selain itu, aku juga melihat bahwa setiap orang di dunia ini memiliki dunianya sendiri yang besar. Seolah-olah ada banyak dunia yang saling bertumpuk dengan jumlah sebanyak umat manusia. Hanya saja, dunia setiap orang tegak di atas kehidupannya sendiri. Ketika fisik seseorang jatuh binasa, maka dunianya menjadi runtuh, dan kiamatnya pun terjadi. Karena kaum yang lalai tidak memahami keruntuhan dunia mereka yang sangat cepat, akhirnya mereka tertipu dengannya. Dunia mereka itu disangka seperti dunia yang tetap tegak dan ada di sekitar mereka.

Aku pun berpikir seraya berkata, “Aku juga tentu memiliki duniaku sendiri yang pasti akan runtuh dengan cepat seperti yang lain. Kalau begitu, apa gunanya duniaku itu dalam umur yang sangat singkat ini?” Dengan cahaya al-Qur’an, aku menyaksikan bahwa bagiku dan bagi yang lain, dunia hanyalah tempat bisnis yang bersifat sementara dan tempat jamuan yang disinggahi setiap hari, kemudian ditinggalkan. Ia adalah pasar yang berada di sebuah jalan untuk tempat bisnis orang-orang yang datang dan pergi. Ia merupakan kitab yang senantiasa terbaharui milik Tuhan Sang Pemahat Azali. Dia mengubahnya sesuai dengan hikmah-Nya. Setiap musim semi di dalamanya laksana surat yang ditulis dengan tinta emas. Setiap musim panas di dalamnya merupakan untaian kasidah yang sangat indah.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 69-70

Pak Hasbi Said Nursi Baru: https://youtu.be/DlsX99R8QYI

Perpustakaan UIN IB

06 Jan, 01:05


[31/12/2024, 05.16] Pak Hasbi Said Nursi Baru: *Tiga Makna Dunia*

Lalu, aku melihat dunia yang digandrungi sebagian besar manusia serta memperdaya mereka. Aku menyaksikan dengan cahaya al-Qur’an bahwa ada tiga dunia yang saling bertumpuk:
1. Dunia yang mengarah kepada Asmaul Husna. Yakni, dunia sebagai cermin yang menampakkan manifestasi Asmaul Husna.
2. Dunia yang mengarah kepada akhirat. Yakni, dunia yang merupakan ladang akhirat.
3. Dunia yang mengarah kepada ahli dunia. Yakni, du­nia yang merupakan tempat permainan dan senda gurau orang-orang yang lalai.

Selain itu, aku juga melihat bahwa setiap orang di dunia ini memiliki dunianya sendiri yang besar. Seolah-olah ada banyak dunia yang saling bertumpuk dengan jumlah sebanyak umat manusia. Hanya saja, dunia setiap orang tegak di atas kehidupannya sendiri. Ketika fisik seseorang jatuh binasa, maka dunianya menjadi runtuh, dan kiamatnya pun terjadi. Karena kaum yang lalai tidak memahami keruntuhan dunia mereka yang sangat cepat, akhirnya mereka tertipu dengannya. Dunia mereka itu disangka seperti dunia yang tetap tegak dan ada di sekitar mereka.

Aku pun berpikir seraya berkata, “Aku juga tentu memiliki duniaku sendiri yang pasti akan runtuh dengan cepat seperti yang lain. Kalau begitu, apa gunanya duniaku itu dalam umur yang sangat singkat ini?” Dengan cahaya al-Qur’an, aku menyaksikan bahwa bagiku dan bagi yang lain, dunia hanyalah tempat bisnis yang bersifat sementara dan tempat jamuan yang disinggahi setiap hari, kemudian ditinggalkan. Ia adalah pasar yang berada di sebuah jalan untuk tempat bisnis orang-orang yang datang dan pergi. Ia merupakan kitab yang senantiasa terbaharui milik Tuhan Sang Pemahat Azali. Dia mengubahnya sesuai dengan hikmah-Nya. Setiap musim semi di dalamanya laksana surat yang ditulis dengan tinta emas. Setiap musim panas di dalamnya merupakan untaian kasidah yang sangat indah.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 69-70

Pak Hasbi Said Nursi Baru: https://youtu.be/DlsX99R8QYI

Perpustakaan UIN IB

06 Jan, 01:03


[30/12/2024, 05.15] Pak Hasbi Said Nursi Baru: *Masa Muda Merupakan Nikmat Ilahi Yang Berharga*

Ya, para lansia yang belum memahami rahasia dan esen­si masa muda akan menghabiskan masa tuanya dengan menyesali dan meratapi masa mudanya seperti penyair sebelumnya. Sebenarnya, jika masa muda dilalui oleh seorang mukmin yang tenang dan wibawa serta jika kekuatan masa muda tadi dipakai untuk beribadah, beramal saleh, dan melakukan bisnis ukhrawi, pastilah ia menjadi kekuatan yang paling besar untuk menggapai kebajikan, sarana yang paling utama untuk berbisnis, serta instrumen yang paling indah dan paling nikmat untuk memperoleh berbagai kebaikan.

Masa muda merupakan nikmat Ilahi yang berharga dan menyenangkan bagi mereka yang mengetahui kewajiban agamanya dan tidak menyalahgunakannya. Namun, jika masa muda itu tidak disertai keistiqamahan, tidak disertai sikap menjaga kehormatan dan ketakwaan, maka ia akan mendatangkan banyak bahaya. Sebab, kelalaian dan hawa nafsunya akan menghancurkan kebahagiaan abadi dan kehidupan akhirat pemiliknya. Bahkan, barangkali juga menghantam kehidupan dunianya. Dengan begitu, ia akan mengenyam berbagai penderitaan di usia rentanya.

Karena berbagai kenikmatan yang ia rasakan selang beberapa tahun lamanya Selama masa muda bagi sebagian besar orang tidak terlepas dari bahaya, maka kita sebagai orang tua harus banyak bersyukur kepada Allah SWT, karena Dia telah menyelamatkan kita dari kebinasaan dan bahaya masa muda. Segala kesenangan di masa muda pasti akan lenyap, sebagaimana lenyapnya segala sesuatu. Jika seandainya masa muda tersebut dipergunakan untuk beribadah dan mengerjakan berbagai amal kebaikan, maka yang akan didapat adalah ganjaran pahala yang bersifat abadi. Ia akan menjadi sarana untuk mendapatkan masa muda yang kekal di kehidupan akhirat nanti.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 68-69
[30/12/2024, 20.08] Pak Hasbi Said Nursi Baru: *KISAH NYATA DARI TURKI MENGENAI PERAYAAN MALAM TAHUN BARU*

Silakan baca sampai selasai. Sangat inspiratif. Semoga menjadi ibroh bagi kaum muslimin yang merayakan tahun baru.

kisah nyata ini ditulis oleh al-marhumah Aisyah Gonen dan diterbitkan di Majalah Cinar pada tahun 1998. Kisah ini menjelaskan kondisi perayaaan malam tahun baru.

"*SERSAN MALAM TAHUN BARU*"

Kami memiliki kehidupan yang bahagia di sebuah kecamatan dimana masa kanak-kanak saya habiskan di sana. Ketika itu Turki mengalami perang dunia, namun kami berhasil mengusir musuh dari tanah air, sehingga bisa mempertahankan kemerdekaannya.

Sudah 15 tahun perang dunia pertama berlalu. Perang menyebabkan kami menjadi miskin, tapi membuat kami tetap bangga. Mungkin anda tidak percaya, namun orang yang kehilangan orang tua atau suaminya sebagai mati syahid pun memiliki rasa gembira dalam kesedihannya. Ada juga banyak veteran di kecamatan kami. Ada yang kehilangan kaki ataupun tangan. Bahkan ada veteran yang kehilangan kaki dan tangannya sekaligus. Meskipun kondisinya demikian, mereka bangga karena bisa mengusir musuh dari tanah air Turki.

Para veteran atau keluarga orang yang mati syahid tidak meminta-meminta kepada orang lain, padahal mereka sangat miskin. Masyarakat mengetahui kondisi tersebut, sehingga sering kali mereka bantu kepada keluarga veteran dan mati syahid secara diam-diam tanpa pamer. Masyarakat juga memanggil mereka dengan gelar pahlawan. Di antara mereka ada yang dipanggil dengan "Sersan Malam Tahun Baru ".

Di lingkungan kami, Keluarga kami adalah keluarga yang terdidik dan terhormat. Ayah dan pamanku guru, sementara kakekku seorang pegawai negeri. Di kecamatan kami hanya ada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Untuk melanjutkan SMA harus pergi ke provinsi. Saya memiliki 5 saudara. 4 di antaranya sekolah di SD dan SMP di kecamatan. Saya mempunyai seorang sepupu bernama Rusuhi. Ia telah tamat SMA dan meneruskan kuliahnya di Perancis.
Kami selalu menunggu kepulangan kakak Rusuhi dari Perancis ketika waktu libur tiba. Ia menceritakan keindahan, kehebatan Perancis. Bagi kami ceritanya seperti dongeng dan Perancis jadi negeri impian.

Perpustakaan UIN IB

06 Jan, 01:03


Pada suatu hari menjelang tahun baru, sepupuku bertanya kepada ayahnya "ayahku, Apa kegiatan kita untuk malam tahun baru?". Ayahnya menjawab " tidak ada kegiatan, kami disini tidak merayakan tahun baru". Kakak Rusuhi berkata " tak apa-apa ayah, kita buat hiburan aja agar anak-anak senang. Di Perancis masyarakat merayakan tahun baru dengan berbagai hiburan". Karena masih kecil, kami tak tahu apa-apa, tapi kami senang hiburan. Akhirnya pamanku setuju dengan perayaan tahun baru.

Mulailah persiapan acara malam tahun baru. Ibuku dan istri paman-pamanku mulai masak beragam kue, semua baju baru disiapkan. Rasanya seperti idul fitri. Sepupuku berpesan kepada ibunya untuk masak "ayam kalkun". Padahal ketika itu sangat susah mencari ayam kalkun di kecamatan. Setelah bertanya-tanya kepada tetangga, akhirnya dapat juga. Tetangga juga heran dengan persiapan ini.

31 Desember pun tiba. Kami memakai baju baru pada sore hari. Semua makanan sudah disiapkan. Kami keluar dari rumah dan anak-anak mengelilingi kami. Banyak ibu-ibu juga menyaksikan kami. Malam hari kami kumpul dengan keluarga di rumah sambil menyantap berbagai makanan dan minuman dengan diselingi canda tawa. Ibunya Rusuhi berkata bahwa makanan yang disiapkan cukup untuk banyak orang, tapi kita makan sendiri. Rusuhi pun berkata “tidak perlu memikirkan hal itu, yang penting kita bersenang-senang.” Ia juga berkata bahwa hiburan ini tak seberapa. Pada malam tahun baru di Perancis, banyak orang minum minuman keras dan bermabuk-mabukan sampai pagi.

Ketika si Rusuhi ingin minum sirup sambil berdiri, tiba-tiba pintu rumah diketuk dengan sangat keras. Ternyata yang datang adalah "Sersan Malam Tahun Baru".
Ia masuk ke dalam rumah dalam keadaan setengah tubuhnya tak ada. Maksudnya kaki, tangan dan mata kananya tidak ada. Ia kehilangan setengah tubuhnya ketika perang. Dengan nada marah. Ia berkata kepada paman saya. Saya belum pernah melihat ia marah seperti itu sebelumnya.

Sersan: Pak guru, engkau bukanlah guru, tapi penghianat bangsa. Bukankah engkau ajarkan bahwa masyarakat Turki menang dalam perang bukan karena senjata, melainkan iman? Lebih baik nyawa saya dicabut daripada melihat kalian merayakan acara orang Barat. Isak tangis pun mewarnainya.

Guru: kami tidak berbuat apa-apa. Hanya hiburan sesuai dengan permintaan Rusuhi.

Sersan: "Kenapa Rusuhi tidak membawa ilmu dan teknologi dari Perancis melainkan membawa budayanya?
Apakah kamu tahu kenapa nama saya menjadi 'sersan malam tahun baru'?
Saya pernah menjadi tentara selama 5 tahun. Saya korbankan keluarga bahkan nyawa saya untuk membela negara. Saya pernah menjadi tawanan pasukan Perancis. Saya dipaksa menjadi pelayan para tentara berpangkat tinggi dalam acara perayaan malam tahun baru. Ketika itu saya disuruh pakai baju orang Eropa dan mengantarkan makanan di meja para tentara tersebut.

Setelah itu seorang letnan Perancis menyuruh saya buka pintu kamar di depan dan membawa sesuatu dari kamar itu kepada masing-masing letnan yang ada. Ia menggunakan bahasa Turki yang terpatah-terpatah. Ketika saya buka pintu, saya sangat terkejut. Karena ada perempuan-perempuan Turki dalam keadaan telanjang. Mereka berusaha menutupi aurat mereka dengan tangan mereka sambil memohon “jangan sentuh kami.” Ketika itu saya tak berpikir panjang dengan kembali dan menyerang letnan itu. Saya dapatkan geranat yang ada di letnan itu kemudian saya ledakkannya. Akibatnya 5 letnan mati dari 6 letnan dan para perempuan itu selamat. Saya pun kehilangan setengah tubuh saya. Saya dibiarkan di tempat itu karena mereka menduga saya telah mati. Tapi Allah menyelamatkan saya melalui salah seorang perempuan Turki yang ada disana. Sekarang kalian merayakan malam tahun baru yang merupakan budaya orang Barat!!!"

Kami yang ada disana diam seribu bahasa. Itulah pertama dan terakhir kalinya saya merayakan malam tahun baru. Tapi sayang sekali perayaan malam tahun baru menjadi kebiasaan sebagian masyarakat Turki.
.
(Diringkas dan dialihbahasakan dari cerita aslinya (bahasa Turki) oleh Hasbi Sen)

Perpustakaan UIN IB

28 Dec, 23:12


*Hakikat Kematian*

Maka, yang pertama kali kulihat adalah wajah kematian yang ditakuti semua orang dan dianggap sangat menyeramkan. Lewat cahaya al-Qur’an, aku memahami bahwa wajah kematian yang hakiki, bagi seorang mukmin, ibarat sesuatu yang bersinar terang meskipun tampilan luarnya terlihat gelap dan menakutkan. Hakikat ini telah kami buktikan dan jelaskan secara tegas dalam berbagai risalah, terutama dalam “Kalimat Kedelapan” dan “Surat Kedua Puluh”. Di situ dijelaskan bahwa kematian sebenarnya bukan kemusnahan final dan bukan pula perpisahan abadi. Tetapi, ia merupakan pe­ngantar dan pendahuluan bagi kehidupan yang kekal.

Ia adalah pembebasan dari tugas hidup. Ia merupakan bentuk pergantian tempat serta pertemuan dengan rombongan para kekasih yang telah pergi menuju alam Barzakh. Demikianlah, dengan hakikat tersebut, aku menyaksikan wajah kematian yang indah dan bersinar. Karena itu, aku pun tidak lagi melihatnya dengan perasaan takut dan cemas. Tetapi, dari satu sisi, aku melihatnya dengan perasaan rindu. Di saat tersebut aku memahami salah satu rahasia _râbithatul maut_ (selalu mengingat mati) yang dipraktekkan oleh para penganut tarekat sufi. Setelah itu, aku merenungkan masa muda. Ternyata kepergiannya telah membuat sedih semua orang.

Semua orang suka dan senang kepadanya. Ia berlalu dengan kelalaian dan dosa. Masa mudaku berlalu seperti itu. Di situ aku melihat wajah yang sangat buruk bahkan melenakan dan membingungkan berbungkus busana yang cantik. Seandainya aku tidak mengetahui hakikatnya, pastilah ia membuatku menangis dan sedih sepanjang hidup. Bahkan andaipun aku hidup seratus tahun, hanya beberapa tahun yang berlalu dengan senyuman dan keriangan. Hal itu sebagaimana ungkapan seorang penyair yang menangisi masa mudanya dengan penuh penyesalan:
ﻓَﻴﺎ ﻟَﻴﺖَ ﺍﻟﺸَﺒﺎﺏَ ﻳَﻌﻮﺩُ ﻳَﻮﻣًﺎ ﻓَﺄُﺧﺒِﺮَﻩُ ﺑِﻤﺎ ﻓَﻌﻞَ ﺍﻟﻤَﺸﻴﺐُ‌
_Oh, andai saja suatu saat masa muda kembali lagi, akan kuberitahukan apa yang dilakukan masa tua._

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 66-68

Perpustakaan UIN IB

28 Dec, 23:09


*Al-Qur'an Merupakan Pelipur Lara Atas Kelalaian Yang Bersumber Dari Cinta Dunia*

Kuperhatikan dunia sebagai tempat yang menyenangkan, manis, mengasyikkan, dan dikira kekal, ternyata berlalu dengan cepatnya menuju kefanaan. Agar terlena dalam kelalaian dan guna menipu diri, kupalingkan perhatianku pada nikmatnya kedudukan dan posisi sosial yang kudapatkan di Istanbul yang mana di sana aku mendapatkan penghormatan dan penghargaan yang luar biasa. Kusadari bahwa semua itu hanya menyertaiku sampai ke pintu kubur yang sebentar lagi tiba. Di situ segalanya akan padam. Kusadari pula bahwa riya, egoisme, dan kelalaian yang bersifat sementara telah bersembunyi di balik tirai yang berhiaskan reputasi dan popularitas.

Itulah tujuan dari orang-orang yang ingin terkenal. Aku mengerti bahwa semua hal yang telah menipuku hingga saat ini takkan pernah bisa membuatku terhibur. Aku sama sekali tak menemukan cahaya di dalamnya. Agar kembali terbangun dan tersadar dari kelalaian, Aku pun mulai menyimak bacaan para penghafal al-Qur’an yang berada di Masjid Jami Bayazid untuk menerima pelajaran dari kitab suci. Saat itulah aku mendengar kabar gembira dari petunjuk langit yang bersumber dari perintah suci Tuhan di mana Allah berfirman:
. . .ﻭﺑَﺸِّﺮ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ
_“Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang beriman...”_
(QS. al-Baqarah [2]: 25).

Lewat limpahan karunia yang berasal dari al-Qur’an, aku pun mencari pelipur lara, harapan, dan cahaya diseputar hal-hal yang membingungkan serta membuatku sedih dan putus asa, tanpa mencari dari yang lain. Maka, kuucapkan ribuan syukur kepada Tuhan Sang Maha Pencipta yang telah memberikan taufik kepadaku untuk menemukan obat pada penyakit itu sendiri, untuk melihat cahaya pada kegelapan itu sendiri, dan merasa terhibur dalam penderitaan itu sendiri.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 65-66

Perpustakaan UIN IB

28 Dec, 23:09


*📚 Promo Tahun Baru 2025: Diskon Spesial Risalah Nur! 🎉*

Sambut tahun baru dengan kebijaksanaan dan inspirasi dari karya luar biasa *”Risalah Nur”*!
Nikmati diskon *hingga 40%* untuk berbagai koleksi buku pilihan.

*📅 Periode Promo:*
🗓 *28 Desember 2024 - 05 Januari 2025*

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memperkaya wawasan dan menambah koleksi bacaan berkualitas di tahun barumu!

*📌 Kunjungi sekarang:*
Toko buku atau situs resmi kami untuk menikmati penawaran spesial ini.
Toko Buku: https://maps.app.goo.gl/JRH5tjMLN7xcPjCw5
Olshop: https://linktr.ee/risalahnurpress
WA: 0851-0074-9255

Selamat Tahun Baru 2025! 🎆
*Jernihkan hati, Cerahkan akal*
#RisalahNur #PromoTahunBaru #DiskonBuku

Perpustakaan UIN IB

30 Nov, 22:21


*Menjauhi Kenikmatan Sesaat Yang Terlarang*


Lihatlah dari sejumlah jendela untuk dapat menyaksikan bagaimana para pembesar yang bertanggung jawab membagi-bagikan hadiah tersebut memanggil dengan suara keras: “Para pemilik azimat tersebut telah berhasil mendapat tiket hadiah. Yakinilah hal tersebut sebagaimana kalian melihat secara langsung orang-orang yang pergi menuju ke tiang gantungan. Jangan sekali-kali ragu. Ia sangat jelas sejelas mentari di tengah hari.” Nah, berdasarkan perumpamaan di atas, maka kenikmatan masa muda yang terlarang sama seperti madu yang beracun.

Kematian bagi orang yang kehilangan tiket iman yang mendatangkan kebahagiaan abadi laksana tiang gantungan. Ia menantikan si algojo, ajal, yang bisa datang kapan saja—karena tidak kita ketahui—untuk merenggut nyawa tanpa membedakan antara yang muda dan tua. Lalu, ia memasukkannya ke lubang kubur yang merupakan pintu kegelapan abadi, sebagaimana tampak secara lahiriah. Akan tetapi, jika si pemuda itu berpaling dari kenikmatan terlarang yang menyerupai madu beracun, lalu ia pergi untuk mendapat azimat qur’ani yang berupa iman dan penunaian kewajiban. Maka 124 ribu nabi, serta para wali saleh dan ulama yang tidak terhitung banyaknya menginformasikan dan memperlihatkan tanda dari informasi yang mereka berikan bahwa seorang mukmin akan mendapatkan tiket yang membuatnya meraih kebahagiaan abadi.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 27

Perpustakaan UIN IB

30 Nov, 00:00


*Hakikat Kematian*

Adapun hakikat kematian yang memperlihatkan berbagai kengeriannya dan maut yang kita saksikan setiap hari di setiap tempat, akan kujelaskan dalam sebuah perumpamaan, sebagaimana penjelasan yang kuberikan kepada para pemuda yang lain. Bayangkan di sini, misalnya, ada sejumlah tiang gantungan dipasang di hadapan kalian. Di sampingnya terdapat tempat untuk membagi-bagikan hadiah berharga yang istimewa kepada mereka yang beruntung. Kita yang berjumlah sepuluh orang di sini akan dipanggil kepadanya, baik dalam kondisi suka maupun terpaksa.

Hanya saja, karena waktu pemanggilan tidak diketahui, setiap saat kita selalu menantikan pihak yang memanggil kita, “Ke sinilah! Terima keputusan hukuman matimu dan naiklah ke tiang gantungan!” Atau ia berkata, “Ke sinilah! Ambil sebuah tiket yang akan memberikan keuntungan miliaran rupiah.” Ketika kita sedang diam menunggu, tiba-tiba terdapat dua orang yang datang ke depan pintu. Salah satunya berupa wanita yang cantik dan genit, serta nyaris telanjang di mana ia membawa sepotong kue yang tampak lezat untuk diberikan kepada kita. Hanya saja sebenarnya ia beracun. Sementara yang lain berupa lelaki gagah dan berwibawa.

Ia masuk setelah wanita itu seraya berkata, “Aku membawakan sebuah azimat dan pelajaran untuk kalian. Jika kalian membaca pelajaran tersebut dan tidak memakan kue tadi, kalian akan selamat dari tiang gantungan. Dan dengan azimat ini, kalian akan menerima tiket hadiah berharga. Kalian melihat dengan mata kepala bahwa siapa yang memakan kue tersebut akan terkena penyakit perut hingga naik ke tiang gantungan.”

Adapun orang yang memperoleh tiket hadiah, meskipun tidak terlihat oleh kita dan kelihatannya mereka naik ke tiang gantungan, hanya saja lebih dari jutaan saksi menginformasikan bahwa mereka sebenarnya tidak digantung. Namun, ia menjadikan tiang gantungan tersebut sebagai tangga agar dapat dengan mudah menyeberang menuju tempat pemberian hadiah.

*Bersambung . . . .*

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 25-26

Perpustakaan UIN IB

29 Nov, 01:39


*Kunci Hidup Bahagia Di Dunia Dan Akhirat*

Dari sini dapat dipahami bahwa kenikmatan masa sekarang yang dirasakan oleh manusia, yang terjerumus dalam kesesatan dan kelalaian, akan rusak dengan adanya kesedihan masa lalu dan kecemasan terhadap masa depan. Hidupnya yang ia jalani saat ini penuh dengan penderitaan dan kecemasan, terutama saat menikmati berbagai kesenangan yang tidak dibenarkan. Ia persis seperti madu yang beracun. Dengan kata lain, manusia seratus kali lebih rendah dari hewan dalam menikmati kesenangan hidup. Bahkan, kehidup­an kaum yang sesat dan lalai, serta wujud dan dunia mereka hanyalah saat ini saja.

Sebab, seluruh masa lalu berikut entitasnya telah musnah karena kesesatan mereka sehingga mereka terseret dalam lembah kegelapan. Demikian pula dengan masa mendatang, ia tiada bagi mereka karena mereka tidak beriman kepada hal gaib. Akhirnya berbagai perpisah­an abadi yang tak berakhir mengisi hidup mereka dengan kegelapan yang pekat selama mereka masih memiliki akal dan mengingkari hari kebangkitan. Akan tetapi, ketika iman menjadi sumber kehidupan dan cahayanya bersinar, ia akan menerangi masa lalu dan masa mendatang. Keduanya akan abadi serta dapat menolong roh dan kalbu mukmin dari sisi iman dengan berbagai perasaan yang mulia dan cahaya eksistensi yang abadi sebagaimana yang diberikan oleh masa sekarang.

Hakikat ini telah dijelaskan secara lengkap dalam “Harapan Ketujuh” dari risalah _asy-Syuyûkh_ (Lanjut Usia). Demikianlah hidup. Jika engkau ingin hidup bahagia, maka nyalakan hidupmu dengan iman, hiasilah ia dengan melaksanakan kewajiban, dan jagalah ia dengan menjauhi kemaksiatan.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 24-25

Perpustakaan UIN IB

27 Nov, 23:33


*Dialog Dengan Sekelompok Pemuda*

Suatu hari, sekelompok pemuda yang tegap dan cerdas mendatangiku. Mereka meminta nasihat dan petunjuk yang bisa mencegah mereka dari berbagai kejahatan akibat tuntutan hidup, gelora masa muda, dan dorongan hawa nafsu yang mengitari mereka. Maka, aku pun memberikan nasihat kepada mereka sebagaimana nasihat yang kuberikan kepada orang-orang yang meminta bantuan dari Risalah Nur, sebagai berikut: “Ketahuilah bahwa masa muda pasti berlalu. Jika engkau tidak membatasi diri dengan batasan yang disyariatkan, maka masa muda tersebut akan hilang dan pergi begitu saja, serta engkau akan mendapat bencana, musibah, dan derita di dunia, di alam kubur, dan di alam akhirat, yang jauh melebihi segala kenikmatan yang telah engkau rasakan.

Namun, jika engkau menggunakan masa mudamu dalam menjaga kehormatan dan kemuliaan, serta taat kepada Tuhan dengan cara mendidiknya lewat pendidikan Islam, sebagai wujud atas syukur kepada Allah SWT atas nikmat masa muda yang Dia berikan, maka masa tersebut akan terus terjaga dan akan menjadi sarana untuk memperoleh masa muda yang kekal di dalam surga yang abadi kelak.” Ya, jika hidup ini tidak didasari dengan keimanan, atau keimanan tersebut tidak memberikan pengaruh lantaran banyak melakukan perbuatan maksiat, maka seluruh kenikmatan lahiriahnya yang sangat singkat akan mendatangkan penderitaan dan kesedihan yang berkali-kali lipat lebih dahsyat dari kenikmatan dan kesenangan yang ada.

Karena dengan akal pikiran yang diberikan Tuhan, manusia memiliki hubungan yang kuat dengan masa lalu dan masa mendatang, di samping masa sekarang yang ia jalani. Sehingga ia dapat merasakan berbagai kenikmatan di masa tersebut sekaligus merasakan kepedihannya. Ini berbeda dengan hewan di mana kenikmatan yang ia rasakan saat ini tidak bercampur dengan kesedihan masa lalu dan kecemasan masa mendatang, karena tidak diberi pikiran.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 23-24

Perpustakaan UIN IB

27 Nov, 03:30


*Mengubah Kecantikan Yang Fana Menjadi Kecantikan Yang Kekal*

Oleh karena itu, perempuan yang cantik harus mempergunakan kecantikannya sesuai tuntunan syariah agar kecantikan fana yang hanya berlangsung lima sampai sepuluh tahun menjadi kecantikan yang kekal. Dengan demikian, ia telah mensyukuri nikmat tersebut. Jika tidak, maka hal itu akan mendatangkan sejumlah penderitaan di saat tuanya. Ia akan menangis dan meratapi diri seraya putus asa karena melihat orang lain berpaling darinya.

Jika kecantikan tadi dihiasi dengan adab-adab al-Qur’an dan dijaga dengan pendidikan Islam, maka kecantikan yang fana itu pun akan menjadi kekal serta akan membuatnya lebih cantik, lebih indah, dan lebih anggun dibanding bidadari surga, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi. Andaikan kaum perempuan memiliki secuil akal pun, tentu ia tidak akan membiarkan hasil yang demikian indah, terang, dan abadi ini lenyap begitu saja.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 21-22

Perpustakaan UIN IB

25 Nov, 22:52


*Kerugian Perempuan Jika Tidak Menjaga Kehormatannya*

Di samping itu, mereka juga tidak mendapatkan suami yang cocok. Bahkan, mereka tidak bisa memperolehnya di saat sangat membutuhkannya sebagai dorongan fitrah lantaran mereka telah menyia-nyiakan kepercayaan dan kesetiaan saat di dunia. Akhirnya, sebagai akibat dari tidak adanya keinginan untuk menikah dan tidak menjaga kehormatan, para perempuan itu pun berada dalam kondisi yang sangat nista dan kurang dihormati, yakni satu laki-laki mengawasi 40 perempuan sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi SAW.

Jika demikian kenyataannya, selama setiap yang indah mencintai keindahannya dan berusaha untuk memeliharanya tanpa ingin disentuh oleh keburukan; selama keindahan merupakan sebuah kenikmatan, sementara apabila nikmat tersebut disyukuri akan bertambah dan jika tidak disyukuri akan lenyap, tentu saja perempuan yang berpikiran sehat akan berusaha sekuat tenaga agar keindahan dan kecantikannya tidak menjadi sarana untuk melakukan dosa dan kesalahan, serta mengundang orang lain kepadanya.

Ia pasti akan berusaha agar kecantikannya tidak berubah menjadi keburukan atau berubah menjadi kecantikan yang beracun. Dan tentu ia akan mensyukuri nikmat tersebut agar tidak menjadi sumber bencana dan siksa.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 20-21

Perpustakaan UIN IB

25 Nov, 22:51


*Persoalan Penting Yang Tiba-tiba Terlintas Dalam Hati*

*Perhatian*
Ciri dari Risalah Nur adalah berbicara dengan bahasa cinta dan kasih sayang. Karenanya, ia lebih terpaut dengan para perempuan yang memiliki sifat kasih sayang ketimbang laki-laki. Nah, kajian ini tertuju kepada mereka yang meniru perempuan asing secara membabi buta. Oleh sebab itu, bahasanya tampak agak sedikit keras, dengan tujuan untuk mengingatkan dan membangunkan para perempuan yang sedang lalai. Semoga saudari-saudari kita yang demikian halus dan lembut tidak terperanjat dengan gaya bahasa yang keras ini. Dari sejumlah riwayat hadis Nabi dapat dipahami bahwa kaum perempuan dan fitnah mereka berperan sangat dahsyat sebagai fitnah akhir zaman.

Ya, sebagaimana diceritakan dalam sejumlah buku sejarah bahwa pada abad-abad pertama terdapat segolongan perempuan yang terkenal berani dan ikut membawa senjata, yang dikenal dengan sebutan “Perempuan Amazon”. Bahkan, dari kalangan mereka terbentuk satu pasukan militer yang ikut terjun dalam sejumlah perang besar. Demikian pula pada era sekarang, di saat kesesatan kaum kafir berperang melawan Islam, kelompok yang paling dahsyat di antara kelompok yang menyerang Islam, yang kendalinya berada di bawah perintah setan, dan bergerak sesuai dengan rencana licik nafsu _ammârah_, adalah sekelompok perempuan berbusana tapi telanjang. Meraka menyingkap betis dan menjadikannya sebagai senjata yang melukai kaum beriman.

Dengan menyingkap betis, mereka berusaha menutup pintu pernikahan dan membuka berbagai pintu kemaksiatan. Seketika mereka bisa menawan banyak orang sekaligus melukai mereka dengan luka yang menyerang hati dan jiwa lewat berbagai dosa besar. Bahkan, mungkin mereka bisa membinasakan sejumlah hati. Merupakan hukuman yang setimpal bagi para perempuan tersebut, manakala betis-betis mereka yang membawa fitnah menjadi kayu bakar neraka sekaligus menjadi yang pertama kali terbakar sebagai akibat dari tersingkapnya betis mereka selama bertahun-tahun di hadapan orang-orang yang bukan mahramnya.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 19-20

Perpustakaan UIN IB

23 Nov, 22:42


*Perbandingan antara Kondisi Orang yang Beriman dan Ingkar*

Namun, persaudaraan, penghormatan, dan cinta di antara kaum beriman menjadi tinggi sesuai derajat ketinggian iman itu sendiri. Dengan sifat-sifat terpuji yang dimilikinya, harkat kemanusiaan dan kesempurnaan seorang mukmin menjadi mulia sesuai dengan nilai sifat terpuji tersebut. Hal itu karena sifat terpuji itu mencakup masa lalu dan masa depan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu yang terbatas. Adapun sebab yang membuatmu unggul dalam urusan dunia, hal itu karena engkau tak ubahnya seperti tukang perhiasan Yahudi bodoh yang memberikan harga senilai berlian untuk membeli serpihan kaca, karena mengira itu berlian. Engkau juga demikian, rela mengorbankan upaya yang hanya layak untuk kehidupan abadi pada masa dan kehidupan yang sangat singkat.

Tidak aneh kalau kemudian engkau mendapat sukses pada area yang terbatas itu. Pasalnya, engkau mengarah kepada dunia yang sarat rasa tamak, cinta, dan semangat pembalasan yang demikian hebat yang terdapat dalam dirimu seluas masa satu tahun lamanya, lalu mengerahkan seluruh perasaanmu itu dalam hitungan menit. Jadi, tidak aneh kalau engkau unggul sementara waktu terhadap orang-orang yang taat. Karena akal, jiwa, kalbu, dan semua perasaanmu telah meninggalkan tugas-tugas mendasar yang mulia disebabkan oleh kesibukan dalam urusan nafsu _ammârah_ yang hina dan demi menuruti keinginannya yang rendah, maka tidak aneh jika engkau unggul terhadap kaum beriman di dunia.

Juga tidak aneh kalau secara lahir engkau tampak lebih senang dibanding mereka. Karena akal, kalbu, dan jiwamu telah demikian rendah, bahkan berubah total, maka ia berbalik membudak kepada hawa nafsu yang sangat rendah dan hina. Dari sisi ini jelas bahwa engkau mendapatkan kesuksesan sesaat yang membuatmu jatuh ke dalam api neraka, sementara kaum mukmin yang teraniaya justru mendapatkan surga yang kekal.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 17-18

Perpustakaan UIN IB

22 Nov, 22:25


*Janganlah Menukar Kenikmatan Sesaat Yang Fana Dengan Kenikmatan Abadi Yang Kekal*

Ya, seandainya kenikmatan sesaat yang lahir dari perilaku bodoh itu bisa menyamai seluruh kesedihan dan duka tak terkira tersebut, engkau boleh terus berada dalam senda guraumu. Namun jika tidak, sadarlah dan dengarkan pelajaran al-Qur’an dengan hati yang hidup. Tukarlah kenikmatan parsial yang fana itu, yang tidak lebih dari satu menit, de­ngan berbagai kenikmatan universal dan kekal agar engkau selamat dari neraka maknawi. Serta, berkat keimanan, engkau bisa masuk ke dalam surga maknawi di dunia ini dan bisa menikmati kebahagiaan dunia itu sendiri. Jangan pernah berkata, “Aku akan menjalani hidup layaknya binatang.”

Pasalnya, masa lalu dan masa depan tidak ada bagi binatang. Keduanya bersifat gaib baginya. Tuhan Yang Mahabijak dan Penyayang menyelamatkannya dari derita tak terhingga lewat tirai gaib yang tersembunyi. Bahkan, ayam yang tercipta untuk disembelih hanya merasa pedih dan sedih saat pisau memotong lehernya, serta betapa ia segera terbebas dari bekas sakitnya. Artinya, rahmat Tuhan Sang Pencipta Yang Mahabijak dan luas serta kasih-Nya yang sempurna terhadap makhluk terwujud dengan tidak adanya pemberitahuan tentang hal yang bersifat gaib. Hal itu tampak dengan jelas pada binatang yang tak berdosa. Dengan demikian, engkau tidak bisa menikmati kesenangan terlarang seperti yang dirasakan oleh binatang, bahkan ribuan kali lebih rendah darinya.

Hal itu karena akalmu dapat merasakan dan melihat sesuatu yang tersembunyi bagi binatang, sehingga merasa pedih dengannya. Engkau tidak bisa mendapatkan kegembiraan sempurna seperti yang dirasakan oleh binatang lantaran perkara gaib terhijab baginya. Selanjutnya persaudaraan, penghormatan, semangat kebangsaan, dan berbagai sifat terpuji lainnya yang kau banggakan menjadi seperti dibuat-buat, sesaat, palsu, lemah, dan parsial, karena terbatas pada masa yang sangat sempit ibarat satu jam dibandingkan dengan masa yang tak terhingga. Ia juga terbatas pada ruang yang sangat sempit ibarat tempat sebesar jari dibandingkan dengan padang yang luas. Karena itu, kemanusiaan, idealisme, dan kesempurnaan menjadi sangat kecil bagimu, bahkan nyaris lenyap tanpa jejak.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 15-17

Perpustakaan UIN IB

21 Nov, 22:37


*Kesesatan Dan Kekufuran Serta Dampak Negatif Yang Ditimbulkannya*

Saat sedang berkhayal dan merenung, tiba-tiba sosok maknawi yang menyalakan fitnah tersebut sekaligus yang menghidupkan apinya, serta yang mengajarkan dan yang mengajak kepadanya mewujud di hadapanku. Aku pun berkata kepadanya serta kepada orang-orang ateis yang menerima arahan dan pelajaran darinya: “Wahai orang malang yang telah mengorbankan agama demi bersenang-senang dengan bidadari neraka, rela hidup menyimpang dari agama demi kenikmatan sesaat, serta menerima kekufuran dan ateisme untuk memuaskan nafsu _ammârah_.

Wahai yang begitu mencintai kehidupan dunia sampai pada tingkat menyembahnya dan lari dari kematian; sampai-sampai takut ketika mendengar kata kubur, sehingga bersikap murtad dari agama, ketahuilah dengan pasti: Duniamu yang besar ini, semua yang telah pergi sejam yang lalu, semua yang akan datang semenit kemudian, seluruh entitas, masa lalu dan masa depanmu, seluruh makhluk sejenismu yang telah berlalu, berbagai makhluk dan generasi yang akan datang, sejumlah alam dan umat yang telah lewat, serta orang-orang yang datang dan berbagai kelompok yang akan tiba, mereka semua tiada dan mati akibat dari kesesatan dan kekufuranmu!

Akan tetapi, karena secara akal dan kemanusiaan, engkau terkait dengan semua entitas yang beredar ini, maka engkau senantiasa merasakan derita yang luar biasa lantaran memikirkan nasib orang-orang yang sudah mati yang jumlahnya tak terhingga di dunia ini. Semua itu disebabkan oleh kesesatan dan kekufuranmu. Bahkan kesesatanmu itu menelan kalbumu jika engkau masih memiliki perasaan, membakar jiwamu jika engkau masih memiliki jiwa, serta meneggelamkan akalmu di laut kesedihan jika akalmu masih ada.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 14-15

Perpustakaan UIN IB

21 Nov, 22:37


*Di Hadapan Layar Imajiner*

Suatu ketika aku duduk di depan jendela penjara Eskisyehir. Jendela tersebut mengarah ke Sekolah Menengah Atas (SMA) puteri. Para siswi di sekolah tersebut tertawa serta menari dengan ceria dan gembira. Ketika melihat mereka dalam kondisi semacam itu, terlintas dalam pandanganku gambaran tentang bidadari neraka dalam surga dunia tersebut. Tiba-tiba tampak kondisi yang akan mereka alami lima puluh tahun mendatang. Tawa dan suka mereka di hadapanku berubah menjadi tangisan dan duka yang amat sangat. Dari kondisi ini, aku melihat hakikat sebagai berikut: Pada layar imajiner, aku melihat kondisi mereka lima puluh tahun yang akan datang. Lima puluh gadis yang saat ini tertawa mendapat siksa di kubur.

Tubuh mereka tercabik-cabik. Sementara sepuluh orang sisanya sudah tua renta berusia tujuh puluh tahun. Wajah mereka yang sudah buruk dan berkeriput melahirkan rasa muak dan jijik lantaran tidak menjaga kehormatan mereka di masa muda. Aku tidak kuasa melihatnya. Aku pun menangis melihat kondisi mereka. Kemudian tampak di hadapanku fitnah akhir zaman yang merupakan fitnah yang paling hebat bagi kaum mukmin, yaitu fitnah wanita yang memperdaya, yang lahir dari kurangnya rasa malu. Kondisi mereka yang tidak memiliki rasa malu telah merampas kesadaran manusia sekaligus melemparkannya ke dalam neraka kebodohan dan kemaksiatan, bagaikan kupu-kupu melemparkan diri ke dalam api.

Pasalnya, ia lebih memilih satu menit kenikmatan dunia yang fana daripada bertahun-tahun kenikmatan akhirat yang abadi. Aku telah merasakan contoh berkesan dari fitnah tersebut saat suatu hari menyaksikan peristiwa yang terjadi di jalan. Aku sangat kasihan melihat kondisi para pemuda. Dalam hati aku berkata, “Oh sungguh kasihan mereka. Bagaimana mereka bisa menyelamatkan diri dari api fitnah itu serta kobaran tipu dayanya yang sangat kuat?”

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 13-14

Perpustakaan UIN IB

19 Nov, 23:47


*Kunci Kebahagiaan Dunia Akhirat*

Mereka yang mengingkari Rasulullah bisa jadi beriman kepada rasul-rasul yang lain. Kalaupun tidak beriman kepada seluruh rasul, bisa jadi ia beriman kepada Allah SWT. Kalaupun tidak beriman kepada Allah, bisa jadi ia memiliki akhlak yang terpuji. Sementara, sang Muslim yang tidak mengenal para rasul yang mulia, tidak beriman kepada Tuhan, serta tidak mengenal kesempurnaan manusia kecuali lewat perantaraan Nabi SAW. Karena itu, Muslim yang tidak mau menerima pendidikan dan perintah Nabi yang penuh berkah, ia tidak akan mengakui nabi yang lain. Bahkan, ia juga tidak mengenal Allah SWT, serta tidak bisa menjaga pilar-pilar kesempurnaan manusia dalam jiwanya.

Hal itu karena pokok-pokok agama dan landasan pendidikan yang dibawa oleh Rasul merupakan sesuatu yang kukuh dan sempurna, di mana orang yang mengabaikannya, niscaya sama sekali tidak akan memperoleh cahaya dan kesempurnaan, bahkan akan jatuh terperosok. Sebab, Nabi merupakan penutup para nabi, pemimpin para rasul, dan imam seluruh umat manusia dalam seluruh hakikat yang ada. Bahkan, beliau merupakan poros kebanggaan umat ini, sebagaimana telah terekam jelas sepanjang 14 abad lamanya. Oleh sebab itu, wahai orang yang diuji dengan perhiasan dan kenikmatan kehidupan dunia, wahai yang mencurahkan seluruh potensinya untuk menjamin kehidupan saat ini dan masa depan dengan penuh kerisauan, wahai orang yang malang!


Jika kalian ingin menikmati kelezatan dunia dan merasakan kebahagiaannya, maka cukupkan dirimu dengan kenikmatan yang ada dalam wilayah yang disyariatkan. Kenikmatan tersebut sudah sangat cukup untuk memenuhi keinginanmu. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kalian dapat memahami bahwa setiap kenikmatan yang berada di luar koridor syariah hanya berisi ribuan penderitaan. Sebab, jika berbagai peristiwa masa depan yang akan terjadi lima puluh tahun kemudian, misalnya, dapat disaksikan sebagaimana berbagai peristiwa masa lalu, tentu orang-orang yang lalai dan bodoh itu akan meratapi apa yang mereka tertawakan saat ini.

Karenanya, siapa yang ingin selalu bahagia dan gembira, di dunia dan akhirat, ia harus mematuhi pendidikan Muhammad SAW yang berada dalam koridor keimanan.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 11-12

Perpustakaan UIN IB

19 Nov, 00:12


*Perbedaan Orang Beriman Dan Orang Kafir Dalam Mendefinisikan Kematian*

Sekarang aku akan mengajukan pertanyaan berikut: Kira-kira bagaimana sikap manusia yang malang, terutama seorang Muslim, terhadap persoalan besar dan menakutkan ini? Mungkinkah seluruh kekuasaan dunia berikut berbagai kenikmatan yang terdapat di dalamnya dapat melenyapkan seluruh kegelisahan dan kerisauan yang dirasakan manusia saat menanti giliran setiap waktu untuk masuk ke dalam kubur, jika ia tidak beriman dan tidak beribadah? Kemudian masa tua, kondisi sakit, dan musibah, serta kematian yang terjadi di mana-mana, semua itu menghinggapi setiap jiwa manusia dan selalu mengingatkannya tentang akhir perjalanannya yang pasti dialami. Karena itu, neraka maknawi pasti berkobar dalam kalbu orang-orang sesat dan bodoh itu.

Nyalanya akan menyiksa mereka, bahkan meskipun mereka menikmati berbagai kemewahan dunia. Hanya saja, derita itu tidak mereka rasakan sementara waktu karena sikap alpa dan lalai. Selama orang beriman dan orang yang taat melihat kubur yang terhampar di hadapan mereka sebagai pintu menuju taman kebahagiaan abadi dan kenikmatan yang kekal lantaran penghargaan yang diberikan oleh qadar Ilahi yang membuat mereka meraih kekayaan yang kekal lewat kesaksian iman, maka masing-masing mereka akan merasakan kenikmatan yang mendalam dan kegembiraan maknawi saat panggilan, _“Ayo ambil tiketmu!”_ di mana kegembiraan maknawi tersebut, andai berwujud, akan seperti surga maknawi milik seorang mukmin, sama seperti benih yang berubah menjadi pohon yang rimbun.

Jika demikian, maka orang yang meninggalkan kenikmatan besar tersebut demi mendapatkan kenikmatan sesaat yang tidak dibenarkan dan berhias derita—laksana madu beracun—atas dorongan gelora masa muda, akan jatuh ke tingkatan yang jauh lebih rendah dibanding hewan. Bahkan lebih parah dari kondisi orang ateis.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 10-11

Perpustakaan UIN IB

19 Nov, 00:11


*Iamn Kepada Allah Menyelamatkan Dari Kebinasaan Abadi*

Selama ajal terbungkus oleh tirai gaib dan kematian bisa datang setiap waktu tanpa pandang bulu apakah orang muda atau orang tua, maka manusia yang lemah yang melihat kondisi tersebut setiap waktu akan mencari sesuatu yang dapat menyelamatkannya dari kebinasaan sekaligus mengubah pintu kubur dari kondisi gelap menjadi bercahaya yang terbuka menuju alam yang kekal dan taman menyenangkan di alam cahaya dan kebahagiaan abadi. Tentu saja hal ini merupakan persoalan terbesar bagi manusia. Bahkan, ia lebih agung dan lebih besar dibanding seluruh dunia ini. Kepastian hakikat ini, hakikat kematian dan kubur, dengan tiga jalan tersebut disampaikan oleh 124 ribu informan yang jujur.

Mereka adalah para nabi mulia yang dibenarkan oleh sejumlah mukjizat mereka yang cemerlang. Hal itu juga disampaikan oleh 124 juta wali saleh yang membenarkan berita para nabi mulia tersebut serta menjadi saksi atas hakikat yang sama lewat _kasyaf_, perasaan, dan penyaksian. Lalu, hakikat tersebut disampaikan pula oleh pakar ulama yang tak terhitung jumlahnya. Mereka menguatkan berita para nabi dan wali dengan sejumlah dalil rasional mereka yang demikian kuat di mana ia mencapai tingkatan _ilmul yaqîn_, serta tingkat kebenarannya mencapai 99%. Semua orang mengakui bahwa cara untuk selamat dari kebinasaan abadi, untuk bebas dari penjara seluler, serta untuk mengubah kematian menjadi kebahagiaan abadi hanya dengan beriman dan taat kepada Allah.

Ya, jika salah seorang berjalan di sebuah jalan tanpa peduli dengan ucapan orang yang memberitahukan adanya bahaya yang membinasakan meski kemungkinannya satu banding seratus, bukankah kerisauan terkait dengan bayangan dan persepsi bahaya yang ada dalam benaknya telah cukup membuatnya kehilangan selera makan? Apalagi jika informasinya disampaikan oleh ratusan ribu orang jujur yang dapat dipercaya di mana validitas informasinya mencapai 100% benar. Di samping itu, mereka juga sepakat bahwa kesesatan dan sikap ingkar akan membawa manusia menuju tiang gantungan (kubur) dan penjara seluler yang bersifat abadi sebagaimana terhampar di hadapan mereka.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 7-10

Perpustakaan UIN IB

16 Nov, 23:03


*Bagaimana Menyelamatkan Akhirat Kita?*

*Dialog dengan Sejumlah Pemuda yang Terpikat oleh Berbagai Hal yang Melenakan, Namun tidak Kehilangan Kesadaran*

Sejumlah pemuda meminta kepada Risalah Nur untuk membantu dan menolong mereka seraya bertanya: “Bagaimana kami bisa selamat di akhirat, di mana saat ini kami tengah dikepung oleh berbagai rayuan palsu, godaan hawa nafsu, dan hiburan yang menipu?”

Atas nama sosok maknawi Risalah Nur, aku memberikan jawaban sebagai berikut: Kubur terhampar di hadapan semua orang. Tak seorang pun yang dapat mengingkarinya. Kita semua pasti akan memasukinya. Masuk ke dalam kubur hanya ada tiga jalan:

_Pertama_, jalan yang menunjukkan bahwa kubur adalah pintu yang terbuka bagi kaum mukmin menuju alam yang lebih indah dibanding dunia ini.

_Kedua_, jalan yang memperlihatkan bahwa kubur adalah pintu menuju penjara abadi bagi mereka yang terus berada dalam kesesatan, meskipun beriman kepada akhirat dan mereka dijauhkan dari seluruh orang yang dicintai di penjara pribadi tersebut. Mereka akan diperlakukan sesuai dengan keyakinan dan pandangan mereka tentang kehidupan lantaran tidak mau mengamalkan apa yang mereka yakini.

_Ketiga_, jalan yang dilalui oleh orang yang tidak beriman kepada akhirat dari golongan kaum sesat. Baginya, kubur adalah pintu menuju ketiadaan dan kematian abadi. Dalam pandangannya, kubur merupakan tiang gantungan yang membinasakannya serta seluruh orang yang dicintainya.

Inilah balasan atas sikap ingkarnya terhadap akhirat. Yang pertama dan kedua sangat jelas dan tidak membutuhkan dalil. Keduanya dapat dilihat dengan mata kepala

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 7-8

Perpustakaan UIN IB

15 Nov, 22:40


*Tiga Hal Yang Allah Tuntut Dari Manusia*

*Pertanyaan*: Kita memberikan penghormatan kepada orang yang menjadi perantara datangnya nikmat kepada kita. Lalu sebagai Dzat Pemilik seluruh nikmat, apa yang Allah tuntut dari kita?

*Jawaban*: Allah menuntut tiga hal dari kita sebagai harga dari nikmat yang mahal tersebut, yaitu: *zikir, syukur, dan pikir*. Dalam hal ini, *bismillâh* sebagai pembuka merupakan zikir, *alhamdulillâh* sebagai penutup adalah syukur, sementara apa yang berada di antara keduanya adalah pikir, yaitu merenungi dan menyadari bahwa nikmat-nikmat yang berharga tersebut merupakan mukjizat _qudrah_ Tuhan Yang Maha Esa serta hadiah rahmat-Nya yang luas.

Nah, sebagaimana mencium kaki pembantu raja yang telah mengantarkan hadiah darinya merupakan tindakan yang sangat bodoh, begitu pula memuji dan mencintai sebab-sebab materi yang menjadi perantara rezeki seraya melupakan Pemberi nikmat yang hakiki. Sungguh ia merupakan tindakan yang seribu kali lebih bodoh daripada mencium kaki pembantu raja! Wahai diri, jika engkau tidak mau seperti orang bodoh di atas, maka: Berilah dengan nama Allah; Ambillah dengan nama
Allah; Mulailah dengan nama Allah; dan Bekerjalah dengan nama Allah.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 5-6

Perpustakaan UIN IB

14 Nov, 22:28


*Beragam Cara Makhluk Dalam Mengucap _Bismillâh_*

Setiap hewan yang penuh berkah—seperti unta, kambing, dan sapi—mengucap _bismillâh_ sehingga menjadi sumber yang memancarkan susu berlimpah. Atas nama Dzat Pemberi Rezeki, ia berikan kepada kita nutrisi yang paling lembut dan paling bersih. Akar-akar setiap tumbuhan dan rumput yang lembut mengucap _bismillâh_, serta membelah dan menembus batu karang yang keras dengan nama Allah. Sehingga dengan nama Allah dan _ar-Rahmân_ ini, segala sesuatu ditundukkan untuknya. Ya, tersebarnya ranting di udara yang diiringi banyak buah; menjalarnya sejumlah akar di dalam batu karang yang keras dan bagaimana ia menyimpan nutrisi di bawah tanah; lalu dedaunan yang hijau dapat menahan cuaca panas dan kondisinya yang tetap segar.

Semua itu merupakan tamparan keras yang membungkam mulut kaum materialis, para penyembah hukum kausalitas, sekaligus sebagai seruan keras yang menggema di wajah mereka di mana ia berbunyi, “Kondisi keras dan panas yang kalian percayai sesungguhnya tidak bekerja dengan sendirinya, melainkan hanya melaksanakan tugas sesuai perintah Tuhan di mana perintah tersebut membuat akar yang halus dan lembut itu seperti tongkat Musa AS yang dapat memecahkan batu karang ketika melaksanakan perintah dalam ayat:
﴿ﻓَﻘُﻠﻨﺎ ﺍﺿـﺮﺏ ﺑﻌﺼﺎﻙ ﺍﻟﺤَﺠَﺮ﴾ (ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ: ٠٦)
Perintah itu juga membuat dedaunan yang tetap segar tersebut laksana anggota tubuh Ibrahim AS yang selamat dari kobaran panas ketika membaca ayat:
﴿ﻳﺎ ﻧﺎﺭُ ﻛﻮﻧﻲ ﺑﺮﺩًﺍ ﻭﺳﻠﺎﻣًﺎ﴾ (ﺍﻟﺄﻧﺒﻴﺎﺀ: ٩٦)
Jadi, selama segala sesuatu di alam ini mengucap _bismillâh_ secara maknawi, serta mendatangkan dan mempersembahkan nikmat Allah kepada kita atas nama Allah, maka kita juga harus memulai dengan _bismillâh_, serta memberi dan menerima dengan nama Allah. Demikian pula kita tidak boleh menerima dari kaum yang lalai, yang tidak memberi dengan nama Allah.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 4-5

Perpustakaan UIN IB

13 Nov, 22:42


*Seluruh Entitas Mengucap _Bismillâh_*

Ya, kalimat _bismillâh_ ini merupakan kekayaan besar yang tidak akan pernah habis. Sebab, dengannya kefakiranmu terpaut dengan sebuah rahmat yang luas dan mutlak lebih luas dari seluruh entitas. Ketidakberdayaanmu juga terpaut dengan sebuah kekuatan besar dan mutlak yang memegang kendali seluruh wujud, mulai dari atom hingga galaksi. Bahkan semua kefakiran dan ketidakberdayaanmu menjadi sarana yang diterima oleh Sang Mahakuasa Yang Maha Penyayang, Pemilik keagungan. Orang yang beraktivitas dengan kalimat tersebut bagaikan orang yang bergabung dalam sebuah pasukan. Ia bertindak atas nama negara tanpa takut kepada siapa pun.

Sebab, ia berbicara atas nama undang-undang dan negara sehingga ia dapat menyelesaikan tugas, serta tegar dalam menghadapi apa pun. Di awal telah kami sebutkan bahwa semua entitas lewat _lisânul hâl_ (keadaannya) mengucap _bismillâh_. Benarkah demikian? Ya, kalau engkau melihat seseorang mampu menggiring manusia ke satu tempat dan memaksa mereka melakukan berbagai kewajiban, tentu engkau berkeyakinan bahwa orang itu tidak sedang memerankan dirinya dan tidak menggiring manusia atas nama dan kekuatannya. Akan tetapi, ia seorang prajurit yang bertindak atas nama negara dan bersandar kepada kekuatan pemimpin. Nah, seluruh entitas juga menunaikan tugasnya atas nama Allah SWT.

Dengan _bismillâh_, benih-benih yang sangat kecil memikul sejumlah pohon yang sangat besar dan berat. Artinya, setiap pohon mengucap _bismillâh_ dan mengisi rantingnya dengan buah-buahan yang berasal dari kekayaan rahmat Ilahi guna dipersembahkan kepada kita. Setiap kebun mengucap _bismillâh_ sehingga menjadi dapur bagi _qudrah_ ilahi sebagai wadah untuk mematangkan berbagai makanan yang nikmat.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 3-4

Perpustakaan UIN IB

13 Nov, 22:41


*Hakikat Dan Urgensi Kalimat _Bismillâh_*

﴿ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ﴾

_Bismillâh_ adalah awal segala kebaikan dan permulaan segala urusan yang penting. Karena itu, kita memulai dengannya. Wahai diri, ketahuilah bahwa di samping sebagai syiar Islam, kalimat yang baik dan penuh berkah ini merupakan zikir seluruh entitas lewat _lisânul hâl_ (keadaan) mereka. Jika engkau ingin mengetahui sejauh mana kekuatan _bismillâh_ yang luar biasa dan keberkahannya yang tak pernah habis, maka simaklah cerita imajiner berikut ini: Seorang Badui yang hidup nomaden dan mengembara di padang pasir harus berafiliasi dengan pemimpin kabilah, serta harus berada dalam perlindungannya agar terbebas dari gangguan orang-orang jahat, agar bisa menunaikan pekerjaannya, dan agar bisa mendapatkan berbagai kebutuhannya.

Jika tidak, ia akan merana sendirian dalam kondisi cemas dan gelisah menghadapi musuh yang banyak dan kebutuhan yang tak terhingga. Pengembaraan yang sama dilakukan oleh dua orang; yang pertama rendah hati dan yang kedua sombong. Orang yang rendah hati menisbatkan diri kepada penguasa, sementara yang sombong menolak untuk menisbatkan diri padanya. Keduanya berjalan di padang pasir tersebut. Setiap kali orang yang menisbatkan diri itu singgah di sebuah kemah, ia disambut dengan penuh hormat berkat nama penguasa yang disandangnya. Jika bertemu perompak jalanan, ia berkata, “Aku berjalan atas nama penguasa.” Mendengar hal itu, perompak tadi membiarkannya pergi. Adapun orang yang sombong, ia menjumpai berbagai cobaan dan musibah yang tak terkira.

Pasal­nya, sepanjang perjalanan ia terus berada dalam ketakutan dan kecemasan. Ia selalu meminta dikasihani hingga membuat dirinya terhina. Karena itu, wahai diri yang sombong, ketahuilah! Engkau laksana pengembara badui di atas. Dunia yang luas ini adalah padang pasir tersebut. Kefakiran dan ketidakberdayaanmu tak terhingga, serta musuh dan kebutuhanmu tak pernah habis. Jika demikian keadaannya, sandanglah nama Pemilik Hakiki dan Penguasa Abadi dari padang pasir ini agar engkau selamat dari sikap meminta-minta pada makhluk serta terbebas dari rasa cemas dalam menghadapi berbagai peristiwa.

Badiuzzaman Said Nursi, *Tuntunan Generasi Muda*, hlm. 1-2

Perpustakaan UIN IB

13 Nov, 22:41


*Tujuan Penulisan Kalimat Ketiga Puluh tiga*

*Perhatian*

Kalimat Ketiga Puluh Tiga yang memuat tiga puluh tiga jendela ini semoga menjadi bekal bagi orang yang tidak beriman untuk beriman, mengokohkan iman yang masih lemah, mengubah iman yang masih _taklidi_ (rapuh) menjadi iman yang _tahkiki_ (kukuh), meluaskan iman yang kukuh, dan memberikan kepada orang yang imannya luas sejumlah tangga menuju makrifat Ilahi yang merupakan landasan kesempurnaan hakiki, serta membukakan sejumlah penyaksian yang lebih bersinar dan lebih terang. Oleh karena itu, engkau tidak boleh berkata, “Cukuplah bagiku satu jendela saja.”

Hal itu lantaran kalbu menuntut bagiannya meski akal telah meraih manfaat. Demikian pula dengan ruh yang juga menuntut bagian. Bahkan imajinasi menuntut percikan dari cahayanya. Dengan kata lain, setiap jendela memiliki manfaat yang beragam. Mitra bicara pada risalah “Mi’raj” sebelumnya adalah orang mukmin, sementara si ateis berposisi sebagai pendengar. Sebaliknya, dalam risalah ini mitra bicara utamanya adalah orang yang ingkar dan menentang, sementara mukmin sebagai pendengar. Karena sebab tertentu, risalah ini ditulis dengan sangat cepat.

Oleh sebab itu, ia tetap sebagaimana adanya tanpa mengevaluasi dan mengubah drafnya, sehingga tidak aneh kalau ada yang kurang tepat dalam sejumlah ungkapan dan cara penyajiannya. Kuharap pembaca budiman dapat memaklumi dan meluruskan apa yang keliru darinya sekaligus memohon ampunan untukku.
ﻭﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﻣَﻦ ﺍﺗﺒﻊ ﺍﻟﻬﺪﻯ.. ﻭﺍﻟﻤَﻠﺎﻡُ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺍﺗﺒﻊ ﺍﻟﻬﻮﻯ.
﴿ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ ﻟﺎ ﻋﻠﻢ ﻟﻨﺎ ﺇﻟّﺎ ﻣﺎ ﻋﻠﻤﺘﻨﺎ ﺍﻧﻚ ﺍﻧﺖ ﺍﻟﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﺤﻜﻴﻢ﴾
﴿ﺍَﻟﻠّٰﻬﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦ ﺃﺭْﺳَﻠْﺘَﻪُ ﺭَﺣﻤَﺔً ﻟِﻠﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ.. ﺁﻣِﻴﻦَ﴾

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 106-107

Perpustakaan UIN IB

12 Nov, 04:11


Pedoman-Skripsi-FUSA-TAHUN-2024.pdf

Perpustakaan UIN IB

10 Nov, 22:45


*Al-Qur’an Lautan Cahaya Ketauhidan*

*Jendela Ketiga Puluh Tiga*

﴿ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺍﻟَّﺬﻯ ﺍَﻧْﺰَﻝَ ﻋَﻠﻰ ﻋَﺒْﺪِﻩِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻋِﻮَﺟًﺎ﴾. (ﺍﻟﻜﻬﻒ:١)
﴿ﺍﻟﺮ ﻛِﺘَﺎﺏٌ ﺍَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﺍِﻟَﻴْﻚَ ﻟِﺘُﺨْﺮِﺝَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﺍِﻟﻰَ ﺍﻟﻨّﻮﺭِ﴾. (ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ:١)
Perhatikan dan ketahuilah bahwa apa yang disebutkan pada seluruh “jendela” sebelumnya hanyalah percikan tetesan dari lautan al-Qur’an. Jika demikian, engkau dapat menganalogikan sejumlah dimensi agung dari cahaya tauhid yang mengalir dari lautan kehidupan yang terdapat di dalam al-Qur’an. Kalau kita secara sepintas melihat sumber dan perbendaharaan seluruh jendela tersebut yang berupa al-Qur’an, maka akan terlihat jendela komprehensif yang memancarkan cahaya berlimpah yang tak terbatas.

Karena “Kalimat Kedua Puluh Lima” (risalah kemukjizatan al-Qur’an) dan Isyarat Kedelapan Belas dari “Surat Kesembilan Belas” telah membahas tuntas jendela tersebut, maka penjelasan tentangnya dapat dilihat pada keduanya. Sebagai penutup, kita mengangkat kedua tangan dan bersimpuh di hadapan Arasy Tuhan yang telah menurunkan al-Qur’an seraya berucap:
﴿ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻟﺎ ﺗُﺆَﺍﺧِﺬْﻧَﺂ ﺍِﻥْ ﻧَﺴِﻴﻨﺂ ﺍَﻭْ ﺍَﺧْﻄَﺎْﻧَﺎ ٭ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻟﺎَ ﺗُﺰﻍْ ﻗُﻠﻮُﺑَﻨَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍِﺫْ ﻫَﺪَﻳْﺘَﻨَﺎ ٭ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺗَﻘَﺒَّﻞْ ﻣِﻨّﺂ ﺍِﻧّﻚَ ﺍَﻧْﺖَ ﺍﻟﺴّﻤﻴﻊُ ﺍﻟْﻌَﻠﻴﻢُ ٭ ﻭَﺗُﺐ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺂ ﺍِﻧَّﻚَ ﺍَﻧْﺖَ ﺍﻟﺘَّﻮّﺍﺏُ ﺍﻟﺮَّﺣﻴﻢُ﴾

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 104-105

Perpustakaan UIN IB

09 Nov, 22:42


Foto dari Bu Zulfitri

Perpustakaan UIN IB

09 Nov, 22:39


*Bukti Ketauhidan Melalui Sosok Rasulullah SAW*

*Jendela Ketiga Puluh Dua*

﴿ﻫُﻮَ ﺍﻟّﺬﻯ ﺍَﺭْﺳَﻞَ ﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﺑِﺎﻟْﻬُﺪﻯ ﻭَﺩﻳﻦِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﻟﻴُﻈْﻬِﺮَﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺪّﻳﻦِ ﻛُﻠِّﻪ ﻭﻛَﻔﻰ ﺑِﺎﻟﻠّٰﻪِ ﺷَﻬﻴﺪًﺍ٭ ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠّٰﻪ..﴾. (ﺍﻟﻔﺘﺢ:٨٢-٩٢)
﴿ﻗُﻞْ ﻳَﺂ ﺍَﻳُّﻬﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍِﻧّﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺍِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﺟَﻤﻴﻌًﺎ ﺍﻟَّﺬﻯ ﻟَﻪُ ﻣُﻠْﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟﺎَﺭْﺽِ ﻟﺎ ﺇﻟﻪَ ﺍِﻟّﺎ ﻫُﻮَ ﻳُﺤْﻴﻲ ﻭَﻳُﻤﻴﺖُ..﴾. (ﺍﻟﺄﻋﺮﺍﻑ:٨٥١)

Jendela ini khusus berbicara tentang mentari langit kerasulan, bahkan induk dari seluruh mentari kenabian, Sang kekasih Tuhan Pencipta Alam, Muhammad SAW. Jendela ini demikian terang seterang mentari, luas seluas alam, dan cerah secerah siang. Karena “kenabian” telah dibuktikan secara sangat kuat pada “Kalimat Ketiga Puluh Satu” (risalah mi’raj), pada “Kalimat Kesembilan Belas” (risalah bukti kenabian), dan pada “Surat Kesembilan Belas” (risalah mukjizat Muhammad), maka kami menyerahkan pembahasannya kepada risalah-risalah di atas.

Di sini kami hanya ingin menegaskan bahwa: Rasul paling mulia yang menjadi petunjuk bertutur atas tauhid telah mengumumkan tauhid dan memperlihatkannya secara jelas. Beliau menjelaskannya kepada umat manusia dengan sangat gamblang dalam seluruh sejarah hidupnya yang harum semerbak, dan dengan segenap kekuatan yang Allah berikan. Dengan sayap “kenabian dan kewalian”, beliau memiliki kekuatan kesepakatan seluruh nabi yang datang sebelumnya, dan kesepakatan para wali saleh yang datang setelahnya. Dengan kekuatan besar tersebut ia membuka jendela yang luas dan besar seluas dunia Islam menuju makrifatullah.

Jutaan ulama dan orang-orang saleh seperti Imam Ghazali, Imam Rabbani, Muhyiddin Ibnu Arabi, dan Syeikh al-Jailâni mulai menerawang dari jendela tersebut dan menjelaskannya kepada yang lain. Adakah tirai yang bisa menutup jendela besar tersebut? Apakah orang yang tidak melihat dari jendela tersebut masih memiliki akal? Silakan engkau menilai!

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 102-103

Perpustakaan UIN IB

08 Nov, 23:09


*Esensi Dan Tugas Kehidupan*

*Poin Ketiga* Kehidupan memiliki esensi penting dan tugas yang sangat urgen. Karena persoalan ini telah diuraikan pada “jendela kehidupan” dari Jendela Kedua Puluh Tiga serta pada klausa Kedelapan dari “Surat Kedua Puluh”, maka ia dapat dirujuk padanya. Di sini kami akan menegaskan hal berikut: Berbagai “ukiran” yang menyatu dalam kehidupan dan
tampil dalam bentuk indra dan perasaan menjadi petunjuk atas keberadaan Asmaul Husna yang sangat banyak serta atas potensi Dzat Allah SWT.

Maka dari sisi ini kehidupan merupakan cermin terang yang memantulkan manifestasi sifat Tuhan Yang Mahahidup dan berdiri sendiri. Oleh karena waktu tidak mengizinkan untuk menjelaskan rahasia ini kepada mereka yang tidak menerima Allah sebagai Tuhan dan belum sampai pada tingkatan iman yang tinggi, maka dicukupkan sampai di sini.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 100-101

Perpustakaan UIN IB

07 Nov, 22:57


*Esensi Ruh Dalam Diri Manusia Mengharuskan Adanya Tuhan Yang Maha Memelihara Segala Sesuatu*

*Poin Kedua*: Poin ini mengarah kepada salah satu rahasia penting dari keesaan Tuhan. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Roh manusia terpaut dengan sejumlah relasi dan hubungan dengan seluruh sisi tubuh sehingga ia menjadikan semua organ dan semua sisinya bisa bekerja sama secara sempurna. Dengan kata lain, ruh—yang merupakan perangkat halus rabbani diberi wujud eksternal lewat perintah penciptaan yang merupakan manifestasi kehendak Ilahi—tidak terhalang sesuatu dalam mengatur urusan seluruh bagian tubuh serta tidak disibukkan sesuatu dalam melaksanakan pengawasan terhadapnya dan memenuhi kebutuhan setiap bagiannya di mana yang jauh dan yang dekat sama saja baginya.

Ia dapat membantu satu organ lewat bantuan yang datang dari organ-organ lainnya serta dapat menggiring yang lain untuk menolongnya. Bahkan ia dapat mengetahui semua kebutuhan lewat setiap bagiannya dan merasakan semua hal dari bagian tersebut. Dari bagian itu pula, ia bisa mengatur keseluruhan tubuh. Lebih dari itu, roh dapat melihat dan mendengar setiap bagian tubuh jika ia mendapat “sifat nurani” yang lebih banyak. Selama roh yang merupakan salah satu hukum perintah Allah memiliki kemampuan untuk memperlihatkan berbagai aktivitas tersebut di alam kecil berupa manusia, bagaimana mungkin terasa berat bagi kehendak dan _qudrah_ mutlak Allah untuk mengerjakan tugas tak terhingga di alam yang besar, yang berupa jagat raya, untuk mendengar suara tak terbatas di dalamnya, serta untuk mengabulkan doa tak berujung yang bersumber dari seluruh entitas?

Allah SWT Maha berbuat apa yang Dia kehendaki dalam sekejap. Dia tidak terhijab oleh sesuatu, tidak terhalang oleh sesuatu, dan tidak disibukkan oleh sesuatu untuk melakukan sesuatu yang lain. Dia dapat melihat semua secara sekaligus dan dapat mendengar semua dalam waktu yang sama. Yang dekat dan yang jauh sama saja bagi-Nya. Jika menghendaki sesuatu, Dia menggiring segala sesuatu kepadanya, melihat segala sesuatu dari mana saja, mendengar suara segala sesuatu, dan mengenal segala sesuatu lewat setiap sesuatu. Dia Tuhan Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 97-99

Perpustakaan UIN IB

06 Nov, 23:04


*Manusia Sebagai Cerminan Nama-nama Allah Yang Mulia*

*Jendela Ketiga Puluh Satu*

﴿ﻟَﻘَﺪْ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ ﺍﻟﺈﻧْﺴَﺎﻥَ ﻓﻰ ﺍَﺣْﺴَﻦِ ﺗَﻘْﻮﻳﻢٍ﴾. (ﺍﻟﺘﻴﻦ:٤)
﴿ﻭَﻓﻰِ ﺍﻟﺎْﺭﺽِ ﺁﻳَﺎﺕٌ ﻟِﻠْﻤﻮُﻗﻨﻴﻦَ٭ ﻭَﻓﻰ ﺍَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ﺍَﻓَﻠﺎَ ﺗُﺒْﺼِﺮﻭﻥَ﴾. (ﺍﻟﺬﺍﺭﻳﺎﺕ:٠٢-١٢)

Saat ini kita sedang berada di depan jendela manusia. Kita akan menerawang cahaya tauhid melalui jendela diri manusia. Karena penjelasan tentang hal itu dapat dilihat pada sejumlah buku dan tulisan ribuan wali yang saleh, kami hanya ingin menjelaskan sejumlah isyarat yang terilhami dari limpahan cahaya al-Qur’an sebagai berikut: Manusia merupakan salinan komprehensif dari berbagai keistimewaan yang terdapat di alam wujud. Allah menyadarkan manusia terkait dengan nama-nama-Nya yang mulia lewat berbagai karakteristik komprehensif yang terdapat dalam dirinya. Penjelasan tentang hal tersebut terdapat pada “Kalimat Kesebelas” dan sejumlah risalah lain. Di sini kami hanya akan menjelaskan tiga poin sebagai berikut.

*Poin Pertama*: Manusia adalah cermin yang memantulkan manifestasi nama-nama Ilahi yang mulia. Ia adalah cermin yang memiliki tiga sisi:
_Sisi pertama_: sebagaimana kegelapan memperlihatkan cahaya pada malam hari, maka manusia lewat kelemahan, ketidakberdayaan, kemiskinan, dan kebutuhannya juga memperkenalkan _qudrah_, kekuatan, kekayaan, dan rahmat-Nya. Dengan itu manusia ibarat cermin yang memantulkan banyak manifestasi sifat Ilahi. Bahkan ketidakberdayaan dan musuh tersembunyi yang jumlahnya tak terhingga membuat nurani manusia selalu mencari “titik sandaran”, yang tidak lain adalah Allah SWT. Ia juga harus mencari “titik tambatan” yang bisa memenuhi segala kebutuhannya yang tak terhingga, yang dapat menutupi kekurangannya yang tak terkira, dan mewujudkan impiannya yang tak bertepi.

Dalam pencariannya itu hati nuraninya selalu bersandar pada pintu Dzat Yang Mahakaya dan Maha Penyayang. Maka, ia bersimpuh saraya berdoa dan bertawasul kepada-Nya. Dengan kata lain, pada setiap jiwa terdapat dua jendela kecil dilihat dari sisi upaya untuk bersandar dan meminta pertolongan. Dari keduanya manusia senantiasa menatap “perbendaharaan” rahmat Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha Penyayang.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 96-97

Perpustakaan UIN IB

04 Nov, 22:35


*Masing-masing Entitas Menginformasikan Keesaan Tuhan*

Keadaannya juga sama dengan sel yang terdapat pada biji mata. Ia memiliki hubungan dan tugas dengan matamu. Ia pun memiliki tugas penuh hikmah dan kepentingan dengan kepala sebagai satu kesatuan. Sehingga andaikan satu bagian parsial bercampur dengan sel tersebut, tentu pengaturan tubuh dan kesehatannya menjadi pincang. Ia juga memiliki hubungan khusus dengan sejumlah urat dan saraf. Bahkan memiliki hubungan dan tugas dengan seluruh tubuh. Hal ini membuktikan bahwa sel tersebut telah diberi posisi dan kondisi tertentu di dalam biji mata sekaligus tempatnya dipilihkan di antara ribuan tempat yang ada agar dapat menunaikan tugas. Semua itu hanya bisa terwujud lewat hikmah Sang Pencipta Yang Mahabijak.

Demikianlah keadaan semua entitas alam. Masing-masing menginformasikan keberadaan Penciptanya lewat diri dan sifat nya dengan lisan khususnya. Ia menjadi saksi atas hikmah-Nya lewat keadaannya yang meniti jalan tertentu di antara berbagai kemungkinan yang tak terhingga. Setiap kali memasuki tubuh, ia menginformasikan keberadaan Penciptanya lewat lisan yang lain di antara jalan kemungkinan yang tak terhingga. Begitulah segala sesuatu menjadi saksi atas Penciptanya Yang Mahabijak berikut kehendak dan pilihannya dengan kesaksian sebanyak jalan-jalan kemungkinan yang jumlahnya tak terhingga dan sebanyak tubuh berikut semua kemungkinan dan hubungan yang terdapat di dalamnya hingga akhirnya mencapai konstruksi yang paling agung.

Pasalnya, Dzat yang meletakkan sesuatu pada seluruh tubuh dan konstruksi lewat hikmah yang sempurna serta menjaga hubungan tersebut di dalamnya, sudah pasti Pencipta seluruh konstruksi itu. Dengan kata lain, satu hal ibarat satu saksi dengan ribuan lisan yang membuktikan keberadaan Allah. Bahkan tidak hanya ribuan saksi atas keberadaan, hikmah dan kehendak Allah, tetapi ada sebanyak entitas alam, dan bahkan ada sebanyak sifat setiap entitas dan sebanyak konstruksinya. Demikianlah, dari sisi “kemungkinan” ada banyak saksi yang tak terhingga atas keniscayaan wujud Allah SWT. Wahai orang yang lalai! Bukankah menutup telinga dari seluruh suara dan kesaksian yang bergema ke seluruh alam merupakan puncak ketulian dan puncak kebodohan?

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 93-95

Perpustakaan UIN IB

04 Nov, 01:33


*Segala Sesuatu Memiliki Tugas Masing-masing Dan Saling Berkaitan Satu Sama Lain*

Jadi, penggiringan segala sesuatu menuju jalannya serta pemilihan jalan yang mengantarkan pada hikmah tertentu di antara banyak jalan yang tak terhingga, hal itu terwujud dengan kehendak Dzat yang menentukan, pilihan Dzat yang memilih, serta penciptaan Dzat Pencipta Yang Mahabijak. Pasalnya, ia dibungkus dengan sejumlah sifat dan kondisi tertentu yang khusus untuknya. Kemudian ia digiring untuk menjadi bagian dari tubuh yang tersusun. Lewat cara demikian ia keluar dari kesendirian sehingga jalan-jalan kemungkinan bertambah banyak. Pasalnya, bagian tersebut bisa mengambil ribuan bentuk dalam tubuh tadi. Dalam kenyataannya ia diberi kondisi tertentu yang berisi banyak manfaat dan maslahat.

Dengan kata lain, ia digiring menuju sejumlah tugas penting dan menuju berbagai manfaat bagi tubuh tadi. Kemudian kita melihat tubuh itu pun dijadikan sebagai salah satu bagian dari tubuh lainnya sehingga jalan-jalan kemungkinannya bertambah banyak. Pasalnya, tubuh tersebut juga bisa terwujud lewat ribuan bentuk. Sementara kita melihatnya dipilihkan kondisi tertentu di antara ribuan bentuk yang ada. Kemudian ia digiring untuk menunaikan sejumlah tugas lain. Demikianlah, setiap kali engkau masuk ke dalam dunia kemungkinan, engkau akan melihat dengan jelas bahwa semua jalan bisa mengantarmu menuju Sang Pengatur Yang Mahabijak.

Ia juga membuatmu mengakui bahwa segala sesuatu digiring menuju sebuah tugas dengan perintah Sang Pemberi perintah Yang Maha Mengetahui. Sebab, semua konstruksi tersusun dari sejumlah bagian. Sementara setiap bagian juga ditempatkan pada satu kondisi tertentu dari konstruksi tadi. Ia memiliki tugas sendiri di tempat tersebut. Keadaannya sama dengan hubungan seorang prajurit dengan kelompok, regu, dan pasukannya. Ia memiliki relasi tertentu yang penuh hikmah dengan semua kelompok militer yang saling menyatu. Ia juga memiliki sejumlah misi yang memiliki korelasi tertentu dengan setiap bagian.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 92-93

Perpustakaan UIN IB

03 Nov, 00:58


https://www.instagram.com/p/DB49JW1y1E3/?igsh=MXhxbHJsamwxN2FmYQ==

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:10


*Persoalan _al-imkân_ Dalam Penciptaan*

Selanjutnya, terkait dengan persoalan _al-imkân_ (yang bersifat mungkin) para ahli kalam mengatakan bahwa kondisi “mungkin” memiliki dua sisi yang sama. Artinya, jika keberadaan sesuatu bersifat “mungkin” (mungkin ada dan mungkin tidak ada), maka harus ada Dzat yang memastikan, menentukan, dan menciptakan. Pasalnya, sesuatu yang bersifat mungkin tidak dapat menghadirkan sesuatu yang bersifat mungkin lainnya. Sebab, wujudnya adalah rangkaian yang berasal dari sejumlah hal yang bersifat mungkin. Oleh karena itu, harus ada Dzat Yang wujudnya bersifat mutlak _(Wâjibul wujûd)_ yang menghadirkan atau menciptakan segala sesuatu. Para ahli kalam telah menyangkal konsep “rangkaian sebab-akibat” serta menetapkan kesalahannya dengan dua belas petunjuk.

Mereka memutus rangkaian sebab-akibat dan dengan itu menetapkan keberadaan Dzat _Wajibul wujud_. Menurut kami, memperlihatkan stempel khusus milik Sang Pencipta segala sesuatu yang ada pada segala sesuatu lebih mudah dan lebih jelas daripada petunjuk tentang terputusnya rangkaian sebab akibat yang disusul dengan penetapan Tuhan Sang Pencipta. Dengan limpahan al-Qur’an, seluruh pembahasan “al-Kalimât” dan “Jendela” meniti jalan yang mudah dan pasti tersebut. Di samping itu, bahasan tentang _“al-Imkân”_ sangat luas. Ia menjelaskan keberadaan Tuhan dari banyak sisi yang tak terhingga, tidak terbatas pada jalan yang ditempuh para ahli kalam dalam menetapkan keberadaan Tuhan dengan cara menetapkan terputusnya rangkaian tersebut.

Jalannya luas dan tak terbatas. Pasalnya, ia mengantar pada pengetahuan yang tak bertepi guna mengetahui Sang _Wajibul wujud_. Penjelasannya sebagai berikut: Ketika melihat segala sesuatu dalam keberadaannya, sifatnya, dan masa hidupnya yang terus bergulir dalam banyak jalan kemungkinan yang jumlahnya tak terhingga, kita menyaksikannya meniti jalan yang teratur yang khusus untuknya di antara berbagai jalan tak terhingga. Ia juga diberi salah satu sifatnya dengan desain yang khusus. Bahkan ia diberi sifat dan kondisi tertentu yang terus berganti sepanjang hidupnya.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 91-92

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:10


*Penciptaan Alam Dan _Rububiyah_ Allah di Dalamnya*

Andaikan ada satu celah sekecil apa pun bagi sekutu atau intervensi dalam urusan alam, apa pun bentuknya, tentu tatanan langit dan bumi akan rusak, serta sudah pasti gambaran indah yang terdapat di depan kita ini tidak akan ada. Mahabenar Allah yang berfiman:
﴿ﻟﻮ ﻛﺎﻥَ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺁﻟﻬﺔٌ ﺇﻟّﺎ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﻟﻔﺴﺪﺗﺎ﴾. (ﺍﻟﺄﻧﺒﻴﺎﺀ:٢٢)
﴿ﻓَﺎﺭْﺟِﻊِ ﺍﻟْﺒَﺼَﺮَ ﻫَﻞْ ﺗَﺮﻯ ﻣِﻦْ ﻓُﻄُﻮﺭٍ٭ ﺛُﻢَّ ﺍﺭْﺟِﻊِ ﺍﻟْﺒَﺼَﺮَ ﻛَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﻳَﻨْﻘَﻠِﺐْ ﺍِﻟَﻴﻚَ ﺍﻟْﺒَﺼَﺮُ ﺧَﺎﺳِﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺣَﺴﻴﺮٌ﴾. (ﺍﻟﻤﻠﻚ:٣-٤).
Betapapun manusia berusaha mencari kekurangan padanya, ia tidak akan menemukanya. Hal itu menunjukkan bahwa tatanan dan keteraturan yang ada, sangat sempurna. Dengan kata lain, keteraturan alam menjadi saksi yang kuat atas keesaan Tuhan.

Terkait dengan _al-hudûts_ (kebermulaan), para ahli kalam mengatakan bahwa dunia ini berubah, sementara semua yang berubah adalah bermula _(hâdits)_, dan semua yang bermula pasti ada yang menciptanya. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa alam ini diciptakan oleh pencipta yang bersifat _qadîm_ (tak bermula).” Kami juga mengatakan bahwa alam memang bermula. Kita menyaksikan pada setiap masa, pada setiap tahun, bahkan pada setiap musim ada satu alam yang pergi yang kemudian digantikan dengan alam lain. Dzat Yang Mahakuasa dan Mahaagung itulah yang menghadirkan alam ini dari tiada, pada setiap tahun, setiap musim, dan setiap hari, lalu menghamparkannya kepada seluruh makhluk yang berkesadaran, kemudian mengambilnya, selanjutnya digantikan dengan yang lain.

Demikianlah Dia menghadirkan alam secara berganti tanpa henti dengan cara menggantungkan alam tersebut secara berantai di atas pita zaman. Maka, musim semi menjadi salah satu mukjizat Tuhan yang cemerlang di mana Dia menghadirkan di dalamnya segala sesuatu dari tiada dan memperbarui alam yang luas tersebut dari sesuatu yang sebelumnya tiada. Dzat yang mengganti dan memperbaharui alam tersebut tidak lain adalah Tuhan Pemelihara semesta alam yang telah menghamparkan permukaan bumi sebagai jamuan berlimpah yang disediakan untuk para tamu-Nya yang mulia.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 89-91

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:10


Siapakah sebaik-baik pemuda? Simaklah jawaban Said Nursi di buku Tuntunan Generasi Muda.
https://youtu.be/W415z84Qb10?si=YIL2Dd_b7OruImnJ

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:09


*Keharusan adanya Pencipta Yang Tunggal di Alam Semesta*

﴿ﻟﻮ ﻛﺎﻥَ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺁﻟﻬﺔٌ ﺇﻟّﺎ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﻟﻔﺴﺪﺗﺎ﴾. (ﺍﻟﺄﻧﺒﻴﺎﺀ:٢٢)
﴿ﻛُﻞَّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻫَﺎﻟِﻚٌ ﺇﻟّﺎ ﻭَﺟْﻬَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤُﻜْﻢُ ﻭَﺍِﻟَﻴْﻪِ ﺗُﺮﺟْﻌَﻮُﻥَ﴾ (ﺍﻟﻘﺼﺺ:٨٨)
Ini adalah “jendela” para ulama kalam yang menggunakan metode yang didukung oleh sejumlah dalil _imkân_ (kemungkinan) dan _hudûts_ (kebermulaan) dalam menetapkan wujud Allah. Kami menyerahkan penjelasan tentang dalil-dalil tersebut ke buku-buku induk karya para ulama seperti buku _“Syarh al-Mawâqif”_ dan _“Syarh al-Maqâshid”_, di sini kami hanya ingin menyebutkan kilau limpahan cahaya al-Qur’an yang masuk ke dalam kalbu lewat jendela ini. Kekuasaan menolak adanya persaingan, persekutuan dan intervensi dalam bentuk apa pun. Oleh sebab itu, apabila ada dua kepala desa di sebuah desa, tentu tatanan dan kenyamanan di desa tersebut akan terganggu.

Apabila ada dua pemimpin di satu wilayah atau dua gubernur di sebuah provinsi, tentu akan terjadi kekacauan. Jika ada dua penguasa di satu negeri, tentu akan melahirkan kegoncangan dan ketidakstabilan. Jika manusia yang lemah dan membutuhkan pertolongan orang lain, serta kekuasaan yang dimiliki hanya bersifat bayangan, namun tetap tidak menerima adanya intervensi siapa pun dalam urusannya, apalagi dengan kekuasaan Dzat Yang Maha Berkuasa mutlak Tuhan Pemelihara semesta alam? Bandingkan bagaimana hukum penolakan terhadap intervensi mencakup seluruh alam. Dengan kata lain, independensi atau keesaan menjadi tuntutan dan konsekuensi dari sifat _uluhiyah_ dan _rububiyah_ Tuhan.

Jika engkau ingin bukti kuat dan saksi jujur mengenai hal tersebut, lihatlah tatanan paling sempurna dan keharmonisan terindah yang terdapat di alam. Engkau akan melihat tatanan itu mencakup segala sesuatu, mulai dari sayap lalat sampai bintang di langit, hingga membuat akal terkagum-kagum seraya mengucap “Luar biasa, _Mâsyâ Allâh_ dan _Tabârakallah_.” Ia akan bersujud melihat keagungan Penciptanya.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 88-89

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:09


[30/10, 05.17] Pak Hasbi Said Nursi Baru: *Seluruh Entitas Memiliki "Stempel "Yang Mengarah Kepada Penciptanya Yang Maha Esa*

﴿ﻭﺍﻥ ﻣﻦ ﺷﻲﺀٍ ﺇﻟّﺎ ﻳﺴﺒّﺢ ﺑﺤﻤﺪﻩ﴾. (ﺍﻟﺈﺳﺮﺍﺀ:٤٤)
Suatu saat aku berjalan menemani keterasinganku, melanglang buana bersama pikiranku. Kedua kakiku mengantarku ke puncak gunung yang tinggi dan hijau. Tampak olehku dari tengah bukit yang hijau sekuntum bunga yang kuning. Ia mengingatkan bunga-bunga sejenis yang kutemui di daerah Van dan di seluruh kota lainnya. Dengan seketika makna berikut ini muncul di dalam kalbuku, yaitu sebagai berikut: Bunga ini tidak lain adalah “stempel keindahan” yang dibubuhkan oleh Pencipta keindahan pada “surat hijau” yang Dia kirim untuk alam.

Siapa pemilik “stempel bunga” pada “hamparan hijau”, maka seluruh jenis bunga pada seluruh “hamparan bumi” juga stempel miliknya. Setelah gambaran imajinasi tersebut, muncul pandangan berikut ini: Stempel yang dibubuhkan pada surat manapun, pasti menunjukkan si pemilik surat. Demikian halnya dengan bunga ini. Ia merupakan stempel kasih sayang Tuhan yang dibubuhkan pada “surat rahmani”. Surat tersebut adalah lereng bukit yang berisi untaian kata tumbuhan dan rerumputan. Di atasnya terukir ornamen yang sangat indah. Surat ini (bukit) sudah pasti milik sang pemilik stempelnya (bunga). Kemudian aku larut dalam renungan yang lebih jauh.

Tiba-tiba lereng bukit yang indah tadi berubah dalam pandanganku menjadi stempel besar di atas gurun yang luas. Dataran luas yang terbentang dalam imajinasiku menjadi sebuah “surat rahmani” yang berstempelkan lereng bukit yang indah

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 85-86
[31/10, 05.15] Pak Hasbi Said Nursi Baru: *Stempel Tauhid Pada Wajah Entitas*

Dari pandangan pada kutipan sebelumnya, muncullah hakikat berikut ini: Sebagaimana setiap stempel pada sebuah surat menjadi tanda pengenal si pemiliki surat tersebut, maka segala sesuatu ibarat stempel yang menyandarkan semua hal yang meliputinya kepada Penciptanya. Jadi, sebuah ciptaan ibarat stempel, sementara segala sesuatu yang ada disekelilingnya adalah surat milik pencipta stempel tersebut. Demikianlah. Segala sesuatu menjadi jendela tauhid yang besar sehingga semuanya disandarkan kepada Dzat Yang Maha Esa.

Segala sesuatu, terutama makhluk hidup, memiliki ukiran yang penuh hikmah dan kreasi yang menakjubkan di mana Dzat Yang telah menciptanya dalam bentuk seperti itu mampu menciptakan segala sesuatu. Dengan kata lain, sosok yang tidak mampu mencipta segala sesuatu, tidak mungkin dapat menciptakan sesuatu. Wahai orang lalai! Perhatikan wajah entitas, engkau akan melihat bahwa lembaran entitas ibarat surat-surat yang saling bertumpang-tindih, dikirim oleh Dzat Yang Maha Esa. Engkau juga akan melihat bahwa setiap surat darinya telah distempel dengan stempel tauhid yang jumlahnya tak terhingga.

Siapa gerangan yang berani mendustakan kesaksian stempel yang tak terhingga itu? Kekuatan mana yang dapat membungkam kesaksian yang jujur tersebut? Jika engkau mencermatinya, engkau akan menyaksikannya mengucap, _“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah.”_

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 86-87

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:09


*Keesaan Dalam Penciptaan, Mulai Dari Atom Hingga Alam Semesta*

Seperti yang telah kami nyatakan pada Maukif Pertama dari “Kalimat Ketiga Puluh Dua” bahwa semua entitas secara maknawi saling terpaut dengan sangat kuat sampai pada level tidak memberi peluang sedikitpun kepada sekutu betapapun kecilnya untuk intervensi, mulai dari atom hingga galaksi. Sosok yang tidak mampu menundukkan seluruh galaksi, bintang, dan planet, serta tidak memegang kendali urusannya, tentu tidak mungkin menerapkan hukum atau perintahnya kepada satu atom sekalipun. Dengan kata lain, sosok yang menjadi Tuhan hakiki atas sebuah atom, niscaya juga memiliki kunci-kunci perbendaharaan seluruh alam.


Seperti yang telah kami jelaskan pada Maukif Kedua dari “Kalimat Ketiga Puluh Dua” bahwa sosok yang tak mampu mengendalikan seluruh langit, tak mampu pula melukis raut wajah manusia. Artinya, jika ia bukan Tuhan penguasa langit dan bumi, ia tidak akan mampu menulis goresan wajah manusia dan memberinya tanda-tanda pembeda dengan yang lainnya. Demikianlah, di hadapanmu terdapat jendela luas seluas alam. Dari sana engkau dapat melihat—bahkan dengan pandangan akal—bahwa ayat al-Qur’an berikut ini telah ditulis dengan huruf yang besar dan jelas di atas lembaran alam:
﴿ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺧَﺎﻟِﻖُ ﻛُﻞِّ ﺷـَﻲْﺀٍ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﺷﻲﺀ ﻭﻛﻴﻞٌ ٭ ﻟَﻪُ ﻣَﻘَـﺎﻟـﻴﺪُ ﺍﻟﺴَّﻤﻮﺍﺕِ ﻭَﺍﻟﺎَﺭْﺽِ﴾. (ﺍﻟﺰﻣﺮ: ٢٦-٣٦)

Oleh karena itu, siapa yang tidak mampu melihat huruf-huruf yang sangat jelas yang tertera di atas lembaran alam itu, bisa jadi termasuk satu dari tiga kategori: hilang akal, kalbunya mati, atau manusia berwatak binatang.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 83-84

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:09


*Keesaan Dalam Penciptaan, Mulai Dari Atom Hingga Alam Semesta*

Seperti yang telah kami nyatakan pada Maukif Pertama dari “Kalimat Ketiga Puluh Dua” bahwa semua entitas secara maknawi saling terpaut dengan sangat kuat sampai pada level tidak memberi peluang sedikitpun kepada sekutu betapapun kecilnya untuk intervensi, mulai dari atom hingga galaksi. Sosok yang tidak mampu menundukkan seluruh galaksi, bintang, dan planet, serta tidak memegang kendali urusannya, tentu tidak mungkin menerapkan hukum atau perintahnya kepada satu atom sekalipun. Dengan kata lain, sosok yang menjadi Tuhan hakiki atas sebuah atom, niscaya juga memiliki kunci-kunci perbendaharaan seluruh alam.


Seperti yang telah kami jelaskan pada Maukif Kedua dari “Kalimat Ketiga Puluh Dua” bahwa sosok yang tak mampu mengendalikan seluruh langit, tak mampu pula melukis raut wajah manusia. Artinya, jika ia bukan Tuhan penguasa langit dan bumi, ia tidak akan mampu menulis goresan wajah manusia dan memberinya tanda-tanda pembeda dengan yang lainnya. Demikianlah, di hadapanmu terdapat jendela luas seluas alam. Dari sana engkau dapat melihat—bahkan dengan pandangan akal—bahwa ayat al-Qur’an berikut ini telah ditulis dengan huruf yang besar dan jelas di atas lembaran alam:
﴿ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺧَﺎﻟِﻖُ ﻛُﻞِّ ﺷـَﻲْﺀٍ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﺷﻲﺀ ﻭﻛﻴﻞٌ ٭ ﻟَﻪُ ﻣَﻘَـﺎﻟـﻴﺪُ ﺍﻟﺴَّﻤﻮﺍﺕِ ﻭَﺍﻟﺎَﺭْﺽِ﴾. (ﺍﻟﺰﻣﺮ: ٢٦-٣٦)

Oleh karena itu, siapa yang tidak mampu melihat huruf-huruf yang sangat jelas yang tertera di atas lembaran alam itu, bisa jadi termasuk satu dari tiga kategori: hilang akal, kalbunya mati, atau manusia berwatak binatang.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 83-84

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:08


Iman merealisasikan surga maknawi di dunia dan menjadikan kematian sebagai pelepasan dan pembebasan, sementara kekufuran merupakan neraka maknawi di dunia sehingga menghancurkan kebahagiaan manusia yang sebenarnya serta menjadikan kematian sebagai kebinasaan abadi.

Biografi Badiuzzaman Said Nursi, hlm. 123,124

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:08


*Kesempurnaan Tatanan Di Alam Ini Mengharuskan Adanya Dzat Yang Maha Mengatur Dan Esa*

*Jendela Kedua Puluh Delapan*

﴿ﻭَﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﺧَﻠْﻖُ ﺍﻟﺴَّﻤﻮﺍﺕِ ﻭَﺍﻟﺎَﺭْﺽِ ﻭَﺍﺧْﺘِﻠﺎﻑُ ﺍَﻟْﺴِﻨَﺘِﻜُﻢ ﻭَﺍﻟْﻮَﺍﻧِﻜُﻢْ ﺍِﻥَّ ﻓﻲ ﺫﻟِﻚَ ﻟﺎﻳﺎﺕٍ ﻟِﻠْﻌَﺎﻟﻤﻴﻦَ﴾ (ﺍﻟﺮﻭﻡ:٢٢)

Jika kita mencermati alam ini, kita dapat menyaksikan bahwa pada segala sesuatu, mulai dari sel-sel tubuh hingga seluruh alam, terdapat hikmah dan tatanan yang komprehensif. Ketika mencermati sel-sel tubuh, kita mengetahui bahwa pengaturan yang sangat penting menata urusan sel-sel yang sangat kecil itu. Ia menatanya sesuai dengan perintah Dzat Yang Mengetahui maslahat seluruh tubuh dan mengurus urusannya. Sebagaimana sebagian nutrisi tersimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak yang digunakan ketika dibutuhkan, demikian pula kita dapati pada semua sel kecil itu memiliki kemampuan menyimpan yang sangat cermat. Kemudian kita mencermati tumbuhan.

Kita melihatnya diliputi oleh pemeliharaan yang istimewa. Ketika mencermati hewan, kita menyaksikan pemberian rezeki dengan penuh kemurahan. Ketika mencermati pilar-pilar jagat raya, ternyata pengaturan dan pencahayaan yang sangat hebat menyertainya dari semua sisi, hingga mengarah kepada sejumlah tujuan besar dan agung. Kita juga melihat keseluruhan alam, seketika ia tampak di hadapan kita seperti kerajaan yang seluruh sisinya tertata, bagaikan kota yang sangat indah atau istana yang megah. Ketika itu pula kita menyaksikan sejumlah tatanan yang cermat yang membawanya menuju berbagai hikmah dan tujuan mulia.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 82-83

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:08


*Dua Sifat Yang Membuktikan Keberadaan Pencipta Yang Mahaesa*

Kemudian dekorasi menakjubkan dan keindahan yang tampak pada tumbuhan dan hewan yang menghias wajah seluruh makhluk, serta semua fenomena keindahan yang ada padanya menunjukkan bahwa di balik tirai gaib ada Dzat Pengatur yang hendak memperkenalkan diri lewat makhluk-makhluk yang indah ini sekaligus menunjukkan keniscayaan wujud dan keesaan-Nya. Dengan demikian, pendekorasian menakjubkan yang terdapat pada segala sesuatu, keindahan yang terdapat pada wujud lahiriahnya, serta cara kerjanya yang penuh hikmah, semua itu menunjukkan sifat “memperkenalkan diri” dan “cinta-Nya”. Kedua sifat ini—perkenalan diri dan pendekatan cinta—menjadi bukti keberadaan Sang Pencipta Yang Mahakuasa, Yang Mahabaik, dan Mahakasih. Di samping itu, ia menjadi bukti keesaan-Nya.

*Kesimpulannya*: _sebab_ yang terlihat sangat sederhana dan tidak berdaya telah menjadi sandaran “akibat” yang sangat rapi. Akibat yang rapi itu sudah pasti menafikan kemampuan _sebab_ yang lemah tadi untuk menciptanya. Lalu tujuan akhir dan manfaat dari “akibat” menyerahkan urusan sebab-sebab yang bodoh dan mati itu kepada kekuasaan Sang Pencipta Yang Mahabijak. Pendekorasian yang terukir di atas wajah “akibat” dan sejumlah kemahiran yang tampak padanya menunjukkan keberadaan Pencipta Mahabijak yang hendak memperkenalkan _qudrah_-Nya kepada makhluk yang memiliki perasaan sekaligus ingin agar dicintai oleh mereka. Wahai penyembah _sebab_!

Wahai orang yang malang!
Bagaimana tafsiran dari tiga hakikat penting di atas yang telah kami kemukakan kepadamu? Bagaimana engkau meyakinkan diri dengan ilusi? Jika engkau cerdas, bukalah tirai _sebab_ dan ucapkan, “Dialah Allah semata; tiada sekutu bagi-Nya”, lalu bebaskan diri dari ilusi yang menyesatkan.”

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 80-81

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:07


*Seluruh Keindahan Yang Nampak Merupakan Buah Kreasi Ilahi*

Ya, sebagaimana kreasi yang tampak pada “akibat” dan keindahannya telah memperlihatkan bahwa _sebab_ tidak memiliki kekuatan untuk mencipta sekaligus menunjukkan kepada sosok yang mendatangkan _sebab_, dan menyerahkan seluruh urusan kepada Allah seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an, ﻭَﺍﻟَﻴﻪ ﻳُﺮْﺟَﻊُ ﺍﻟﺎَﻣْﺮُ ﻛُﻠُّﻪُ, demikian pula hasil yang melekat pada “akibat” serta tujuan dan manfaat yang muncul darinya dengan jelas memperlihatkan bahwa di balik tirai _sebab_ ada Tuhan Yang Pemurah, Bijak, dan Penyayang.

Segala sesuatu yang kita lihat tidak lain merupakan kreasi dari Allah. Hal itu karena “sebab” yang tidak memiliki perasaan tidak mampu meski untuk sekadar melihat tujuan dari akibat. Sementara makhluk yang muncul ke alam wujud membawa banyak hikmah, manfaat, dan tujuan. Dengan kata lain, Tuhan Pemelihara Yang Mahabijak dan Maha Pemurah itulah yang menghadirkan segala sesuatu lalu mengirimkannya ke alam ini serta menjadikan semua manfaat yang ada sebagai tujuan wujudnya. Sebagai contoh: sebab-sebab lahiriah pembentukan hujan sangat tidak berdaya untuk mengasihi hewan atau untuk memperhatikan, menyayangi, dan turun karenanya.

Jadi, Dzat yang menanggung rezekinya adalah Pencipta Yang Mahaagung yang mengirimkan hujan sebagai bentuk kasih sayang kepadanya. Seolah-olah hujan itu adalah perwujudan rahmat (kasih sayang) lantaran berisi jejak rahmat dan manfaat yang begitu banyak. Itulah sebabnya hujan juga disebut dengan “rahmat”.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 79-80

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:07


*"Sebab" Hanyalah Sekedar Tirai Bagi Sang Pencipta Hakiki*

﴿ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺧَﺎﻟِﻖُ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻭَﻛﻴﻞٌ﴾ (ﺍﻟﺰﻣﺮ:٢٦)
Dari jendela ini kita akan menyaksikan sejumlah “sebab-akibat” yang terdapat pada seluruh entitas alam. Kita melihat bahwa _sebab_ tertinggi ternyata tidak berdaya mencapai hasil yang paling rendah. Jadi, _sebab_ hanyalah sebatas tirai, bukan yang menghadirkan “akibat”. Kami akan menjelaskan hal ini dengan sebuah perumpamaan: Daya ingat yang terdapat di benak manusia. Ukurannya hanya sebesar biji sawi yang terletak di salah satu sudut otak nya. Daya tersebut terlihat seperti sebuah buku yang lengkap dan komprehensif, bahkan seperti perpustakaan dokumenter bagi kehidupan manusia.

Pasalnya, ia menghimpun naskah seluruh peristiwa kehidupannya tanpa bercampur. Nah, kira-kira adakah _sebab_ yang mampu menjelaskan dan menafsirkan mukjizat _qudrah_ Ilahi yang terlihat jelas ini? Adakah ia konvolusi otak? Atau partikel-partikel sel otak yang tidak memiliki perasaan mampu menghafal dan merekam? Atau proses kebetulan yang serampangan? Mukjizat yang cemerlang seperti itu hanya mungkin terwujud lewat kreasi Pencipta Yang Mahabijak. Dia yang menciptakan daya ingat tersebut sebagai perpustakaan atau catatan yang menghimpun lembaran amal manusia untuk mengingatkannya bahwa Tuhan tidak meninggalkan sesuatu, yang kecil ataupun yang besar, kecuali semua dicatat oleh-Nya guna diperlihatkan di hadapan pentas yang agung di hari perhitungan.

Jadikanlah “daya ingat” pada otak manusia ini sebagai sampel acuan untuk menganalogikan semua “akibat” termasuk benih, biji, dan berbagai miniatur mukjizat menakjubkan lainnya. Ke manapun dan ke ciptaan mana saja engkau mengarahkan pandangan, akan terlihat kreasi luar biasa yang tidak mampu dilakukan oleh _sebab_, bahkan meski semua _sebab_ berkumpul untuk menghadirkan kreasi luar biasa ini, ia tidak akan mampu melakukannya meski semuanya saling membantu. Sebagai contoh, matahari yang dianggap sebagai _sebab_ yang besar. Jika diasumsikan ia mempunyai perasaan dan pilihan lalu ditanya, “Wahai matahari yang besar, dapatkah engkau menciptakan tubuh seekor lalat?” Tentu ia akan menjawab, “Cahaya yang diberikan oleh Tuhan, serta hawa panas dan sejumlah warna yang dilekatkan padaku tidak membuatku mampu mencipta.

Dia tidak memberiku mata, telinga, atau kehidupan yang dibutuhkan untuk mencipta seekor lalat. Aku sama sekali tidak berkuasa atasnya. Urusan ini berada di luar kemampuanku.”

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 78-79

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:07


*Petunjuk Yang Mengarah Kepada Pemilik Keindahan Yang Maha Azali Dan Abadi*

Kemudian orang yang karakternya paling lembut dan perasaannya paling halus, yaitu para wali yang saleh dari kalangan ahli _kasyaf_, telah memberitahukan secara bulat bahwa jiwa mereka tercerahkan dengan cahaya manifestasi Dzat Yang Mahaagung. Mereka juga merasakan manisnya pengenalan dan pendekatan cinta Dzat Mahaindah kepada mereka. Informasi mereka merupakan bentuk kesaksian yang menuturkan keberadaan Dzat Wajibul wujud serta bentuk pengenalan diri-Nya lewat mereka kepada manusia. Selanjutnya, pena dekorasi yang menggoreskan tulisannya di wajah entitas menjadi petunjuk yang jelas atas keindahan nama-nama Pemilik pena kreasi tersebut.

Demikianlah keindahan yang tampak di wajah alam, cinta yang menghias kalbunya, ketertarikan yang memenuhi dadanya, _kasyaf_ dan penyaksian yang dilihat oleh matanya, serta keindahan yang terdapat pada seluruh alam membuka jendela yang sangat halus dan bercahaya. Jendela ini menunjukkan Dzat Mahaindah yang Mahaagung sebagai pemilik nama-nama yang indah dan Sang Kekasih Abadi serta Dzat Yang disembah yang bersifat azali kepada pemilik akal dan kalbu yang terjaga. Wahai orang yang tertipu dan tersesat dalam gelapnya materialisme!

Wahai yang lalai dan berkutat dalam kegelapan ilusi dan tercekik oleh tali-tali syubhat! Sadarlah! Naiklah ke derajat yang sesuai dengan manusia. Lihatlah indahnya keesaan dari keempat jendela tersebut, raihlah kesempurnaan iman, dan jadilah manusia yang hakiki.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 76-77

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:07


*Pantulan Keabadian Dzat Yang Mahaesa Pada Entitas*

*Jendela Kedua Puluh Enam*

Berbagai jenis keindahan yang bersinar dan bentuk kebaikan yang cemerlang, yang menerangi wajah entitas yang cepat lenyap, kemudian rentetan keindahan dan kemunculannya yang terus terbarui seiring dengan terbaruinya entitas, semuanya memperlihatkan bahwa ia hanyalah salah satu bayangan manifestasi keindahan abadi yang tidak akan sirna dan tidak pernah musnah. Demikian pula kilau pada buih di atas permukaan air, dan kemunculannya yang berantai seiring dengan kemunculan buih ini, hal itu menunjukkan bahwa buih yang mengapung di atas permukaan air hanyalah cermin yang memantulkan cahaya matahari yang abadi.

Kilau keindahan yang terdapat pada entitas yang mengalir pada “sungai waktu” yang terus berjalan juga menunjukkan keindahan abadi yang kekal sekaligus menunjukkan bahwa entitas ini hanya merefleksikan kilau keindahan abadi di atas. Selanjutnya, getaran cinta yang serius pada kalbu alam merupakan petunjuk akan adanya Dzat yang dicinta yang bersifat abadi. Sebab, sebagaimana sesuatu tidak akan tampak pada buah selama tidak ada pula pada pohonnya, demikian pula cinta Ilahi yang manis yang menguasai kalbu manusia, sebagai buah pohon alam, memperlihatkan bahwa cinta yang tulus dan jujur—dalam beragam bentuk—tertanam pada wujud seluruh alam.

Cinta yang menguasai kalbu alam ini menyingkap adanya Kekasih Yang kekal Abadi. Lalu, getaran hati orang-orang yang terjaga dan mendapat petunjuk serta tarikan yang mereka rasakan berikut cinta yang mengalir di dalam dada mereka, semua itu menunjukkan bahwa “relung alam” juga merasakan apa yang dirasakan oleh manusia serta ikut tercabik-cabik karena tarikan yang sangat kuat yang tampak dalam beragam bentuk. Tarikan itu tidak lain bersumber dari “daya tarik” hakiki yang kekal abadi.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 75-76

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:07


*Keadaan Yang Nampak Pada Entitas Mengisyaratkan Keniscayaan Wujud Allah*

*Jendela Kedua Puluh Lima*

Korban (suatu kejadian) mengharuskan adanya pelaku, ciptaan menuntut keberadaan penciptanya, anak menghendaki adanya ayah, dan sisi bawah menunjukkan adanya sisi atas. Demikian seterusnya. Para ulama menyebut hal-hal seperti itu dengan istilah “perkara relatif” yang tidak akan terwujud tanpa yang lainnya. Seluruh “kemungkinan” yang terdapat di dalam urusan tersebut, baik pada unsur alam yang bersifat parsial maupun universal, menunjukkan adanya “keniscayaan.” Kejadian yang terlihat pada semua hal menunjukkan adanya sebuah perbuatan, penciptaan yang terlihat pada keseluruhannya menunjukkan keberadaan Pencipta, serta jumlah yang banyak dan konstruksi yang terlihat padanya menuntut adanya kesatuan.

Keniscayaan, perbuatan, penciptaan, dan keesaan secara spontan menunjukkan Dzat Yang memiliki sifat niscaya (Wajib ada), Pelaku, Pencipta, dan satu (Esa) di mana Dia tidak bersifat mungkin, bukan objek, bukan makhluk, tidak banyak, dan bukan hasil konstruksi. Atas dasar itu, kemungkinan, kejadian, penciptaan, jumlah yang banyak, dan konstruksi yang terdapat di alam menjadi bukti yang jelas atas keberadaan Dzat Yang Wajib Ada, Yang Esa, Pencipta segala sesuatu, dan Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki.

*Kesimpulan:* sebagaimana “keniscayaan” wujud Allah dapat disaksikan dari adanya “kemungkinan”, “perbuatan” Allah tampak dari adanya “sejumlah perbuatan”, “keesaan” Allah tampak dari “jumlah makhluk yang banyak”, serta sebagaimana keberadaan masing-masing darinya menjadi petunjuk atas keberadaan unsur lain.

Demikian pula berbagai sifat yang tampak pada entitas seperti keberadaan mereka sebagai makhluk dan pihak yang mendapat rezeki. Hal ini menjadi petunjuk yang jelas akan kondisi Allah sebagai Pencipta dan Pemberi Rezeki, dan Pencipta Yang Maha Penyayang. Dengan kata lain, setiap entitas menjadi bukti atas keberadaan Dzat Wajibul wujud yang Mahasuci serta ratusan nama-Nya yang mulia yang berisi ratusan sifat sepertinya. Jika engkau wahai manusia tidak dapat menerima semua bukti dan kesaksian ini, engkau harus mengingkari seluruh sifat semacam itu.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 73-74

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:06


*Keberadaan Musim Semi Setelah Musim Dingin Menunjukkan Keesaan Tuhan Yang Mendesain Masa Lalu Dan Masa Depan*

*Kesimpulan:* Sesuai dengan rahasia yang dikandung oleh ayat
ﻭَﻳُﺤْﻴْﻰِ ﺍﻟﺎَﺭْﺽَ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﻮْﺗِﻬَﺎ (ﺍﻟﺮﻭﻡ:٩١)
maka bumi yang hidup ini di samping menjadi saksi atas Pencipta Yang Mahabijak, dengan kematiannya ia juga mengalihkan perhatian kita untuk merenungkan mukjizat _qudrah_ Ilahi yang mendesain dua sisi waktu, masa lalu dan masa depan. Dengan kematian tersebut, Allah memperlihatkan ke hadapan manusia ribuan musim semi sebagai ganti dari satu musim semi. Sebagai ganti dari satu mukjizat yang bersaksi atas _qudrah_-Nya, maka lewat kematian yang terjadi di musim semi sekarang terdapat ribuan mukjizat yang menjadi saksi atasnya. Setiap musim semi dari ribuan musim semi itu menjadi saksi yang sangat kuat atas keesaan-Nya dibandingkan dengan musim semi saat ini.

Pasalnya, yang pergi ke sisi masa lalu berarti pergi kepadanya lewat sejumlah sebab kedatangan yang tampak di mana ia tidak memiliki sifat abadi. Dengan demikian, berbagai sebab yang pergi dan datang sama sekali tidak memiliki pengaruh dalam mendatangkan musim semi yang baru setelah musim semi yang lama berlalu. Akan tetapi, Tuhan Mahakuasa Yang Mahaagung itulah yang menciptakannya kembali dan mengaitkan hikmah-Nya dengan sejumlah sebab lahiriah, kemudian mengirimnya dalam bentuk yang menakjubkan menuju alam nyata. Adapun wajah bumi yang akan datang di masa depan memberikan kesaksian yang lebih kuat daripada kesaksian atas musim semi sekarang, karena setiap musim semi yang datang di masa depan berasal dari ketiadaan.

Ia dikirim ke tempat tertentu dan dari sana ia dibebani tugas khusus. Wahai orang lalai yang bergelimang dalam kubang “alam”! Sosok yang tidak berpengaruh terhadap masa depan dan masa lalu, bagaimana mungkin bisa ikut campur dalam kehidupan bumi ini? Mungkinkah proses kebetulan dan alam yang berasal dari tiada dapat melakukan intervensi dalam urusan kehidupan di bumi? Jika engkau benar-benar ingin selamat dari kebinasaan
ini, dekatilah hakikat kebenaran dan ucapkan, “Hukum alam, jika memang ada, hanyalah buku catatan _qudrah_ Ilahi, sementara “proses kebetulan” hanyalah tirai yang menutupi kebodohan kita terhadap hikmah Ilahi yang tersembunyi.

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 71-72

Perpustakaan UIN IB

02 Nov, 23:06


*Kematian merupakan Tanda Keesaan Allah SWT*

Di sini kami hanya akan menjelaskan satu bagian penting sebagai berikut:
Sebagaimana keberadaan makhluk hidup menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Yang Mahahidup, maka kematian mereka juga menjadi saksi atas keabadian dan keesaan Dzat Mahahidup Yang Mahaabadi. Bukti atas hal tersebut adalah permukaan bumi. Tatanan menakjubkan yang mengendalikan seluruh bumi dan yang dapat kita lihat dengan jelas menjadi saksi yang jujur atas keberadaan Pencipta Yang Mahakuasa.

Ketika salju menutupi permukaan bumi di musim dingin, dan makhluk hidup yang ada di atasnya semuanya mati, maka pemandangan kematian mengalihkan pandangan manusia ke arah yang jauh. Ia berfantasi pergi jauh ke masa lalu yang memuat “jenazah” setiap musim semi yang telah berlalu. Pada saat itulah tersingkap pemandangan kematian dan kehidupan dalam bentuk yang lebih luas daripada yang tampak sekarang. Pasalnya, setiap musim semi yang berlalu di mana jumlahnya tak terhingga memuat berbagai mukjizat qudrah Ilahi sepenuh bumi. Hal itu memperingatkan manusia mengenai datangnya sejumlah entitas yang akan hidup dan memenuhi bumi pada musim semi yang akan datang.

Dengan ini kita mengetahui bahwa kematian musim semi menjadi saksi yang jujur, dalam skala yang sangat besar dan dalam bentuk yang sangat menakjubkan, atas keberadaan dan keesaan Sang Pencipta Yang Mahaagung, Mahakuasa Yang Maha Sempurna, Mahahidup Yang Berdiri Sendiri dan Cahaya Abadi. Kematian ini memperlihatkan sejumlah petunjuk cemerlang sampai pada tingkat yang memaksamu untuk mengucap secara spontan, “Aku beriman kepada Allah Yang Maha Esa.”

Badiuzzaman Said Nursi, *Jendela Tauhid*, hlm. 70-71.

Perpustakaan UIN IB

29 Sep, 12:39


Tafsir Sains Digital | TAFSIL
https://tafsil.id/ayat/bda1bc90-6198-4721-89bf-63efde91ed05

Perpustakaan UIN IB

18 Sep, 14:54


Yuk, yg mau ikutan belajar bareng di Perpustakaan UIN IB. Ada bermacam pelatihan yg bisa diikuti. Akses link pendaftaran : s.id/researchskill24

#perpusuinib #perpustakaan #uinimambonjolpadang #uinibpadang #eresource #research skill #pelatihan
https://www.instagram.com/p/C_uyfsWy5TO/?igsh=NTAwcjh5YWQyeGtt

Perpustakaan UIN IB

09 Sep, 20:11


KUMPULAN BUKU SEPUTAR PEREMPUAN, WANITA MUSLIMAH & ISTRI SALIHAH

Berikut Link 140 Plus Buku Digital Membahas Seputar Panduan Agama & Nasihat Untuk Wanita / Muslimah. Selamat Membaca!

drive.google.com/drive/folders/1g0tWg6VlcdqJXImqTyFnxV-J_UJbHJYK

RINCIAN 30 BUKU PANDUAN UNTUK WANITA / MUSLIMAH:

01. Wanita Dalam Pandangan Islam - Syarif M. Abdul Adhim
drive.google.com/file/d/1CKZYmqiwPJprhM3KHRUfCip-7_C4MFch

02. Wanita Dalam Alquran - Aini Aryani
drive.google.com/file/d/14uo7JDa4dYkmwlhR7j0e4MInDtJ_AT9g

03. Panduan Praktis Wanita Haid - Umi Farikhah Abdul Muti
drive.google.com/file/d/1JFhEPpZM6E0pFC04SzoXCDGdPwUkH_YC

04. Menjadi Bidadari Cantik Ala Islam - Ummu Ahmad Rifqi
drive.google.com/file/d/1V0IFp0VIkI8sGGJ621_SNt5kB_dT8V-i

05. Suami Istri Berkarakter Surgawi - M. Mutawalli Asy Syarawi
drive.google.com/file/d/15y4BhBEv3VLNcvMCTw0JFZsRA9btloue

06. Perhiasan Wanita - Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
drive.google.com/file/d/1TQf1fQzjHDqtRqSlsTzqj7I6-NeCkxL4

07. Perempuan Bertanya, Fiqih Menjawab - Nurul Asmayani
drive.google.com/file/d/1hFGgEPI3YVk2Rctsw4HBiIJ6_aHnKRef

08. Peran Politik Wanita dalam Sejarah Islam - Asma M. Ziyadah
drive.google.com/file/d/1xx0FwAKmM7S5fDuu6v_R5vmNTP3tOWTy

09. Pengantar Kesehatan Reproduksi Wanita - Darmayanti Waluyo
drive.google.com/file/d/1bWK_7g2dMmRdcoBhlJ0n3712cjhteawV

10. Wanita-Wanita Penghuni Neraka - Abdul Muiz Khothob
drive.google.com/file/d/1MUENDDLsXUvry53MhmFXo37aj5Ss6PDD

11. Kelebihan Wanita Solehah - Jaffar Salleh
drive.google.com/file/d/15kv3e0xnupXUZzFdU0X3w3ZHib7YDR8T

12. 200 Kiat Wanita Da'iah Yang Sukses - Ahmad Al Qaththan
drive.google.com/file/d/1B6RMp09bOBQm5axd10f-foAFjmihGI4p

13. Jihadnya Wanita Dalam Membela Islam - Muram binti Shalih
drive.google.com/file/d/1FQ8iz8do4XGrSAH4geC8stWR9jOjOnyx

14. Istri-Istri & Putri Rasulullah SAW - Abdullah Haidir
drive.google.com/file/d/1r2iX2C1mUTiCoUdXnkJMy9x8B6Dq1xs2

15. Fiqih Kesehatan Wanita - Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin
drive.google.com/file/d/1vz0r1-qPp6t2pXYu_mW6oe37uzBlRMFU

16. Risalah Eksklusif Untuk Wanita - Saad Al Aydrus
drive.google.com/file/d/1aHqQMiRnSZd2uFs1qh4neRR587fCho_2

17. Tugas Wanita Dalam Islam - Abu Bakar Al-Asyari
drive.google.com/file/d/1qOIbcnO2QZ_cb4COQlvnr2lsQvInVguy

18. Fiqih Perempuan Kontemporer - Farid Numan Hasan
drive.google.com/file/d/1n4Jg2ryCR7b7VDWeesMSdlBXEw88gCwF

19. Wanita Secantik Bidadari - Erlida Yanti
drive.google.com/file/d/1vC79eUWZxQuGmAraSosbNvtf222lP44X

20. 100 Pesan Nabi Untuk Wanita Solehah - Badwi Mahmud Al Syaikh
drive.google.com/file/d/1rJ7QuC8I6huNjJHslcjTMinZKgst4Ezi

21. Nasihat Untuk Wanita Muslimah - Shalih Bin Fauzan
drive.google.com/file/d/13q9UgobQiQdcv1bqGFe9oMDM88smZ7D9

22. Fiqih LDR Pasangan Suami Istri - Aini Aryani
drive.google.com/file/d/1X0xH9PhVN_cCCAgtwx9YJkdHXF2KDbXU

23. Yang Cantik, Yang Beradab - Isfa
drive.google.com/file/d/1GuMZIv3KBiL47eTCHFvzH7pbNZwk7SKX

24. Jilbab Wanita Muslimah - Nashiruddin Al Albani
drive.google.com/file/d/1cgTT3VS-a8VqEMIfofPrL7N7BwjTjE7y

25. Kedudukan & Peran Perempuan - Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran
drive.google.com/file/d/1fyYqSqH_CLjrIgFsAwW3vqgZRLG5hHE2

26. Tuntunan & Panduan Bagi Perempuan - Badiuzzaman Said Nursi
drive.google.com/file/d/112XTuZ3FvqJC0gHaNIipUgY8vVg92ee7

27. Manasik Haji Bagi Perempuan - Iklilah Muzayyanah
drive.google.com/file/d/15jPPVlwCkI3izZplnoRuvbqzR_t4pI_i

28. Wanita-Wanita Kebanggan Islam - Umar Ahmad Ar Rawi
drive.google.com/file/d/1IID5S8SFXJDW4N2mMTSntQxNbZUHUbdC

29. Wanita Muslimah & Pendidikan Anak Usia Dini - Munirah & M. Arif
drive.google.com/file/d/1WZLe0T68zjZJroRfXjXr-i-ZjWJO_TXL

30. Fiqih Wanita Empat Madzhab - M. Utsman Al Khasyt
drive.google.com/file/d/1TfePK745dQG5dAXZYYloqxY08l2xnSlU

JOIN CHANNEL TELEGRAM
t.me/mediamuslimahindonesia

Silakan Diunduh, Dipelajari, Diamalkan, dan Disebarkan. Semoga Bermanfaat dan Bernilai Amal Jariyah Untuk Kita Semua.

"Yuk Berbaris dalam Dakwah, Mari Berpeluk dalam Ukhuwah!"

Salam Kemuliaan,
🧕
MEDIA MUSLIMAH INDONESIA
t.me/mediamuslimahindonesia

Perpustakaan UIN IB

09 Sep, 19:54


Monggo yg pengin punya tafsir Al Azhar versi pdf :

TAFSIR AL-AZHAR - KARYA ALLAH YARHAM BUYA HAMKA

Dan silakan disebarkan pula kepada yang lain.
Mudah-mudahan menjadi amal jaariyah untuk kita semua, terkhusus Allah Yarham Buya Hamka.

Jilid 1:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2001.pdf

Jilid 2:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2002.pdf

Jilid 3:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2003.pdf

Jilid 4:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2004.pdf

Jilid 5:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2005.pdf

Jilid 6:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2006.pdf

Jilid 7:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2007.pdf

Jilid 8:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2008.pdf

Jilid 9:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2009.pdf

Jilid 10:
https://archive.org/download/tafsiralazhar08_201912/Tafsir%20Al-Azhar%2010.pdf

Perpustakaan UIN IB

09 Sep, 19:54


Biar tidak spaneng (suntuk), monggo hiburan mendidik. 🙏🙏🙏

Daftar Link Film-film Islam & Islami Rujukan
1. Serial Film Imam Muhammad Idris Asy Syafii
https://t.me/FilmImamSyafii
2. Serial Film Imam Ahmad bin Hambal
https://t.me/FilmImamHanbali atau
https://t.me/FilmImamAhmad
3. Serial Film Berdirinya Daulah Utsmaniyah
https://t.me/PendiriUtsmaniyah
4. Serial Film Nabi Yusuf as.
https://t.me/FilmKisahNabiYusuf

Perpustakaan UIN IB

09 Sep, 19:52


GUDANG DOWNLOAD ANEKA KITAB & KOLEKSI BUKU ISLAMI

Koleksi Ebook Gratis Berbahasa Arab & Indonesia Siap Download, Silakan Kunjungi Tautan Berikut. Selamat Membaca!

01. Kumpulan Kitab Bahasa Arab & Indonesia
drive.google.com/drive/folders/1FjqTXSvZEHCd15TUhl0qk_zo0hjh_Xq1

02. Kumpulan Buku Akidah & Fiqih 4 Madzhab
drive.google.com/open?id=1TrpWBO5XoG3P7uQVyUwRnRfgJs12LcFV

03. Kumpulan Kajian Kitab Ushul Fiqih
drive.google.com/open?id=1vF5TsVG8WgyEuZg4IHV1eWzzJOsJlFiS

04. Kumpulan Kajian Kitab Fiqih Islam
drive.google.com/open?id=1U4etrVRqKQdfzWozmjF9-iVOEZugmWMU

05. Kumpulan Buku Ulumul Quran & Hadits
drive.google.com/open?id=1CkdcRBFJLKG6r4X1IKqywUIQzAoHfYye

06. Kumpulan Kitab Seputar Hadits-Hadits
drive.google.com/open?id=1yKW2BeKXgkrsD-oSnzjzDTcp6r3wfql4

07. Kumpulan Tafsir & Syarah (Penjelasan) Kitab
drive.google.com/open?id=15Wjsc_eq3QMdUD305lDJ3KuDkfZdgwxG

08. Kumpulan Referensi & Rujukan Sirah Nabi
drive.google.com/open?id=1bSISnfcl1BhjkvrVtlBv7cV5K2EHZl-3

09. Kumpulan Koleksi Aneka Buku & Kitab
drive.google.com/drive/folders/1lm2qNaOCLDtaAktX7BmuLRdGHwoQhkxE

10. Kumpulan Buku-Buku Suplemen / Pendukung
drive.google.com/drive/u/2/folders/1Ulcx-u6MCPSO183r8dnuOdnek_IY1PC-

JOIN CHANNEL TELEGRAM
t.me/pustakadigitalindonesia

Silakan Diunduh, Dipelajari, Diamalkan, dan Disebarkan. Semoga Bermanfaat dan Bernilai Amal Jariyah Untuk Kita Semua.

"Mari Berbaris dalam Dakwah, Yuk Berpeluk dalam Ukhuwah!"

Salam Keberkahan,
💫✍️
PUSTAKA DIGITAL INDONESIA
t.me/pustakadigitalindonesia

Perpustakaan UIN IB

09 Sep, 19:50


KUMPULAN 10 CHANNEL TELEGRAM BERMANFAAT

Masya Allah, Berikut Kami Rangkum Daftar Saluran Berfaedah yang Bisa Menambah Kebaikan & Pemahaman Kita, Insya Allah. Selamat Bergabung!

01. Channel Buku Elektronik
t.me/bukudigitalindonesia

02. Channel Maktabah Syariah
t.me/maktabahsyariahindonesia

03. Channel Sirah Nabawiyah
t.me/dakwahdigitalindonesia

04. Channel Media Dakwah
t.me/mediadakwahindonesia

05. Channel Pustaka Digital
t.me/pustakadigitalindonesia

06. Channel Kisah Anak
t.me/ceritaanakindonesia

07. Channel Taman Alquran
t.me/alqurandigitalindonesia

08. Channel Lagu Islami
t.me/musikdigitalindonesia

09. Channel Tahsinul Quran
t.me/metodeummiindonesia

10. Channel Rumah Film
t.me/rumahfilmindonesia

Silakan Dikunjungi, Dipelajari, Diamalkan, dan Disebarkan. Semoga Bermanfaat dan Bernilai Amal Jariyah Untuk Kita Semua.

"Yuk Berbaris dalam Dakwah, Mari Berpeluk dalam Ukhuwah!"

Salam Persaudaraan,
〽️✍️
MEDIA DIGITAL INDONESIA

Perpustakaan UIN IB

21 Feb, 06:59


Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Pasca UIN IB Padang

Perpustakaan UIN IB

25 Oct, 05:23


Panduan yang Bisa Dipakai oleh para Penelusur Kitab Hadis atau untuk Takhrij Hadis

Perpustakaan UIN IB

23 Oct, 05:10


Assalamu'alaikum..... Sudah lama kami tidak menambah bahan bacaan di sini... Apakah yang sudah ada banyak bisa membantu pemustaka semua?

Perpustakaan UIN IB

17 Sep, 13:55


Info Link download ebook, jurnal, dan parafrase :
• Grup https://t.me/skripsigrup
• Google Scholar : https://scholar.google.co.id
• Scopus https://www.scopus.com/sources?zone=TopNavBar&origin=userDashboard
• Mendeley : https://www.mendeley.com/search/
• Ebook https://www.pdfdrive.com
• Ebook https://www.googlebook.com
• Ebook https://123dok.com
• Ebook https://fdokumen.com
• Perpusnas : http://e-resources.perpusnas.go.id/
• Portal Garuda : http://garuda.ristekbrin.go.id
• Moraref : http://moraref.kemenag.go.id/
• Google Scholar : https://scholar.google.co.id
• Doaj : https://doaj.org/
• Library Genesis : https://libgen.is/
• Many Books : https://manybooks.net
• Libri vox : https://Librivox.org/
• Scribd : http://id.scribd.com/
• International digital children's library : https://en.childrenslibrary.org/
• Academia : https://Academia.edu.
• Wiley Online Library : https://onlinelibrary.wiley.com
• Science direct : https://sciencedirect.com/
• Gutenberg : https://gutenberg.org/
• Open Library : https://openlibrary.org/
• Neliti : https://neliti.com/
• Questia Public Library : https://Questia.com/
• Wikibooks: https://Wikibooks.org/
• Slide share : https://slideshare.net/
• Free computer books : https://freecomputerbooks.net/
• Online computer books : htps://onlinecomputerbooks.com
• Book yards : https://bookyards.com/
• Bookboon : https://bookboon.com/
• Read print : https://readprint.com/
• Academic microsoft : https://academic.microsoft.com/
• Eureka Pendidikan : https://eurekapendidikan.com/
• Research gate : https://researchgate.net/
• OAPEN : https://oapen.org/
• JSTOR : htps://jstor.org/
• Sci hub : https://scihub.org/
• IEEE : https://ieeexplore.ieee.org/Xplore/home.jsp/
• EmeraldInsight : https://www.emeraldinsight.com/
SITUS GRATIS PENYEDIA JASA PEMERIKSAAN PLAGIASI
•  http://plagiarisma.net/
•  http://www.plagscan.com/plagiarism-check/
•  http://www.quetext.com/
•  https://www.plagiarismsoftware.net/
•  http://plagiarismcheckerx.com/
SITUS GRATIS PENYEDIA PARAFRASE
•  Seomagnifier https://seomagnifier.com/online-paraphrasing-tool
•  Quillbot https://quillbot.com/
. https://spinner.id/
SITUS GRATIS PENYEDIA PPT
•  https://slidesmania.com/houser-free-presentation-template/
•  https://slidesgo.com/

Perpustakaan UIN IB

15 Sep, 04:12


https://karirlink.page.link/UUTAb51h4gNxzsYj9

Mohon bantuan para alumni IAIN/UIN IB Padang untuk mengisi link tersebut karena sangat membantu untuk Akreditasi semua jurusan di UIN IB 🙏🙏🙏

Perpustakaan UIN IB

10 Sep, 04:46


(QS 4 – An Nisaa’ : 23)
*54. Keluarga harus di-imami oleh seorang lelaki*
(QS 4 – An Nisaa’ : 34)
*55. Jangan pelit*
(QS 4 – An Nisaa’ : 37)
*56. Jangan iri hati*
(QS 4 – An Nisaa’ : 54)
*57. Jangan saling membunuh*
(QS 4 – An Nisaa’ : 92)
*58. Jangan membela ketidakjujuran atau kebohongan*
(QS 4 – An Nisaa’ : 105)
*59. Jangan bekerja-sama dalam dosa dan kekerasan*
(QS 5 – Al Maa-idah : 2)
*60. Bekerja samalah dalam kebenaran*
(QS 5 – Al Maa-idah : 2)
*61. Mayoritas bukanlah merupakan kriteria kebenaran*
(QS 6 – Al An’aam : 116)
*62. Berlaku adil*
(QS 5 – Al Maa-idah:8)
*63. Berikan hukuman untuk setiap kejahatan*
(QS 5 – Al Maa-idah : 38)
*64. Berjuanglah melawan perbuatan dosa dan melanggar hukum*
(QS 5 – Al Maa-idah : 63)
*65. Dilarang memakan binatang mati, darah dan daging babi*
(QS 5 – Al Maa-idah : 3)
*66. Hindari minum racun dan alkohol*
(QS 5 – Al Maa-idah : 90)
*67. Jangan berjudi*
(QS 5 – Al Maa-idah : 90)
*68. Jangan menghina keyakinan atau agama orang lain*
(QS 6 – Al An’aam : 108)
*69. Jangan mengurangi timbangan untuk menipu*
(QS 6 – Al An’aam : 152)
*70. Makan dan minumlah secukupnya*
(QS 7 – Al A’raaf : 31)
*71. Kenakanlah pakaian yang bagus di saat sholat*
(QS 7 – Al A’raaf : 31)
*72. Lindungi dan bantulah mereka yang meminta perlindungan*
(QS 9 – At Taubah:6)
*73. Jagalah kemurnian*
(QS 9 – At Taubah : 108)
*74. Jangan pernah putus asa akan pertolongan Allah*
(QS 12 – Yusuf : 87)
*75. Allah mengampuni orang yang berbuat dosa kerana kebodohannya*
(QS 16 – An Nahl : 119)
*76. Berserulah/ajaklah kepada jalan Allah dengan cara yang baik dan bijaksana*
(QS 16 – An Nahl : 125)
*77. Tidak ada seorangpun yang menanggung dosa orang lain*
(QS 17 – Al Israa’ : 15)
*78. Jangan membunuh anak-anakmu kerana takut akan kemiskinan*
(QS 17 – Al Israa’ : 31)
*79. Jangan mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya*
(QS 17 – Al Israa’ : 36)
*80. Jauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanafaat*
(QS23–Al Mu’minuun:3)
*81. Jangan memasuki rumah orang lain tanpa izin pemilik rumah*
(QS 24 – An Nuur : 27)
*82. Allah menjamin balasan kebaikan hanya kepada mereka yang percaya kepada Allah*
(QS 24 – An Nuur : 55)
*83. Berjalanlah di muka bumi dengan rendah hati*
(QS 25 – Al Furqaan : 63)
*84. Jangan melupakan kenikmatan dunia yang telah Allah berikan*
(QS 28–Al Qashash : 77)
*85. Jangan menyembah Tuhan selain Allah*
(QS 28 – Al Qashash:88)
*86. Jangan terlibat dalam homosexual*
(QS29–Al ‘Ankabuut : 29)
*87. Berbuat baik dan cegahlah perbuatan munkar*
(QS 31 - Luqman : 17)
*88. Janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong*
(QS 31 - Luqman : 18)
*89. Wanita dilarang memamerkan diri*
(QS 33 – Al Ahzab : 33)
*90. Allah mengampuni semua dosa-dosa kita*
(QS 39 – Az Zumar : 53)
*91. Jangan berputus asa akan keampunan dari Allah*
(QS 39 – Az Zumar : 53)
*92. Balaslah kejahatan dengan kebaikan*
(QS 41 – Fushshilat : 34)
*93. Selesaikan persoalan dengan bermusyawarah*
(QS 42–Asy Syuura : 38)
*94. Orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang bertaqwa*
(QS 49 – Al Hujuraat : 13)
*95. Tidak ada dikenal biara dalam agama (Islam)*
(QS 57 – Al Hadid : 27)
*96. Allah akan meninggikan darjat mereka yang berilmu*
(QS58–Al Mujaadilah11)
*97. Perlakukan kaum bukan Islam dengan baik dan adil*
(QS60-Al Mumtahanah:
*98. Hindari diri dari sifat kikir*
(QS64–AtTaghaabun:16)
*99. Mohon keampunan kepada Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang*
(QS73–AlMuzzammil;20)
*100. Jangan menghardik orang yang meminta-minta*
(QS 93–Adh Dhuhaa: 10)

*Semoga manfaat , dapat menjadi Pelajaran dan bisa diamalkan dalam keseharian...*

Perpustakaan UIN IB

08 Sep, 20:53


Ayo di instal pada Laptop Masing-masing, sangat bermanfaat ya...

Perpustakaan UIN IB

08 Sep, 20:53


Aplikasi HadisSoft Bagus