"Masjidnya bagus kayak masjid Nabawi", ujar si kecil yang baru duduk di kelas 5 SD kepada ibunya. Ucapan itu terlontar saat sang ibu melihat-lihat medsos yang diidam-idamkan. "Pokoknya aku nanti mau mondok di tempat ini, gak mau ke tempat lain," lanjut si kecil. Seiring waktu berjalan, akhirnya si kecil sudah mendapatkan keinginannya. Kini ia sudah kelas 8 Tsanawiyah (SMP) di Idrisiyyah.
Sebelumnya sang ibu sempat tergila-gila dengan Idrisiyyah. Selama 2 th lamanya ia mengamati berbagai tokoh Ulama, Ustadz dan lembaga yang akan dijadikan tempat ia mendalami agama. Ia lihat IG, Tiktok, dan medsos lainnya setiap hari. Ia sempat mengamati beberapa ustadz beken, seperti UAS, UAH, dll. Ia berhati-hati sekali dengan kelompok yang di anggap menyimpang atau kurang sreg di hatinya. Ia akhirnya bisa membedakan mana ibadah yang sekadar mencari berkah dan tidak.
Pada satu kesempatan anaknya ingin mendaftar ke pendidikan kepolisian. Di dalam visi spiritualnya ia melihat sekumpulan anak yang sedang duduk-duduk menunggu hasil keputusan tes. Tiba-tiba muncul di tengah-tengah kumpulan tersebut sosok berjubah putih yang ternyata adalah Syekh Akbar M. Fathurahman. Lalu Beliau menyebut nama 'Muhajir!' Betapa kaget ia mendengar nama anaknya satu-satunya disebut. Saat itu ia belum tahu sosok Syekh Akbar itu siapa, dan tidak mengerti kenapa anaknya disebut oleh Beliau.
Suatu ketika ia lalai tidak ikut menghadiri pengajian selama 40 hr. Ketika itu ia sedang merawat ibunya yang sedang sakit di Rumah Sakit. Dalam kondisi tersebut datanglah seorang ustadz menjenguk. Kebetulan ustadz ini bisa berinteraksi dengan hal-hal yang gaib. Lalu ia mendeteksi diri si ibu dikelilingi hijab tebal, entah sebabnya apa. Setelah diberitahu bahwa dirinya tidak mengaji, sang ustadz mengatakan bahwa itulah sebabnya mengapa gurunya marah padanya. Mendengar hal tersebut si ibu bertaubat dan tidak akan meninggalkan pengajian Syekh Akbar lagi.
Di lain kesempatan dalam keadaan sadar ia melihat Syekh Akbar masuk ke dalam sebuah ruangan. Ruangan yang biasa-biasa saja mendadak berubah menjadi penuh dengan emas permata. Seakan-akan ia menyaksikan hal itu dalam mimpi (tidur). Banyak peristiwa ruhani yang dialaminya dan semakin menguatkan jiwanya sebagai seorang murid.
Demikianlah kisah seorang ibu yang menjadi murid setelah mendapatkan info dari medsos. Medsos dijadikan sarana untuk meraih petunjuk, bukan menjauhkannya.
Wallahu A'lam.
@MK_IDRISIYYAH