Kemarin aku bertemu seseorang yang bilang bahwa aku tetap harus menjadi diriku sendiri.
Disini aku mulai angkat bicara, jika kau berfikir bahwa aku adalah anak yang selalu kuat dengan segalanya, maka kau salah.
Sini ku beritahu kamu satu hal.
Aku adalah anak perempuan terakhir, anak perempuan yang selalu ingin dimanja, anak yang selalu ingin di sayang.
Aku ini anak yang lemah, ingin sekali rasanya mengeluh setiap aku punya masalah, ingin rasanya di peluk saat aku sudah tidak tau arah melangkah. Ingin di kecup setiap kali aku berbuat salah.
Kau ingin aku jadi diriku sendiri? Aku pernah menjadi perempuan yang sangat manja, katanya seorang wanita akan terlihat kekanakan jika bertemu seseorang yang tepat untuk nya.
Tapi yang ku dapat tidak ada, kekanak-kanakan ku membuat siapapun tidak nyaman bersama ku, manja ku hanya mengganggu.
Aku wanita lugu yang selalu di paksa keadaan untuk terus tumbuh.
Ayahku pergi bahkan sebelum aku merasakan lembutnya pelukan itu, dan yang satunya sibuk tanpa tau bahwa aku juga butuh sosok ibu.
Lantas kau bilang aku harus menjadi diriku sendiri? Dimana aku bisa menjadi diriku sendiri.
Kapan manjaku bisa di mengerti, kapan aku bisa merasa senyaman itu lagi?
Tidak!!! Kau berbicara tanpa kau tau beratnya jadi aku, kalian hanya tau aku perempuan yang bisa apa-apa.
Dunia ini kejam, bahkan gadis seperti ku harus merasakan perihnya kehilangan, dan sakitnya pendewasaan sebelum waktu nya.
DIMANA AYAHKU? DIMANA IBUKU?
Mereka tidak pernah ada untuk ku.
Setiap malam aku menangis sendiri tanpa di dengar apa kau tau rasanya itu?
Sesak, perih, semuanya ku tampung jadi satu.
Kemana hukum alam yang berlaku? Manusia manusia jahat bisa bahagia dengan waktu bahkan bersama sosok lembut keluarga yang utuh.
Sedangkan aku? Terhempas, berkelana mencari tempat berteduh setiap waktu.
Kau tak kasihan padaku? Tidak!! Kau hanya tau menuntut ku untuk menjadi diriku sendiri.
Aku ingin, ingin menjadi aku yang manja, menjadi aku yang ingin di mengerti. Ingin hangat, tapi apa? Dunia tidak adil padaku kan!
Sampai kapanpun aku tidak pernah menjadi diriku sendiri! Menjadi sosok wanita yang dewasa, menjadi sosok adik yang selalu mengalah, terhina, tertimpa, bahkan tercabik jiwanya.
Kau tidak mengerti keluh ku ini. Cukup disini! Sakit jika harus menceritakannya sementara kau tak akan pernah mengerti.
Tapi aku masih memiliki mu ya rabbi, jalan yang kau pilih, akan selalu ada pelangi di balik guyuran hujan ini. Ku harap semuanya berhenti, skenario terbaik mu selalu ku nanti dengan akhir yang tidak perih lagi. Jika aku harus berpulang tanpa bahagia,
Aku tetap percaya bahwa surga mu selalu lebih indah dari dunia.
Hei manusia manusia keji, hukum allah itu pasti, sekarang ataupun nanti, balasan mu akan selalu menanti. Berbahagialah.
`•Saptapuan
Medan, 26 Juni 2024
Rintihan Perempuan lugu