โขโขโขโข
๐๏ธSyaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
ููู ููู ุณูุชูุฑู ู ูุณูููู ูุงู ุณูุชูุฑููู ุงูููู ูููู ุงูุฏูููููุง ููุงููุขุฎูุฑูุฉ.
"Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat."
Maksudnya menutupi aibnya dan tidak menjelaskannya, maka sesungguhnya (balasannya adalah) Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.
Ini sifatnya tidak mutlak, bahkan di sana terdapat dalil-dalil yang tegas yang menunjukkan bahwa ini sifatnya tidak mutlak. Jadi menutupi aib orang lain terkadang diperintahkan dan terpuji, dan terkadang haram.
Jika kita melihat seseorang suka berbuat maksiat dan dia orang yang jahat, berkubang dalam maksiat, dan menutupi aibnya tidaklah menambah selain melampaui batas, maka kita tidak menutupi aibnya, bahkan kita melaporkan keadaannya sampai dia jera sehingga tujuannya tercapai.
Adapun jika dia seorang yang tidak nampak darinya sifat suka berbuat buruk, tetapi muncul darinya ketergelinciran, maka termasuk hal yang dianjurkan adalah engkau menutupi aibnya dan tidak menjelaskannya kepada siapapun, baik kepada aparat yang berwenang ataupun kepada yang lainnya, jika engkau menutupi aibnya maka Allah akan menutupi aibmu di dunia dan akhirat.
Termasuk hal itu juga adalah dengan engkau menutupi aibnya yang berupa cacat fisik, misalnya dia memiliki aib pada fisiknya seperti luka yang mempengaruhi kulitnya atau kusta atau vitiligo dan semisalnya, dan dia sendiri berusaha menutupinya dan tidak ingin diketahui oleh orang lain, maka tutupilah, jika engkau menutupinya maka Allah akan menutupi aibmu di dunia dan akhirat.
Demikian juga jika seseorang buruk akhlaknya, tetapi dia pura-pura menampakkan kepada orang lain bahwa dia orang yang baik akhlaknya dan lapang dada, padahal engkau mengetahui tentang dirinya berbeda dengan yang demikian, maka tutuplah aibnya.
https://youtu.be/ZUn-WMaDmFY?si=6UOn-tsuI4SPFMAw
https://t.me/salafysolo