*KHALED MASHAL MENJADI PENGGANTI YAHYA SINWAR SEBAGAI PEMIMPIN HAMAS*
Mungkin kita sudah banyak mendengar bahwa kaum yang banyak membunuh nabi mereka sendiri adalah bangsa Yahudi. Ada lima Nabi yang masyhur dikisahkan dalam berbagai kitab dan literatur. Kelimanya adalah, Nabi Yesaya (Isaiah), Yahya 'alaihissalam, Nabi Zakariya 'alaihissalam, Nabi Uriah (Uria), dan penyiksaan terhadap Nabi Jeremiah (Yeremia). Juga percobaan pembunuhan Nabi Isa 'alaihissalam yang kemudian diselamatkan oleh Allah Ta'ala.
Kebiasaan membunuh, menggunakan kekerasan dengan licik ternyata tidak bisa dihilangkan oleh kaum ini, bersemayam sangat dalam dalam hati mereka. Otak jahat membunuh nabi ini menitis dalam otak generasi cicit mereka di transformasi dengan membunuh semua pemimpin yang dianggap musuh bagi mereka, ambil contoh hampir semua pemimpin Hamas sudah menjadi syahid karena dibunuh Israel belum lagi beberapa pemimpin Hizbullah bahkan mungkin juga bebrapa pemimpin Iran menjadi sasaran pembunuhan mereka.
Terakhir dua hari yang lalu kaum otak pembunuh nabi ini membunuh Yahya Sinwar dalam suatu operasi militer di Gaza. Setelah beberapa kemudian Hamas secara resmi mengumumkan Khaled Mashal menjadi pemimpin perlawanan yang baru.
Khaled Mashal menjadi terkenal di seluruh dunia pada 1997 setelah agen Israel menyuntiknya dengan racun. Upaya pembunuhan di Amman, Yordania, itu berhasil digagalkan.
Serangan terhadap Mashal diperintahkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Serangan ini membuat Raja Hussein dari Yordania sangat marah. Ia pun berbicara tentang hukuman gantung terhadap calon pembunuh dan membatalkan perjanjian damai Yordania dengan Israel kecuali penawarnya diserahkan.
Israel melakukannya, dan juga setuju untuk membebaskan pemimpin Hamas Sheikh Ahmed Yassin, hanya untuk membunuhnya tujuh tahun kemudian di Gaza. Khaled Mashal bukanlah orang baru di mata Israel, dia semenjak lama menjadi sasaran tembak Israel.
Bagaimana perlawanan setelah Yahya Sinwar Syahid?
Tidak akan banyak berubah bahkan akan semakin membara karena para pejuang dan rakyat Gaza nampaknya sudah mulai terbiasa menghadapi situasi terburuk yang pernah dialami manusia di zaman modern ini. Taktik perang membuat kelaparan masif dengan embargo makanan, minuman, listrik BBM selama berbulan-bulan diadaptasi oleh penduduk Gaza dengan cara insting manusia dan keimanan luar biasa kepada Allah untuk tetap bertahan dan survey membuktikan mereka "survived" selama satu tahun penyerangan super brutal Israel.
Justru Israel saat ini seperti kehabisan tenaga, stock senjata yang menipis, banyak tentaranya yang tewas dan kerugian ekonomi dan politik yang sangat besar membuat mereka butuh jeda waktu untuk menarik napas lebih dalam dalam melakukan aksinya.
Mereka dengan bantuan USA tentunya menjadikan syahidnya Yahya Sinwar sebagai alasan untuk "cease fire" sebagai alasan kemanusiaan padahal dibalik itu ada suatu kondisi dimana mereka sudah sangat lemah dan putus asa.
From River to the sea
Palestine will be free
Pinggiran Jakarta, Sabtu 19 Oktober 2024
Tri Mulyono